Faktor yang Mempengaruhi investasi jangka panjang

Pada saat sekarang ini investasi semakin diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Pasalnya hampir semua orang dapat melakukan investasi dengan modal yang tidak besar. Jika dulu investasi dianggap hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki modal besar, hal ini sangat berbeda dengan investasi yang sudah berkembang di jaman sekarang dimana semua orang bisa melakukan investasi kapanpun dan dimanapun. Namun sebelum melakukan investasi, ada baiknya perlu pemahaman yang mendalam tentang investasi. Yuk simak ulasan berikut ini untuk menambah pengetahuan kalian tentang investasi.

Pengertian Investasi Jangka Panjang

Menurut Investopedia, investasi jangka panjang adalah penanaman aset dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dengan tujuan untuk menguasai perusahaan lain. Artinya, investasi jangka panjang memang membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa sampai satu tahun atau lebih untuk mencapai keuntungan yang tinggi.

Selain itu, menurut IDX investasi jangka Panjang adalah investasi dimana daya yang digunakan akan dijalankan terus menerus dan baru bisa dicairkan apabila jangka waktu tersebut telah jatuh tempo (minimal satu tahun).

Dalam hal ini Investasi jangka panjang bisa dikatakan sama seperti menanam kekayaan atau modal dari seseorang atau sebuah perusahaan guna mendapat penghasilan tetap.

Salah satu tujuan dari investasi jangka panjang yakni untuk tabungan keuangan pribadi atau keluarga yang butuh biaya sangat besar seperti dana pendidikan, biaya membeli rumah dan lainnya.

Baca Juga:
Rekomendasi Investasi Terbaik 2021
Aset adalah: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya

Tujuan Investasi Jangka Panjang

Ternyata ada loh beberapa tujuan yang dimiliki dalam melakukan investasi jangka Panjang seperti

  1. Memperoleh pendapatan tetap dalam setiap periode tertentu. Pendapatan tetap dari memiliki investasi jangka panjang bisa dalam bentuk bunga, royalti, deviden, uang sewa, dan bentuk lain dari keuntungan kepemilikan saham
  2. Investasi jangka panjang bagi pengusaha dapat digunakan untuk tujuan membentuk dana tujuan khusus, misalnya untuk kepentingan ekspansi, perluasan produk dan lainnya
  3. Bagi personal, bertujuan mewujudkan tujuan keuangan pribadi atau  keluarga yang butuh biaya sangat besar seperti dana pendidikan, biaya ibadah umrah atau haji, biaya pernikahan, biaya beli rumah, biaya pensiun, dan lain sebagainya
  4. Mengarahkan dana khusus, misalnya seperti dana untuk kepentingan sosial maupun dana untuk kepentingan ekspansi suatu perusahaan
  5. Pengendali perusahan atau orang tertentu dengan kepemilikan sebuah usaha ataupun asset

Baca Juga:
Dividen: Pengertian, Jenis, Cara kerja dan Tipsnya
Dana pensiun adalah: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Perhitungannya

Risiko Investasi Jangka Panjang

Meski berpotensi untung, sebagai investor Anda juga harus berhati-hati. Karena setiap investasi pasti ada resikonya. Dalam investasi jangka panjang, itu disebut prinsip risiko tinggi dan pengembalian tinggi (high risk high return). Untuk investasi jangka panjang, semakin tinggi risikonya, semakin tinggi pula potensi keuntungannya.

Investor harus hati-hati memperhatikan prinsip risiko tinggi dan pengembalian tinggi. Selama Anda bisa mengelolanya, laba atas investasi akan sesuai dengan hasil yang dicapai di masa depan.

Untuk investasi jangka panjang, setidaknya Anda harus memahami enam risiko. Yaitu: risiko pasar, risiko suku bunga, risiko inflasi, risiko likuiditas, risiko mata uang dan risiko negara.

Risiko Pasar

Risiko yang disebabkan oleh sentimen keuangan sering disebut sebagai risiko sistemik. Hal inilah yang sering dialami investor dan tidak bisa dihindari. Bahkan dalam kasus ekstrim, investor mungkin mengalami skenario terburuk, yaitu kehilangan modal.

Faktor-faktor seperti isu negatif, perubahan iklim politik, kerusuhan sipil, dan resesi ekonomi memiliki dampak besar pada grafik pasar. Misalnya, dampak wabah virus Covid-19 tidak hanya melanda Indonesia, tetapi seluruh dunia. Dampaknya terhadap pasar telah melemahkan seluruh aktivitas ekonomi global, mulai dari penurunan saham hingga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Situasi ini menyebabkan banyak investor panik dan mulai menarik sebagian besar dana mereka untuk mencegah nilai investasi mereka jatuh lebih jauh. Dalam hal ini, investor tidak perlu panik. Sebab biasanya hanya sementara waktu dan jika keadaannya kembali normal, maka semua harga akan stabil kembali.

Risiko bunga

Risiko tingkat bunga adalah risiko yang disebabkan oleh nilai relatif bunga. Hal ini disebabkan oleh perubahan suku bunga di pasar. Sehingga secara otomatis akan mempengaruhi nilai investasi. Umumnya, ketika suku bunga naik, harga obligasi turun, dan sebaliknya.

