Faktor-faktor nonalami yang mempengaruhi ketimpangan sosial ditunjukkan pada nomor

Ilustrasi kehidupan, hidup sederhana. (Photo by Markus Winkler on Unsplash)

Bola.com, Jakarta - Ketimpangan sosial adalah kondisi di mana terdapat ketidakseimbangan antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya, yang memiliki status yang sama. Tak bisa dimungkiri, ketimpangan sosial masih menjadi sejumlah masalah di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ketimpangan diartikan sebagai ketidakseimbangan, perbedaan, jurang pemisah, yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.

Jadi, ketimpangan sosial merupakan kondisi ketidakseimbangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang disebabkan adanya perbedaan status sosial, ekonomi maupun budaya.

Walau manusia sering dianggap sebagai makhluk sosial, ada kecenderungan untuk saling mengalahkan. Hal tersebut yang menjadikan terjadinya ketimpangan sosial di lingkungan masyarakat.

Satu di antara langkah yang dapat dilakukan untuk memecahkan ketimpangan sosial ini adalah dengan mengetahui faktor penyebabnya.

Berikut ini rangkuman tentang faktor penyebab ketimpangan sosial, seperti dilansir dari laman repositori.kemdikbud.go.id, Jumat (16/4/2021).

Ilustrasi kehidupan. (Image by lauraelatimer0 from Pixabay)

Ketimpangan sosial di lingkungan masyarakat terjadi karena dua faktor:

1. Faktor Internal

Faktor ini berasal dari dalam diri seseorang. Rendahnya kualitas diri seseorang menjadi satu di antara faktor internal. Ketimpangan sosial bisa muncul karena kemiskinan yang mengekang masyarakat.

2. Faktor Eksternal

Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor ini bisa terjadi karena adanya birokrasi atau aturan hukum negara yang mengekang masyarakat sehingga mereka kesusahan dalam mengembangkan dirinya.

Ketimpangan sosial ini bisa memicu adanya gejala kemiskinan secara struktural.

Selain faktor di atas, ketimpangan sosial dapat terjadi disebabkan beberapa faktor lain, yaitu kondisi demografi, kondisi pendidikan, kondisi ekonomi, kondisi kesehatan, kemiskinan, kurangnya lapangan pekerjaan, perbedaan status sosial masyarakat, dan letak geografis.

1. Kondisi Demografis

Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Kondisi demografis antara masyarakat satu dengan yang lain memiliki perbedaan.

Perbedaan antara masyarakat satu dengan yang lain tersebut berkaitan dengan jumlah penduduk, komposisi penduduk, dan persebaran penduduk.

Ilustrasi kehidupan. (Foto: Loifotos/Pexels.com)

2. Kondisi Pendidikan

Pendidikan merupakan sosial elevator, yaitu saluran mobilitas sosial vertikal yang efektif, yang merupakan kebutuhan untuk semua orang. Pendidikan menjadi kunci utama pembangunan, terutama pembangunan sumber daya manusia.

Biasanya anak-anak yang berada di daerah terpencil memiliki semangat belajar tinggi, meski fasilitas kurang. Sedangkan anak yang tinggal di kota dengan fasilitas pendidikan yang mencukupi, sebagian besar terpengaruh oleh lingkungan sosial yang kurang baik.

Kondisi tersebut membuat semangat belajar menjadi kurang. Ketimpangan sosial tersebut dapat dilihat dari fasilitas, kualitas tenaga kerja, mutu pendidikan.

3. Kondisi Ekonomi

Faktor ekonomi sering dianggap sebagai penyebab utama munculnya ketimpangan sosial. Ketimpangan ini timbul karena pembangunan ekonomi yang tidak merata. Ketakmerataan pembangunan ini disebabkan karena perbedaan antara wilayah yang satu dengan yang lainnya.

Munculnya ketimpangan dari faktor ekonomi juga terjadi karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan faktor produksi.

4. Kondisi Kesehatan

Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh fasilitas kesehatan yang tidak merata di setiap daerah, jangkauan kesehatan kurang luas, pelayanan kesehatan yang kurang memadai, dan sebagainya.

Ilustrasi kehidupan. (Foto: Thach Tran/Pexels.com)

5. Kemiskinan

Kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Kurangnya kemampuan, mutu pendidikan, dan sifat malas yang melekat di diri masyarakat adalah beberapa contoh dari faktor internal.

Sementara itu, birokrasi atau peraturan yang diterapkan oleh instansi perusahaan merupakan faktor eksternal penyebab kemiskinan.

6. Kurangnya Lapangan Pekerjaan

Kesenjangan masyarakat yang bekerja kerja dan penganguran menjadi makin besar karena lapangan pekerjaan sempit. Apabila upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran tidak dilakukan, para pengangguran ini akan merasa terdiskriminasi dan ketimpangan sosial pun makin sulit diatasi.

