Bentuk dan pola desa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan geografisnya. Kondisi lingkungan geografis tersebut antara lain letak desa, iklim, tanah, dan air. 1. Tanah
Unsur tanah berkaitan dengan tingkat kesuburannya. Kesuburan tanah mempengaruhi peroduktivitas lahan, khususnya untuk pertanian. Desa yang tanahnya subur, pola permukiman penduduknya cenderung mengelompok di sekitar areal pertanian. Desa yang tanahnya tidak subur, pola permukiman penduduknya tidak bergantung pada kesuburan tanah, tetapi menyebar. 2. Air
Kondisi air yang dimaksud adalah air tanah. Desa dengan air tanah yang dangkal, memiliki pola permukiman mengelompok. Desa dengan air tanah yang dalam, cenderung membentuk pola permukiman menyebar atau tidak beraturan karena mencari sumber-sumber air. 3. Letak Desa
Desa-desa yang terletak di dataran rendah memiliki pola persebaran yang lebih kompak dan teratur. Hal ini disebabkan oleh kemudahan pembangunan yang didukung oleh topografi yang cenderung datar. Berbeda dengan desa-desa di daerah pegunungan. Desa ini membentuk pola tidak beraturan. Hal itu disebabkan oleh pembangunan-pembangunan permukiman yang menghindari tebing-tebing terjal dan lahan yang tidak rata. 4. Iklim
Iklim dipengaruhi oleh suhu dan ketinggian tempat. Selain itu, curah hujan juga turut serta mempengaruhi perkembangan suatu desa.
Desa-desa yang dipengaruhi oleh iklim yang cenderung ekstrem akan sulit berkembang
sosial, ekonomi, agama, kurangnya keamanan waktu lampau, tipe pertanian, lokasi industri dan mineral. Pola permukiman yang kedua yaitu pola semi
mengelompok dan pola permukiman tersebar biasanya dipengaruhi oleh topografi yang kasar, keanekaragaman kesuburan lahan, curah hujan, air permukaan yang
melimpah, keamanan waktu lampau dan suasana kota. Disamping itu pola suatu permukiman dapat dipengaruhi pula oleh
lingkungan fisikal seperti relief, sumber air, jalur drainase, kondisi lahan, serta kondisi sosial ekonomi , tata guna lahan, rotasi tanaman, prasarana transportasi,
komunikasi serta kepadatan penduduk.
3. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Permukiman
Berkembangnya suatu daerah yang dipadati dengan permukiman- permukiman penduduk merupakan suatu bentuk peningkatan kebutuhan lahan
permukimanan beserta sarana dan prasarananya. Khususnya di daerah perkotaan, daerah pinggiran kota merupakan tempat tujuanya. Hal ini berdasarkan pada
kalkulasi keseimbangan, yaitu membandingkan harga relatif permukiman, biaya transportasi ke tempat kerja dan tingkat penghasilan, selain itu untuk memperluas
usaha kegiatannya Yunus, 1987: 12. Adapaun
berikut beberapa
faktor yang
mempengaruhi proses
perkembangan permukiman antara lain : a.
Faktor alam Pada umumnya permukiman akan berkembang apabila menempati daerah
yang relatif datar atau dengan ketinggian tertentu yang memungkinkan kehidupan sehari- hari dapat berlangsung tanpa ada daerah- daerah alam yang menghambat.
Faktor alam yang berkaitan dengan topografi merupakan faktor utama dalam alam yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan permukiman, selain itu
faktor alam lainya yang mempengaruhi perkembangan permukiman adalah sumber daya alam yang dapat digunakan untuk menunjang kehidupan manusia
seperti tanah yang subur, sungai dan danau, dan lain-lain.
Dalam hal ini, menurut Bintarto 1987: 68 dikemukakan bahwa kesuburan tanah, tata air yang baik dan mineral yang cukup menjadi sasaran
penduduk untuk bertempat tinggal. b.
Faktor letak Letak suatu daerah terhadap daerah lain dapat menimbulkan hubungan
yang menunjang perkembangan permukiman yang berarti juga menyebabkan daerah tersebut menjadi berkembang. Letak permukiman merupakan hal yang
sangat penting dalam pembangunan permukiman. Sebab lokasi yang sesuai akan berpengaruh terhadap perkembangan permukiman dikemudian hari. Oleh karena
itu dalam menentukan lokasi permukiman hendaknya memperhatikan kondisi ekologi dari daerah yang bersangkutan. Kondisi ekologi yang tepat akan
berpengaruh terhadap pola persebaran dan perkembangan permukiman. c.
Faktor transportasi dan lalu lintas Jalur jalan pada suatu kota dan jalur penghubung kota dengan daerah
sekitar kota sangat berpengaruh dalam ikut meningkatkan arus urbanisasi dan arus barang antar kota. Aksesibilitas kota menjadi semakin besar sehingga akan
membuka terjadinya perkembangan permukiman keberbagai arah. Daerah- daerah yang terletak pada fokus lalu lintas darat, laut maupun udara akan mengalami
perkembangan cepat. Satuan-satuan lingkungan permukiman satu dengan yang lain saling dihubungkan oleh jaringan transportasi sesuai dengan kebutuhan
dengan kawasan lain yang memberikan berbagai pelayanan dan kesempatan kerja. d.
Faktor pertumbuhan penduduk Penduduk merupakan jumlah orang yang bertempat tinggal disuatu
wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil proses demografi yaitu fertilisasi, mortalitas, dan migrasi Rusli 1985: 35.
Penduduk merupakan faktor yang mempunyai peran sangat besar dalam pertumbuhan dan perkembangan permukiman. Faktor penduduk dalam hal ini
Yunus 1987: 3 mengemukakan bahwa sehubungan dengan kuantitas penduduk perkotaan, perlu disoroti dua hal yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan. e.
Faktor Ekonomi
Apabila suatu daerah perekonomiannya berkembang baik, maka orang akan tertarik untuk datang ke daerah tersebut untuk bekerja dan akhirnya tinggal
menetap disana serta mendirikan rumah baru sehingga timbulah areal permukiman baru. Seperti tersedianya lapangan pekerjaan, pusat pendidikan, pusat hiburan,
tempat- tempat perbelanjaan juga dapat mempengaruhi perkembangan permukiman didaerah sekitarnya.
Menurut penelitian Yunus 1987: 73 tentang Studi Pemekaran Kota Daerah Kotamadya Yogyakarta tahun 1981 bahwa pada daerah pemekaran
terdapat sembilan belas faktor lingkungan yang merupakan faktor penarik
interesting factors
antara lain : a mencari tempat yang lebih luas karena harga tanah yang masih murah, b mendekati tempat kerja, c mencari tempat yang
lebih bebas dari polusi udara, d mencari tempat yang lebih bebas dari polusi tanah, e mencari tempat yang lebih bebas dari polusi air, f mencari tempat
yang lebih bebas dari polusi suasana sosial, g mendapatkan rumah dinas, h mambeli tanah di daerah pemekaran karena sebelumnya belum punya tanah dan
rumah, i sebelumnya sudah mempunyai tanah dan rumah tetapi mencari lagi daerah pemekaran, j mencari tempat tinggal yang menyenangkan, k mendekati
pusat kegiatan pendidikan, seperti perguruan tinggi, sekolah, dan lain sejenisnya, l mendekati pusat kegiatan budaya, m mendekati pusat kegiatan ekonomi, n
mendekati pusat agama, o mendapat warisan, p mendapat bagian tanah dari tempat kerja, q ingin berdiri sendiri, r merupakan investasi modal, s
mendapatkan penghasilan baru. Menurut Yunus 1987: 73, dari ke sembilan belas faktor tersebut terdapat
sembilan faktor utama yang mempengaruhi pemekaran daerah yaitu daerah pinggiran kota antara lain : a mencari tempat yang lebih luas karena harga tanah
yang masih murah, b sebelumnya sudah mempunyai tanah dan rumah tetapi mencari lagi daerah pemekaran, c mendekati tempat kerja, d ingin berdiri
sendiri, e mencari tempat tinggal yang menyenangkan, f mendekati pusat kegiatan pendidikan, g mencari tempat yang lebih bebas dari polusi udara, h
mendapat bagian tanah dari tempat kerja, i mencari tempat yang lebih bebas dari polusi suasana sosial
Perkembangan permukiman ini menyebabkan suatu pola- pola persebaran permukiman. Menurut Bintarto 1989: 69, Penyebaran keruangan dari
perkembangan permukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a.
Saingan
Competition
Warga suatu kota dengan lainya saling bersaing untuk mendapatkan perumahan yang sesuai dengan keinginannya. Keinginan mendapat tempat yang
baik tergantung pada kemampuan ekonomi masing- masing. Jadi dengan demikian ada kemungkinanan sukar diaturnya mengadakan kompleks perumahan
apabila faktor ekonomi perorangan menjadi faktor penentu. b.
Hak untuk pribadi
Privace ownership
Tanah- tanah yang sudah dimiliki dan direncanakan untuk membangun rumahnya tidak mudah untuk diminta oleh pihak lain. Terlebih jika letak tanah ini
strategis. Pemilikan semacam ini menyulitkan adanya perencanaan zoning area.
c. Perbedaan keingingan
Differential desirability
Penilaian terhadap lokasi perumahan satu sama lain tidaklah sama. Penilaian ini berkaiatan dengan masalah pribadi, masalah prestis, masalah sosial
dan sebagainya. d.
Topografi
Topography
Secara langsung atau tidak langsung topografi ini berpengaruh terhadap kedudukan suatu bangunan, sehingga dapat mempengaruhi harga tanah ataupun
bangunan di tempat- tempat tertentu, daya tarik untuk memiliki atau menolak daerah tersebut.
e. Transportasi
Transportation
Transportasi ini berpengaruh terhadap waktu dan biaya perjalanan. Dikaitkan dengan kesediaan dan kemampuan finansial maka hal ini akan
berpengaruh terhadap lokasi dan persebaran permukiman. f.
Struktur asal
Inertia of earlier structure
Kota- kota dengan bangunan- bangunan historis yang mempunyai nilai budaya yang tinggi akan mengalami kesulitan dalam rangka mengatur
permukiman masa kini. Faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan kota antara lain faktor
alamiah antara lain lokasi, fisiografi dan kekayaan alam, faktor sosial antara lain penduduk, kebijaksanaan pemerintah, faktor kebijaksanaan pemerintah.
geografi161.blogspot.com .
Selain terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pekembangan permukiman tersebut, menurut Houston 1953, dalam Yunus 1987: 30, terdapat
bebrapa karakteristik
pertumbuhan suatu
permukiman berkembangnya
permukiman yang didasarkan pada segi fisik a
nuclear phase
, b
formative phase
, c
modern phase
. Sementara itu menurut Taylor 1958, dalam Yunus 1987: 30, berdasar fungsionalnya karakteristik pertumbuhan kota dibedakan
menjadi empat antara lain: a
infantile stage
, b
juvenil stage
, c
mature stage
, d
senile stage
.
Hierarki permukiman kota dilihat dari posisi rankingnya dalam sistem kota- kota yang ada dalam satu wilayah. Posisi ini dapat disoroti dari berbagai
segi antara lain : a jumlah penduduk, b perbandingan dengan kota- kota prima, c tingkat pertumbuhan penduduknya, d peranan politik administratif, e
pengelompokan kota- kota Yunus, 1987: 30. Perbandingan antara jumlah penduduk yang terus menerus bertambah dan
luas tanah yang tersedia, tetapi juga menyangkut arus urbanisasi dan persaingan yang makin lama, makin intensif dalam mendapatkan lokasi. Persaingan ini tidak
saja timbul karena luas tanah yang terbatas, tetapi juga karena orang cenderung memilih lokasi yang terdekat dengan pusat kegiatan kota dimana fasilitas- fasilitas
kota tersedia dan permukiman dapat menjadi masalah yang sangat kompleks karena berkaitan dengan segi- segi sosial, ekonomi, budaya, ekologi, dan
sebagainya. Kompeksitas ini adalah wajar mengingat hakekat dan fungi tempat tinggal yang begitu luas dalam kehidupan manusia walaupun tidak dengan
sendirinya berarti selalu diperhatikan atau diperhitungkan.
B. Penelitian Relevan
Video yang berhubungan