Heat sensitizing tidak terpasang pada tempat yang benar akibatnya

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.

BAB. I

PENDAHULUAN

A.   DESKRIPSI

Modul ini berjudul “Memelihara/Servis Sistem AC (Air Conditioners)” yang disusun berlandaskan pelatihan yang berbasis kompetensi sebagai konsekwensi dari pemakaian Kurikulum 2004 dengan standar Nasional.

Penguasaan materi modul ini akan dapat lebih cepat dikuasai apabila siswa sebelumnya telah menyelesaikan materi penunjang yang mendasarinya yaitu modul OPKR-50-016B.

Materi yang akan diberikan dikemas dalam bentuk kegiatan belajar baik teori maupun praktIk, yang mana pemelajaran teori merupakan landasan dasar yang akan menunjang ketrampilan praktek siswa sehingga setelah siswa selesai melaksanakan kegiatan pada modul ini diharapkan siswa akan menguasai ketrampilan tentang Pemeliharaan/Servis Sistem Air Condition pada mobil seperti yang dilakukan di bengkel-bengkel.

Setelah siswa menguasai ketrampilan dari modul ini, siswa dapat bekerja dibengkel-bengkel spesialis AC atau membuka usaha bengkel sendiri, yang mana peluangnya kedepan sangat luas dan menjanjikan.

B.   PRASYARAT

        Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-50-019B antara lain adalah OPKR-50-016B.

C.     PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1.  Rambu-rambu Belajar bagi Peserta Diklat

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:

a.      Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar.

b.     Kerjakan tugas test formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.

c.      Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini:

1)    Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku

2)    Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik

3)    Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat

4)    Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar

5)    Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu

6)    Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempatnya

d.     Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

2.     Peran bagi Guru/Instruktur Pengampu

1.     Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar

2.     Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar

3.     Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat

4.     Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar

5.     Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok

6.     Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan

7.     Mencatat kemajuan belajar siswa

8.     Melakukan penilaian

9.      Menjelaskan kepada siswa, bagian-bagian yang perlu diulang/diperbaiki  dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.

D.   Tujuan Akhir

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar baik teori maupun praktik dari modul ini peserta diklat diharapkan memiliki kemampuan:

1.     Mengetahui nama, fungsi dan cara kerja dari komponen Air Coditioners

2.     Memahami rangkaian/siklus pendinginan AC mobil

3.     Memiliki kemampuan melakukan Servis AC Mobil.

BAB. II

PEMELAJARAN

A.  Rencana Belajar Peserta Diklat

Oleh karena kegiatan belajar pada modul ini harus dilakukan secara berurutan maka kartu kegiatan belajar dibawah ini akan dapat membantu ketercapaian tujuan yang diharapkan dari modul ini. Kartu kegiatan ini harus diisi oleh siswa setelah menyelesaikan kegiatan yang diikutinya dan disyahkan oleh Guru/Instruktur yang membimbing.

Jenis Kegiatan

Tgl

Waktu

Tempat Belajar

Alasan Perubahan

Paraf Guru

1.   Mempelajari Aspek Keselamatan Kerja, Nama-nama dan fungsi komponen utama AC
2.   Mempelajari cara kerja komponen utama AC
3.   Mempelajari nama dan fungsi perlengkapan tambahan yang  terdapat pada AC mobil.
4.   Mempelajari siklus pen dinginan (AC) pada mobil
5.   Membongkar, membersih kan, memasang kembali komponen AC mobil
6.   Mengisi refrigerant
7.   mengetest kebocoran siklus pendinginan
8.   Melakukan servis AC dengan mempelajari ber bagai kerusakan yang mungkin terjadi pada siklus
9.   Melakukan test kebocoran sistem AC
10. Melakukan uji kemampuan AC
11. Bongkar pasang magnetic Clutch.
12. Bongkar pasang kompresor tipe Swash plate
13. Bongkar pasang Kompresor tipe Through vane

14. Evaluasi

B.  Kegiatan Belajar

Kegiatan Belajar 1.  Aspek Keselamatan Kerja, nama, fungsi dan cara kerja komponen AC Mobil (Kendaraan Ringan)

a.    Tujuan kegiatan belajar

§  Peserta Diklat dapat melaksanakan aspek keselamatan kerja yang harus diikuti pada waktu mengerjakan pekerjaan servis AC

§  Peserta diklat dapat menyebutkan  nama-nama dan fungsi  komponen utama AC

§  Peserta diklat dapat menjelaskan cara kerja komponen utama AC

b.    Uraian Materi

1)   Aspek Keselamatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan aspek yang penting dalam pekerjaan yang berhubungan dengan mesin untuk itu sebaiknya berhati-hati dari segala kemungkinan bahaya yang mungkin timbul dari pekerjaan tersebut. Servis AC merupakan salah satu pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, disana ada unsur listrik, bahan kimia, api, benda tajam, dan masih banyak lagi hal-hal yang dapat mendatangkan bahaya sehingga peserta diklat sebaiknya mengikuti petunjuk yang akan diberikan dibawah ini.

Keselamatan kerja pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga kelompok yang satu dengan lainnya sangat berkaitan dengan erat:

a.Keselamatan lingkungan

b.    Keselamatan diri

c.     Keselamatan benda kerja

Pekerjaan akan sangat dinilai berhasil kalau ketiga unsur diatas diperhatikan dan dijaga, salah satu dari ketiga unsur gagal terlaksana maka kita akan memperoleh predikat yang kurang baik yang diberikan baik oleh masyarakat, perusahaan maupun konsumen pengguna jasa kita. Sebagai contoh: Kendaraan yang kita servis AC nya berhasil mendapatkan pujian dari konsumen, karena konsumen puas dengan kenyamanan yang didapatkannya, diri kita juga terhindar dari kecelakan kerja namun apabila dalam membuang gas sisa refrigerant kita kurang hati-hati, sehingga kita ikut andil dalam menggerogoti lapisan ozon bumi kita, hal ini tentu akan menimbulkan cerca masyarakat kepada bengkel kita.

Disarankan peserta diklat memperhatikan ketiga unsur keselamatan tersebut dengan mengikuti petunjuk keselamatan kerja sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku.

Pada aspek keselamatan diri disarankan untuk selalu menggunakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan oleh perusahaan dan jangan sekali-kali mengabaikannya, seperti:

Pakaian kerja

Kacamata pelindung

Sarung tangan

Sepatu kerja

Masker hidung dll.

Pada aspek keselamatan bahan atau benda kerja ikuti petunjuk dibawah:

Sebelum membongkar komponen AC selalu lepaslah battery terlebih dahulu

Gunakan cover pelindung cat pada bagian yang akan dikerjakan

Aktifkan rem tangan agar kendaraan tidak bergerak sendiri

Gunakan tabung penampung saat membuang zat Refrigerant

Singkirkan zat-zat yang mudah terbakar dari sekitar pekerjaan

Gunakan alat sesuai dengan penggunaannya

Berhati-hatilah dalam menggunakan peralatan listrik/elektronik.

Prosedur Pertolongan Pertama

Apabila peserta diklat terkena zat Refrigerant secara langsung, maka yang harus dilakukan adalah:

Siram bagian luka dengan menggunakan air dingin beberapa menit hingga terasa nyaman, hal ini dimaksudkan untuk mencegah naiknya temperatur pada bagian luka tersebut. Jika yang terkena bagian mata hindari menggosok baik dengan telapak tangan ataupun dengan benda yang lain untuk menghindari syaraf mata menjadi beku. Akan tetapi lakukanlah hal yang sama yaitu dengan menyiram dengan air dingin, kemudian balut dengan kassa bersih agar kotoran tidak masuk.

Setelah prosedur petolongan pertama sudah dilakukan, segeralah dibawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk memperoleh pelayanan medis yang lebih baik.

2)   Nama-nama dan Fungsi Komponen Utama AC (Air Conditioners)

AC atau Air Conditioners, adalah suatu rangkaian peralatan (komponen) yang berfungsi untuk mendinginkan udara didalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman.  Rangkaian peralatan (komponen) tersebut adalah:

a.    Compressor     

Berfungsi untuk memompakan Refrigrant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan temperaturnya meningkat.

b.    Condenser                                              

Berfungsi untuk menyerap panas pada Refrigerant yang telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair (dingin).

c.     Dryer/Receifer

Berfungsi untuk menampung Refrigerant cair untuk sementara, yang untuk selanjutnya mengalirkan ke Evaporator melalui Expansion Valve, sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu Dryer/Receifer juga berfungsi sebagai Filter untuk menyaring uap air dan kotoran yang dapat merugikan bagi siklus Refrigerant.

d.    Expansion Valve                                              

Berfungsi Mengabutkan Refrigrant kedalam Evaporator, agar Refrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas.

e.    Evaporator                

Merupakan kebalikan dari Condenser Berfungsi untuk menyerap panas dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin Evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin

3)   Cara Kerja Komponen AC

a.    Compressor

Compressor terbagi menjadi  dua bagian, yaitu:

1)   Compressor

Kompresor di gerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Perputaran kompresor ini akan menggerakkan Piston/Vane dan gerakan piston/vane ini akan menimbulkan tekanan bagi Refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya juga akan meningkatkan temperaturnya.

Jenis kompresor dapat dipisahkan seperti dibawah ini:

   Tipe Crank

Tipe Reciprocating

   Tipe Swash Plate

Tipe Rotary                                Tipe Through Vane

Tipe Reciprocating mengubah putaran Crankshaft menjadi gerakan bolak-balik pada piston.

Tipe Crank:          

Pada tipe ini sisi piston yang ber- fungsi hanya satu sisi saja, yaitu bagian atas. Oleh sebab itu pada kepala silinder   (Valve Plate) ter- dapat dua katup yaitu katup isap (Suction) dan katup penyalur (Discharge). Lihat gambar mekanis kompresi.

Pada langkah turun, Refrigerant masuk kedalam ruang silinder dari Evaporator, dan pada langkah naik Refrigerant keluar dari ruang silinder menuju ke Condenser dengan tekanan meningkat dari 2,1 kg/cm2 menjadi 15 kg/cm2 yang mengubah temperatur dari 0oC menjadi 70oC.

Tipe Swash Plate:

Terdiri dari sejumlah piston dengan interval 72o untuk kompresor 10 silinder dan interval 120o untuk kompresor 6 silinder. Kedua sisi ujung piston pada tipe ini berfungsi, yaitu apabila salah satu sisi melakukan langkah kompresi maka sisi lainnya melakukan langkah isap  (lihat bagan gambar mekanis kompresi)

Tipe Through Vane:

Tipe Through Vane ini terdiri atas dua vane yang integral dan saling tegak lurus. Dan bila rotor berputar vane akan bergeser pada arah radial sehingga ujung-ujung vane akan selalu bersinggungan dengan permukaan dalam silinder. (lihat bagan gambar mekanis kompresi).

Gambar 1:

Gambar 1.

Adalah langkah awal isap dimana refrigerant masuk melalui lubang isap.

Gambar 2.

Akhir langkah isap dimana lubang pengisapan telah tertutup.

            Gambar 3.

Awal langkah kompresi dimana refrigerant mulai dikompresi kan untuk menaikkan tekanan.

Gambar 4.

Langkah kompresi penuh.

Gambar 5.

Langkah penyaluran/pengosongan refrigerant dari silinder ke saluran keluar menuju ke condenser melalui katup tekan (Discharge Valve).

Gambar 6.

Penyaluran Refrigerant selesai, ruang vane akan memulai dengan awal langkah isap lagi. Pada aktualnya Through Vane yang membentuk empat ruang, bekerja secara bergantian, sehingga proses diatas akan berjalan terus menerus secara berkesinambungan.

c.    Kopling Magnet (Magnetic Clutch)

Kopling magnet adalah perlengkapan kompresor yaitu suatu alat yang dipergunakan untuk melepas dan menghubungkan kompresor dengan putaran mesin. Peralatan intinya adalah: Stator, Rotor dan Pressure Plate. Sistem kerja dari alat ini adalah Elektro Magnetic.

Cara kerjanya:

Puli kompressor selalu berputar oleh perputaran mesin melalui tali kipas pada saat mesin hidup. Dalam posisi Switch AC Off, kompresor tidak akan berputar, dan kompresor hanya akan berputar apabila Switch AC dalam posisi hidup (on) hal ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir ke Stator Coil akan mengubah Stator Coil menjadi magnet listrik yang akan menarik Pressure Plate dan bidang singgungnya akan bergesekan dan saling melekat dalam satu unit (Clutch Assembly) memutar kompresor.

Konstruksi:

Puli terpasang pada poros kompressor dengan bantalan diantaranya menyebabkan puli dapat bergerak dengan bebas. Sedang stator terikat dengan kompressor housing, pressure plate terpasang mati pada poros kompressor (lihat gambar).

Tipe Kopling Magnet

                         Tipe F             Tipe G              Tipe R              Tipe P       

b.   Condenser

Refrigerant yang masuk kedalam Condenser oleh karena tekanan kompresor masih dalam bentuk gas dengan temperatur yang cukup tinggi (80oC).

Temperatur yang tinggi dari Refrigerant yang berada dalam Condenser yang bentuknya berliku-liku akan mengakibat kan terjadinya pelepasan panas oleh Refrigerant. Proses pelepasan panas ini di permudah dengan adanya aliran udara baik dari gerakan  mobil maupun isapan Fan yang terpasang dibelakang Condenser. Semakin baik pelepasan panas yang di hasilkan oleh Condenser makin baik pula pendinginan yang akan dilakukan oleh Evaporator.

Pada ujung pipa keluar Condenser Refrigerant sudah tidak berbentuk gas lagi akan tetapi sudah berubah menjadi Refrigerant cair dengan temperatur 57oC   (cooled liquid).

c.   Receifer/Dryer

Refrigerant dari Condenser masuk ke tabung Receifer melalui lubang masuk (inlet port), kemudian melalui Dryer, Desiccant dan Filter Refrigerant cair naik

dan keluar melalui lubang keluar (Outlet Port) menuju ke  Expansion Valve.

Dryer, Desiccant maupun Filter berfungsi untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun pembekuan Refrigerant terutama pada Expansion Valve yang mana akan mengganggu siklus dari Refrigerant.

Bagian atas dari Receifer/Dryer disediakan gelas kaca (Sight Glass) yang berfungsi untuk melihat sirkulasi Refrigerant.

d.  Expansion Valve

Oleh karena fungsi dari Expansion Valve ini untuk mengabutkan Refrigerant kedalam Evaporator, maka lubang keluar pada alat ini berbentuk lubang kecil (Orifice) konstan atau dapat diatur melalui katup (Valve) yang pengaturannya menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas.

Berdasarkan pengaturan pengabutan ini expansion valve dibedakan menjadi:

v Expansion Valve tekanan konstan

v Expansion Valve tipe thermal

Pada gambar disamping adalah cara kerja Expansion Valve tipe thermal.

Pembukaan Valve sangat bergantung dari besar kecilnya tekanan Pf dari Heat Sensitizing Tube. Bila temperatur lubang keluar (Out Let) Evaporator dimana alat ini ditempelkan meningkat, maka tekanan Pf > dari tekanan Ps + Pe, maka Refrigerant yang disemprotkan akan lebih banyak. Sebaliknya bila temperatur lubang keluar (Out Let) Evaporator menurun maka tekanan Pf < Ps + Pe, maka Refrigerant yang disemprotkan akan lebih sedikit.

  • Ps: tekanan pegas
  • Ps: tekanan uap didalam evaporator

e.  Evaporator

Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada evaporator akan berakibat terjadi penyerapan panas pada daerah sekelilingnya, udara yang melewati kisi-kisi evaporator panasnya akan terserap sehingga dengan hembusan Blower udara yang keluar keruang kabin mobil akan menjadi dingin.

Ada tiga tipe Evaporator yang terbuat dari aluminium  yaitu:

                             Tipe Plate Fin                       Tipe Serpentine fin

                                                Tipe Drwan Cup

c.  Rangkuman

d.    Tugas 

1.    Hafalkanlah nama komponen-komponen utama AC mobil dan lihatlah letak masing-masing komponen pada berbagai jenis mobil!

2.    Pelajari fungsi dan cara kerja masing-masing komponen utama AC!

e.  Tes Formatif 

1.    Sebutkan tiga aspek keselamatan kerja yang harus diperhatikan!

2.    Sebutkan nama komponen-komponen utama AC pada mobil!

3.    Sebutkan fungsi komponen-komponen utama AC pada mobil!

4.    Jelaskan cara kerja komponen-komponen utama AC pada mobil!

f.     Kunci Jawaban 

1.   Jawab: Aspek Keselamatan lingkungan

Aspek keselamatan diri

Aspek Keselamatan benda kerja

2.    Jawab: Kompresor, Condenser, Receifer/Dryer, Expantion Valve dan Evaporator.

3.   Jawab:

a.    Compressor

Berfungsi untuk memompakan Refrigrant yang berbentuk gas agar tekanannya meningkat sehingga juga akan mengakibatkan temperaturnya meningkat.

b. Condenser

Berfungsi untuk menyerap panas pada Refrigerant yang telah dikompresikan oleh kompresor dan mengubah Refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair (dingin).

c.  Dryer/receifer

Berfungsi untuk menampung Refrigerant cair untuk sementara, yang untuk selanjutnya mengalirkan ke Evaporator melalui Expansion Valve, sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu Dryer/Receifer juga berfungsi sebagai filter untuk menyaring uap air dan kotoran yang dapat merugikan bagi siklus Refrigerant.

d.    Expansion valve

Berfungsi Mengabutkan Refrigrant kedalam Evaporator, agar Eefrigerant cair dapat segera berubah menjadi gas.

e.    Evaporator

Merupakan kebalikan dari Condenser Berfungsi untuk menyerap panas dari udara yang melalui sirip-sirip pendingin Evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin

4.   Jawab:

a.  Compressor

Compressor ada dua jenis yaitu tipe Reciprocating dan tipe Through Vane. Tipe Reciprocating ada dua jenis yaitu Crank dan Swash Plate. Pada dasarnya tipe Reciprocating (gerak bolak-balik) menggunakan piston untuk menimbulkan tekanan. Pada tipe Crank hanya satu sisi yang berfungsi untuk menyalurkan tekanan Refrigerant karena sisi yang lain ditempatkan Conectingrod dan Crank sebagai sarana penerus penggerak dari putaran puli. Pada tipe Swash Plate, pendorong pistonnya menggunakan Plate yang berputar secara Conical sehingga dua sisinya dapat digunakan untuk meneruskan tekanan Refrigerant. Sedang pada tipe Through Vane prinsip yang digunakan adalah Rotary yaitu sistem rotor dengan lingkaran planet yang pada keempat sisinya dipasang Vane, pada tipe ini tidak menggunakan katup tetapi menggunakan lubang isap dan lubang penyalur (Discharge), sedang pada tipe Reciprocating menggunakan katup (Valve).

b.    Condenser

Gas Rerfrigerant yang masuk kedalam Condenser, oleh karena bentuknya yang berliku-liku dan dibantu adanya aliran udara fan pada engine akan mempermudah pelepasan panas Refrigerant, sehingga pada Refrigerant terjadilah perubahan bentuk dari gas ke zat cair.

c.    Receifer/Dryer

Refrigerant dari Condenser masuk ke tabung Receifer melalui lubang masuk (Inlet port), kemudian melalui Dryer, Desiccant dan Filter Refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang keluar (Outlet Port) menuju ke Expansion Valve.

d.    Expansion valve

Zat cair Refrigerant oleh karena tekanan Compresor dan harus melalui Orifice Expansion Valve, maka Refrigerant cair keluar ke Evaporator dalam bentuk kabut. Sedang besar kecilnya Orifice ditentukan oleh heat sensitizing tube yang berfungsi sebagai sensor panas.

e.    Evaporator

Refrigerant yang keluar dari Expansion Valve masih dalam bentuk setengah cair setengah gas dan masuk ke dalam Evaporator dan oleh karena bentuknya yang sedemikian rupa menyebabkan terjadinya perubahan ke wujud gas dengan sangat cepat. Hal ini berpengaruh pada penyerapan panas udara sekelingnya dengan cepat pula. Dan oleh kerja dari Blower udara dingin disemburkan kedalam ruang kabin mobil.

g.    Lembar kerja

Tujuan:

Peserta diklat mengenal bahan ajar yang sesungguhnya yang digunakan didalam mobil.

Peralatan:

  • Kunci Ring/pas set
  • Obeng +/-
  • Kain lap
  • Meja Kerja

Bahan:

  • Kompressor berbagai tipe
  • Condenser
  • Receifer/Dryer
  • Expansion Valve
  • Evaporator+Blower

Keselamatan Kerja:

1.    Letakkan alat dan bahan yang dipergunakan pada meja kerja

2.    Hati-hati terhadap zat/gas Refrigerant

3.    Hati-hati terhadap ceceran oli

4.    Gunakan alat-alat keselamatan kerja yang seharusnya dipakai

5.    Ikuti petunjuk yang diberikan oleh Guru/Instruktur dalam   melaksanakan pekerjaan.

Langkah Kerja:

1.    Persiapkan alat dan bahan praktik dan letakkan pada meja kerja

2.    Buatlah gambar sketsa masing-masing komponen utama sistem air Conditioning pada mobil

3.    Perhatikan Instruksi praktik yang disampaikan oleh guru

4.    Buatlah laporan praktik secara ringkas dan serahkan kepada Guru/Instruktur untuk diperiksa

5.    Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat semula

6.    Bersihkan tempat kerja.

Kegiatan Belajar 2.  Rangkaian/Siklus  Sistem AC pada Mobil

a.    Tujuan Kegiatan Belajar

1.     Peserta diklat dapat menyebutkan kegunaan peralatan tambahan pada Rangkaian Sistem AC pada Mobil

2.     Peserta diklat dapat menggambarkan letak komponen utama maupun perlengkapan tambahan pada Rangkaian Sistem AC Mobil

3.     Peserta diklat dapat menjelaskan Siklus Pendinginan AC Mobil

4.     Peserta diklat dapat menggunakan Manifold Gauge

5.     Peserta diklat dapat mengisi Refrigerant pada Sistem Rangkaian AC

6.     Peserta diklat dapat memahami Rangkaian Sistem Kelistrikan AC

b.     Uraian Materi 

1.     Peralatan Tambahan yang Terdapat Pada Rangkaian Sistem AC Mobil

Peralatan tambahan yang menunjang terlaksananya proses sistem pendinginan, dan juga merupakan peralatan pokok yang harus ada meskipun tidak termasuk komponen utama, adalah:

a.     Pressure Switch

Presure Switch ini berfungsi untuk mengontrol tekanan yang terjadi pada sisi tekanan tinggi, bila tekanan siklus Refrigerant terlalu berlebihan, baik terlalu tinggi (27 kg/cm2) maupun terlalu rendah (2,1 kg/cm2) maka secara otomatis akan menyetop Switch  sehingga Magnetic Clutch menjadi Off.

Kondisi tekanan yang tidak normal ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada berbagai komponen yang lain.

Letak Pressure Switch ada diantara Receifer dan Expansion Valve (lihat gambar dibawah)

                                                               Gambar: Letak Pressure switch

Tipe Pressure Switch ini ada dua macam yaitu:

    Tipe dual, yang meng gunakan satu Switch untuk dua keadaan yaitu terlalu tinggi atau terlalu rendah

Tipe single, dengan Switch terpisah.

                         Gambar tipe dual

b.     Alat Pencegah Pembekuan (Anti Frosting Devices)

Untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang disebabkan pembekuan air yang ada di fin pada Evaporator yang terlalu dingin < 0oC,  dapat dipasangkan peralatan ini yang terdiri atas dua jenis, yaitu:

      Tipe Thermistor

Yang dipasangkan pada fin Evaporator, dan bekerja berdasarkan sinyal Thermistor yang mengontrol temperatur fin. Bila temperatur fin menurun < 0oC, maka Magnetic Clutch akan mati dan kompresor akan berhenti berputar.

      Tipe EPR (Evaporator Pressure Regulator)

di pasangkan diantara Eva porator dan kompresor,  (lihat gambar) Tipe ini mengatur jumlah Refrigerant yang mengalir dari evapo rator ke kompresor, dan menjaga agar tekanannya tidak kurang dari 1,9 kg/cm2, sehingga akan menjaga temperatur fin eva porator tidak turun < 0oC.

c.     Stabilizer Putaran Mesin

Peralatan ini berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer Ignition Coil sehingga putaran Idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati.

Prinsip kerja dari mekanis peralatan ini adalah ketika RPM mesin drop hingga mencapai batas minimum, akan menghentikan magnetic clutch, sehingga kompresor berhenti bekerja dan RPM mesin akan normal kembali.

d.     Peralatan Idle Up

Digunakan untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi Idle dan AC dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini mesin akan menjadi sangat berat karena harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan sering mati dan kenyamanan berkendaraan akan menjadi terganggu. Alat ini penggunaannya tergantung dari tipe dan jenis bahan bakarnya.

Untuk jenis mobil konvensional (menggunakan karburator)

di gunakan Vacuum Switching Valve (VSV) serta sebuah Actuator untuk membuka Throttle, sehingga putaran mesin akan meningkat pada putaran idle dan AC dalam keadaan hidup. (Lihat gambar)

     Untuk mobil EFI, digunakan VSV yang dilengkapi diapraghma yang menyebabkan udara akan melalui surge tank, dan ECU akan

menginjeksikan sejumlah tambahan bahan bakar sesuai dengan udara bypass, sehingga idling mesin akan meningkat.

e.     Sistem Pelindung Tali Penggerak Kompressor

Alat ini digunakan untuk melindungi tali penggerak kompresor, yaitu pada saat kompresor mengalami kemacetan. Bila hal ini terjadi maka magnetic clutch dan VSV idle up akan off secara otomatis dan indikator lampu AC akan berkedip untuk memberitahukan kerusakan yang terjadi pada sistem pendingin.

        Alur kerja sistem pelindung tali penggerak kompresor

Letak dan prinsip kerja pelindung tali penggerak kompresor.

f.      Sistem Kontrol Kompressor Dua Tingkat (Mode Ekonomi)

AC tipe airmix, dengan kompresor berputar pada beban penuh yang temperaturnya mencapai batas limit hingga terjadi pembekuan pada fin evaporator (3oC), hal ini akan banyak menyerap tenaga mesin. Dengan menggunakan peralatan ini dan diset pada switch ekonomi akan menghemat banyak pemakaian karena kompresor akan off pada 10oC temperatur fin bukan 3oC seperti pada keadaan normal.

g.     Magnetic Valve

Terletak antara Receifer dan Expansion Valve dan dipakai pada sistem pendingin tipe dual. Pengontrol temperatur ini bekerja dengan cara membuka dan menutup Magnetic Valve yang secara paralel akan bekerja membuka dan menutup siklus pendingin.

2.    Letak Komponen Utama Dan Perlengkapan Tambahan AC Mobil

Letak komponen pada AC mobil sangat bergantung dari jenis mobilnya, namun demikian perbedaan letak ini tidaklah mempengaruhi urutan dari komponen tersebut, contoh gambar dibawah menunjukkan letak masing-masing komponen baik utama maupun tambahan pada mobil jenis sedan maupun minibus yang memiliki ruang mesin dibagian depan.

3.    Siklus Pendinginan AC Mobil

Siklus Pendinginan Air Conditioners  merupakan suatu rangkaian yang tertutup. Siklus pendinginan yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:

a.    Kompresor berputar menekan gas Refrigerant dari Evaporator yang bertemparatur tinggi, dengan bertambahnya tekanan maka temperaturnya juga semakin meningkat, hal ini diperlukan untuk mempermudah pelepasan panas refrigerant

b.    Gas Refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk kedalam kondenser. Di dalam kondenser ini panas Refrigerant dilepaskan dan terjadilah pengembunan sehingga Refrigerant berubah dari bentuk gas menjadi cair

c.     Cairan Refrigerant diatampung oleh Receifer untuk disaring sampai Evaporator membutuhkan Refrigerant

d.    Expansion Valve memancarkan Refrigerant cair ini sehingga berbentuk kabut dan cairan yang bertemperatur rendah dan bertekanan rendah

e.    Gas Refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir kedalam Evaporator  untuk mendinginkan udara yang mengalir melalui sela-sela fin Evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin yang akan ditekan oleh BLower keruang kendaraan

f.     Gas Refrigerant kembali kekompresor untuk dicairkan kembali di kondenser.

4.    Manifold Gauge

Manipol pengukur adalah alat yang berfungsi selain untuk mengosongkan/mengisi Refrigerant juga sebagai alat untuk mengidentifikasi gangguan. Konstruksi yang istimewa dari alat ini harus dipelajari secara seksama agar penggunaannya menjadi optimal dan terhindar dari kesalahan pemakaian. Penjelasan berikut menggunakan manipol pengukur model keran seperti pada gambar dibawah dengan 4 nipel penghubung (ada yang hanya menggunakan 3 niple penghubung, yang perbedaannya pada niple no 4 tidak ada)

a.    Kondisi Hubungan Saluran Manifold Gauge

1)   Keran Katup Tekanan Rendah Terbuka Dan Keran Katup Tekanan Tinggi Menutup

        Dalam kondisi ini:

Niple 2,3,4 dan pengukur tekanan rendah  saling berhubungan.

Niple 1 hanya terhubung dengan pengukur tekanan tinggi.

2)   Keran Katup Tekanan Rendah Tertutup Dan Keran Katup Tekanan Tinggi Membuka

Dalam kondisi ini:

Niple 1,2,4 dan pengukur tekanan tinggi saling berhubungan.

Niple 3 hanya terhubung dengan pengukur tekanan rendah.

3)   Kedua Keran Katup Terbuka

Dalam Kondisi ini:

Semua niple penghubung dan pengukur saling berhubungan.

4)   Kedua Keran Katup Tertutup

Dalam kondisi ini:

Niple 1 berhubungan dengan pengukur tekanan tinggi.

Niple 3 berhubungan dengan pengukur tekanan rendah.

5.    Mengisi Refrigerant Pada Sistem AC Mobil

a.    Mengenal Refrigerant (Zat Pendingin)

Refrigerant atau zat pendingin mempunyai kemampuan menyerap panas dalam jumlah yang besar dan pada proses itu disertai dengan perubahan                                       wujud yaitu dari cair menjadi gas.    Zat                                       pendingin   yang sering    digunakan                                       pada    sistem    AC mobil adalah  R 12                                       atau  juga    dikenal dengan      CFC 12                                       (Fluorinated Hydrocarbon). Kele                                       bihan zat  pendingin ini antara lain:

mendidih pada–29,8oC dalam tekanan atmosfir

Stabil pada temperatur baik tinggi maupun rendah

Tidak menimbulkan reaksi terhadap logam

dapat larut bila dicampur dengan minyak

kurang bereaksi terhadap karet

tidak berwarna dan tidak berbau

Kekurangannya adalah dapat mempengaruhi penipisan lapisan ozon pada atmosfir bumi yang menjaga terjadinya radiasi sinar ultra Violet dari matahari dan menimbulkan efek rumah kaca.

Refrigerant (Zat Pendingin) lain  yang sekarang banyak dijumpai dan lebih ramah terhadap ozon serta memiliki efektifitas pendinginan lebih baik adalah HFC 134a.

        Refrigerant yang dipakai sebagai alternatif pengganti lainnya adalah:

ternary blend yang merupakan campuran dari zat pendingin yang berbeda seperti: HCF22,HFC152a dan HCFC134a dan yang sudah sangat kita kenal yaitu gas alam cair (LPG) meskipun zat ini sangat mudah terbakar, sehingga pada beberapa negara tertentu penggunaan LPG ini tidak diijinkan lagi.

b.    Mengenal Pelumas Kompressor

Pelumas kompresor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan serta bidang permukaan yang saling bergesekan. Oleh karena pelumas pada kompresor ikut bersirkulasi dengan Refrigerant, maka dibutuhkan oli khusus untuk kompresor.

Salah satu contoh oli khusus untuk kompresor

Oli kompresor terdiri dari berbagai tingkatan dan jenis yang diolah sedemikian rupa sehingga menghindari timbulnya busa dan belerang. Selain itu oli kompresor sangat bergantung dengan jenis refrigerant yang digunakan dan secara spesifik dapat diuraikan:

untuk Refrigerant R12: digunakan pelumas mineral

untuk CFC 134a: digunakan PAG (Poly Alkylene Glycol ) atau pelumas Ester.

Jumlah oli kompresor baik dalam keadaan kosong maupun sebagai tambahan karena penggantian komponen.

kosong (pemasangan baru)….. 100 cc

ganti receifer…………………….. 20 cc

ganti condenser ………………… 40–50 cc

ganti evaporator ……………….. 40–50 cc

c.    Cara Mengisi Refrigerant

Sebelum mengisi Refrigerant sistem rangkaian harus dalam keadaan kosong, tidak ada udara ataupun uap air yang tersisa didalamnya. Untuk mengosongkan sistem rangkaian ini lakukanlah langkah pengosongan dengan menggunakan alat Vacuum pump.

Prosedur Pengosongan

Tutup kedua katup Manifold Gauge.

pasang Manifold Gauge ke kompresor dengan selang merah ke nipel tekanan tinggi dan selang biru ke nipel tekanan rendah serta selang hijau ke pompa Vakum.

(lihat gambar)

Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan pompa vakum.

Bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga menunjukkan angka-600 mmHg (23,62 inHg; 80 kPa)

Bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum bekerja dari dua sisi untuk lebih mengefisienkan kerja pompa vakum.

Baca kembali ukuran pada vakum gauge dan pastikan sistem telah bersih dari udara maupun uap air dengan angka penunjuk berada pada angka 750 mmHg (29,53 in Hg; 99,98 kPa)

Biarkan pompa vakum tetap hidup kurang lebih selama 30 menit.

Tutup kedua katup manifold sebelum mematikan pompa vakum.

Tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka penunjuk meteran. Bila terjadi penurunan maka berarti dalam sistem rangkaian masih terjadi kebocoran.

Cari kebocoran dengan alat deteksi kebocoran sampai ditemukan dan perbaiki.

Pengisian Refrigerant

Sebelum memulai pengisian Refrigerant pastikan langkah-langkah berikut sudah dilakukan:

Rangkaian sistem masih terpasang dengan benar

Selang masih terpasang dengan Manifold Gauge warna merah ke nipel tekanan tinggi, warna biru ke nipel tekanan rendah dan warna hijau ke tangki refrigerant atau alat pengisi

Refrigerant yang akan digunakan tersedia dengan cukup

singkirkan alat-alat yang masih ada di sekitar mesin untuk menghindari terjadinya kecelakaan

 Langkah pengisian

  Pemasangan selang pada tabung Refrigerant

o  Sebelum memasang selang, putarlah handle berlawanan arah jarum jam sampai jarum katupnya tertarik penuh

o  Putarlah disc berlawanan arah jarum jam, sampai posisi habis

o  Hubungan selang warna hijau ke tabung Refrigerant

o  Putarlah disch searah jarum jam dengan tangan

o  Putarlah Handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan putarlah kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat mengalir ke selang

o  Tekanlah niple no 4 pada Manifold Gauge dengan jari tangan sampai udara keluar dari selang tengah

o  Bila udara sudah keluar (ditandai dengan keluarnya Refrigerant) tutuplah niple no 4 dengan tutup niple.

  Pemeriksaan kebocoran awal

o  Bukalah keran katup tekanan tinggi pada Manifold Gauge agar gas masuk kedalam sistem. (tabung menghadap keatas)

o  Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukkan 1 kg/cm2 (14 psi; 98 kPa) tutup keran manifold tekanan tinggi

o  Periksalah kebocoran pada sistem dengan menggunakan detektor

  Pengisian Refrigerant dalam bentuk cair

o  Balikkanlah tabung refrigerant menghadap kebawah agar isi refrigerant yang keluar dalam bentuk cair

o  Buka katup tekanan tinggi

o  Periksalah kaca pengintai sampai aliran refrigerant berhenti mengalir dan tutuplah keran

o  Amati kedua pengukur, tekanan tinggi maupun tekanan rendah. Keduanya harus menunjukkan tekanan yang sama

Pengisian Lanjutan

o  Baliklah tabung refrigerant menghadap keatas agar isi refrigerant keluar dalam bentuk gas

o  Hidupkan mesin dan biarkan beberapa menit untuk pemanasan

o  Hidupkan switch AC, dan amati pengukur tekanan manifold gauge tanda merah harus terlihat pada tekanan tinggi dan tanda biru pada tekanan rendah tetapi tidak vakum

o  Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge warna biru. (besar kecilnya  pembukaan akan mempengaruhi jumlah refrigerant yang mengalir dalam sistem

o  Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi semakin sedikit dan lembut menunjukkan bahwa pengisian sudah cukup

o  Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur tekanan rendah 1,5–2,0 kg/cm2 dan tekanan tinggi 14,5–15 kg/cm2

6. Penjelasan Cara Kerja Rangkaian Kelistrikan Pada Sistem AC

C.  Rangkuman

d.        Tugas 

1.        Pelajari peralatan tambahan pada sistem AC Mobil.

2.        Lakukanlah observasi letak komponen AC pada berbagai mobil.

3.        Hafalkan fungsi dan cara kerja Manifold Gauge.

4.        Praktekkan cara mengisi refrigerant dengan urutan yang benar.

5.        Lakukanlah test kebocoran dengan ketiga cara bila peralatan memungkinkan.

e.        Test Formatif 

1.        Sebutkan nama-nama dan kegunaan peralatan tambahan pada AC mobil

2.        Buatlah gambar skema letak komponen baik Utama maupun tambahan pada AC Mobil

3.        Jelaskan Proses Sirkulasi sistem Pendingin AC pada Mobil

4.        Jelaskan cara menggunakan manifold Gauge

5.        Jelaskan cara pengisian Refrigerant pada sistem AC Mobil

6.        Jelaskan cara pemeriksaan test kebocoran pada sistem AC Mobil

f.      Kunci Jawaban 

1.     Jawab: peralatan tambahan yang terdapat pada rangkaian sistem AC mobil dan fungsinya

a.     Pressure Switch

      Fungsinya untuk mengontrol tekanan pada sisi tekanan tinggi. Apabila pada sisi tekanan tinggi terjadi tekanan berlebih atau terlalu rendah, maka  secara otomatis akan menyetop switch  sehingga magnetic clutch menjadi off.

b.     Alat Pencegah Pembekuan (Anti Frosting Devices)

      Fungsinya untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang disebabkan pembekuan air yang ada di fin pada evaporator yang terlalu dingin < 0oC,

c.      Stabilizer putaran mesin

      Berfungsi untuk menstabilkan putaran mesin melalui sensor pendeteksi RPM mesin yang dipasangkan pada arus primer ignition coil sehingga putaran idle mesin menjadi lebih baik dan tidak mudah mati.

d.     Peralatan Idle Up

      Berfungsi untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi idle dan AC dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini mesin akan menjadi sangat berat karena harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan sering mati dan kenyamanan berkendaraan akan menjadi terganggu. Alat ini penggunaannya tergantung dari tipe dan jenis bahan bakarnya.

e.     Sistem Pelindung Tali Penggerak Kompressor

Berfungsi melindungi tali penggerak kompresor, yaitu pada saat kompresor mengalami kemacetan. Bila hal ini terjadi maka magnetic clutch dan VSV idle up akan off secara otomatis dan indikator lampu AC akan berkedip untuk memberitahukan kerusakan yang terjadi pada sistem pendingin.

f.      Sistem Kontrol Kompressor Dua Tingkat (Mode Ekonomi)

      AC tipe airmix, dengan kompresor berputar pada beban penuh yang temperaturnya mencapai batas limit hingga terjadi pembekuan pada fin evaporator (3oC), hal ini akan banyak menyerap tenaga mesin. Dengan menggunakan peralatan ini dan diset pada switch ekonomi akan menghemat banyak pemakaian karena kompresor akan off pada 10oC temperatur fin bukan 3oC seperti pada keadaan normal.

g.     Magnetic Valve

      Fungsinya untuk mengontrol temperatur yang letaknya antara receifer dan expansion valve dan dipakai pada sistem pendingin tipe dual. sistem bekerjanya dengan cara membuka dan menutup magnetic valve yang secara paralel akan bekerja membuka dan menutup siklus pendingin.

2.     Jawab: letak komponen utama dan perlengkapan tambahan AC Mobil

Contoh untuk mobil dengan mesin berada didepan

3.     Jawab: siklus Pendinginan pada AC Mobil

Siklus pendingin pada sistem air condition mobil pada hakekatnya merupakan suatu sistem dengan rangkaian tertutup. Diawali dengan pergerakan refrigerant oleh tekanan  compressor dalam bentuk gas menuju ke condenser, dicondenser ini refrigerant berubah wujud menjadi cair yang terus bergerak menuju Receifer/Dryer. Disini refrigerant ditampung dan disaring kemudian diteruskan menuju ke expansion valve yang berfungsi menyemprotkan ke evaporator. Di evaporator refrigrerant diubah lagi wujudnya menjadi gas agar dapat menyerap panas dari udara yang ditiupkan blower (terjadi penurunan temperatur di kabin mobil), kemudian gas refrigerant kembali menuju ke compressor.

4.     Jawab:  Fungsi Dan Cara Kerja Manifold Gauge

Selain sebagai alat pengisi, manifold gauge ini juga berfungsi sebagai pengukur dan terutama untuk menentukan kesalahan yang terjadi pada sistem pendingin.

Gambar skema hubungan niple penghubung dengan pengukur.

        4                                                4

                      3     2     1                                            3     2       1

Keran katup tekanan                              Keran katup tekanan

Rendah terbuka                                    Tinggi terbuka

                 4                                                    4

                             3    2      1                                   3      2       1

Kedua keran terbuka                               Kedua keran tertutup

5.       Jawab: Cara mengisi Refrigerant pada sistem AC Mobil

Sebelum pengisian dilaksanakan, perlu mengenal hal-hal sebagai berikut:

a. Mengenal zat refrigerant yang ramah lingkungan

R 12, R 134a, R 22, Gas LPG dlsb.

b. Mengenal Pelumas khusus untuk AC

Pelumas mineral untuk R12

Pelumas PAG atau ester untuk R 134a.

c.  Pengisian Refrigerant.

o   Pemasangan manifold gauge

o   Penggunaan pompa vacuum

o   Pengisisan awal (cair)

o   Pengisisan lanjut (Gas)

6.   Jawab: Beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu

a.   Untuk kebocoran yang cukup besar bisa dilakukan menggunakan larutan air sabun

b.   Untuk kebocoran yang baru dirasakan kurang dingin dapat menggunakan alat deteksi kebocoran Halide torch atau kompor nyala api

c.   Untuk tingkat kebocoran yang lebih kecil lagi dapat menggunakan detektor electronik

7.   Jawab: Uji kemampuan AC dilakukan dengan

a.    Mengukur temperatur pada kedua sisi wet dan dry bulb pada inlet dan outlet evaporator

b.    Menghitung kelembaban relatif dengan menggunakan grafik 1

c.     Membaca perbedaan temperatur anatara inlet dan outlet dengan menggunakan grafik 2

g.     Lembar Kerja 

Tujuan:

Peserta diklat mengenal bahan ajar yang sesungguhnya yang digunakan didalam mobil.

Peralatan:

1.    Kunci Ring/pas set

2.    Obeng +/-

3.    Alat-alat khusus (Spesial Service Tool) untuk AC

4.    Tang kombinasi

5.    Palu Plastik

6.    Manifold Gauge

7.    Refrigerant R 12

8.    Refrigerant R 134a

9.    Pompa Vacuum

10. Kain lap

11. Meja Kerja

Bahan:

1.    Alat-alat tambahan dalam sistem AC

2.    Manifold Gauge

3.    Mobil berAC

Keselamatan Kerja:

1.    Letakkan alat dan bahan yang dipergunakan pada meja kerja

2.    Hati-hati terhadap zat/gas refrigerant

3.    Hati-hati terhadap ceceran oli

4.    Gunakan alat-alat keselamatan kerja yang seharusnya dipakai

5.    Ikuti petunjuk yang diberikan oleh guru/instruktur dalam melaksanakan pekerjaan

Langkah Kerja:

1.    Persiapkan alat dan bahan praktik dan letakkan pada posisi yang aman

2.    Gunakan alat ukur dengan semestinya sesuai dengan standar operasional prosedur industri

3.    Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh guru

4.    Buatlah laporan praktek secara ringkas dan serahkan kepada Guru/Instruktur untuk diperiksa

5.    Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat semula

6.    Bersihkan tempat kerja

Kegiatan Belajar 3.  Servis/Repair AC Mobil

a.    Tujuan Kegiatan Belajar

1)    Peserta diklat dapat menyebutkan ciri-ciri siklus pendingin yang tidak normal, penyebab dan pemecahannya.

2)    Peserta diklat dapat membongkar, memperbaiki/mengganti kerusakan dan memasang kembali komponen.

3)    Peserta diklat dapat mengetest kemungkinan kebocoran yang terjadi pada rangkaian sistem AC.

4)    Peserta diklat dapat menguji kemampuan sistem AC.

b.    Uraian Materi 

1)   Ciri-ciri siklus pendingin tidak normal, penyebab dan pemecahannya

1.    Refrigerant kurang

Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:

Udara yang keluar dari sistem pendingin tidak terlalu dingin

Pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung

Pemeriksaan pada manifold gauge:

pengukur tekanan rendah: 0,8 kg/cm2

(11 psi, 78 kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 8-0 kg/cm2

(114 psi, 882 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:

terdapat kebocoran pada siklus Pendinginan.

Pemecahannya:

Periksa kebocoran dengan menggunakan detektor kebocoran dan perbaiki.

2.    Pengisian Refrigerant Berlebihan

Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:

pendinginan tidak maksimum

Pemeriksaan pada Manifold Gauge :

Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2

(36 psi, 245 kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 20 kg/cm2

(248 psi, 1.961 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:

Dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan

Kondenser tidak bekerja dengan baik

Kopling fluida kipas radiator slip

Tali kipas kompresor kendor

Pemecahannya:

Kurangi jumlah refrigerant

Bersihkan kondenser

Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti

Stel tali kipas

3.    Terdapat Udara Didalam Siklus

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:

AC tidak terlalu dingin

Pemeriksaan pada Manifold Gauge:

Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2

(36 psi, 245 kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 23 kg/cm2

(327 psi, 2.256 kPa)

kemungkinan penyebabnya:

Ada udara didalam siklus pendingin

Pemecahannya:

Periksa kotoran oli dan jumlahnya

Bila oli berwarna hitam (kotor), bersihkan dengan minyak tanah dan semprot dengan kompresor angin

lakukan penyedotan kevakuman kembali

Ganti receifer

4.    Terdapat Uap Air Didalam Siklus

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:

Kadang dingin kadang tidak

Pemeriksaan pada Manifold Gauge:

Pengukur tekanan rendah: 50 cmHg (1,5 kg/cm2)

Pengukur tekanan tinggi: 7=15 kg/cm2

Kemungkinan penyebabnya:

Pada Expansion Valve terjadi penyumbatan oleh gumpalan es

Pemecahannya:

Ganti Receifer/Dryer

lakukan pemompaan kevakuman, untuk membuang uap air

perhatikan jumlah Refrigerant yang sesuai dalam pengisian

5.    Refrigerant Tidak Bersirkulasi

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:

AC tidak dingin

Pemeriksaan pada Manifold Gauge:

Pengukur tekanan rendah: 76 cmHg

(angat rendah)

Pengukur tekanan tinggi: 6 kg/cm2

(85 psi/588 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:

Pada Expansion Valve terjadi penyumbatan

Pemecahannya:

Lepas Expansion Valve, bersihkan dan tes. Bila sudah rusak ganti

Ganti Receifer/Dryer

perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian

6.    Ekspansion Valve Tidak Bekerja Dengan Baik

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:

AC kurang dingin

Pemeriksaan pada Manifold Gauge:

Pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm2

(36 psi/245 kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 19-20 kg/cm2

(70–264 psi/1.863–1.961 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:

Expansion Valve rusak atau pemasangan Heat Sensitizing salah

Penyetelan aliran tidak baik

pada Evaporator terlalu banyak Refrigerant dalam bentuk cair

Pemecahannya:

Periksa pemasangan Heat Sensitizing

Periksa Expansion Valve, bila rusak ganti

7.    Tidak ada kompresi pada kompresor. Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:    

AC tidak dingin

Pemeriksaan pada Manifold Gauge:

Pengukur tekanan rendah : terlalu tinggi

Pengukur tekanan tinggi   : terlalu rendah

Kemungkinan penyebabnya:

Kompresor rusak

katup kompresor rusak

Pemecahannya:

Bongkar dan perbaiki kompresor

Ganti kompresor dengan type dan kapasitas yang sama

2)   Membongkar, Memperbaiki/Mengganti Kerusakan Dan Memasang Kembali Komponen

Pekerjaan ini memerlukan urutan langkah yang benar serta ketelitian, untuk mempermudah pemahaman siswa pekerjaan ini akan disajikan dalam bentuk lembar kerja yang dilengkapi dengan gambar-gambar penjelas.

Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk penggantian dan atau perbaikan komponen yang mengalami gangguan atau kerusakan, dan seluruh tahapan latihan pekerjaan ini benar-benar harus dialami oleh siswa, agar ketercapaian kompetence

Dari modul dapat terlaksana.

Kompetensi: Memelihara/Servis Sistem AC
Bongkar pasang:

MAGNETIC CLUTH

(SWASH PLATE & THROUGH VANE)

Tujuan:

Siswa dapat  melakukan pembongkaran, penggantian komponen yang rusak dan melakukan pemasangan kembali dengan prosedur yang benar magnetic clutch jenis swash plate dan Through Vane.

Peralatan:

1.    Treker kaki tiga

2.    Tang buka dan tang tutup

3.    Kunci momen

4.    Dial indikator dan landasan bermagnet

5.    Feeler Gauge

Bahan:

Compresor tipe swash plate dan through vane.

Keselamatan Kerja:

1.    Perhatikan urutan kerja sesuai standard operasional prosedur

2.    Kerjakan di Meja kerja

3.    Hati-hati terhadap ceceran oli

5.    Gunakan oli standard. (Sesuai petunjuk pabrik)

6.    Gunakan alat-alat keselamatan kerja

7.    Hati-hati terhadap cairan/gas Refrigerant

Langkah Kerja:

Sebelum membongkar Compressor, lakukan dahulu:

Langkah Melepas Compressor dari Engine.

1.    Hidupkan mesin +/- 10 menit dalam keadaan Idle dan AC “ON”

2.    Matikan AC, matikan Mesin

3.    Lepaskan kabel negatif Batery

4.    Lepaskan Conektor untuk magnetic clutch dan temperatur Switch

5.    Keluarkan Refrigerant. (Hati-hati terhadap cairan/gas Refrigerant, sebaiknya pakai alat-alat keselamatan   kerja)

6.    Lepas selang yang menghubungkan Compressor

7.    Lepas Compressor

Membongkar

1.        Melepas Pressure Plate:

a.     Lepas baut poros (guna kan Spesial servis tool dan kunci Sock)

b.     Pasang SST (lihat gambar) ke Pressure Plate

c.      Lepaskan Pressure Plate:

untuk Tipe Swash Plate

d.     Melepas Pressure Plate untuk Tipe Through Vane

e.     Lepaskan Shim

2.        Melepas Rotor

a.  Lepaskan Snap Ring

(menggunakan tang tutup)

b.    Keluarkan rotor

(Gunakan palu plastik)

3.        Melepas Stator:

a.  Lepas kabel Stator

dari  rumah  Compressor

 (Tipe Swash Plate)

Lepas kabel Stator

dari rumah Compressor

(Tipe Through vane)

b.        Lepaskan Snap Ring

c.         Lepaskan Stator

Memasang

3.        Pasang Stator

a.     Pasang stator

b.     Pasang Snap Ring    

c.      Sambungkan kabel stator.

(Tipe Swash Plate)

Sambungkan kabel stator.

(Tipe Through Vane)

4.        Pasang Rotor

a.     Pasang rotor pada poros

      Compressor

b.     Gunakan Snap Ring baru

5.        Pasang Pressure Plate

a.     Pasang Shim

b.     Pasang baut poros

(Tipe Swash Plate)

                   Pasang baut poros

                   (Tipe Through Vane)

6.        Ukur Celah Magnetic Clutch.

Tipe Swash Plate  

Gunakan Feeler Gauge

Tipe Through Vane

a.     pasang Dial Gauge pada Pressure Plate

b.     hubungkan kabel Magnetic Clutch ke batery+(lihat gam- bar).

c.      Periksa antara Pressure Plate dan rotor kemudian hubungkan terminal negatif batery

Kompetensi : Memelihara/Servis Sistem AC
Bongkar pasang:

COMPRESSOR

(TIPE SWASH PLATE)

Tujuan:

Siswa dapat  melakukan pembongkaran, penggantian komponen yang rusak dan melakukan pemasangan kembali dengan prosedur yang benar compresor jenis swash plate.

Peralatan:

1.    Treker kaki tiga

2.    Tang buka dan tang tutup

3.    Kunci set pas dan ring

4.    Pelepas dan penekan seal

5.    Penahan seal

6.    Kunci Momen

7.    Palu Plastik.

Bahan: Compresor tipe swash plate.

Keselamatan Kerja:

1.    Perhatikan urutan kerja sesuai standard operasional prosedur

2.    Kerjakan di Meja kerja

3.    Hati-hati terhadap ceceran oli

4.    Gunakan oli standard (Sesuai petunjuk pabrik).

5.    Gunakan alat-alat keselamatan kerja

6.    Hati-hati terhadap cairan/gas refrigerant.

Langkah Kerja:

Sebelum membongkar compressor, lakukan dahulu:

Langkah Melepas Compressor dari Engine.

1.    Hidupkan mesin +/- 10 menit dalam keadaan idle dan AC “ON”.

2.    Matikan AC, matikan Mesin.

3.    Lepaskan kabel negatif Batery.

4.    Lepaskan Conektor untuk Magnetic Clutch dan temperatur Switch

5.    Keluarkan Refrigerant. (Hati-hati terhadap cairan/gas Refrigerant, sebaiknya pakai alat-alat keselamatan   kerja)

6.    Lepas selang yang menghubungkan Compressor

7.    Lepas Compressor.

Membongkar 

1.    Melepas Servis Valve

a. Lepas baut Servis Plate

b. Lepas Seal Ring (ganti)

2.  Mengukur oli

Ukur oli yang ada didalam Compressor sebagai patokan pengsisian oli baru.

3.   Melepas Tutup depan

Lepas baut pengunci tutup depan dengan menggunakan obeng ketok +

a.    Lepas tutup rumahnya gunakan obeng (-) hati-hati jangan sampai melukai seal maupun rumah compressor.

4.    Melepas plat katup depan

a.    Lepaskan pin dari tutup depan

b.    Lepas pelat katup

5.    Melepas gasket

6.    Melepas seal poros

a.    Lepas snap ring.

b.    Dengan menggunakan busing (SST) dorong seal poros keluar.

Memasang

1.    Pemasangan seal

a.    Atur seal poros tepat ditengah

b.    Dorong seal dengan busing

c.     Pasang snap ring

2.  Pemasangan pelat rumah depan

a.     Pasang pin (2 buah)

b.     Lumasi O ring dengan oli

c.      Pasang katup isap depan melalui pin pada bagian depan silinder.

d.     Pasang pelat depan bersama sama dengan katup penyalur melalui pin pada silinder depan.

e.     Lumasi gasket dengan oli, dan pasang pada silinder depan.

3.    pemasangan dudukan center

Pasang dudukan center pada poros

(SST).

4.    pemasangan tutup depan.

5.    pengerasan baut-baut.

6.    Pengisian Oli.

(Jumlah oli harus sama dengan oli yang terbuang saat pem bongkaran).

Gunakan Oli yang standard.

7.    Pemasangan katup servis

a.    Lumasi dulu dengan oli.

b.    Pasang katup servis pada compressor dan keraskan bautnya.

Momen kekencangan:

250 kg-cm.

8.    Pengukuran Momen Putar Poros

Momen: 50 kg-cm.

 

Kompetensi: Memelihara/Servis Sistem AC

Bongkar pasang:

COMPRESSOR

(TIPE THROUGH VANE)

Tujuan:

Siswa dapat  melakukan pembongkaran, penggantian komponen yang rusak dan melakukan pemasangan kembali dengan prosedur yang benar compresor Tipe Through Vane.

Peralatan:

1.    Treker kaki tiga

2.    Tang buka dan tang tutup

3.    Kunci set pas dan ring

4.    Pelepas dan penekan seal

5.    Penahan seal

6.    Kunci Momen

7.    Palu Plastik.

Bahan:  Compresor tipe Through Vane.

Keselamatan Kerja:

1.    Perhatikan urutan kerja sesuai standard operasional prosedur.

2.    Kerjakan di Meja kerja.

3.    Hati-hati terhadap ceceran oli.

4.    Gunakan oli standard. (Sesuai petunjuk pabrik)

5.    Gunakan alat-alat keselamatan kerja

6.    Hati-hati terhadap cairan/gas refrigerant

Langkah Kerja:            

Sebelum membongkar Compressor, lakukan dahulu:

Langkah Melepas Compressor dari Engine.

1.    Hidupkan mesin +/- 10 menit dalam keadaan idle dan AC “ON”

2.    Matikan AC, matikan Mesin

3.    Lepaskan kabel negatif Batery

4.    Lepaskan conektor untuk magnetic clutch dan temperatur switch

5.    Keluarkan Refrigerant. (Hati-hati terhadap cairan/gas refrigerant, sebaiknya pakai alat-alat keselamatan   kerja)

6.    Lepas selang yang menghubungkan compressor

7.    Lepas compressor.

Membongkar

1.        Lepas katup servis pengisap.

2.        Lepas katup servis penyalur.

3.        Mengukur oli :

Ukur oli yang ada didalam Compressor sebagai patokan pengsisian oli baru.

4.       Melepas pelat katup depan.

a.     Lepas bautnya.

b.     Lepas tutup depan.

c.      Lepas tutup belakang.

5.        Melepas pin dan gasket.

6.        Melepas seal poros.

Memasang

1.        Pasang seal poros baru

a.     Pasang Gasket baru

b.     Pasang tutup rumah.

c.                                                                  Pemasangan baut-baut pe-ngikat.

2.        Pemasangan Kompresor

pada Bracket.

3.        Pengerasan baut pengikat

Momen pengencangan:

250 kg-cm.

4.        Pengisian oli

(Jumlah oli sama dengan oli yang terbuang saat pem bongkaran ditambah 20 cc).

Gunakan Oli yang standard.

5.        Pemasangan katup isap dan penyalur

a.     Lumasi O ring dengan oli kemudian pasang pada tempatnya.

b.     Pasang katup servis (gunakan center dan kunci momen) kemudian keraskan baut-bautnya.


3)       Test Kebocoran Pada Sistem AC Mobil

Siklus pendingin AC merupakan suatu rangkaian tertutup, oleh sebab itu kebocoran sekecil apapun akan dapat mengurangi kinerja dari sistem tersebut. Pengetesan kebocoran paska pengisian merupakan prosedur yang sangat lazim dilakukan untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi pelanggan.

Ada beberapa prosedur pemeriksaan kebocoran yaitu:

a)    Untuk kebocoran yang cukup besar bisa dilakukan menggunakan larutan air sabun, yaitu dengan memberi air sabun pada bagian-bagian sambungan atau bagian yang diperkirakan mengalami kebocoran. Apabila pada bagian trsebut terjadi kebocoran maka akan terlihat gelembung-gelembung yang keluar dari titik kebocoran.

b)    Untuk kebocoran yang baru dirasakan kurang dingin dapat menggunakan alat deteksi kebocoran Halide torch atau menggunakan kompor nyala api yang cara kerjanya adalah sebagai berikut:

c)       Letakkan secara vertical alat pemeriksa kebocoran, kemudian dekatkan selang kontrol (Suction Tube) ke bagian yang diperkirakan mengalami kebocoran dari arah bawah. Apabila pada daerah tersebut betul mengalami kebocoran, maka warna api kompor akan mengalami perubahan dari biru menjadi kuning kemerah-merahan dan sedikit agak membesar.

Gambar: Deteksi kebocoran  

                                                                                      kompor nyala api

1.    Untuk tingkat kebocoran yang lebih kecil lagi dapat menggunakan detektor Elektronik. Dan jenis dari detector elektronik ini sangat banyak. Pada gambar dibawah adalah salah satu contoh detector electronik dengan cara penggunaannya.

                                                Gambar  : Detektor kebocoran elektronik

a.    Stel saklar pengatur sensitifity keposisi medium

b.  Carilah letak kebocoran dengan mendekatkan dan menggerakkan antene deteksi ke daerah kebocoran perlahan-lahan.

c.     Ran yang terjadi ditandai dengan bunyi alarm yang makin lama makin cepat, yang menunjukkan daerah terjadinya kebocoran.

d.    Apabila kebocoran sulit untuk ditemukan rubahlah saklar pengatur sensitifity ke posisi large.

e.    Saklar pengatur sensitifity small digunakan apabila area kemungkinan kebocoran sudah ditemukan, yaitu untuk mempersempit area sehingga titik kebocoran dapat ditemukan.


4)       Uji Kemampuan Sistem AC

Uji kemampuan AC diperlukan untuk mengetahui apakah hasil servis atau pemeliharaan atau bahkan perbaikan yang dilakukan berhasil dilaksanakan. Prosedur pelaksanaan uji kemampuan ini harus diikuti secara runtut sehingga pengujian dapat menunjukkan validitas yang tinggi.

a)    Langkah persiapan: Siapkan peralatan uji

Service tool set AC

Thermometer

Psychrometer

Tachometer

b)    Pasang manifold gauge

c)    Hidupkan mesin dengan AC pad posisi   ON

Atur putaran mesin pada 2000 RPM

Atur saklar blower pada posisi (HI) dan temperatur control di (Cool) serta air flow control di (Vent)

Buka jendela kendaraan

d)    Posisikan thermometerDry bulb di outlet udara dingin

e)    Posisikan Psychrometer dekat inlet unit pendingin (lihat gambar)

                    Gambar : penempatan Thermometer dan psychrometer

f)     Stabilkan AC

Periksa tekanan pengukur takanan tinggi 14,0-15,5 kg/cm2       Bila pembacaan terlalu tinggi, siram condenser dengn air dan bila pembacaan terlalu rendah tutuplah bagian depan condenser

Periksa suhu pada thermometer inlet 25o C–35o C

g)    Pemeriksaan Pengujian

Bacalah kelembaban relatif dari grafik psychrometrik dengan membandingkan sisi wet dan dry bulb psychometer pada air inlet

                                               Gambar : Grafik 1

Contoh cara membaca grafik:

Pembacaan dry bulb pada air inlet evaporator:25o C Pembacaan wet bulb pada air inlet evaporator:19,5o C

Pembacaan pada grafik 1: perpotongan antara keduanya menunjuk pada angka 60%

Ukur temperatur dry bulb pada outlet udara dingin dan hitung perbedaan antara inlet dry bulb dan outlet dry bulb

Pastikan hasil pembacaan antara kelembaban relatif dan perbedaan kedua temperatur ada pada dua garis berarsir yang menunjukkan bahwa kemampuan pendinginan cukup baik



c.  Rangkuman



d. Tugas

a.    lakukan pelatihan praktek ini beberapa kali hingga anda terampil didalam melakukan bongkar/pasang!

b.    Hafalkan urutan cara bongkar dan pasang sesuai satandard Operasional Prosedur yang telah dipelajari!

e. Tes Formatif

a. Sebutkan ciri-ciri siklus pendingin yang tidak normal, penyebab dan cara pemecahannya.

b. Sebutkan urutan kerja membongkar dan memasang magnetic clutch, dan compressor baik tipe swash plate maupun tipe through vane.

c.   Jelaskan cara melakukan test kebocoran dengan menggunakan baik air sabun, kompor nyala api maupun detector Elektronik.

d.    askan cara melakukan uji kemampuan AC pada kendaraan ringan.


f.     Kunci jawaban 

1.     Ciri-ciri siklus pendingin yang tidak normal

a.    Refrigerant kurang

Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:

udara yang keluar dari sistem pendingin tidak terlalu dingin.

Pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung.

Pemeriksaan pada manifold gauge:

pengukur tekanan rendah: 0,8 kg/cm2

(11 psi, 78 kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 8-0 kg/cm2

(114 psi, 882 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:

terdapat kebocoran pada siklus Pendinginan.

Pemecahannya:

Periksa kebocoran dengan menggunakan detektor kebocoran dan perbaiki.

b.    Pengisian refrigerant berlebihan

Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:

pendinginan tidak maksimum.

Pemeriksaan pada manifold gauge:

Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2

(36 psi, 245 kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 20 kg/cm2

(248 psi, 1.961 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:

Dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan.

kondenser tidak bekerja dengan baik.

kopling fluida kipas radiator slip.

tali kipas kompresor kendor.


c.    Terdapat udara didalam siklus.

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :

AC tidak terlalu dingin.

Pemeriksaan pada manifold gauge:

Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2

(36 psi, 245 kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 23 kg/cm2

(327 psi, 2.256 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:

Ada udara didalam siklus pendingin.

Pemecahannya:

Periksa kotoran oli dan jumlahnya.

Bila oli berwarna hitam (kotor), bersihkan dengan minyak tanah dan semprot dengan kompresor angin.

lakukan penyedotan kevakuman kembali.

Ganti receifer.

d.    Terdapat uap air didalam siklus

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut :

Kadang dingin kadang tidak

Pemeriksaan pada manifold gauge:

Pengukur tekanan rendah: 50 cmHg (1,5 kg/cm2)

Pengukur tekanan tinggi: 7 = 15 kg/cm2

Kemungkinan penyebabnya:

Pada expansion valve terjadi penyumbatan oleh gumpalan es.

Pemecahannya :

Ganti Receifer/Dryer

lakukan pemompaan kevakuman, untuk membuang uap air.

perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian.

e.    Refrigerant tidak bersirkulasi

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:

AC tidak dingin

Pemeriksaan pada manifold gauge:

Pengukur tekanan rendah: 76 cmHg

(sangat rendah)

Pengukur tekanan tinggi: 6 kg/cm2

(85 psi/588 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:

Pada expansion valve terjadi penyumbatan.

Pemecahannya:

Lepas expansion valve, bersihkan dan tes. Bila sudah rusak ganti.

Ganti Receifer/Dryer.

perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian.

f.     Ekspansion valve tidak bekerja dengan baik

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:

AC kurang dingin

Pemeriksaan pada manifold gauge:

Pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm2

(36 psi/245 kPa)

Pengukur tekanan tinggi: 19-20 kg/cm2

(270–264 psi/1.863–1.961 kPa)

Kemungkinan penyebabnya:

Expansion valve rusak atau pemasangan Heat sensitizing salah.

Penyetelan aliran tidak baik

pada evaporator terlalu banyak refrigerant dalam bentuk cair.

Pemecahannya:

Periksa pemasangan heat sensitizing.

Periksa expansion valve, bila rusak ganti.

g.    Tidak ada kompresi pada kompresor

Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:

AC tidak dingin

Pemeriksaan pada manifold gauge:

Pengukur tekanan rendah: terlalu tinggi

Pengukur tekanan tinggi: terlalu rendah

Kemungkinan penyebabnya:

Kompresor rusak.

katup kompresor rusak.

Pemecahannya:

Bongkar dan perbaiki kompresor

Ganti kompresor dengan type dan kapasitas yang sama.

3.        Jawaban

A.   Magnetic Clutch:

Membongkar

1.    Melepas Pressure Plate:

a.    Lepas baut poros (guna kan Spesial servis tool dan kunci Sock)

b.    Pasang SST (lihat gambar) ke pressure plate

c.    Lepaskan pressure plate:

d.    Lepaskan shim

2.    Melepas Stator:

a.  Lepaskan snap ring (menggunakan tang tutup)

b.    Keluarkan rotor   (gunakan palu plastik)

3.    Melepas Stator

a.  Lepas kabel Stator dari rumah Compressor.

b.     Lepaskan snap ring

c.     Lepaskan stator

Memasang:

1.    Pasang Stator

a.  Pasang stator

b.  Pasang snap ring

c.    Menyambungkan kabel stator

2.   Pasang Rotor

a.  Pasang rotor pada poros compressor.

b.  Gunakan snap ring baru

3.    Pasang Pressure plate.

a.    Pasang shim

b.    Pasang baut poros

4.    Ukur celah Magnetic Clutch.

a. Tipe swash plate gunakan feeler gauge

b.  Tipe Through vane

  • pasang dial gauge pada pressure plate
  •   hubungkan kabel magnetic clutch ke batery+

(lihat gambar)

  •   Periksa antara pressure plate dan rotor

kemudian hubungkan terminal negatif battery

B.  Compressor Tipe Swash Plate

Membongkar

1.    Melepas Servis valve:

a.    lepas baut servis plate

b.    Lepas seal ring (ganti)

2.    Mengukur oli

Ukur oli yang ada didalam Compressor sebagai patokan pengsisian oli baru.

3.    Melepas Tutup depan

a.    Lepas baut pengunci tutup depan dengan menggunakan obeng ketok+(spesial servis tool)

b.    Lepas tutup rumahnya gunakan obeng (-) hati-hati jangan sampai melukai seal maupun rumah compressor.

4.    Melepas tutup katup depan

a.    Lepaskan pin dari tutup depan

b.    Lepas pelat katup

a.    Melepas gasket.

5.    Melepas seal poros

a.    Lepas snap ring

b.    Lepas seal poros.

Memasang

1.  Pemasangan seal

a.  atur seal poros tepat ditengah

b.  Dorong seal dengan busing

c.    Pasang snap ring.

