Cara penulisan tata nama binomial nomenklatur yang benar adalah

Atur nama dalam biologi sudah merasakan perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berjenis-jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi sudah menulis sebanyak nama tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang diproduksinya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme berikutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Sampai sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Kondisi berubah sesudah aktivitas penamaan yang semakin sistematik dikenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam kitab yang ditulisnya, Systema Naturae ("Sistematika Alamiah").

Atur nama binomial

Atur nama binomial (binomial berfaedah 'dua nama') adalah aturan penamaan baku untuk seluruh organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awal mulanya dilaksanakan sebagai fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun yang belakang sekali segera dilaksanakan sebagai bakteri pula. Sebutan yang disepakati sebagai nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tak akurat sepenuhnya, karena beberapa agung nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.

Penamaan organisme pada ketika ini diatur dalam Peraturan Internasional untuk Atur Nama Botani (ICBN) untuk tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional untuk Atur Nama Zoologi (ICZN) untuk hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional untuk Atur Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang aci untuk tanaman budidaya (Peraturan Internasional untuk Atur Nama Tanaman Budidaya, ICNCP).

Aturan penulisan

  • Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menaruh nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
  • Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf agung, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
  • Penulisan nama ini tak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang seluruhnya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali sebagai hal berikut:
    1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa aktivitas penulisan ini adalah konvensi yang aci ketika ini semenjak awal seratus tahun ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf agung bila diambil dari nama orang atau tempat.
    2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah sebagai nama genus dan nama spesies.
  • Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari autoritas boleh diberikan di balik nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Bila suatu spesies digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang aci sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dibawa masuk dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
  • Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah kebanyakan menyusul dan ditaruh dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui sebagai menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena telah tersedia spesies lain, Glycine soja, yang juga dinamakan kedelai.).
  • Nama ilmiah ditulis lengkap apabila diistilahkan pertama kali. Penyebutan berikutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga paling agung dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang semakin kecil.
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
  • Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) dipakai bila nama spesies tak dapat atau tak perlu diterangkan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) adalah bangun-bangun jamak. Contoh: Canis sp., berfaedah satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berfaedah jenis-jenis Adiantum.
  • Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berfaedah "subspesies", dan bangun-bangun jamaknya "sspp." atau "subspp."
  • Singkatan "cf." (dari confer) dipakai bila identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berfaedah "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum ditentukan sama dengan spesies ini".
  • Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
  • Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".

Penyebutan autoritas

Dalam naskah-naskah ilmiah, paling tak salah satu nama spesies (biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama) diikuti oleh "autoritas" - suatu aktivitas penyebutan sebagai orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang valid mengenai spesies tersebut. Aktivitas penulisan ini benar perbedaan di sela anggota zoologi dan botani (termasuk mikologi). Nama autor ditulis di balik nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di anggota zoologi dalam bangun-bangun nama belakang (nama keluarga) diikuti oleh tanggal (boleh hanya tahun) publikasi. Di anggota botani, ICBN menggunakan singkatan nama (terdaftar) dan mengabaikan tanggal (hal ini dulu pernah dipakai pula di anggota zoologi).

Apabila nama awal ditukar, misalnya karena spesies dipindahkan ke genus yang lain, kedua sistem atur nama menggunakan tanda kurung (parentesis) yang mengapit autor awal mulanya. Contoh:

  • (tumbuhan) Amaranthus retroflexus L. – "L." adalah singkatan baku sebagai "Linnaeus".
  • (tumbuhan) Hyacinthoides italica (L.) Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler memindahkannya ke genus Hyacinthoides.
  • (hewan) Passer domesticus (Linnaeus, 1758) – nama asli diberikan oleh Linnaeus sebagai Fringilla domestica; tak seperti ICBN, ICZN tak memerlukan penulisan nama orang yang memindahkan nama spesies ke genus lainnya.

Tatanama trinomial

Penamaan biologi dapat diperluas sampai tingkat di bawah spesies (subspesies). Dalam zoologi penamaan ini dinamakan "trinomen" sedangkan di anggota botani penamaan ini dinamakan "trinomial".

Lihat pula

  • Varietas
  • Tatanama trinomial
  • Taksonomi

Tautan luar

  • (Inggris) Naskah elektronik aturan penamaan botani dari ICBN ( Vienna Code, 2005)
  • (Inggris) Naskah elektronik aturan penamaan zoologi dari ICZN
  • (Inggris) Situs jejaring dari Dewan Internasional Sistematika Prokariota, lembaga yang mengatur tatanama Prokariota

edunitas.com


Page 2

Atur nama dalam biologi telah merasakan perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berjenis-jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sebanyak nama tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang diproduksinya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme berikutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Sampai sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Kondisi berubah setelah aktivitas penamaan yang semakin sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam kitab yang ditulisnya, Systema Naturae ("Sistematika Alamiah").

Atur nama binomial

Atur nama binomial (binomial berfaedah 'dua nama') merupakan aturan penamaan baku untuk semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awal mulanya diterapkan sebagai fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun yang belakang sekali segera diterapkan sebagai bakteri pula. Sebutan yang disepakati sebagai nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak akurat sepenuhnya, karena beberapa agung nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.

