Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada seorangpun yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik. Berikut merupakan pengertian masalah menurut beberapa ahli dan kamus Bahasa Indonesia:
Jadi dapat disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang dijadikan sebuah penelitian dengan mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban yang diinginkan.
Banyaknya masalah penelitian yang sering ditemukan, seringkali membuat seorang peneliti harus memilih masalah penelitian yang paling layak diantara beberapa masalah tersebut. Hal yang penting dijadikan pegangan dalam memilih masalah penelitian ini adalah bahwa keputusan dan penentuan terakhir adalah terletak pada peneliti itu sendiri. Untuk menentukan topik penelitian Narbuko dan Achmadi (2002) menyampaikan bahwa sebelum menentukan topik penelitian, seorang peneliti harus terlebih dahulu menanyakan pada diri sendiri tentang beberapa pertanyaan berikut: “Apakah topik tersebut dapat dijangkaunya/ dikuasainya (manageble topic)?” “Apakah bahan-bahan/ data-data tersedia dengan cukup (obtainable data)?” “Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significancy of topic)?” “Apakah topik tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji (interested topic)?” Setelah topik ditentukan selanjutnya peneliti harus memilih masalah penelitian yang sesuai dengan topik tersebut. Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian agar masalah yang dipilih layak dan relevan untuk diteliti diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002), meliputi: “Baru” dalam hal ini adalah masalah tersebut belum pernah diungkap atau diteliti oleh orang lain dan topik masih hangat di masyarakat, sehingga agar tidak sia-sia usaha yang dilakukan, sebelum menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca dari jurnal-jurnal penelitian maupun media elektronik tentang penelitian terkini. Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi di masyarakat. Sebagai contoh, ketika seorang dosen keperawatan akan meneliti tentang masalah gangguan konsep diri pada pasien yang telah mengalami hemodialise berulang, maka sebelumnya peneliti tersebut harus melakukan survey dan memang menemukan masalah tersebut, meskipun tidak pada semua pasien. Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis, artinya hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan suatu pemborosan atau penghamburan sumber daya tanpa manfaat praktis yang bermakna. Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas, tetapi juga tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan memberikan hasil yang kurang jelas dan menghamburkan sumber daya, sebaliknya masalah penelitian yang terlalu sempit akan memberikan hasil yang kurang berbobot.
Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan di bidang yang akan diteliti, jika tidak, hasil penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis.
Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang ataupun adat istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena akan banyak menemukan hambatan dalam pelaksanaan penelitiannya nanti. Setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga sejak awal sudah dipertimbangkan darimana asal biaya tersebut akan diperoleh. Tidak jarang masalah-masalah penelitian yang menarik akan mendapatkan sponsor dari instansi-instansi pendukung, baik pemerintah maupun swasta. Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, sebelum melakukan pemilihan masalah penelitian, maka peneliti harus menjawab beberapa pertanyaan berikut agar masalah yang diteliti layak dan relevan (Notoatmodjo, 2002):
Dengan beberapa pertimbangan dan pertanyaan tersebut, diharapkan akan dapat dirumuskan masalah penelitian yang layak dan relevan, sehingga masalah penelitian memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun aplikatif.
Masalah penelitian yang biasa dilakukan untuk thesis ataupun desertasi pada umumnya memusat pada peristiwa di bidang pendidikan yang diharapakan untuk menguraikan, menjelaskan, dan mengembangkan suatu solusi. Dalam menentukan suatu masalah penelitian memerlukan suatu pengertian yang mendalam dan imajinasi (Borg, 1983:72). Pemilihan masalah penelitian yang tepat adalah masalah bagaimana menanyakan pertanyaan yang baik yaitu pertanyaan yang sesuai dan penting dalam konteks pendidikan. Meskipun tidak ada seperangkat standar prosedur untuk memilih masalah penelitian, pertimbangan faktor-faktor khusus perlu diperhatikan. Masalah penelitian harus menarik baik dari segi peneliti maupun komunitas pendidikan.(Wiersma.1986:29) Seluruh proses pencarian masalah penelitian adalah suatu langkah yang penting untuk menjadi seorang yang profesional, sehingga hasil yang ia capai dalam penelitian tersebut dapat mendukung profesinya berupa pengalaman yang berharga, memperoleh informasi dan pengetahuan (Borg,1983: 72-73). Untuk memilih/menemukan suatu masalah yang spesifik dalam penelitian menurut Borg (1983: 75-82).yang harus dilakukan yaitu:
Langkah yang dapat ditempuh adalah menuliskan sebanyak mungkin tipe-tipe kajian yang akan dilakukan dan aspek-aspek khusus yang paling menarik setelah area minat profesional telah teridentifikasi, carilah masalah-masalah yang lebih khusus dalam area ini yang dapat membentuk dasar-dasar untuk tesis.
Kerja pada kelompok biasanya berkenaan dengan studi yang lebih besar dan canggih dibanding bila dilakukan perorangan oleh karenanya keterlibatan kerja ini memberikan banyak hal tentang prosedur. Keuntungan lain adalah kesempatan belajar akan kerja team penelitian akan bermanfaat dimasa yang akan datang. Juga banyak hal yang dapat dipelajari dari anggota tim lain. Walau mempunyai keuntungan, kerja proyek kelompok juga mempunyai kekurangan, barangkali yang paling terlihat adalah hilangnya kesempatan untuk menemukan dan mengembangkan masalahnya sendiri.
Membaca dalam artian membaca yang terprogram dan sistimatis. Carlah referensi-referensi terbaru yang sesuai dengan studi kemudian seleksi 2 atau lebih buku referensi dan buatlah review bab-bab yang bersangkutan. Kegiatan membaca ini akan membantu mempersempit perhatian pada satu atau lebih sub topik yang khusus.
Secara sederhana teori adalah penjelasan peristiwa fisik maupun perilaku. Teori terdiri dari generalisasi (dalam ilmu-ilmu fisik disebut hukum) dan konstruk. Generalisasi adalah pernyataan hubungan antara 2 atau lebih peristiwa; generalisasi dapat digunakan untuk memprediksi peristiwa. Misalnya, pernyataan bahwasanya tutor individu mengakibatkan prestasi sekolah meningkat adalah generalisasi. Bila generalisasi dianggap benar, maka kita dapat memprediksi bahwasanya seorang murid yang bila diberikan tutorial akan menunjukkan peningkatan dalam prestasi. Konstruk adalah sejenis konsep yang digunakan dalam penelitian ilmiah untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa yang memberikan elemen-elemen serupa. Contoh konstruk adalah motivasi, prestasi, kemampuan belajar, intelegensi dan nilai. Konstruk biasanya didefinisikan dalam istilah yang operasional yang membutuhkan pengukuran. Misalnya inteligensi didefinisikan dalam istilah skor yang berasal dari hasil test intelegensi. Pengukuran operasional konstruk biasanya disebut variabel karena tingkat konstruk yang ditunjukkan subyek yang berbeda bervariasi. Penelitian teoritis biasanya terdiri atas pengetahuan hipotesis (spekulasi tentang hubungan 2 variabel atau lebih). Ada beberapa keuntungan melakukan penelitian teoritis dalam pendidikan. Pertama, teori cenderung memfokuskan arah penelitian. Kedua teori dapat memberikan dasar rasional yang digunakan untuk menjelaskan atau menginterprestasi hasil-hasil penelitian. Keuntungan yang lain adalah studi semacam ini dapat membantu perkembangan suatu teori dan teori yang baik akan memungkinkan peneliti melakukan prediksi situasi dalam rentang yang luas.