7. Perbedaan Status Sosial Masyarakat

Perbedaan ini terjadi karena adanya pelapisan atau stratifikasi sosial yang terbentuk berdasarkan kualitas pribadi, seperti kesehatan, pendidikan atau kekayaan. Ketimpangan sosial ini sering terjadi di lingkungan masyarakat.

Ketimpangan ini bisa dilihat dari adanya perbedaan status sosial antara orang kaya dengan orang miskin. Penguasa dengan rakyat, atau sarjana dengan lulusan SD.

8. Letak Geografis.

Pengaruh letak geografis berpengaruh terhadap ketimpangan sosial. Secara geografis, Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang jumlahnya sangat banyak. Sayangnya pulau-pulau ini tidak bisa dikelola dengan baik sehingga ketimpangan sosial akhirnya terjadi.

Pulau-pulau kecil yang tidak tertangani pemerintah akhirnya tertinggal dengan pulau-pulau besar, seperti Jawa, Sumatra, dan pulau besar lainnya.

Sumber: repositori.kemdikbud

Berita video spotlight tentang para pemain yang sudah tua Manchester United, salah satunya ialah Edinson Cavani.

Artikel ini membahas tentang faktor-faktor penyebab ketimpangan sosial di era globalisasi.

- - 

Pernah gak sih teman-teman mendengar istilah “yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin”. Pasti kalimat itu udah gak asing lagi ya di telinga kita. Seiring berkembangnya globalisasi, banyak banget nih kita temui gedung pencakar langit yang menjulang. Sedangkan di sebelahnya, masih banyak juga gubuk kumuh yang berusaha bertahan.

Kita gak bisa menutup mata bahwa masih banyak ketimpangan sosial (kesenjangan sosial) yang ada di sekitar kita akibat pengaruh perkembangan zaman (era globalisasi).

Kira-kira, apa aja ya faktor penyebabnya? Nah, ada beberapa faktor penyebab ketimpangan sosial terutama di era globalisasi saat ini. Di antaranya ketidaksiapan menerima perubahan, kebijakan pembangunan yang kurang tepat, tingkat pertumbuhan pembangunan yang tidak merata, institusi politik dan ekonomi yang cenderung eksklusif, dan terakhir adanya bias akibat globalisasi. Wah banyak juga ya faktornya, untuk lebih jelasnya, simak artikel ini sampai habis ya!

1. Ketidaksiapan Menerima Perubahan

Sadar gak, sih, kalau penemuan media elektronik dan internet ngasih banyak banget dampak bagi kehidupan kita? Gak hanya dampak positif yang kita rasain setiap hari, melainkan ngasih dampak negatif untuk mereka yang belum siap menerimanya. Ketidaksiapan itu dapat terjadi karena dua faktor, yaitu:

Faktor Kultural

Ketidaksiapan masyarakat menghadapi persaingan di era industri digital, ternyata bisa membuat mereka sulit bersaing dan semakin tertinggal loh teman-teman. Contohnya nih yang sering banget kita lihat sekarang. Banyak toko kecil ataupun toko besar yang jual barangnya gak hanya di etalase toko mereka, tapi juga udah mulai buka toko online di beberapa situs resmi atau website. Penjual gak perlu ke pasar, dan pembeli bisa nyantai di rumah deh sambil nunggu belanjaannya datang. Kemudahan jual beli online ini nih yang bikin penjual dan pembeli gak perlu membuang banyak waktu dan bisa manfaatin waktunya ke hal lain.

Di samping itu, masih banyak juga loh pedagang yang gak mampu beradaptasi dan memilih untuk tetap jualan secara konvensional. Entah karena gagap teknologi atau tidak mau memanfaatkannya. Tapi, sikap itu yang mengakibatkan barang dagangan mereka semakin hari semakin sepi pembeli.

Tidak jarang juga toko mereka jadi gulung tikar karena gak mampu beradaptasi dengan zaman. Faktor kultural ini ada kaitannya juga nih sama pola pikir kita, seperti fixed mindset dan growth mindset. Untuk jelasnya bisa baca artikel itu ya.

Faktor Struktural

Ketika masyarakat udah mulai terbuka dan siap menerima perubahan, ternyata ada faktor lain yang masih membuat mereka sulit berkembang,  yaitu faktor struktural. 

Kalau kita lihat hasil survei penetrasi pengguna internet di Indonesia dari 2019 sampai 2020 (Q2) berdasarkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet   Indonesia (APJII 1),  total pengguna internet Indonesia saat ini mencapai 196,7 juta dengan penetrasi 73,3 persen dari total populasi Indonesia sekitar 266,9 juta. Artinya, masih ada 70,2 juta penduduk yang belum merasakan manfaat dari internet.

Wah cukup banyak ya, padahal kita sendiri sering ngeluh nih kalau koneksi internet kita lemot. Itu sebabnya, saat tempat lain sudah berkembang menuju kemajuan, seperti memanfaatkan internet dengan jual beli online, bersosialisasi dengan siapa saja di mana aja dan kapan saja, di daerah lain untuk akses internet saja susah karena faktor struktural tersebut. 

2. Kebijakan Pembangunan yang Kurang Tepat

Kita tahu bahwa kehidupan terus berjalan dan perlu berkembang supaya gak tergerus zaman, salah satunya dengan melakukan pembangunan. Di samping pembangunan untuk ngasih kemajuan dan perubahan yang lebih baik untuk masyarakat, ternyata masih ada loh kebijakan pembangunan yang kurang tepat. Nah faktor ini nih yang bisa mengakibatkan kerugian bagi sebagian masyarakat.

Contohnya, dalam pembangunan infrastruktur yang harus mengorbankan beberapa aspek. Perlu kita ketahui nih teman-teman, pembangunan infrastruktur memiliki peran penting untuk memajukan perekonomian. Seperti meningkatkan pendapatan, kemudahan akses ke beberapa tempat, lapangan kerja saat konstruksinya berjalan, mengurangi biaya transportasi, hemat biaya dan waktu, dan meningkatkan produktivitas industri. 

Wah banyak ya manfaatnya. Pembangunan infrastruktur memang perlu untuk kegiatan ekonomi. Tapi di beberapa wilayah, ternyata pembangunan infrastruktur justru mendorong penyempitan lahan hijau yang menyebabkan ekosistem terganggu, bahkan juga harus mengorbankan rumah penduduk sendiri.

Oleh sebab itu, kebijakan pembangunan perlu memperhatikan berbagai aspek seperti tempat dan kondisi penduduk setempat, agar manfaat dari pembangunan dapat merata dan semua rakyatnya sejahtera.

3. Tingkat Pertumbuhan Pembangunan yang Tidak Merata

Pertumbuhan pembangunan yang gak merata bisa kita lihat dari kondisi demografis antara perkotaan dan pedesaan. Kondisi demografis ini nunjukin segala aspek yang berkaitan dengan jumlah penduduk, komposisi penduduk, dan persebaran penduduk. 

Tidak hanya perbedaan demografis, perbedaan kondisi sosial dan ekonomi antara perkotaan dan pedesaan juga bisa mengakibatkan pembangunan tidak merata. Seperti yang tertera di gambar berikut:

Dari perbedaan demografi antara perkotaan dan pedesaan ini nih yang bisa mengakibatkan pertumbuhan pembangunan di perkotaan jauh lebih maju daripada di pedesaan, akibatnya terjadilah ketimpangan sosial.

4. Institusi Politik dan Ekonomi yang Cenderung Eksklusif

Pemegang kekuasaan punya hak untuk mengubah bangsa ini menjadi lebih baik demi kepentingan bersama. Tapi banyak segelintir orang yang memiliki sikap eksklusif, yaitu cenderung tidak transparan, ingin diutamakan dalam segala hal, dan keserakahan. Sehingga memanfaatkan kekuasaan dan wewenangnya untuk kepentingan dirinya sendiri. Inilah yang menyebabkan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) tidak bisa dihindari. Sikap eksklusif ini merupakan kebalikan dari sikap inklusif.

Akibat dari sikap eksklusif inilah, kekayaan yang seharusnya dimanfaatkan secara merata untuk masyarakat, malah dipakai untuk memperkaya dirinya dan kelompoknya. Jadilah orang yang kaya akan semakin kaya, orang yang miskin akan semakin miskin.

5. Adanya Bias Akibat Globalisasi

Kerasa banget kan ya pengaruh globalisasi ini bikin berbagai pekerjaan manusia dimudahkan, terutama karena teknologi. Ternyata untuk menjalankan teknologi itu, dibutuhkan orang-orang yang punya pengetahuan atau keterampilan tertentu untuk bisa terlibat dalam produksi. Nah dari kebutuhan itu, akibatnya terjadi bias nih dengan mereka yang gak punya keterampilan. Gak sedikit juga yang merasakan ketimpangan keterampilan (skills), penghasilan, perlindungan kerja, dan kesejahteraan antara pekerja terampil dan tidak terampil.

Nah sekarang udah tahu kan faktor-faktor penyebab ketimpangan sosial di era globalisasi? Oiya, Kalau kamu pengen metode belajar yang lebih asyik, kamu bisa menonton video belajar yang ada di ruangbelajar ya. Dengan memahami penyebab ketimpangan sosial di era globalisasi, semoga kita bisa memahami dan tergerak untuk memperbaiki ketimpangan agar terwujudnya kesejahteraan.

Referensi:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. E-Modul 2018 Direktorat Pembinaan SMA : Ketimpangan Sosial Sebagai Dampak Perubahan Sosial Ditengah Globalisasi. 2018. [Daring]. Tautan:  //repositori.kemdikbud.go.id/19432/1/Kelas%20XII_Sosiologi_KD%203.3.pdf  (Diakses pada 15 Februari 2021).

Herman. APJII : Pengguna Internet di Indonesia Capai 1967 Juta. 2020. [Daring]. Tautan:  //www.beritasatu.com/digital/696577/apjii-pengguna-internet-di-indonesia-capai-1967-juta  (Diakses pada 3 Maret 2021).

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA