Dibawah ini pernyataan yang merupakan metode penelitian kuantitatif adalah kecuali

Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang mengandalkan pengukuran objektif dan analisis matematis (statistik) terhadap sampel data yang diperoleh melalui kuesioner, jejak pendapat, tes, atau instrumen penelitian lainnya untuk membuktikan atau menguji hipotesis (dugaan sementara) yang diajukan dalam penelitian.

Memperkuat pernyataan di atas, metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2018, hlm. 14) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme (mengandalkan empirisme) yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak (random), pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian objektif, dan analisis data bersifat jumlah atau banyaknya (kuantitatif) atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Adapun pengertian filsafat positivisme adalah filsafat yang mengandalkan empirisme atau penemuan dan pengamatan yang telah teralami (nyata) bukan sekedar asumsi atau logika. Artinya, dalam penelitian kuantitatif, data konkret berupa angka atau tepatnya statistik menjadi penentu nomor satu dalam membuktikan asumsinya, bukan sekedar logika yang rasional.

Contohnya, terdapat dugaan bahwa negara A adalah negara berkembang (belum maju). Melalui penelitian kuantitatif akan dilakukan survei berapakah rata-rata penghasilan warga di negara A. Jika penghasilan rata-rata masyarakat negara A hanya sepertiga dari negara maju, maka negara A terbukti sebagai negara berkembang. Sebaliknya, jika penghasilan rata-rata negara A ternyata 90% maka negara tersebut bukanlah negara berkembang.

Hal tersebut tentunya sangat bertolak belakang dengan penelitian kualitatif yang mementingkan kualitas data. Partisipan penelitian dijadikan subjek yang memiliki sumber informasi berharga, bukan hanya sekedar angka. Lalu mana yang lebih baik? Tidak ada, keduanya memiliki kelebihannya masing-masing. Malah dalam beberapa kasus jika penelitian kualitatif dan kuantitatif digabungkan hasil penelitian akan menjadi lebih maksimal.

Untuk memastikan kesahihan pengertian metode penelitian kuantitatif di atas, berikut adalah beberapa pengertian metode penelitian kuantitatif menurut para ahli.

Arikunto

Menurut Arikunto (2019, hlm. 27) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya.

Sunyoto

Penelitian kuantitatif merupakan angka atau bilangan yang sudah pasti sehingga dapat dirangkai dan juga memudahkan dalam membaca, serta mempermudah peneliti untuk membuat sebuah pemahaman (Sunyoto 2016, hlm. 21).

Creswell

Penelitian kuantitatif menurut Creswell (2016, hlm. 5) adalah metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel dalam penelitian.

Indrawan & Yaniawati

Pendekatan kuantitatif adalah upaya peneliti untuk mengumpulkan data bersifat angka, Data angka-angka tersebut selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus kerja statistic dan diturunkan dari variabel yang sudah di operasionalkan, dengan skala ukur tertentu seperti skala nominal, ordinal, interval, dan ratio (Indrawan & Yaniawati, 2016, hlm. 141).

Kasiram

Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang didasari pada asumsi, kemudian ditentukan variabel, dan selanjutnya dianalisis dengan metode-metode penelitian yang valid, terutama dalam penelitian kuantitatif (Kasiram, 2008, hlm. 149).

Karakteristik Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif berlandaskan filsafat positivisme yang harus memiliki dua kriteria penting, yakni kriteria eksplanatori dan prediktif. Eksplanatori berarti penelitian harus dapat menjelaskan keterkaitan dua buah atau lebih fenomena dalam bentuk hubungan, perbedaan, pengaruh, maupun menjelaskan sampel penelitian terhadap populasinya. Prediktif berarti hasil penelitian harus memiliki daya ramal tinggi yang mampu memprediksikan suatu fenomena yang akan terjadi.

Berdasarkan kriteria di atas, maka kita juga dapat menarik bahwa penelitian kualitatif harus pula memiliki karakter ilmu pengetahuan yang memiliki beberapa sifat-sifat di bawah ini.

  1. Objektif,
    maksudnya teori-teori mengenai semesta haruslah menjelaskan apa adanya dan tidak dapat dipengaruhi oleh apa pun; sifatnya harus bebas nilai (asumsi penilaian orang lain).
  2. Fenomenalis,
    bukan fenomena, melainkan berasal dari bahasa Yunani yang berarti “yang terlihat”. Artinya kajian penelitian hanya berbicara mengenai sesuatu yang dapat diamati, yang dapat dirasakan, dan dapat dilihat karena adanya data.
  3. Reduksionis,
    berarti data yang ditemukan melalui penelitian harus dapat direduksi menjadi fakta-fakta yang jelas, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan.
  4. Naturalis,
    artinya sesuatu yang diteliti harus serupa dengan objek alam semesta yang bergerak secara mekanis dan tetap berdasarkan hukum-hukum tertentu. Hanya sesuatu yang dapat diulang berkali-kali kapan pun dan oleh siapa pun tetap memiliki hasil yang sama (Sanjaya, 2015, hlm. 35).

Macam Macam Metode Penelitian Kuantitatif

Menurut Sanjaya (2015, hlm. 37) beberapa macam atau jenis metode yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut.

  1. Kuantitatif Eksperimen,
    merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan dan meramalkan yang akan terjadi pada suatu variabel jika diberikan suatu perlakuan tertentu pada variabel lainnya. Eksperimen memiliki ciri: a) Berhubungan erat dengan populasi dan sampel, karena perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen atau kelompok kontrol (yang tidak diberikan perlakuan) adalah sejumlah anggota sampel sehingga bersifat representatif dari populasi; b) berkaitan dengan hipotesis, dalam penelitian kualitatif eksperimen, peneliti mengajukan hipotesis (dugaan sementara) yang akan dibuktikan kebenaran atau kesalahannya melalui eksperimen.
  2. Survei,
    adalah penelitian yang berusaha untuk mengungkap opini, pendapat, dan pandangan subjek penelitian (masyarakat atau populasi lain) terhadap isu yang sedang diteliti (variabel penelitian). Melalui teknik statistik, hasil survei dapat memberikan gambaran dan daya ramal yang tinggi terhadap sesuatu yang disurvei pada skala yang luas.
  3. Penelitian Korelasi (Kuantitatif Pengaruh),
    metode penelitian korelasi atau correlational Research adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan antar dua atau lebih variabel yang sedang diteliti. Misalnya, apakah variabel X (kemampuan menulis teks eksplanasi) dipengaruhi oleh variabel Y (metode pembelajaran kooperatif)? Jika nilai rata-rata yang didapatkan dalam ujian tes menulis teks eksplanasi meningkat, maka variabel Y berpengaruh terhadap variabel X.
  4. Studi Perbandingan,
    dilakukan untuk menemukan perbedaan tertentu dari dua kelompok subjek penelitian. Dapat sesederhana apakah dua subjek yang dibandingkan memiliki perbedaan yang cukup banyak untuk disebut berbeda dan unik? Jika tidak, berarti keduanya dianggap tumpang-tindih atau serupa.
  5. Studi Perkembangan,
    merupakan studi yang bertujuan untuk menemukan perkembangan pada subjek penelitian tertentu berdasarkan fungsi waktu. Terdapat dua jenis perkembangan, yakni longitudinal dan cross sectional. Penelitian perkembangan longitudinal adalah penelitian perkembangan yang dilakukan untuk melihat perkembangan tertentu pada subjek penelitian yang sama selama kurun waktu tertentu. Misalnya bagaimana perkembangan peserta didik dari kelas 7 hingga kelas 9 SMP. Sementara itu cross sectional tidak mengadakan penelitian pada subjek yang sama namun menyilang untuk mendapatkan gambaran umum dari seluruh jenis subjek. Misalnya beberapa orang dari kelas 7, 8, dan 9 diambil sampelnya untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar SMP pada umumnya.

Referensi

  1. Arikunto, Suharsimi. (2019). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
  2. Creswell, John W. (2016). Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Edisi Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  3. Indrawan, Rully dan Yaniawati, Poppy. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
  4. Kasiram, Moh. (2008). Metodologi Penelitian. Malang: UIN-Malang Pers.
  5. Sanjaya, Wina. (2015). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
  6. Sunyoto, Danang. (2016). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika Aditama.

Memahami Metode Penelitian Kualitatif

Yoni Ardianto

“Behind every quantity there must lie a quality”

Gertrude Jaeger Selznick, Ph.D. pada Sofaer (1999).

A. Pendahuluan

Terdapat dua metode penelitian yang digunakan para peneliti dalam lingkup ilmu sosial, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Di antara dua metode penelitian tersebut, metode kuantitatif merupakan metode yang lebih banyak digunakan, dibandingkan dengan metode kualitatif. Dengan kata lain, metode penelitian kuantitatif lebih populer dibandingkan dengan metode penelitian kualitatif.

Namun demikian, Chua (1986) menyatakan bahwa metode kuantitatif yang menekankan pada hipotesis-deduktif memiliki keterbatasan dalam menjangkau permasalahan yang diteliti. Dengan keterbatasan tersebut, diperlukan adanya metode alternatif yang bisa menjawab pertanyaan-pernyataan yang tidak bisa dijawab dengan metode penelitian kuantitatif. Metode tersebut adalah metode kualitatif.

Seiring dengan perkembangan jaman, khususnya dalam bidang akuntansi dan manajemen, mulai banyak peneliti yang menggunakan metode kualitatif dan hasil penelitiannya telah diterbitkan pada jurnal akuntansi dan manajemen yang bereputasi baik (Basri, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa metode kualitatif mulai mendapatkan perhatian dari para peneliti.

Tulisan ini bertujuan untuk membahas metode penelitian kualitatif. Dimulai dengan konsep penelitian kualitatif, kemudian dibahas perbedaan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif, alasan penggunaan metode kualitatif, dan dibahas juga bagaimana proses penelitian dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil akhir yang diharapkan adalah adanya pemahaman yang lebih mendalam apa dan bagaimana penggunaan metode kualitatif.

B. Definisi dan konsep penelitian kualitatif

Definisi penelitian kualitatif dapat ditemukan pada banyak literatur. Antara lain, Ali dan Yusof (2011) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai:

Any investigation which does not make use of statistical procedures is called “qualitative” nowdays, as if this were a quality label in itself.

Definisi dari Ali dan Yusof tersebut, menekankan pada ketidakhadiran penggunaan alat-alat statistik dalam penelitian kualitatif. Hal ini tentunya untuk mempermudah dalam membedakan penggunaan metode kualitatif dengan penggunaan metode kuantitatif. Karena metode kuantitatif bergantung pada penggunaan perhitungan dan prosedur analisis statistika.

Sementara itu, metode kualitatif lebih menekankan pada pengamatan fenomena dan lebih meneliti ke subtansi makna dari fenomena tersebut. Analisis dan ketajaman penelitian kualitatif sangat terpengaruh pada kekuatan kata dan kalimat yang digunakan. Oleh karena itu, Basri (2014) menyimpulkan bahwa fokus dari penelitian kualitatif adalah pada prosesnya dan pemaknaan hasilnya. Perhatian penelitian kualitatif lebih tertuju pada elemen manusia, objek, dan institusi, serta hubungan atau interaksi di antara elemen-elemen tersebut, dalam upaya memahami suatu peristiwa, perilaku, atau fenomena (Mohamed, Abdul Majid & Ahmad, 2010).

C. Perbedaan metode kualitatif dan metode kuantitatif

Menurut McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015), metode kualitatif digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang “apa (what)”, “bagaimana (how)”, atau “mengapa (why)” atas suatu fenomena, sedangkan metode kuantitatif menjawab pertanyaan “berapa banyak (how many, how much)”. Sementara itu, Tailor (sebagaimana dikutip dalam tulisan Basri, 2014) mengemukakan perbedaan penelitian dengan pendekatan metode kualitatif dan pendekatan metode kuantitatif, antara lain sebagai berikut:

No

Kuantitatif

Kualitatif

1

Sampel yang memadai, berdasarkan teori “central limit theorem” (data dianggap terdirstibusi normal).

Sampel sedikit, tidak mewakili populasi dan idiosinkratis, yaitu unik dan bersifat individual.

2

Kajian pustaka pada awal studi.

Kajian pustaka pada akhir studi.

3

Data dikumpulkan melalui instrumen yang berdasarkan variabel yang telah ditentukan.

Menekankan pada pengorganisasian, pengkoordinasian, dan mensintesa jumlah data yang banyak.

4

Kontrol yang objektif atas bias replikasi dan reliabel.

Bersifat subjektif atas data individual dan muatan nilai.

5

Besifat deduktif.

Bersifat induktif

6

Menguji teori

Mengembangkan teori

7

Mengambil kesimpulan berdasarkan orientasi output data

Mengembangkan nilai dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data, dengan berorientasi pada proses

8

Penjelasan didapat dari interpretasi data-data numerik

Komplek dan pengalaman yang kaya (berisi), terlepas dari data-data numerik

9

Reliabilitas dan validitas diketahui

Reliabilitas dan validitas tidak diketahui

10

Perangkat pengukuran yang standar

Perangkat pengukuran tidak standar

11

Intervensi, tidak ada keterlibatan partisipan

Keterlibatan partisipan

12

Mengikuti metode ilmiah dengan menggunakan HO + HA untuk menerima, menolak, membuktikan, atau tidak menerima hipotesis.

Tidak mengikuti langkah-langkah metode ilmiah, mencari makna dan substansi.

13

Data numerik

Data naratif – kata-kata untuk menggambarkan kompleksitas

14

Menggunakan berbagai macam variasi intrumen

Pada prinsipnya menggunakan observasi dan interview

15

Dengan asumsi realitas yang stabil (statis)

Dengan asumsi realitas yang dinamis

16

Berorientasi pada verifikasi

Berorientasi pada penemuan

17

Menganalisis realitas sosial melalui variabel

Melaksanakan observasi holistik dari total kontek dalam kejadian-kejadian sosial

18

Menggunakan metode statistik untuk menganalisis data

Menggunakan analisis induksi untuk menganalisis data

19

Mempelajari populasi atau sampel yang merepresentasikan populasi

Studi kasus

D. Alasan memilih metode kualitatif

Sale, et al. (2002) menyatakan bahwa penggunaan metode dipengaruhi oleh dan mewakili paradigma yang merefleksikan sudut pandang atas realitas. Lebih lanjut, Kasinath (2013) mengemukakan ada tiga alasan untuk menggunakan metode kualitatif, yaitu (a) pandangan peneliti terhadap fenomena di dunia (a researcher’s view of the world), (b) jenis pertanyaan penelitian (nature of the research question), dan (c) alasan praktis berhubungan dengan sifat metode kualitatif (practical reasons associated with the nature of qualitative methods).

Sementara itu, menurut McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015), pemilihan penggunaan metode kualitatif dalam hal tujuan penelitiannya adalah untuk memahami bagaimana suatu komunitas atau individu-individu dalam menerima isu tertentu. Dalam hal ini, sangat penting bagi peneliti yang menggunakan metode kualitatif untuk memastikan kualitas dari proses penelitian, sebab peneliti tersebut akan menginterpretasi data yang telah dikumpulkannya.

Metode kualitatif membantu ketersediaan diskripsi yang kaya atas fenomena. Kualitatif mendorong pemahaman atas substansi dari suatu peristiwa. Dengan demikian, penelitian kualitatif tidak hanya untuk memenuhi keinginan peneliti untuk mendapatkan gambaran/penjelasan, tetapi juga membantu untuk mendapatkan penjelasan yang lebih dalam (Sofaer, 1999). Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif, peneliti perlu membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai terkait permasalahan yang akan ditelitinya.

Creswell (2007, p. 45-47) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian kualitatif yang baik, antara lain:

a. peneliti menggunakan prosedur mendapatkan data yang tepat.

b. Peneliti membatasi penelitian di dalam asumsi dan karakteristik dari pendekatan kualitatif.

c. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitiannya.

d. Peneliti memulai penelitian dengan satu fokus.

e. Penelitian berisi metode yang rinci, pendekatan yang tepat dalam pengumpulan data, analisis data, dan penulisan laporan.

f. Peneliti menganalisis data menggunakan pemisahan analisis dalam beberapa level.

g. Peneliti menulis secara persuasif, sehingga pembaca dapat merasakan pengalaman yang sama.

E. Proses penelitian dengan pendekatan kualitatif

Penelitian kualitatif dimulai dengan ide yang dinyatakan dengan pertanyaan penelitian (research questions). Pertanyaan penelitian tersebut yang nantinya akan menentukan metode pengumpulan data dan bagaimana menganalisisnya. Metode kualitatif bersifat dinamis, artinya selalu terbuka untuk adanya perubahan, penambahan, dan penggantian selama proses analisisnya (Srivastava, A. & Thomson, S.B., 2009).