2.  Pemasangan pelat rumah depan

a.    Pasang pin (2 buah)

b.    Lumasi O ring dengan oli dan pasang pada rumah depan compressor.

c.    Pasang katup isap depan melalui pin pada bagian depan silinder.

d.    Pasang pelat depan bersama sama dengan katup penyalur melalui pin pada silinder depan.

e.    Lumasi gasket dengan oli, dan pasang pada silinder depan.
Pemasangan dudukan center.

3.  pemasangan tutup depan

4.  pengerasan baut-baut

5.  Pengisian Oli.

(Jumlah oli harus sama dengan oli yang terbuang saat

pem bongkaran). Gunakan Oli yang standard.

6.    Pemasangan katup servis.

a.    Lumasi dulu dengan oli.

b.    Pasang katup servis pada compressor dan keraskan bautnya.

Momen kekencangan: 250 kg-cm.

7.      Pengukuran Momen Putar Poros.

Momen : 50 kg-cm.

C.   Compressor Tipe Through vane

Membongkar

1.        Lepas katup servis pengisap

2.        Lepas katup servis penyalur

3.        Mengukur oli:

Ukur oli yang ada didalam Compressor sebagai patokan pengi isian oli baru.

4.        Melepas pelat katup depan.

a.        Lepas bautnya.

b.        Lepas tutup depan.

c.         Lepas tutup belakang.

5.        Melepas pin dan gasket.

6.        Melepas seal poros.

Memasang

1.        Pasang seal poros baru

a.        Pasang Gasket baru

b.        Pasang tutup rumah

c.         Pemasangan baut-baut pe-ngikat.

2.        Pemasangan Kompresor pada Bracket

3.        Pengerasan baut pengikat

Momen pengencangan: 250 kg-cm.

4.        Pengisian oli

(Jumlah oli sama dengan oli yang terbuang saat pem bongkaran ditambah 20 cc). Gunakan Oli yang standard.

5.        Pemasangan katup isap dan penyalur

a.        Lumasi O ring dengan oli kemudian pasang pada tempatnya.

b.        Pasang katup servis (gunakan center dan kunci momen) kemudian keraskan baut-bautnya.

4.     Jawab:

Pemeriksan kebocoran dengan menggunakan air sabun.

  • hidupkan mesin dan aktifkan AC.
  • dengn menggunakan kain lap basahi bagian-bagian sambungan atau yng diduga mengalami kebocoran dengan air sabun.
  • apabila pada daerah yang diduga terdapat gelembung-gelembung, maka daerah itulah yang mengalami kebocoran

Pemeriksaan kebocoran dengan menggunakan kompor

nyala api:

Letakkan secara vertical alat pemeriksa kebocoran, kemudian dekatkan selang kontrol (Suction tube) ke bagian yang diperkirakan mengalami kebocoran dari arah bawah. Apabila pada daerah tersebut betul mengalami kebocoran, maka warna api kompor akan mengalami perubahan dari biru menjadi kuning kemerah-merahan dan sedikit agak membesar.

Pemeriksaan kebocoran dengan menggunakan detektor Elektronik.

                                                     Gambar  : Detektor kebocoran elektronik

o   Stel saklar pengatur sensitifity keposisi medium

a. Carilah letak kebocoran dengan mendekatkan dan menggerakkan antene deteksi ke daerah kebocoran perlahan-lahan.

b.    Kebocoran yang terjadi ditandai dengan bunyi alarm yang makin lama makin cepat, yang menunjukkan daerah terjadinya kebocoran.

c.    Apabila kebocoran sulit untuk ditemukan rubahlah saklar pengatur sensitifity ke posisi large.

d.    Saklar pengatur sensitifity small digunakan apabila area kemungkinan kebocoran sudah ditemukan, yaitu untuk mempersempit area sehingga titik kebocoran dapat ditemukan

5.     Jawab

(1)      Langkah persiapan: Siapkan peralatan uji

Service tool set AC

Thermometer

Psychrometer

Tachometer

(2)      Pasang manifold gauge

(3)      Hidupkan mesin dengan AC pad posisi   ON

Atur putaran mesin pada 2000 RPM

Atur saklar blower pada posisi (HI) dan temperatur control di (Cool) serta air flow control di (Vent)

Buka jendela kendaraan

(4)      Posisikan thermometer Dry bulb di outlet udara dingin

(5)      Posisikan Psychrometer dekat inlet unit pendingin (lihat gambar)

                             Gambar : penempatan Thermometer dan psychrometer

(6)      Stabilkan AC

Periksa tekanan pengukur takanan tinggi 14,0 -15,5 kg/cm2       Bila pembacaan terlalu tinggi, siram condenser dengn air dan bila pembacaan terlalu rendah tutuplah bagian depan condenser

Periksa suhu pada thermometer inlet 25o C–35o C

(7)      Pemeriksaan Pengujian

Bacalah kelembaban relatif dari grafik psychrometrik dengan membandingkan sisi wet dan dry bulb psychometer pada air inlet

                                               Gambar : Grafik 1

Contoh cara membaca grafik:

Pembacaan dry bulb pada air inlet evaporator: 25o C Pembacaan wet bulb pada air inlet evaporator: 19,5o C

Pembacaan pada grafik 1: perpotongan antara keduanya menunjuk pada angka 60%

Ukur temperatur dry bulb pada outlet udara dingin dan hitung perbedaan antara inlet dry bulb dan outlet dry bulb

Pastikan hasil pembacaan antara kelembaban relatif dan perbedaan kedua temperatur ada pada dua garis berarsir yang menunjukkan bahwa kemampuan pendinginan cukup baik

BAB. III

EVALUASI

A.  PERTANYAAN

  Uji Kompetensi Pengetahuan

I.  Jodohkanlah gambar pada kolom I dengan nama-nama pada kolom yang sesuai menurut pendapatmu!

1.                                                          A.  Receifer/Dryer

2.                                                                                                                    B.  Expansion valve

3.                                                          C.  Blower

4.                                                          D.  Stabilizer RPM

5.                                                          E.  Condenser

6.                                                          F.  Pressure switch

Tekanan terlalu tinggi atau terlalu rendah pada sisi tekanan tinggi alat ini akan secara otomatis memutus magnetic clutch

7.                                                          G.  Idle Up

Untuk menghindari terjadi nya pembekuan air pada fin evaporator

8.                                                                                                                    H.  Sistem control

kompresor dua  

tingkat

Swich AC di “ON” RPM Mesin akan meningkat secara Otomatis

9.                                                                      I.  Evaporator

10.

Sensor pendeteksi yang dipasang pada arus primer ignition coil untuk menstabilkan RPM

                                                        J. Sistem pelindung

    tali kompressor

Pada saat kompresor macet, magnetic clutch dan idle up akan “off” secara otomatis

11.                                                        K.  Anti Frosting

                                                                  Device

Untuk menghindari ter jadinya pembekuan air pada fin evaporator dalam suhu yang lebih rendah

12.                                                        L.  Compressor

II.  Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawab yang disediakan.

1. Fungsi Compressor pada air conditioners adalah:

a.    memompakan udara kedalam condenser agar tekanannya meningkat

b.    Memompakan refrigerant cair kedalam evaporator agar berubah wujud menjadi gas

c.     Memompakan refrigerant kedalam condenser agar tekanannya menurun

d.    Memompakan refrigerant gas kedalam condenser agar berubah wujud menjaddi cair

e.    Memompakan refrigerant cair agar dapat bersirkulasi kedalam sistem.

2. Udara sejuk yang keluar dari evaporator, dihembuskan oleh:

a.    Kipas angin

b.    Kompressor

c.     Blower

d.    Angin

e.    Kipas mesin

3. Refrigerant yang berada di condenser berbentuk:

a.    Gas

b.    Setengah cair setengah gas

c.     Cair

d.    Uap

e.    Semua benar

4. Pernyatan dibawah adalah benar, kecuali:

a.    Magnetic Clutch adalah bagian dari Componen AC.

b.    Magnetic clutch memutus dan menghubung dengan putaran mesin secara otomatis pada sat switch AC posisi “ON”

c.     Magnetic clutch terpasang pada bagian depan dari compressor.

d.    Magnetic clutch adalah kopling magnet yang bekerjanya berdasarkan aliran listrik yang mengalir.

e.    Magnetic clutch selalu berputar karena menjadi satu dengan pully Compressor

5. Compressor diputar oleh:

a.    Mesin yang dihubungkan dengan fanbelt melalui pully

b.    Pully poros engkol, pully alternator dan pully waterpump

c.     Roda gigi timing

d.    Kipas melalui pully poros engkol

e.    Motor starter dengan menggunakan roda gigi

6. Fungsi kaca pengintai adalah:

a.    Untuk melihat aliran sistem pendingin

b.    Untuk melihat jumlah udara

c.     Untuk melihat jumlah pelumas

d.    Untuk melihat aliran udara

e.    Keempat pernyataan diatas benar

7.    Panas udara yang ada disekeliling diserap sehingga udara menjadi dingin, merupakan cara kerja dari alat:

a.    Condenser

b.    Compressor

c.     Expansion valve

d.    Blower

e.    Evaporator

8. Urutan siklus pendinginan yang benar adalah :

a.    Compresor –> Evaporator -à Dryer -à Condenser -à Exp.Valve

b.    Compresor -à Condenser -à Dryer -à Evaporator -à Exp.valve

c.     Compresor -à Condenser -à Dryer -à Exp.Valve -à Evaporator

d.    Compresor -à Dryer -à Condenser -à Exp.valve -à Evaporator

e.    Compresor -à Exp.valve -à dryer -à Evaporator -à Condenserr

9. Gambar dibawah menunjukkan posisi keran:

A.       Keran katup tekanan tinggi

terbuka

B.       Kedua katup tertutup

C.       Kedua katup terbuka

4.

                                                          D.      Keran katup

tekanan rendah terbuka

                  3     2         1

E.       kedua katup setengah

terbuka

10. Gambar disamping menunjukkan posisi keran:

a.    Keran katup tekanan tinggi terbuka

b.    Kedua katup tertutup

c.     Keran katup tekanan  rendah terbuka

d.    Kedua katup terbuka

e.    Kedua katup setengah terbuka

    1        2        3           

11. Alat penampung refrigerant cair sekaligus untuk menyaring uap air dan kotoran:

a.    Condenser

b.    Anti Frosting Devices

c.     Dryer

d.    Peralatan Idle Up

e.    Pressure Switch

12.     Dibawah ini adalah cirri-ciri Compressor type swash plate, kecuali:

a.    Memiliki 10 piston dengan interval 72o

b.    Terdiri dari dua vane yang integral dan saling tegak lurus

c.     Memiliki  6 piston dengan interval 120o

d.    Kedua sisi piston bekerja, dalam gerak bolak balik

e.    Ke empat pernyataan diatas benar

13.  Compressor type Through vane, termasuk compressor jenis:

a.    Resiprocating

b.    Crank

c.     Swash plate

d.    Rotary

e.    Torak

14.  Kerja dari magneting Clutch:

a.    Saat mesin hidup, switch AC “ON”, stator coil berubah menjadi magnet, menarik pressure plate dan kompresor berputar

b.    Saat mesin hidup, switch AC “OFF”, stator coil berubah menjadi magnet, menarik pressure plate dan kompresor berputar

c.     Saat mesin mati, switch AC “OFF”, stator coil berubah menjadi magnet, menarik pressure plate dan kompresor berputar

d.    Saat mesin mati, switch AC “ON”, stator coil berubah menjadi magnet, menarik pressure plate dan kompresor berputar

e.    Saat mesin hidup, Kunci kontak “ON”, stator coil berubah menjadi magnet, menarik pressure plate dan kompresor berputar

15.     Gambar dibawah adalah Exp. Valve Type thermal, besar kecilnya pengabutan yang terjadi sangat bergantung dari:

a.    Tekanan pegas yang ada pada Expansion valve

b.    Perubahan tekanan uap dari evaporator

c.     Perubahan tekanan keluar yang ke Compressor

d.    Perubahan tekanan pada condenser

e.    Perubahan tekanan pada heat sensitizing tube, oleh karena perubahan temperature fin.

