Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutan dalam air akan mengalami….

Jika suatu garam dilarutkan ke dalam air, ada dua kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu:

  1. Garam akan bereaksi dengan pelarut air (mengalami hidrolisis) membentuk ion H+ atau ion OH–. Akibatnya larutan akan bersifat asam atau basa. Yang dapat mengalami hidrolisis adalah garam yang mengandung ion elektrolit lemah (ion yang dapat menghantarkan arus listrik).
  2. Garam tidak bereaksi dengan pelarut air (tidak terhidrolisis) sehingga larutan tetap bersifat netral. Yang tidak terhidrolisis adalah garam yang tidak mengandung ion elektrolit lemah (ion yang dapat menghantarkan arus listrik). Oleh karena itu, garam-garam dibagi ke dalam empat kelompok berdasarkan asam dan basa asalnya sebagai berikut.

Pengertian Hidrolisis Garam

Hidrolisis adalah istilah umum untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti peruraian). Menurut konsep ini, komponen garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis) membentuk ion H3O+ (= H+) atau ion OH–. Jika hidrolisis menghasilkan ion H3O+ maka larutan bersifat asam, tetapi jika hidrolisis menghasilkan ion OH– maka larutan bersifat basa.

Hidrolisis garam sebenarnya adalah reaksi asam basa Bronsted Lowry. Komponen garam yang berasal dari asam atau basa lemah merupakan basa atau asam konjugasi yang relatif kuat dapat bereaksi dengan air, sedangkan komponen garam yang berasal dari asam atau basa kuat. Reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air disebut reaksi penetralan. Akan tetapi larutan garam tidak selalu bersifat netral.

Untuk mengetahui sifat dari larutan garam, lakukanlah percobaan berikut. Pada percobaan diuji sifat dari berbagai jenis larutan garam dengan indikator asam basa. Anda tentu dapat menemukan bahwa larutan garam ada yang bersifat netral, bersifat asam, atau bersifat basa.

Macam-macam Hidrolisis Garam

Sifat larutan garam itu bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya. Sifat larutan garam disimpulkan pada tabel berikut.

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutan dalam air akan mengalami….

Mengapa larutan garam ada yang bersifat asam, basa, atau netral? Untuk menjelaskan sifat larutan garam digunakan konsep hidrolisis. Berdasarkan asam dan basa penyusunnya, garam dikelompokkan menjadi 4 macam sebagai berikut.

  1. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat dalam air mengalami hidrolisis sebagian. Karena salah satu komponen garam (anion dan asam lemah) mengalami hidrolisis menghasilkan ion OH–, maka pH > 7 sehingga larutan garam bersifat basa.

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutan dalam air akan mengalami….

Contoh soal hodrolisasi garam

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutan dalam air akan mengalami….

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutan dalam air akan mengalami….

  1. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah dalam air mengalami hidrolisis sebagian karena salah satu komponen garam (kation basa lemah) mengalami hidrolisis menghasilkan ion H+ maka pH < 7 sehingga larutan garam bersifat asam.

Rumus:

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutan dalam air akan mengalami….

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutan dalam air akan mengalami….

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutan dalam air akan mengalami….

  1. Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah dalam air mengalami hidrolisis total. Karena kedua komponen garam (anion asam lemah dan kation basa lemah) terhidrolisis menghasilkan ion H+ dan ion OH– sehingga harga pH larutan ini tergantung harga Ka dan Kb. Rumus:

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutan dalam air akan mengalami….

Berdasarkan rumus di atas maka harga pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah tidak tergantung pada konsentrasi ion-ion garam dalam larutan, tetapi tergantung pada harga Ka dan Kb dari asam dan basa pembentuknya.

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutan dalam air akan mengalami….

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutan dalam air akan mengalami….

