Bacalah teks berita berikut! Sururi Edarkan Perpustakaan Keliling Menggunakan Kuda Ridwan Sururi, seorang pria paruh baya, seolah tak pernah lelah mengedarkan buku yang di koleksinya. Tak kurang dari seratus judul buku miliknya dengan beragam judul, ditawarkan pada masyarakat di sekitar Kabupaten Banyumas, untuk dibaca secara cuma-cuma. Agar warga bersimpatik, Sururi, begitu dia disapa, mengedarkan buku dengan cara unik. Ia menawarkan buku kepada masyarakat, khususnya anak sekolah, dengan bantuan seekor kuda. la menyebut kegiatan itu sebagai "kuda pustaka" Kuda miliknya dibebani dua buah keranjang di kanan-kiri yang terisi puluhan buku Kuda itu berjalan, dituntun sang empunnya, sembari menawarkan secara santun pada warga. Sesekali untuk menghemat tenaga, ia menggunakan dua ekor kuda, satu kuda dikendarainya (29/5/2016). "Sulitnya itu kalau musim hujan, kalau diedarkan, buku takut jadi basah, kudanya juga bisa masuk angin," kata Seruri Dia mengakui, ide kuda pustaka berawal dar sebuah hobi memelihara kuda. Setelah bertemu dengan kawannya, bernama Nirwan, hobi itu diubah agar bisa lebih bermanfaat Sururi yang akhirnya selain memelihara kuda, juga menyelipkan usaha meningkatkan minat baca warga Sururi mengatakan bahwa melalui bantuan temannya itu, dia akhirnya menawarkan buku secara keliling. Buku yang dibaca warga tidak dipungut biaya. Ia ingin agar daya baca warga meningkat. "Alhamdulillah, masih bisa berjalan sampai sekarang. Saya edarkan tiap hari selasa, rebo, dan Kemis. Kalau jauh biasanya menggunakan dua kuda, kalau dekat cuma satu jalannya dituntun," paparnya Niatan baik itu ternyata terdengar hingga Semarang, Jawa Tengah. Gubernur Jateng saat berada di Banyumas menyambangi kuda pustaka Keliling Sururi la kemudian ikutan membantu dua dus buku, setelah sebelumnya menengok koleksi buku yang ada. "Kalau Nirwan itu teman saya di UGM. Dia dulu belajar teknik nuklir," kata Ganjar. Orang nomor satu di Jawa Tengah itu pun menyemangati Sururi untuk terus menjalankan niat baik itu. "Ini ada upaya meningkatkan minat baca unik dengan kuda. Kami dukung, kami bangga," ujar Ganjar. Tentukan unsur berita tersebut dengan menggunakan pertanyaan berikut! Di mana peristiwanya? Show 27 Jawaban terverifikasi
Ragam Bahasa Resmi ialah ragam bahasa yang biasanya digunakan dalam kondisi atau suasana yang formal, sementara Ragam Bahasa Tidak Resmi ialah bahasa yang digunakan pada kondisi atau suasana sebaliknya, yakni tidak resmi atau non formal. Ragam Bahasa Resmi menggunakan tata bahasa yang baik dan baku serta sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sementara Ragam Bahasa Tidak Resmi tidak mengharuskan penggunaan tata bahasa serta tidak baku. Penjelasan: Adapun ciri-ciri Ragam Bahasa yang Resmi sebagai berikut:
Adapun ciri-ciri Ragam Bahasa Tidak Resmi sebagai berikut:
» Pelajari Lebih Lanjut: • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • » Detil Jawaban Kelas: VIII SMP Mapel: Bahasa Indonesia Bab: Bab 2 - Gaya Bahasa Kode: 8.1.2 #JadiRangkingSatu
Siapa yang tak kenal bahasa? Sebagai media komunikasi yang setiap hari manusia lakukan untuk menyampaikan pesan atau informasi, rasanya nggak mungkin manusia dewasa yang tak berbahasa. Ini menyebabkan ragam bahasa sangat luas, termasuk di Indonesia. Kita bahas selengkapnya yuk! Di Indonesia, ada 700 lebih bahasa daerah, tapi ragam bahasa yang kita bahas bukan bahasa daerah saja, melainkan yang ada dalam bahasa Indonesia. Inilah definisi “ragam bahasa” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring: variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan; Kesimpulannya, ragam bahasa adalah bentuk bahasa yang bervariasi menurut konteks pemakaian. Konteks tersebut bisa berupa topik atau pembicaraan orang, hubungan antarpembicara, atau medium pembicaraan. Misalnya saat kamu bicara dengan temanmu, penggunaan bahasa tentu saja akan berbeda dengan saat kamu berpidato dalam sebuah acara resmi. Bahasa yang kamu gunakan memang masih bahasa Indonesia, tapi sangat berbeda. Ragam bahasa tidak berfungsi sebagai atribut tetap seorang pembicara. Inilah sebabnya terdapat perbedaan dengan dialek, yaitu varian dari sebuah bahasa yang berbeda-beda menurut kelompok pemakai atau wilayah penuturan.
Klasifikasi Ragam Bahasa Berdasarkan Konteks PemakaianPertama adalah berdasarkan pokok pembicaraan, terdiri dari:
Kedua, berdasarkan media pembicaraan, meliputi ragam lisan dan ragam tulis. Ragam lisan terdiri dari:
Sementara ragam tulis terdiri dari:
Ada beberapa klasifikasi ragam bahasa berdasarkan hubungan sosial antara para pembicara, terdiri dari:
Contoh dan Penggunaan dalam KeseharianAgar bisa lebih jelas, mari kita bahas contoh dan penggunaannya dalam keseharian. Dalam sehari-hari, kamu pasti menggunakan bahasa lisan untuk mengobrol langsung, serta bahasa tulis untuk chatting atau menulis surel. Dari situ, kamu mungkin bisa memahami perbedaan ragam bahasa lisan dan tulisan. Inilah beberapa contoh perbedaannya.
Salah satu contoh ragam bahasa yang paling jelas perbedaannya adalah bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur. Umumnya, seorang penutur yang kompeten menguasai berbagai jenis ragam bahasa sehingga ia mampu menyesuaikan ragam yang dipakai dengan situasi dan tujuan berbahasa. Saat kamu ngobrol dengan teman sekelas tentu akan beda ketimbang saat kamu ngobrol dengan guru, dan akan beda lagi jika kamu bicara dalam lingkungan resmi dan terpelajar.
Contoh Berdasarkan Cara Pandang Penutur
Kalimat yang jadi contoh sebetulnya sama saja, tapi akan jadi beda tergantung dengan ragam masing-masing. Dalam contoh ragam dialek, penutur bicara dengan dialek orang Jakarta. Biasanya, si penutur dengan lawan bicaranya sudah cukup akrab. Sementara, contoh kalimat dalam ragam terpelajar digunakan saat si penutur bicara dengan orang yang dihormati seperti seorang profesor, misalnya. Ragam resmi dan ragam terpelajar terbilang mirip, tapi ragam resmi umumnya hanya digunakan dalam acara-acara resmi. Misalnya, saat seseorang akan berpidato. Terakhir, ragam tak resmi adalah tutur bahasa yang cukup sopan, tapi tak sampai taraf seperti terpelajar atau resmi. Contoh, saat penutur sedang bicara kepada teman sebayanya yang belum terlalu akrab. Ciri Ragam Bahasa IlmiahRagam bahasa ilmiah memiliki ciri tersendiri dibanding lainnya. Sebuah tulisan formal berupa karya ilmiah seperti skripsi pastinya harus menggunakan bahasa baku yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Dalam karya ilmiah, kita menggunakan ragam bahasa ilmiah untuk menyampaikan dan memaparkan teori, fakta di lapangan, konsep, dan prinsip. Sekilas memang mirip bahasa baku, tapi ragam bahasa ilmiah punya ciri-ciri tersendiri. Agar kamu bisa menguasai ragam bahasa ilmiah, yuk pahami ciri-cirinya berdasarkan Jurnal Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Penulisan Artikel Bahasa oleh Eti Ramaniyar Dkk (2019:35-36). 1. Lugas Segala sesuatu harus disampaikan secara langsung, tak berbelit-belit, dan tak menggunakan kalimat yang berbunga-bunga. 2. Mematuhi kaidah tata bahasa Jika tata bahasamu ngawur, pembaca atau pendengar akan sulit memahami isi karya ilmiah yang kamu buat. Untuk itu, kamu harus mematuhi kaidah tata bahasa. 3. Efektif Apa yang kamu ingin sampaikan, itulah yang harus bisa disampaikan dan diterima oleh pembaca atau pendengar. 4. Menggunakan kosakata yang tepat Kosakata adalah perbendaharaan kata, dalam bahasa Inggris sebutannya vocabulary. Kamu harus menerapkan kosakata yang tepat agar pembaca atau pendengar dapat dengan mudah menerima karya ilmiah mudah. 5. Tidak AmbiguBagaimana orang mau memahami karya ilmiah jika karya tersebut menggunakan kalimat yang ambigu, alias menimbulkan makna ganda. 6. Bebas dari Kiasan Ini kan karya ilmiah, bukan karya sastra. Jadi sebaiknya kamu tidak menggunakan kiasan dan bahasa sastrawi yang njelimet, kecuali jika kamu memang membahas soal sastra. 7. Mematuhi Persyaratan Penalaran Kalimat-kalimat dalam sebuah karya ilmiah harus dapat diterima oleh nalar atau akal pikiran pembaca/pendengarnya. Namanya juga karya ilmiah, tentu kamu tak boleh menulis sesuatu yang tak masuk akal. 8. Mematuhi dan Menerapkan Kaidah Salah satu ciri ilmiah lainnya adalah menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku mengenai aturan ketatabahasaan.
Ternyata cukup banyak pemahaman seputar keberagaman bahasa yang mesti kita pahami ya? Untuk mendalaminya, kamu bisa belajar seputar bahasa dengan mendaftarkan diri ke universitas-universitas bahasa terbaik yang bisa kamu pilih di goKampus di link ini. Selain belajar dari bangku kuliah, kamu juga bisa mempelajari bahasa dengan menguasai teknik berbahasa yang baik yang bisa kamu pelajari dengan ikutan kelas online di goKampus dengan klik link di sini. Kalau kamu ingin memilih kelas lain dan bingung apa yang ingin kamu pelajari terlebih dahulu, goKampus memilihkan 10 kelas rekomendasi terbaik setiap bulannya, loh. Siapa tahu dari 10 kelas yang bisa kamu lihat di link ini, ada yang sesuai dengan minat dan kebutuhanmu! Yuk #LearnBetterGoFaster bareng goKampus. |