Replikasi penelitian ini digunakan untuk:
Menurut Nasution (1996:16) Masalah dapat dipilih berdasarkan pertimbangan pribadi dan praktis, misalnya:
Kriteria lain yang bersifat ilmiah yang perlu diperhatikan, agar masalah penelitian itu memberikan sumbangan kepada perkembangan pengetahuan antara lain:
JENIS-JENIS DAN CARA MERUMUSKAN MASALAH
Masalah penelitian bisa diklasifikasikan ke dalam tiga jenis bentuk masalah penelitian yaitu deskriptif, komparasi, dan asosiasi (Sugiyono, 1994:36-39, Arikunto (1993: 28-31). Permasalahn deskrptif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan dan menghubungkan antar variabel. Contoh dalam bentuk rumusan masalah penelitian: 1) Bagaimana sikap masyarakat Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang terhadap KB Mandiri? 2) Bagaimanakah tingkat pemahaman unsur-unsur intrinsik puisi siswa kelas VII SMP 2 Tulakan Tahun pelajaran 2012-2013? Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan suatu variabel pada dua sampel atau lebih. 1) Adakah perbedaan kemampuan berpidato antara siswa yang bersasal dari SLTP negeri dengan siswa yang berasal dari SLTP swasta? 2) Adakah kesamaan pola pengembangan karangan berita pada majalah dengan berita pada surat kabar? 3) Mana yang lebih tinggi prestasi siswa anak guru dengan anak wiraswata? Permasalahan ini menghubungkan dua variabel atau lebih baik berupa hubungan simetris, kausal, maupun interaktif. 1) Hubungan simetris/korelasi sejajar. Hubungan simetris atau korelasi sejajar adalah suatu hubungan antara dua variabel yang kedudukannya sejajar, tidak ada hubungan kausal. Contoh dalam bentuk rumusan masalah: a) Adakah hubungan antara kemampuan dibidang matematik dengan kemampuan dibidang bahasa? b) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat manisnya buah ? 2) Hubungan kausal. Hubungan kausal adalah hubungan yang menunjukkan sebab akibat. Dengan demikian ada variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Contoh dalam rumusan masalah: a) Adakah pengaruh banyaknya pujian terhadap semangat belajar siswa? b) Seberapa besar pengaruh pengetahuan jenis karangan terhadap kemampuan mengarang? 3) Hubungan interaktif Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling memepengaruhi. Dalam jenis ini tidak diketahui mana varibel bebas dan mana variabel terikat. Contoh dalam rumusan masalah: a) Adakah hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa SMU? b) Adakah hubungan antara kepandaian dengan kekayaan?
Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan. Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.
Berdasarkan topik atau masalah penelitian yang telah ditemukan maka dapat dilakukan tahapan-tahapan penelitian berikutnya. Studi Pendahuluan dan Merumuskan Masalah. Setelah calon peneliti memilih dan menemukan masalah, langkah selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mendalami permasalahan sehingga calon peneliti benar-benar dapat mempersiapkan perencanaan selanjutnya. Studi pendahuluan ini mempunyai tujuan sebagaj berikut:
Setelah pengidentifikasian, pemilihan masalah, dan melakukan studi pendahuluan serta sudah yakin terhadap masalah yang dipilih, kemudian dilakukan perumusan masalah penelitian. Hasil perumusan masalah itu dapat dijadikan topik atau judul penelitian. Perumusan masalah penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Fungsi perumusan masalah, antara lain:
KESIMPULAN
Untuk memilih/menemukan suatu masalah yang spesifik dalam penelitian menurut Borg (1983: 75-82).yang harus dilakukan yaitu:
Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.
1) Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut. 2) Batas-batas masalah yang jelas. 3) Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya. 4) Adanya biaya yang diperlukan. 5) Tidak bertentangan dengan hukum. 6) Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti.
1) Bersifat orisinil.Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat. 2) Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah. 3) Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut. 4) Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. 5) Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
1) Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri 2) Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. 3) Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif.
1) Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan. 2) Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. 3) Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. 4) Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian. DAFTAR PUSTAKA Addriadi, Irfan. 2013. “Cara Memformulasikan masalah penelitian” (http://addriadis.blogspot.com) Didownload tanggal 09 April 2013 pukul 16:00 WIB. Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Husada, Dian. 2010. “Cara merumuskan masalah penelitian” (http://dianadewikirana.blogspot.com) Didownload tanggal 06 April 2013 pukul 10:13 WIB. Mulyanto, Agus. 2009. “Jenis-jenis masalah penelitian” (http://mulyanto.blogdetik.com) Didownload tanggal 06 April 2013 pukul 09:00 WIB. Sahut, Suyatno. 2011. “Pengertian Masalah dan Jenis Masalah” (http://yayatsahut.blogspot.com) Didownload tanggal 06 April 2013 pukul 16:15 WIB. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: IKAPI. ___________ Oleh: Maulidiah Novita Dewi (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian dosen pengampu Afid Burhanuddin, M.Pd.) |