Dampak politik dari peristiwa g 30 s /pki yang masih dirasakan sampai sekarang adalah

Berikut ini dampak sosial politik G 30 S/PKI, kecuali … .

a. peta politik beralih ke tangan Angkatan Darat

b. hubungan luar negeri Indonesia dengan Cina mengalami ketegangan

c. PKI sebagai kekuatan politik telah hancur

d. pamor politik Presiden Soekarno memudar

Pembahasan:

Dampak sosial politik pasca G 30 S/PKI yaitu:

  • Secara politik telah lahir peta kekuatan politik baru yaitu tentara AD.
  • Sampai bulan Desember 1965 PKI telah hancur sebagai kekuatan politik di Indonesia.
  • Kekuasaan dan pamor politik Presiden Soekarno memudar.
  • Secara sosial telah terjadi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang PKI atau”dianggap PKI”, yang tidak semuanya melalui proses pengadilan dengan jumlah yang relatif banyak.
  • Semakin menguatnya pengaruh Soeharto,
  • Dalam bidang politik, Indonesia menjauh dari blok timur dan mendekat pada blok barat.

Untuk materi tentang BENTUK BENTUK ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Kalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih

Kunci jawaban:

Berikut ini dampak sosial politik G 30 S/PKI, kecuali … . b. hubungan luar negeri Indonesia dengan Cina mengalami ketegangan

Dampak politik dari peristiwa g 30 s /pki yang masih dirasakan sampai sekarang adalah

Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih

Peristiwa G30S/PKI Tahun 1965 beserta Dampak yang Ditimbulkan – Peristiwa Gerakan 30 September atau yang sering disebut dengan G30S/PKI 1965 yang sudah terjadi di Indonesia menimbulkan banyak dampak negatif bagi kehidupan sosial dan juga polemik pada masyarakat Indonesia, seperti yang kita ketahui bahwa Gerakan 30 September atau G30S/PKI 1965 ingin melakukan kudeta terhadap Pemerintahan Indonesia serta merubah ideologi negara Indonesia yaitu pancasila dengan paham komunis, dimana paham komunis sendiri sangatlah menuai tentangan dari rakyat Indonesia.

Peristiwa G30S/PKI Tahun 1965 beserta Dampak yang Ditimbulkan

Dimana untuk melancarkan rencananya meraka melakukan segala cara termasuk melakukan pembunuhan kepada para TNI AD dan juga merenggut banyak sekali nyawa orang yang tidak berdosa. Serta melakukan pemberontakan pada berbagai wilayah yang ada di Indonesia, tapi hal itu dapat ditumpas sehingga PKI dapat di lenyapkan. Tetapi PKI menimbulkan banyak dampak negatif pada kehidupan sosial serta politik pada negara Indonesia.

Dampak Dari Peristiwa G30S/PKI 1965

Peritiwa Gerakan 30 September atau yang sering disebut dengan G30S/PKI yang terjadi di negara Indonesia banyak sekali. Dampak yang terjadi dampak negatif pada kehidupan sosial dan juga dampak politik pada masyarakat Indonesia. Apa saja dampak yang ditimbulkan mari kita simak dibawah ini.

Dampak Politik

a. Presiden Soekarno yang kehilangan wibawanya dimata seluruh rakyat Indonesia.

b. Kondisi politik Indonesia yang semakin tidak stabil dikarenakan muncul pertentangan didalam lembaga tinggi negara.

c. Sikap pemerintah yang belum bisa untuk mengambil keputusan untuk dapat membubarkan PKI yang kemudian memunculkan kemarahan rakyat.

d. Pada akhirnya menimbulkan aksi demonstrasi yang dilakukan secara besar-besaran yang dilakukan oleh rakyat dan juga mahasiswa yang bergabung dalam KAMI, KAPPI, dan juga KAPI melakukan tuntutan agar PKI dibubarkan beserta dengan ormas-ormasnya. Atau yang sering dikenal dengan istilah Tritura atau sering disebut juga Tiga Tuntutan Rakyat.

Tuntutannya Adalah
  1. Pembubaran PKI
  2. Pembersihan Kabinet Dwikora dan unsur-unsur PKI
  3. Penurunan harga-harga barang

e. Pemerintah melakukan reshuffle atau pembaharuan pada Kabinet Dwikora untuk menjadi Kabinet Dwikora yang telah disempurnakan dan ditujukan kepada kabinet yang memiliki anggota seratus menteri atau yang sering dikenal dengan Kabinet Seratus Menteri. Kabinet yang sudah dibentuk banyak mengalami pertentangan seperti ditentang oleh KAMI dan juga rakyat karena didalam kabinet itu sering dijumpai menteri-menteri yang pro kepada PKI atau memberi dukungan kepada PKI sehingga mereka melakukan aksi turun ke jalan dan mengempeskan ban-ban mobil dari calon menteri yang akan dilantik.

Dan pada aksi itu yang akhirnya menewaskan seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim. Kejadian yang menewaskan Arif Rahman Hakim yang pada akhirnya menimbulkan aksi demonstrasi. Yang mana kejadiaanya lebih besar dibandingkan demostrasi yang sebelumnya. Hal ini dilakukan para mahasiswa Indonesia dan juga Para pemuda Indonesia dijakarta dan juga di daerah-daerah lainnya.

f. Tanggal 25 Februari 1966, Presiden Soekarno membubarkan KAMI karena dianggap sebagai pemicu munculnya aksi demonstrasi dan juga turun kejalan yang dilakukan para pemuda Indonesia dan juga mahasiswa Indonesia.

g. Tanggal 11 Maret 1966 diadakan sidang kabinet yang membahas kemelut politik nasional. Tetapi sidang ini tidak bisa diselesaikan secara baik dikarenakan adanya pasukan yang tidak dikenal yang ada di luar gedung yang kemudian menimbulkan anggapan yang dapat membahayakan keselamatan Presiden Soekarno.

Dampak politik dari peristiwa g 30 s /pki yang masih dirasakan sampai sekarang adalah

h. Tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret atau sering dikenal sebagai istilah Supersemar yang memiliki isi Presiden Soekarno memberikan perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto agar mengambil tindakan menurutnya penting serta perlu sehingga terjaminnya keamanan dan juga ketertiban jalannya pemerintahan serta jalannya revolusi dan juga menjamin keselamatan pribadi dan juga kewibawaan Presiden.

Dampak Ekonomi

Pada bidang ekonomi di peristiwa Gerakan 30 September atau G30S/PKI sudah menyebabkan yang mengakibatkan inflasi yang tinggi serta diikuti dengan kenaikan harga barang. Sampai melebehi 600 persen setahun agar dapat mengatasi masalah tersebut, dan akhirnya pemerintah mengeluarkan dua kebijakan ekonomi.

  1. Pemerintah mengadakan devaluasi rupiah lama menjadi rupiah baru yaitu Rp. 1000 menjadi Rp.100
  2. Menaikan harga bahan bakar menjadi empat kali lipat sehingga kebijakan ini membuat kenaikan pada harga barang yang susah untuk dikendalikan.

Sekian penjelan seputarpengetahuan.com tentang Peristiwa G30S/PKI Tahun 1965 beserta Dampak yang Ditimbulkan negara Indonesia adalah negara yang demokrasi peristiwa G30S/PKI mengajarkan bahwa paham komunis tidaklah cocok untuk dianut dinegara kita, karena negara ini memiliki idiologi yang baik yaitu Pancasila, semoga bermanfaat 🙂

Baca juga:

Peristiwa Gerakan 30 September atau yang dikenal sebagai G30S/PKI merupakan sejarah kelam bagi Bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut menimbulkan berbagai dampak terhadap kehidupan sosial politik masyarakat Indonesia. Gerakan tersebut dilakukan dengan tujuan ingin mengkudeta pemerintahan Indonesia dan mengubah ideologi bangsa dari Pancasila menjadi paham komunis. Paham komunis sendiri ditentang oleh sebagian besar rakyat Indonesia.

Pada tanggal 30 September 1965 malam tujuh perwira tinggi militer Indonesia diculik dan dibunuh sebagai salah satu usaha dalam melakukan kudeta. Mayjen Soeharto, Panglima Kostrad saat itu kemudian melakukan penumpasan terhadap gerakan tersebut. Tidak dapat dipungkiri, peristiwa G30S/PKI tersebut tentunya meninggalkan dampak yang mempengaruhi kehidupan sosial politik di Indonesia. Pemberontakan terjadi di berbagai wilayah di Indonesia dan banyak nyawa yang telah terenggut. Berikut akan dipaparkan dampak-dampak yang dirasakan oleh rakyat Indonesia.

Dampak Politik G30S/PKI

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, peristiwa G30S/PKI memberi dampak politik terhadap berjalannya pemerintahan di Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi politik yang tidak stabil. Berikut ini adalah penjelasan dampak politik yang terjadi pasca terjadinya peristiwa G30S/PKI di Indonesia.

  1. Presiden Soekarno menjadi kehilangan wibawa di mata rakyat Indonesia karena dianggap melakukan pembelaan terhadap PKI.
  2. Pertentangan dalam lembaga tinggi negara muncul karena kondisi politik Indonesia yang semakin tidak stabil. Konflik antara partai politik pun tidak dapat dihindari.
  3. Muncul kemarahan rakyat karena pemerintah belum bisa mengambil keputusan untuk membubarkan PKI.
  4. Aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh rakyat dan mahasiswa yang tergabung dalam KAMI, KAPPI dan KAPI yang menuntut agar PKI dibubarkan yang merupakan bagian dari Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat. Isi tuntutan lainnya adalah Kabinet Dwikora bersih dari unsur-unsur PKI dan pemerintah harus segera mengambil sikap dalam perbaikan ekonomi. Adanya ketidakpuasan rakyat terhadap kebijakan pemerintah mendorong dilakukannya aksi demonstrasi dan berbagai gerakan oleh mahasiswa dan pemuda di Indonesia. Aksi demonstrasi dan gerakan oleh mahasiswa dan pemuda tersebut bertujuan untuk mendesak pemerintah agar segera memperbaiki situasi pasca terjadinya peristiwa G30S/PKI dan membuat perubahan ke arah yang lebih baik.
  5. Pemerintah melakukan pembaruan Kabinet Dwikora menjadi Kabinet Dwikora yang telah disempurnakan dan ditujukan kepada kabinet yang memiliki anggota seratus menteri sehingga disebut sebagai Kabinet Seratus Menteri. Namun di antara menteri-menteri tersebut masih ada yang pro terhadap PKI sehingga ditentang oleh rakyat dan mahasiswa yang tergabung dalam KAMI. Mereka pun melakukan aksi demonstrasi dan mengempeskan ban mobil milik calon menteri yang akan dilantik. Aksi tersebut menewaskan seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim sehingga mendorong aksi demonstrasi yang lebih besar lagi dan menjalar ke daerah-daerah lain di Indonesia.
  6. Pada 25 Februari 1966, Presiden Soekarno membubarkan KAMI karena dianggap sebagai pemicu aksi demonstrasi dan aksi turun ke jalan yang dilakukan oleh para pemuda dan mahasiswa Indonesia.
  7. Pada 11 Maret 1966, sidang kabinet diadakan untuk membahas kemelut politik nasional. Namun, sidang kabinet tersebut tidak dapat diselesaikan karena terdapat pasukan tak dikenal di luar gedung yang dianggap dapat membahayakan keselamatan Presiden Soekarno. Di hari yang sama, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret atau yang dikenal dengan Supersemar yang berisi perintah kepada Letjen Soeharto agar mengambil tindakan yang menurutnya penting dan dianggap perlu untuk menjamin keamanan dan ketertiban dalam menjalankan pemerintahan dan revolusi, serta keselamatan pribadi dan kewibawaan presiden.

Kondisi Sosial Politik Indonesia Pasca G30S/PKI

Setelah berakhirnya peristiwa G30S/PKI, kondisi politik di Indonesia masih belum stabil. Hal tersebut dikarenakan masih sering terjadi konflik antar partai politik. Diterapkannya sistem pemerintahan Demokrasi Terpimpin cenderung mengarah ke sistem pemerintahan yang diktator. Kehidupan ekonomi rakyat Indonesia pun masih suram dan melarat.

Presiden Soekarno menyatakan bahwa gerakan seperti G30S/PKI sangat mungkin terjadi dalam suatu revolusi. Pandangan Presiden Soekarno tersebut ternyata diartikan sebagai pembelaan terhadap PKI oleh masyarakat. Kemudian pada 10 Januari 1966, terjadi demonstrasi besar-besaran yang mengajukan tiga tuntutan yang dikenal sebagai Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat. Tiga tuntutan tersebut antara lain, menuntut pembubaran PKI, pembersihan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI dan penurunan harga-harga atau perbaikan ekonomi.

Tuntutan yang diajukan oleh para demonstran tersebut bukanlah tanpa alasan. Pasca peristiwa G30S/PKI, terjadi inflasi tinggi yakni melebihi 600 persen dalam setahun yang diikuti oleh kenaikan harga barang. Pemerintah kemudian mengeluarkan dua kebijakan ekonomi, antara lain mengadakan devaluasi Rupiah lama menjadi Rupiah baru yaitu Rp1000 menjadi Rp100 dan menaikkan harga bahan bakar menjadi empat kali lipat yang mengakibatkan harga barang susah untuk dikendalikan.