16.     Bila tekanan refrigerant terlalu berlebihan (> 27 kg/cm2 atau < 2,1 kg/cm2) maka alat ini akan berfungsi menghentikan magnetic clutch:

a.    Anti Frosting Devices

b.    Stabilizer RPM

c.     Idle Up

d.    Pressure switch

e.    Sistem pelindung tali penggerak Compressor

17.  Fungsi sistem control compressor dua tingkat, yaitu:

a.    Untuk mencegah pembekuan air pada fin

b.    Untuk menghentikan kerja kompresor pada tingkat pembekuan air pada fin evaporator lebih rendah

c.     Untuk menghentikan kerja kompresor pada tingkat pembekuan air pada fin evaporator lebih tinggi

d.    Untuk membersihkan pembekuan air yang terjadi pada fin evaporator

e.    Untuk menghambat terjadinya pembekuan air pada fin evaporator

18.     Letak peralatan idle up pada gambar dibawah adalah:

19.   Dibawah adalah termasuk Zat Pendingin (Refrigerant), kecuali:

a.    R 12

b.    R 134a

c.     Zat Asam

d.    HFC 22

e.    Liquid Petrolium Gas

20.      Untuk penggunaan refrigerant R 134a, sebaiknya pelumas yang digunakan adalah:

a. Jenis pelumas mineral

b.    Jenis pelumas ester

c.     Jnis pelumas sintetic

d.    SAE 20-50W

e.    Sembarang munyak pelumas

21.     Setelah selesai proses pengosongan, tutup kedua katup dan tunggu kurang lebih 15 menit, hal ini diperlukan untuk:

a.    Agar sistem tetap dalam keadan vacuum

b.    Untuk melihat apakan masih ada kebocoran dalam system

c.     Untuk memastikan bahwa sistem bekerja dengan baik

d.    Agar mudah dalam memasukkan refrigerant

e.    Untuk menjaga agar sistem tetap bersih

22.     Pada gambar disamping, agar refrigerant dapat mengalir masuk ke dalam sistem, yang harus dilakukan adalah:

a.    Putar handle searah jarum jam, disc berlawanan arah jarum jam

b.    Putar handle berlawanan arah jarum jam, disc searah jarum jam

c.     Putar handle dan disc searah jarum jam, kemudian berlawanan arah

d.    Putarlah handle dan disc berlawanan arah jarum, kemudian putar disc dan handle searah jarum jamkemudian putar kembali handle berlawanan arah jarum jam

e.    Putar langusng handle dan disc searah jarum jam

23.     Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, katup yang harus dibuka adalah:

a.    Kedua katup

b.    Katup isap saja

c.     Katup isap ½ katup tekanan tinggi ½

d.    Tidak ada yang terbuka

e.    Katup tekanan tinggi saja

24.     Pada pengisian refrigerant dalam bentuk cair, setelah kedua katup ditutup tekanan kedua pengukur tekanan harus:

a.    Sama

b.    Tekanan tinggi > tekanan rendah

c.     Tekanan tinggi < tekanan rendah

d.    Tekanan tinggi lebih besar sedikit dari tekanan rendah

e.    Tekanan tinggi lebih rendah sedikit dari tekanan rendah

25.     Pada proses pengisian lanjut, tabung refrigerant harus dibalik, agar:

a.    Refrigerant yang keluar tetap berbentuk cair

b.    Refrigerant yang keluar dalam bentuk antara gas dan cair

c.     Refrigerant yang keluar dalam bentuk gas

d.    Refrigerant yang keluar lebih lancar

e.    Tidak mengganggu kerja kompresor

26.     Dalam proses pengosongan maupun pengisian Refrigerant, peserta diklat harus memakai kacamata pengaman, karena:

a.    Agar dalam pengerjaan menjadi lebih jelas

b.    Agar tidak terkena debu atau kotoran

c.     Gas refrigerant tidak boleh terkena mata

d.    Melindungi mata dari gas refrigerant yang mungkin menyembur keluar

e.    Gas refrigerant sangat berbahaya jika terkena mata

27.     Apabila bagian tubuh kita terkena gas refrigerant, cara yang paling tepat untuk membersihkannya adalah:

a.    Bersihkan dengan menggunakan bensin

b.    Bersihkan dengan menggunakan air hangat

c.     Bersihkan dengan air dan sabun

d.    Bersihkan dengan menggunakan lap basah

e.    Bersihkan dengan menggunakan air dingin

28.     Kontrol kebocoran dengan menggunakan nyala api spritus, akan mengubah warna api:

a.    Dari merah menjadi kebiru-biruan

b.    Dari biru menjadi kemerah-merahan

c.     Dari biru menjadi agak kehijau-hijauan

d.    Dari merah menjadi agak kehijau-hijauan

e.    Apinya membesar dan berwarna ke biru-biruan

29.     Kebocoran yang lebih halus dapat dideteksi dengan menggunakan detector elektronik, tanda yang dapat ditangkap jika ada kebocoran berbentuk:

a.    Cahaya

b.    Api

c.     Suara

d.    Warna

e.    Gambar

30.     Ciri-ciri jumlah refrigerant kurang adalah, kecuali:

a.    Pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung

b.    Tekanan pada sisi tekanan rendah < 2,1 kg/cm2

c.     Semburan dari blower AC tidak terlalu dingin

d.    Tekanan pada sisi tekanan tinggi < 14,5 kg/cm2

e.    Udara yang keluar dari evaporator terlalu dingin

31.     Pendinginan yang terjadi tidak maksimum, pengukuran tekanan rendah 2,5 kg/cm2 dan tekanan tinggi 20 kg/cm2, kemungkinan penyebabnya adalah:

a.    Refrigerant dalam sistem kurang

b.    Refrigerant tidak bersirkulasi dengan baik

c.     Ada kebocoran pada selang-selangnya

d.    Pengisian refrigerant terlalu berlebihan

e.    Tali kipas AC agak terlalu kencang

32.     Bila didalam siklus terdapat udara, maka langkah yang harus dilakukan adalah:

a.    Periksa kualitas dan kwantitas oli

b.    Jika oli kotor bersihkan dengan menyemprotkan minyak tanah

c.     Lakukan langkah penyedotan dengan pompa vacuum

d.    Mengganti receifer atau dryer

e.    Semua langkah diatas benar

33.     kondisi pendingin kadang dingin kadang tidak, hal ini menunjukkan terjadi problem pada sistem, yaitu:

a.    Terdapat udara didalam siklus

b.    Terdapat uap air dalam siklus

c.     Refriogerant tidak bersirkulasi

d.    Refrigerant kurang

e.    Refrigerant terlalu banyak

34.      Jika Expansion valve tersumbat, maka akibat yang terjadi adalah:

a.    Sistem tidak bersirkulasi dan AC tidak dingin

b.    Sistem tetap bersirkulasi tetapi AC tidak dingin

c.     Sistem tetap bersirkulasi dan AC tetap dingin

d.    Sistem bersirkulasi dan AC tidak menyembur

e.    AC tidak berjalan sama sekali

35.     Heat sensitizing tidak terpasang pada tempat yang benar, akibatnya:

a.    AC tidak dingin sama sekali

b.    Pengukur pada tekanan tinggi > dari 20 kg/cm2

c.     AC kurang dingin

d.    AC menjadi sangat dingin

e.    Pengukur pada tekanan rendah > dari 2,5 kg/cm2

36.     AC tidfak dingin, dan pengukur tekanan rendahnya terlalu tinggi sedang pengukur tekanan tingginya terlalu rendah, gejala ini menunjukkan kerusakan pada:

a.    Condenser

b.    Evaporator

c.     Receifer/Dryer

d.    Compressor

e.    Expansion valve

37.     Keadaan AC: Tekanan dalam pipa tekanan tinggi terlalu besar. Dan drop pada saat Compressor berhenti. Langkah perbaikannya adalah:

a.    Buang refrigerant, lakukan pemompaan vacuum, isi kembali refrigerant

b.    Kurangi refrigerant hingga terlihat gelembung pada kaca pengintai

c.     Ganti dryer/receifer

d.    Siram condenser dengan air

e.    Perbaiki pemasangan heat sensitizing valve

38.     Keadaan AC: Ketika condenser didinginkan tekanan pada pipa tekanan tinggi terlalu besar tetapi tekanan disaluran hisap kecil, hal ini disebabkan oleh:

a.    Ada udara pada siklus pendinginan

b.    Condenser tersumbat oleh kotoran

c.     Pengisian refrigerant terlalu banyak

d.    Blower tidak bekerja dengan sempurna

e.    Expansion valve membuka terlalu lebar

39.      Keadaan AC: tekanan pada katup penyalur terlalu rendah dan gelembung pada kaca pengintai terlihat deras sedang condenser tidak panas. Untuk memperbaiki keadaan ini:

a.    Kurangi refrigerant

b.    Siram condenser dengan air

c.     Buang refrigerant, lakukan pemompaan vacuum, dan isi kembali refrigerant

d.    Ganti dryer/receifer

e.    Tambahkan refrigerant

40.     Tekanan pada katup isap dan katup penyalur terlalu rendah, dan udara tidak keluar dari evaporator, penyebab keadaan ini adalah:

a.    Ada air pada evaporator

b.    Evaporator membeku

c.     Jumlah refrigerant berlebih

d.    Condenser tersumbat kotoran

e.    Jumlah refrigerant kurang

A.    Uji Kompetensi Keterampilan

Lakukanlah pekerjaan–pekerjaan dibawah dengan mengikuti standar prosedur yang telah ditentukan oleh industri dan  dalam waktu yang telah ditentukan dengan baik.

D.       KRITERIA PENILAIAN

1.    Aspek Penilaian Uji Kompetensi Teori: (Cognitif)

2.    Aspek Penilaian Uji Kompetensi Praktek (Affective dan Psikomotoric)

                        N akhir    =       0.3Nt + 0.7 Np                 

        Nt            : Nilai Teori

        Np            : Nilai Praktek

70 s.d. 79  :  Lulus kriteria minimal dengan bimbingan

80 s.d. 89  :  Lulus kriteria sedang dengan bimbingan

90 s.d. 100          :  Lulus diatas rata-rata tanpa bimbingan

Setelah menyelesaikan Modul ini peserta diklat berhak untuk mengikuti uji kompetensi baik secara teori maupun praktek yang sebaiknya dilakukan oleh dunia industri atau assosiasi profesi dan yang berhasil mencapai syarat kelulusan minimal kepada yang bersangkutan berhak memperoleh sertifikat teknisi unior yang memiliki kompetensi dibidang pemeliharaan/servis Air Coditioners yang dikeluarkan oleh dunia industri ataupun assosiasi profesi yang memberikan penilaian. Sebaliknya, apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat tersebut harus mengulang modul ini hingga dapat mencapai syarat kelulusan minimal yang telah ditetapkan.

Anonim. (1993).  Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta: PT Toyota  Astra Motor.

Anonim. (1993).  Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta: PT Toyota– Astra Motor.

Anonim.  (1993).  New Step 2 Training Manual, Heater & Air Conditioning system Jakarta: PT Toyota–Astra Motor.

Anonim. (       ). Service Manual Toyota seri K

Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986). Automotive Engines. New   York: Mc Graw Hill.

Toboldt, William K, dan Johnson, Larry. (1977). Automotive Encyclopedia. South Holland: The Goodheart Willcox.

Suharsimi Arikunto. (1988). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan kejuruan . Jakarta: Depdikbud: Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan LPTK.

Anonim. (        ). Buku Pedoman Dasar AC Suzuki.