  1. Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat dalam air tidak mengalami hidrolisis. Karena kedua komponen garam tidak terhidrolisis sehingga pH larutan sama dengan air yaitu pH = 7 bersifat netral.
  2. Penggunaan Hidrolisis

Penggunaan hidrolisis antara lain:

  1. Untuk menentukan titik ekivalen pada titrasi asam lemah dengan basa kuat, atau titrasi antara basa lemah dengan asam kuat.
  2. Penetralan asam lemah oleh basa kuat Perubahan pH pada penetralan asam lemah oleh basa kuat, dalam hal ini 50 mL larutan CH3COOH 0,1 M yang ditetesi dengan larutan NaOH 0,1 M sedikit demi sedikit hingga mencapai 60 mL, ditunjukkan oleh gambar.

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutan dalam air akan mengalami….

Gambar 7.2. Garis hitam tebal memperlihatkan kurva titrasi asam lemah dengan basa kuat, dalam hal ini asam asetat dengan NaOH. Garis putus-putus memperlihatkan kurva titrasi asam kuat dengan basa kuat

Berdasarkan gambar dapat disimpulkan:

1) Titik ekivalen berada di atas 7, yaitu antara 8–9.

2) Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH ± 10.

3) Untuk menunjukkan titik ekivalen dapat digunakan fenolftalein. Metil merah tidak dapat digunakan karena akan mengalami perubahan warna jauh sebelum tercapai titik ekivalen.

  1. Penetralan basa lemah oleh asam kuat Perubahan pH pada penetralan basa lemah oleh asam kuat, misalnya 50 mL larutan NH3 0,1 M yang ditetesi dengan larutan HCI 0,1 M sedikit demi sedikit hingga mencapai 60 mL, ditunjukkan oleh gambar.

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah jika dilarutan dalam air akan mengalami….

Gambar 7.3 Garis hitam tebal menunjukkan kurva titrasi basa lemah dengan asam kuat, dalam hal ini larutan NH3 dengan larutan HCI. Garis putus-putus merupakan kurva titrasi basa kuat dengan asam kuat.

Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan:

  1. Titik ekivalen pada penetralan basa lemah oleh asam kuat berada di bawah 7.
  2. Lonjakan pH sekitar titik ekivalen juga lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan, yaitu dari pH ±7 hingga pH ±4.
  3. Untuk menunjukkan titik ekivalen dapat digunakan indikator metil merah (trayek: 4,2–6,3).
  4. Larutan pencuci dalam laboratorium atau dalam industri digunakan larutan natrium karbonat, Na2CO3 atau NaHCO3 dan bukan larutan NaOH. Misalnya: kulit terkena asam kuat, segera dicuci dengan larutan Na2CO3 atau NaHCO3 dan bukan larutan NaOH. Sebaliknya jika kulit terkena basa kuat, dicuci dengan larutan amonium klorida dan bukan larutan HCI.

Lihat Juga : Harga Ready Mix

Garam sudah menjadi barang yang sangat dekat di kehidupan kita. Garam sering digunakan untuk masakan hingga alat kebersihan. Dalam materi pembelajaran kimia kelas XI terdapat materi yang mengulas mengenai hidrolisis garam.

Mengutip buku Kimia SMA/MA Kelas XI, hidrolisis garam bermakna reaksi reversible penguraian garam oleh air. Sehingga, hidrolisis garam adalah reaksi antara salah satu ion-ion garam (kation atau anion) dengan air dan membentuk larutan bersifat asam atau basa.

Hidrolisis diserap dari bahasa Yunani kuno hydro” yang berarti air dan “lysis” yang berarti lepas atau penguraian.

Adapun makna garam seperti dikutip dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dalam kimia didefinisikan sebagai hasil reaksi asam dengan basa, yaitu satu atau lebih atom hidrogen pada asam diganti oleh satu atau lebih kation suatu basa.

Apabila dirumuskan dapat menjadi gambaran sebagaimana berikut:

Asam + Basa → garam + air

Baca Juga

Setelah memahami makna hidrolisi dan garam sebagai bereaksinya ion dari sisa basa lemah atau asam lemah dengan air. Dapat disimpulkan bahwa pH masing-masing larutan tergantung dari sifat senyawa yang terlarut dalam airnya. Oleh karena itu garam dapat terbentuk dari 4 reaksi kimia sebagai berikut:

1. Garam dari asam kuat dan basa kuat, dimana garam ini akan memiliki pH = tujuh alias bersifat netral, yang artinya tidak terjadi hidrolisis. 2. Garam dari asam kuat dan basa lemah, garam akan memiliki pH < tujuh alias bersifat asam.3. Garam dari asam lemah dan basa kuat, garam akan memiliki pH > tujuh alias bersifat basa.

4. Garam dari asam lemah dan basa lemah, sifat asam atau basanya bergantung pada besarnya Ka/Kb -nya.

Dalam hidrolisis garam terdapat tiga klasifikasi hidrolisis yaitu hidrolisis sempurna (hidrolisis total), hidrolisis sebagian (hidrolisis parsial) dan tidak terhidrolisis. Hidrolisis sempurna terjadi dari asam lemah dan basa lemah, sedangkan kebalikannya tidak terhidrolisis terjadi dari asam kuat dan basa kuat.

Sebelumnya telah disampaikan bahwa pada garam dari asam lemah dan basa lemah alias reaksi garam yang terhidrolisis sempurna tergantung nilai Ka dan Kb nya bukan? Berikut ketentuan dari Ka dan Kb pada garam terhidrolisis sempurna:

Ka = Kb, maka garam bersifat netral.Ka > Kb, maka garam bersifat asam.

Ka < Kb, maka garam bersifat basa.

Menghitung Nilai pH

Setelah memahami makna dari hidrolisis garam maka dilanjutkan dengan pencarian nilai pH maka dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter atau indikator asam-basa. pH meter merupakan alat pengukur dalam bentuk rangkaian elektronik yang dilengkapi dengan elektrode kaca. Bila elektrode ini dimasukkan dalam larutan akan muncul beda potensial yang diakibatkan oleh adanya ion H+ di dalam larutan. Besaran beda potensial ini ditunjukkan dengan angka yang menyatakan pH larutan tersebut.

Alat tersebut digunakan berdasarkan perbedaan relatif konsentrasi ion H+. Oleh karenanya, setiap kali melakukan pengukuran pH meter harus dikalibrasi dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui pH-nya secara pasti. Untuk menggunakan alat ini cukup dengan mencelupkan elektrodenya ke dalam larutan air yang diukur secara otomatis oleh jarum penunjuk atau angka digital yang mana hasil akhirnya akan menunjukkan pada nilai pH larutan yang diukur.

Indikator asam-basa merupakan suatu zat yang mempunyai warna tertentu dengan takaran pH tertentu. Dapat dicontohkan dengan bromtimol biru (BTB). Jika BTB berwarna kuning berarti sedang berada dalam lingkungan asam, berwarna biru berarti sedang dalam lingkungan basa, dan hijau sedang di lingkungan netral.

Perkiraan nilai pH tidak selamanya bisa tepat dan pasti, akan tetapi itu nilai paling akurat bila ditelitui dibanding menggunakan indikator tunggal. Bila berharap mendapatkan pengukuran pH secara pasti dapat menggunakan indikator universal. Indikator universal yaitu campuran beberapa indikator yang dapat berubah pada setiap satuan nilai pH. Bila ditilik lebih dalam indikator universal ada yang berbentuk larutan atau kertas yang dilengkapi dengan peta warna dan pH-nya.

Jenis Garam dan Reaksi Hidrolisis

1. Garam yang anionnya berasal dari asam lemah kationnya berasal dari basa kuat, jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah. Anion tersebut bereaksi dengan air menghasilkan ion OH- yang menyebabkan larutan bersifat basa.

2. Garam yang anionnya bersal dari asam kuat dan kationnya berasal dari basa lemah jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan jation yang berasal dari basa lemah. Kation itu bereaksi ata air dan menghasilkan ion H+ yang menyebabkan larutan bersifat asam.

3. Garam yang anionnya berasal dari asam lemah dan kationnya berasal dari basa lemah maka di dalam akan terisonasi kedua ion garam tersebut akan bereaksu terhadap air.

4. Garam yang anionnya berasal dari asam kuat dan kationnya berasal dari basa kuat tidak ada reaksi dengan air, Adapun sebabnya adalah reaksi yang segera terionisasi secara sempurna.