Gangguan atau penyakit Apa saja yang disebabkan oleh mikroorganisme jelaskan

Gejala infeksi bakteri tergantung bagian tubuh mana yang terkena. Namun, umumnya, infeksi akibat kuman ini menimbulkan tanda-tanda dan gejala berupa:

Segera hubungi dokter jika mengalami tanda dan gejala di bawah ini:

  • Kesulitan bernapas
  • Batuk terus-menerus atau batuk nanah
  • Kulit merah dan bengkak mendadak
  • Muntah terus-menerus
  • Kencing, muntah, atau feses berdarah
  • Sakit perut atau sakit kepala parah
  • Luka atau luka bakar yang berwarna merah atau bernanah

Bagaimana mendiagnosis kondisi ini?

Pertama-tama, dokter akan menanyakan gejala yang Anda rasakan melalui wawancara dan pemeriksaan fisik. Dokter kemudian akan meminta Anda melalui serangkaian pemeriksaan, seperti:

1. Tes laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang mungkin diminta dokter untuk mendiagnosis infeksi bakteri adalah:

  • Tes darah
    Dalam prosedur ini, seorang petugas kesehatan akan mengambil sampel darah dengan memasukkan jarum ke pembuluh darah, biasanya di bagian lengan.
  • Tes pewarnaan Gram
    Biasanya, ketika dokter mencurigai adanya infeksi, Anda diminta melakukan tes pewarnaan Gram. Dalam prosedur ini, petugas kesehatan akan mengambil sampel cairan dari bagian tubuh yang terkena infeksi, seperti lubang hidung, tenggorokan, rektum, luka, atau leher rahim.
  • Tes urine
    Dalam prosedur tes urine, bakteri dideteksi dengan sampel urine. Anda akan diminta buang air kecil ke sebuah wadah kecil. Sampel urine tersebut kemudian akan diteliti di laboratorium.
  • Tap tulang belakang (pungsi tumbal)
    Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel cairan serebrospinal (cairan bening yang berada di otak dan sumsum tulang belakang). Sampel itu diambil melalui jarum yang dimasukkan di antara tulang belakang bagian bawah.

2. Tes pencitraan

Prosedur pencitraan, seperti rontgen, tomografi, atau MRI mungkin dibutuhkan untuk menentukan diagnosis dan menyingkirkan kondisi lain yang mungkin menyebabkan gejala infeksi ini.

3. Biopsi

Selama prosedur biopsi, sampel kecil jaringan diambil dari organ Anda untuk diuji. Jaringan tersebut digunakan untuk menemukan penyebab dari infeksi bakteri yang Anda alami.

Bagaimana mengatasi infeksi bakteri?

Infeksi bakteri umumnya diobati dengan antibiotik. Obat-obatan tersebut bekerja dengan cara membunuh bakteri atau mempersulit bakteri tumbuh dan berkembang biak.

Antibiotik dapat dikonsumsi dengan beberapa cara, seperti:

  • Oral (dari mulut). Antibiotik ini berbentuk pil, kapsul, atau cair.
  • Topikal. Antibiotik ini mungkin berbentuk krim, semprotan, atau salep yang dioleskan ke kulit Anda. Bisa juga berupa obat tetes mata atau telinga.
  • Suntikan atau intravena (IV). Ini biasanya untuk mengobati infeksi yang lebih serius.

Meskipun begitu, Anda mungkin tidak perlu minum antibiotik ketika mengalami infeksi bakteri tertentu. Misalnya, Anda mungkin tidak membutuhkan antibiotik untuk banyak infeksi sinus atau beberapa infeksi telinga.

Minum antibiotik saat sebenarnya tidak diperlukan tidak akan membuat Anda lebih cepat sembuh. Malahan, hal ini akan berpotensi menimbulkan efek samping. Itu sebabnya, pastikan Anda berdiskusi dengan dokter sebelum minum antibiotik. Dokter akan memberikan antibiotik sesuai dengan bakteri penyebab infeksi.

Penting untuk melakukan anjuran dokter untuk mengatasi kondisi ini, karena infeksi yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah serius. Misalnya, luka terinfeksi yang tidak diobati dapat menyebabkan selulitis dan sepsis yang dapat mengancam jiwa.

Bagaimana mencegah infeksi bakteri?

Penyakit ini bisa sangat menular dari satu orang ke orang lainnya. Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati dan mencegah terinfeksi bakteri dengan cara:

  • Menjaga jarak hingga 2 meter dengan orang yang sedang sakit. Bakteri dapat menyebar dari jarak kurang lebih dua meter dengan batuk atau bersin.
  • Hindari melakukan aktivitas bersama dengan orang yang terinfeksi, khususnya berdekat-dekatan, seperti berpelukan, berciuman, atau berada di dalam ruangan yang sama.
  • Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun. Jika tidak ada sabun dan air, gunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol.
  • Tutup mulut Anda ketika batuk atau bersin untuk mencegah orang lain tertular.
  • Jangan pinjam-meminjam berbagi barang pribadi, seperti sedotan atau sikat gigi, dengan orang lain.
  • Lakukan seks yang aman dengan pasangan, gunakan kondom, dan jangan bergonta-ganti pasangan seksual.
  • Lakukan vaksinasi untuk menghindari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Selalu konsultasikan kondisi Anda pada dokter untuk mendapatkan solusi terbaik. Kondisi ini dapat diatasi dengan baik dalam penanganan yang tepat.

KOMPAS.com - Bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal yang hidup di berbagai kondisi lingkungan.

Terdapat beragam jenis bakteri dengan berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda. Bakteri dapat ditemukan di tanah, air, bahkan di dalam tubuh manusia.

Salah satu bakteri yang ada di dalam tubuh manusia hidup di saluran pencernaan, khususnya usus, untuk membantu mencerna makanan.

Namun, terkadang bakteri dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan infeksi.

Infeksi bakteri merupakan gangguan kesehatan akibat bakteri, serta dapat menyerang seluruh organ tubuh.

Baca juga: Awas, Kamar Mandi Bisa Jadi Sarang Bakteri Jika Jarang Dibersihkan

Infeksi bakteri juga dapat menyebabkan berkurangnya atau berubahnya fungsi organ atau bagian tubuh yang terinfeksi.

Penyebab

Merangkum Verywell Health dan Healthline, infeksi bakteri terjadi ketika bakteri masuk ke dalam tubuh, berkembang biak, dan menimbulkan reaksi di dalam tubuh.

Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, di antaranya:

  1. Menghirup droplet seseorang yang terinfeksi
  2. Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri
  3. Melakukan kontak dekat, seperti sentuhan dan ciuman dengan orang yang terinfeksi
  4. Melakukan kontak seksual dengan orang yang terinfeksi bakteri menular seksual
  5. Penularan dari ibu ke anak selama kehamilan atau saat persalinan
  6. Menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi bakteri
  7. Melalui gigitan hewan, seperti kutu yang menyebabkan penyakit Lyme

Berikut beberapa penyakit akibat infeksi bakteri disertai dengan penyebabnya:

  • Radang tenggorokan, disebabkan infeksi bakteri Streptococcus grup A
  • Infeksi saluran kemih, disebabkan bakteri Escherichia coli yang biasanya hidup di dalam usus besar
  • Keracunan makanan akibat bakteri, sering disebabkan oleh E. coli, Salmonella, atau Shigella
  • Selulitis, disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus (MRSA) dan Streptococcus
  • Vaginosis bakterialis, disebabkan pertumbuhan bakteri alami (flora normal) yang berlebihan pada vagina
  • Gonore, infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
  • Klamidia, infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis
  • Sifilis, disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang umumnya ditularkan melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi
  • Tuberkulosis, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menginfeksi paru-paru
  • Batuk rejan, disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis di saluran pernapasan
  • Pneumonia, disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau Mycoplasma pneumoniae
  • Meningitis, disebabkan oleh beberapa jenis bakteri, di antaranya:- Streptococcus tipe B- Neisseria meningitidis

    - Listeria monocytogenes

  • Penyakit Lyme, disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi
  • Kolera, disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae dan Vibrio eltor
  • Tetanus, disebabkan oleh bakteri tetanus atau Clostridium tetani
  • Antrax, disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis
  • Demam reumatik, disebabkan oleh bakteri Streptococcus tipe A
  • Tipes atau demam tifoid, disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi
  • Demam Q, disebabkan oleh bakteri Coxiella burnetii

Baca juga: 10 Bakteri yang Bisa Kontaminasi Kulit Telur dan Cara Mengatasinya

Faktor Risiko

Terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terinfeksi bakteri, yaitu:

  1. Mengonsumsi obat kortikosteroid
  2. Mengidap HIV/AIDS
  3. Mengidap kanker yang mengganggu imunitas tubuh
  4. Menggunakan alat medis yang ditanam atau dipasang di tubuh
  5. Kekurangan nutrisi
  6. Berusia lanjut

Gejala

Melansir Medical News Today, gejala infeksi bakteri cukup bervariasi karena tergantung pada bagian tubuh mana yang terinfeksi.

Namun, terdapat beberapa gejala umum infeksi bakteri, di antaranya:

  • Demam
  • Menggigil dan berkeringat
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Muncul nyeri baru atau nyeri yang sudah ada terasa memburuk
  • Malaise, yaitu perasaan lelah, tidak nyaman, dan kurang enak badan tanpa diketahui penyebabnya
  • Sakit kepala
  • Kulit memerah, bengkak, atau terasa nyeri
  • Gejala gastrointestinal, seperti:- mual- muntah- diare

    - perut atau anus terasa sakit

Baca juga: Mengenal Infeksi Listeria akibat Kontaminasi Bakteri di Jamur Enoki

Diagnosis

Terdapat beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis infeksi bakteri, di antaranya:

  1. Pemeriksaan fisik dan melihat riwayat kesehatan
  2. Tes pewarnaan gram, menggunakan sampel dahak, nanah, atau cairan pada bagian tubuh yang terinfeksi untuk mengidentifikasi bakteri
  3. Tes kultur darah, untuk mendeteksi adanya mikroorganisme di dalam darah
  4. Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA), untuk mendeteksi bakteri penyebab penyakit tuberkulosis (TB)
  5. Tes urine, untuk mendiagnosis infeksi saluran kemih
  6. Tes feses, untuk mengetahui mikroorganisme penyebab infeksi
  7. Tes serologi, untuk mencari antibodi dalam darah, antibodi merupakan respons imun terhadap infeksi

Perawatan

Mengutip Medical News Today, sebagian besar infeksi bakteri menggunakan antibiotik untuk mengobatinya.

Antibiotik tersedia dalam berbagai bentuk, seperti pil, krim, atau salep. Dokter memberikan antibiotik yang sesuai dengan gejala, riwayat kesehatan, dan hasi tes pasien.

Berikut beberapa jenis antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri:

Baca juga: Cara Terbaik Cuci Buah dan Sayur untuk Hilangkan Bakteri

  1. Penisilin, untuk mengobati:- anthrax- sifilis- infeksi Streptococcus beta-hemolitik grup A

    - infeksi Staphylococcus

  2. Sefalosporin, untuk mengobati:- pneumonia- meningitis- infeksi kulit- infeksi ginjal- infeksi tulang- infeksi tenggorokan

    - infeksi menular seksual, seperti gonore

  3. Aminoglikosida, untuk mengatasi bakteri aerob gram negatif
  4. Tetrasiklin, dapat mengobati:- anthrax- sifilis- gonore- infeksi saluran kemih- infeksi kulit

    - infeksi saluran pencernaan

  5. Makrolid, dapat mengobati:- infeksi telinga- radang panggul

    - pneumonia

  6. Quinolone, untuk membunuh berbagai jenis bakteri, baik bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif

Dokter mungkin akan memberikan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), untuk meredakan rasa sakit, menurunkan demam, dan pembengkakan akibat infeksi bakteri.

Baca juga: Memahami Cara Kerja Antibiotik dalam Membasmi Infeksi Bakteri

Terdapat kondisi dimana bakteri tidak dapat dilemahkan atau dihilangkan dengan antibiotik atau disebut bakteri resisten terhadap antibiotik.

Hal ini memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui jenis antibiotik lain yang lebih sesuai. Namun, kondisi ini bukanlah hal yang mudah.

Penggunaan antibiotik sebaiknya dikonsumsi sesuai anjuran dokter untuk mencegah mengalami infeksi kembali dan menurunkan risiko terjadinya resisten antibiotik.

Pencegahan

Dikutip dari Healthline, terdapat beberapa tips untuk membantu mencegah infeksi virus, di antaranya:

  1. Menerapkan gaya hidup sehat, seperti:a. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah atau saat ingin melakukan sesuatub. Hindari menyentuh wajah, mulut, atau hidung jika belum cuci tanganc. Tidak berbagi peralatan pribadi, seperti peralatan makanan, gelas, handuk, baju, dan sikat gigid. Memasak makanan hingga matang sempurna

    e. Konsumsi makanan bernutrisi

  2. Lakukan vaksinasi untuk mencegah terinfeksi bakteri
  3. Tidak keluar rumah ketika sedang sakit
    Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan infeksi kepada orang lain
  4. Melakukan hubungan seksual yang aman, seperti:a. Menggunakan kondom untuk mencegah penyakit menular seksual (PMS)b. Membatasi jumlah pasangan seksualc. Tidak berganti-ganti pasangan seksual

    d. Tidak melakukan seks bebas

  5. Menggunakan masker ketika berada di tempat umum atau menemui orang yang sedang sakit

Baca juga: Penting untuk Kesehatan, Bagaimana Cara Menjaga Bakteri Baik di Tubuh?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.