Dalam hal pengumpulan data, Gill et. al. (2008) mengemukakan terdapat beberapa macam metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yaitu observasi, analisis visual, studi pustaka, dan interview (individual atau grup). Namun demikian, yang paling popular adalah menggunakan metode interview dan focus group discussion (FGD). Selanjutnya data yang berhasil dikumpulkan, dianalisis untuk dapat memahami dan mendapatkan kesimpulan dalam penelitian tersebut.

Untuk analisis data sendiri, terdapat empat permasalahan yang ditemui dalam menganalisis data (Li & Seal, 2007), yaitu:

a. not knowing where to begin analyzing a large amount of material or how to relate research questions to data.

b. ambiguous definition of coding categories

c. reporting or recording of data, often involving the omission of line numbers in transcripts or the names of speakers.

d. inaccurate or overinterpretation of data.

Selanjutnya, untuk mengantisipasi permasalahan dalam analisis data, Li & Seal (2007) memberikan lima strategi dalam analisis data, yaitu:

a. connecting, was characterized by the need to establish a rigorous and valid connection between statements made by the researcher and the actual data.

b. Separating, was characterized by the need to separate participants’ categories (emic analysis) from researchers categories (etic analysis) and from the views of other authors.

c. Contrasting, was characterized by advice on adopting a systematic approach to identify regular features or differences across settings.

d. Quantifying, was characterized by advice about counting or establishing the size of selection of data needed to sustain arguments.

e. Deleting, was charactized by advice to get rid of irrelevant materials.

F. Kesimpulan

Metode kualitatif merupakan metode yang fokus pada pengamatan yang mendalam. Oleh karenanya, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian dapat menghasilkan kajian atas suatu fenomena yang lebih komprehensif. Penelitian kualitatif yang memperhatikan humanisme atau individu manusia dan perilaku manusia merupakan jawaban atas kesadaran bahwa semua akibat dari perbuatan manusia terpengaruh pada aspek-aspek internal individu. Aspek internal tersebut seperti kepercayaan, pandangan politik, dan latar belakang sosial dari individu yang bersangkutan.

Selanjutnya, masing-masing pendekatan metode penelitian (kuantitatif dan kualitatif) memiliki keunggulan masing-masing. Oleh karena itu, pemilihan metode penelitian juga tergantung pada fenomena yang ingin diteliti.

Daftar pustaka

Ali, A. M. D., & Yusof, H. (2011). Quality and qualitative studies: The case of validity, reliability, and generalizability. Issues in Social and Environmental Accounting, 5(1/2), 25-26

Basri, H. (2014). Using qualitative research in accounting and management studies: not a new agenda. Journal of US-China Public Administration, October 2014, Vol.11, No.10, 831-838. DOI: 10.17265/1548-6591/2014.10.003

Chua, W.F. (1986). Radical Developments in Accounting Thought. The Accounting Review, Vol. 61, No. 4 (Oct., 1986), pp. 601-632.

Creswell, J.W. (2007). Qualitative inquiry & research design choosing among five approaches. Second Edition. Sage Publications – California.

Gill, P., Stewart, K., Treasure, E., & Chadwick, B. (2008). Methods of data collection in qualitative research: interviews and focus groups. British Dental Journal Volume 204 No.6. DOI: 10.1038/bgj.2008.192

Kasinath, H. M. (2013). Understanding and using qualitative methods in performance measurement. Journal of Educational Studies, Trend and Practices, 3(1), 46-57.

Li, S., & Seale, C. (2007). Learning to do qualitative data analysis: An observational study of doctoral work. Qualitative Health Research, 17, 1442–1452. https://doi.org/10.1177/ 1049732307306924

McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015). Research using qualitative, quantitative or mixed methods and choice based on the research. Perfusion. DOI: 10.1177/0267659114559116

Mohamed, Z. M., Abdul Majid, A. H., & Ahmad, N. (2010). Tapping new possibility in accounting research, in qualitative research in accounting, Malaysian case. Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia.

Sale, M. J., Lohfeld, L. H., & Brazil, K. (2002). Revisiting the quantitative-qualitative debate: Implication for mixed-method research. Quality and Quantity, 36(1), 43-53.

Sofaer, S. (1999). Qualitative methods: what are they and why use them?. Health Services Research 34:4 Part II (December 1999).

Srivastava, A. & Thomson, S.B. (2009). Framework analysis: a qualitative methodology for applied policy research. JOAAG, Vol.4. No.2