Risiko suku bunga semacam ini dapat diukur dengan menggunakan obligasi jatuh tempo. Misalnya, suku bunga obligasi adalah 8%-10%, maka sukuk sukuk ritel yang diterbitkan pemerintah adalah 13%. Oleh karena itu, investor pasti akan lebih tertarik dengan obligasi syariah ritel pemerintah.

Risiko inflasi

Risiko inflasi terjadi akibat banyaknya uang yang beredar akan menyebabkan harga konsumen terus naik, sementara daya beli masyarakat menurun. Situasi ini disebut juga dengan risiko daya beli.

Adanya inflasi ini berarti nilai uang tunai juga menurun. Misalnya, investor memiliki portofolio tunai Rp 10 juta. Lalu ada inflasi 5%, yang berarti investor kehilangan 2 juta rupiah dalam nilai portofolio mereka setiap tahun karena inflasi.

Baca Juga: Inflasi adalah: Pengertian, Penyebab, Jenis dan Dampaknya

Risiko likuiditas

Risiko likuiditas ini terjadi akibat sulitnya menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu Sesuatu dianggap likuid apabila tidak ada pasar yang bersedia membeli. Biasanya, risiko likuiditas ini terjadi di pasar dengan volume perdagangan yang kecil atau relatif baru. Oleh karena itu, investor perlu ekstra hati-hati saat berinvestasi di pasar yang relatif baru.

Risiko nilai tukar mata uang

Risiko nilai tukar terkait dengan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Ini juga disebut risiko nilai tukar atau risiko mata uang. Dinamika perubahan nilai tukar yang terjadi di pasar menimbulkan risiko nilai tukar atau nilai tukar. Misalnya, jika investor ingin berinvestasi, mereka harus menggunakan mata uang pound Inggris.

Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah Indonesia terhadap pound sterling terus merosot, sehingga tak terhindarkan bagi investor untuk membelanjakan rupiah dalam jumlah besar. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan investasi jangka panjang, sebaiknya investor membaca peluang yang dihadirkan oleh hubungan antara kedua mata uang tersebut.

Risiko Negara

Risiko negara atau country risk adalah risiko yang berkaitan dengan urusan politik suatu negara. Ketika suatu negara dilanda masalah politik, investasi bisa gagal; misalnya gejolak, kerja sama antar negara tidak stabil, dan lebih parah lagi ketika pemerintahan yang sah digulingkan atau kudeta. Oleh karena itu, investor perlu mempertimbangkan dan membaca dengan cermat situasi politik saat ini sebelum memutuskan untuk berinvestasi di negara tertentu.

Keenam risiko ini tidak dapat ditangani oleh investor. Karena sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Kondisi yang tidak aman dapat mempengaruhi nilai investasi jangka panjang.

Jenis-jenis Investasi Jangka Panjang

Menurut IDX ada beberapa jenis-jenis investasi jangka Panjang diantaranya seperti

1. Saham

Investasi jangka panjang di saham tidak bisa lagi hanya dilakukan oleh investor dengan modal besar. Saat ini investasi saham dapat dilakukan dengan berbagai sarana dan kemudahan, sehingga investasi ini dapat dilakukan oleh orang-orang dari berbagai kalangan.

Saham sebenarnya adalah surat berharga yang memberikan bukti kepemilikan oleh perseroan terbatas atau investor korporat. Selain dividen, investor ekuitas juga dapat memilih untuk mendapatkan keuntungan dengan membeli dan menjual saham di bursa

Baca Juga:
Apa Itu Saham: Definisi, Jenis, dan Cara Membelinya
Cara Menabung Saham yang Menguntungkan untuk Pemula

2. Obligasi

Investasi jangka panjang dalam bentuk obligasi adalah surat berharga utang yang diserahkan peminjam kepada pemberi pinjaman dengan surat berharga tersebut, beserta nama, tanggal jatuh tempo pinjaman, dan bunganya. Jangka waktu investasi jangka panjang berkisar antara 1 sampai 10 tahun.

Bagi pengusaha, obligasi memberikan peluang untuk memperoleh dana guna meningkatkan usahanya. Bagi pemberi pinjaman, obligasi adalah bentuk investasi yang menguntungkan

Baca Juga: Apa itu Obligasi: Cara kerja, kelebihan dan kekurangannya

3. Reksadana

Salah satu investasi jangka panjang yang menjanjikan adalah reksa dana. Reksa dana adalah surat berharga yang mewakili aset atau klaim. Keuntungan dari investasi jangka panjang ini adalah menyediakan berbagai pilihan, termasuk pasar mata uang, saham dan obligasi, yang dapat disesuaikan dengan dana dan risiko yang mungkin ditanggung investor. Reksa dana sangat cocok bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman di bidang bisnis, karena semua investasi dilakukan oleh manajer investasi yang berpengalaman.

Baca Juga:
Apa Itu Reksadana: Definisi, Jenis dan Cara Membelinya
Cara Investasi Reksadana dengan Modal Kecil

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA