Show KaryaTulisku.com – Kualitas dari Instrumen Peneliti Oleh 1. 2. 3. Sebelum membaca, saya minta tolong untuk dapat Shere and TERIMAKASIH Teknik Pengumpulan Data KuantitatifDEFINISI TEKNIK PENGUMPULAN DATA Dikutip dari Pastiguna teknik pengumpulan data merupakan metode Sementara menurut Jhonshon & Cristensen (200: 126) dikutip dari kumpulanmakalah menjelaskan bahwa metode pengumpulan data merupakan teknik untuk mendapatkan data untuk dianalisi dalam suatu penelitian. Oke dari kedua penjelasan tersebut kita dapat menemukan hal yang sama, dimana keduanya menekankan bahwa teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data. Mengumpulkan data tidak mudah, jika kita salah memilik teknik mengumpulkan data maka salah pula data yang di ambil. Sehingga akan mengurangi nilai dari hasil penelitian itu sendiri. TUJUAN DARI PENGUMPULAN DATA
Penelitian Membutuhkan Data – Sebuah penelitian adalah proses untuk mencari tahu, membuktikan dan mengembangkan suatu pengetahuan. Untuk mendapatkan kebenaran dari kegiatan mencari tau maka dalam penelitian dibutuhkan data-data.
Data diperoleh Dengan Mengumpulkan Data – Tujuan dari pengumpulan data adalah utnuk menemukan data-data yang dibutuhkan dalam proses penelitian. Data tersebut sebagai sumber untuk kemudian dianalisis dan diseimpulkan menjadi pengetahuan baru. Tujuan Pengumpulan DataTEKNIK PENGUMPULAN DATA KUANTITATIF
3 Teknik Pengumpulan Data – Dilihat dari segi caranya maka teknik pengumpulan data kuantitatif dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
Berikut ini Penjelasannya 1. WawancaraWawancara juga disebut sebagai interview. Menurut Emzir (2010) dikutip dari Pastiguna menjelaskan bahwa wawancara merupakan teknik penelitian dengan menggunakan komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi melalui tanya jawab atas peneliti dengan informan. Teknik wawancara umumnya digunakan pada penelitian kualitatif. Karena dengan metode pengumpulan data ini peneliti dapat memperoleh informasi yang mendalam. Meskipun begitu teknik penelitian wawancara juga dapat digunakan pada penelitian kuantitatif. Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa penelitian ini dapat digunakan (pada penelitian kuantitatif) jika peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti, dan bila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Dari kedua penjelasan tersebut maka dapat dijellaskan bahwa teknik pengumpulan data wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berkomunikasi secara langsung dengan informan. Teknik ini bertujuan untuk menemukan permasalah awal (studi pendahuluan) dan juga mengetahui hal-hal secara lebih mendalam. Ada dua jenis wawancara terstruktur dan tidak terstrukturJenis Pengumpulan Data dengan Wawancara Terdapat 2 jenis wawancara yang perlu kita ketahui, yaitu: wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. a. Wawancara TerstrukturSudah Tauu Data yang Diinginkan – Teknik Pengumpulan Data dengan wawancara terstruktur dilakukan bila, peneliti sudah mengetahu data apa yang akan diperoleh dalam penelitian. Instrumen Berupa Pertanyaan yang Sudah Terdapat Alternatif Jawaban dari Peneliti – Dalam melakukan wawancara pengumpul data mengunakan instrumen yang sudah disipkan. Instumen tersebut kemudian disampaikan kepada infomran. Setiap jawaban yang diberikan informan berdasarkan alternatif jawaban dari instrumen yang telah dibuat. Jadi secara sederhana dalam teknik wawancara terstruktur pertanyaan dan alternatif jawaban yang diberikan kepada informan telah ditetapkan terlebih dahulu. Contoh : Instrumen Pengumpulan Data dengan Wawancara Terstruktur 1) Bagaimanakah penilaian bapak ibu terhadap penyelenggaraan pendidikan di kabupaten ini? a. sangat Bagus b. Bagus c. Tidak Bagus d. Sangat Tidak Bagus 2) Bagaimana penilaian siswa terhadap bapak . . . . (nama) saat mengajar di kelas? a. sangat Bagus b. Bagus c. Tidak Bagus d. Sangat Tidak Bagus 3) Bagaimanakan kecepatan pelayanan pembuatan berkas-berkas di kelurahan? a. Sangat Cepat b. Cepat c. Lambat d. Sangat Lambat dan contoh lainnya.
b. Wawancara Tidak Terstruktur Pengumpulan data dengan menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun dengan sistematis. (Sugiyono : 1009) Peoman Garis Besarnya Saja – Pedoman yang digunakan dalam wawancara ini adalah garis besar dari permasalahan yang akan ditanyakan. Contoh : Bagaimanakah Pendapat Bapak/Ibu tentang kenaikan harga daging sapi menjelang bulan Ramadhan? Bagaimanakah dampak kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang bulan Rmadhan? Teknik Pengumpulan Data Kuesioner/Angket2. Angket (Kuesioner) Dikutip dari Rachmatul4212 dijelaskan bahwa angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertuliskepada responden untuk di jawab. Teknik pengumpulan data dengan angket sangat baik jika peneliti ingin mengumpulkan data dengan jumlah responden yang cukup banyak atau banyak. Pengumpulan data dengan angket akan sangat efisien jika peneliti sudah mengetahui variabel yang akan diukur dan mengetahui apa yang diharapkan dari responden. Dalam mengumpulkan data dengan teknik angket ada beberapa perinsip penulisan angket yang perlu diperhatikan; diantaranya yaitu: Perinsip Penulisan Angket
1) Isi dan tujuan pertanyaan Maksudnya adalah dalam penulisan angket, peneliti harus memahami bentuk pertanaanya bertujuan untuk melakukan pengukuran atau bukan. Jika tujuannya adalah melakukan pengukuran maka setiap jawaban harus ada sekala penskorannya.
2) Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan dalam angket (kuesioner) harus sesuai dengan kemampuan bahasa responden. Jika responden orang tua yang tidak/kurang memahami bahasa Indonesia maka jangan menggunakan bahsa Indonesia baku yang sulit dipahami responden.
3) Tipe dan Bentuk Pertanyaan Tipe atau bentuk pertanyaan dalam angket ada dua yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden menjawab pertanyaan dalam bentuk uraian. Contoh : Bagaimankah tanggapan anda tentang filem-filem sinetron saat ini?
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang memungkinkan responden menjawab secara singkat. Responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disiapkan. Contoh : Apakah kamu senang dengan kepemimpinan Presiden saat ini? a. Iya b. TIdak
4) Pertanyaan Tidak Mendua
Pertanyaan yang diberikan kepada responden tidak memiliki makna ganda, sehingga dapat menimbulkan salah tafsir. Pertanyaan yang mendua dapat menyulitkan responden untuk menjawab pertanyaan. Contoh: Bagaimanakah pendapat anda tentang kualitas dan kecepatan pelayanan pembuatan e-KTP? 5) Tidak menanyakan yang sudah lupa ArtikelTerkait
Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif Beserta Cara Penyajian DataContoh Instrumen Penelitian dan Penjelasannya Secara LengkapContoh Kerangka Teoritis Penelitian dan Cara MembuatnyaPertanyaan-pertanyaan yang dibuat dalam angket sebaiknya tidak/bukan meruupakan pertanyaan yang jawabannya kemungkinan sudah dilupakan oleh responden. Lebih lanjut tidak boleh pertanyaan yang terlalu berat sehingga dpat memusingkan responden. Contoh: Bagaimanakah kualitas pemerintahan Indonesia 30 tahun yang lalu?
6) Pertanyaan Tidak Menggiring
Pertanyaan yang dibuat dalam angket, tidak boleh mengandung unsur untuk menggiring jawaban responden untuk menjawab pada salah satu pilihan. Contoh: Bagaimanakah jika bonus kerja pegawai ditingkatkan? (Maka sebagai pegawai memiliki pelungan lebih besar untuk menjawab setuju) atau Bagaimanakah kinerja anda selama 1 periode ini? (Kemungkinan besar dia akan menjawab baik) Pertanyaan semacam itu harus dihindarkan.
7) Panjang Pertanyaan
Panjang pertanyaan tidak perlu terlalu panjang, dan membuat konsentrasi dari responden berkurang. Jika terdapat jumlah pertanyaan yang banyak karena terdpat variabel yang banyak maka dibutuhkan variasi dalam menyajikan pertanaan. Dalam sekali angket lebih baik memiliki 20-30 pertanyaan.
8) Urutan Pertanyaan
Dalam menulis sebuah pertanyaan yang disajikan kepada responden. Pertanyaan dalam angket dimulai dari suatu yang umum ke spesifik atau khusus. Atau dari mudah menuju yang sulit, atau diajak. Hal tersebut perlu dipertimbangkan matang-matang karena akan mempengaruhi psikologis dari responden. 9) Prinsip Pengukuran
Angket yang diberikan kepada responden harus mampu untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian. Oleh sebab itu instrumen tersebut harus valid dan reliabel. Maka setiap pertanyaan harus dilakukan uji validitas dan realibilitas agar dinyatakan valid dan reliabel. Angket pertanyaan yang tidak valid dan reliabel akan menghasilkan data yang tidak valid juga ketika digunakan.
10) Penampilan Fisik Angket Angket yang dibuat dalam kertas yang menarik, dapat meningkatkan kebahagiaan, atau ketertarikan dari pengisi angket. Ketertarikan tersebut dapat membuat mereka mengisi dengan lebih serius. Hal tersebut dapat berbanding terbalik jia penampilan angket berada di kertas yang kurang menarik seperti pada kertas buram. itulah ke 10 prinsip dari penulisan angket. Teknik Pengumpulan Data Observasi3. Observasi Teknik pengumpulan data observasi biasanya digunakan jika peneliti ingin mengetahui gejala tentang perilaku manusia, gejala alam dan jika responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam proses pengumpulan data dengan observasi dua hal yang penting adalah pengamatan dan ingatan. Instrumen dari teknik pengumpulan data dengan observasi ini adalah peneliti itu sendiri. Sehingga peneliti harus dibekali oleh kemampuan yang mumpuni. Jika dilihat dari proses pelaksanaan pengumpulan data, maka observasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu observasi participant dan observasi nonparticipant.
a. Observasi Participant
Observasi participant adalah teknik pengumpulan data dengan observasi dimana peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau sumber penelitian. Sambil melakukan pengamatan peneliti melakukan juga apa yang sumber data lakukan. Misla sumber data bekerja ke sawah, maka peneliti juga ikut ke sawah. Keuntungan dari observasi participant adalah data yang ditemukan menjadi lebih tajam dan akurat. Peneliti juga dapat mengetahui makna dari setiap tindakan yang dilakukan.
b. Observasi Nonparticipant Berbanding terbalik, jika dalam observasi participant tadi peneliti ikut serta hidup dan tinggal dilingkungan sumber data. Maka pengumpulan data dengan observasi nonparticipant peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat yang independet. Contoh: Dalam melaksanakan Pemilihan, peneliti ingin mengamati perilaku dari masyarakat yang memilih di TPS. Dalam hal ini peneliti tetap dapat mengamati sumber data tanpa harus terjunlangsung ikut memilih di TPS tersebut. Peneliti mencatat, menulis, dan kemudian membuat kesimpulan. Sementara jika kita melihat dari perencanaannya, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur Sama seperti wawancara yang mana da wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Maka: Observasi Terstruktur – Adalah teknik observasi yang sudah direncanakan secara sitematis Observasi tidak terstruktur : Adalah teknik observasi yang tidak dipersiapkan secara sitematis tentang apa yang akan diobservasi. Demikian artikel tentang teknik pengumpulan data. Semoga dapat membantu seluruh pembaca. Jika ada pertanyaan, kritik serta saran. Silahkan sampaikan melalui kolom komentar. Karyatulisku.com akan berusaha untuk selalu menjawabnya. SUMBER : Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta https://rachmatul4212.wordpress.com/2013/01/28/teknik-pengumpulan-data-dalam-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif/ |