Penamaan organisme pada ketika ini diatur dalam Peraturan Internasional untuk Atur Nama Botani (ICBN) untuk tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional untuk Atur Nama Zoologi (ICZN) untuk hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional untuk Atur Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang aci untuk tanaman budidaya (Peraturan Internasional untuk Atur Nama Tanaman Budidaya, ICNCP).

Aturan penulisan

  • Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menaruh nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
  • Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf agung, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
  • Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali sebagai hal berikut:
    1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa aktivitas penulisan ini adalah konvensi yang aci ketika ini semenjak awal seratus tahun ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf agung bila diambil dari nama orang atau tempat.
    2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah sebagai nama genus dan nama spesies.
  • Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari autoritas boleh diberikan di balik nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Bila suatu spesies digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang aci sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dibawa masuk dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
  • Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah kebanyakan menyusul dan ditaruh dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui sebagai menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena telah tersedia spesies lain, Glycine soja, yang juga dinamakan kedelai.).
  • Nama ilmiah ditulis lengkap apabila diistilahkan pertama kali. Penyebutan berikutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga paling agung dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang semakin kecil.
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
  • Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) dipakai bila nama spesies tidak dapat atau tidak perlu diterangkan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bangun-bangun jamak. Contoh: Canis sp., berfaedah satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berfaedah jenis-jenis Adiantum.
  • Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berfaedah "subspesies", dan bangun-bangun jamaknya "sspp." atau "subspp."
  • Singkatan "cf." (dari confer) dipakai bila identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berfaedah "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum ditentukan sama dengan spesies ini".
  • Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
  • Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".

Penyebutan autoritas

Dalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies (biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama) diikuti oleh "autoritas" - suatu aktivitas penyebutan sebagai orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang valid mengenai spesies tersebut. Aktivitas penulisan ini benar perbedaan di sela anggota zoologi dan botani (termasuk mikologi). Nama autor ditulis di balik nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di anggota zoologi dalam bangun-bangun nama belakang (nama keluarga) diikuti oleh tanggal (boleh hanya tahun) publikasi. Di anggota botani, ICBN menggunakan singkatan nama (terdaftar) dan mengabaikan tanggal (hal ini dulu pernah dipakai pula di anggota zoologi).

Apabila nama awal ditukar, misalnya karena spesies dipindahkan ke genus yang lain, kedua sistem atur nama menggunakan tanda kurung (parentesis) yang mengapit autor awal mulanya. Contoh:

  • (tumbuhan) Amaranthus retroflexus L. – "L." adalah singkatan baku sebagai "Linnaeus".
  • (tumbuhan) Hyacinthoides italica (L.) Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler memindahkannya ke genus Hyacinthoides.
  • (hewan) Passer domesticus (Linnaeus, 1758) – nama asli diberikan oleh Linnaeus sebagai Fringilla domestica; tidak seperti ICBN, ICZN tidak memerlukan penulisan nama orang yang memindahkan nama spesies ke genus lainnya.

Tatanama trinomial

Penamaan biologi dapat diperluas sampai tingkat di bawah spesies (subspesies). Dalam zoologi penamaan ini dinamakan "trinomen" sedangkan di anggota botani penamaan ini dinamakan "trinomial".

Lihat pula

  • Varietas
  • Tatanama trinomial
  • Taksonomi

Tautan luar

  • (Inggris) Naskah elektronik aturan penamaan botani dari ICBN ( Vienna Code, 2005)
  • (Inggris) Naskah elektronik aturan penamaan zoologi dari ICZN
  • (Inggris) Situs jejaring dari Dewan Internasional Sistematika Prokariota, lembaga yang mengatur tatanama Prokariota

edunitas.com


Page 3

Atur nama dalam biologi telah merasakan perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berjenis-jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sebanyak nama tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang diproduksinya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme berikutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Sampai sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Kondisi berubah setelah aktivitas penamaan yang semakin sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam kitab yang ditulisnya, Systema Naturae ("Sistematika Alamiah").

Atur nama binomial

Atur nama binomial (binomial berfaedah 'dua nama') merupakan aturan penamaan baku untuk semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awal mulanya diterapkan sebagai fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun yang belakang sekali segera diterapkan sebagai bakteri pula. Sebutan yang disepakati sebagai nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak akurat sepenuhnya, karena beberapa agung nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.

Penamaan organisme pada ketika ini diatur dalam Peraturan Internasional untuk Atur Nama Botani (ICBN) untuk tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional untuk Atur Nama Zoologi (ICZN) untuk hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional untuk Atur Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang aci untuk tanaman budidaya (Peraturan Internasional untuk Atur Nama Tanaman Budidaya, ICNCP).

Aturan penulisan

  • Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menaruh nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
  • Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf agung, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
  • Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali sebagai hal berikut:
    1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa aktivitas penulisan ini adalah konvensi yang aci ketika ini semenjak awal seratus tahun ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf agung bila diambil dari nama orang atau tempat.
    2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah sebagai nama genus dan nama spesies.
  • Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari autoritas boleh diberikan di balik nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Bila suatu spesies digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang aci sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dibawa masuk dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
  • Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah kebanyakan menyusul dan ditaruh dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui sebagai menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena telah tersedia spesies lain, Glycine soja, yang juga dinamakan kedelai.).
  • Nama ilmiah ditulis lengkap apabila diistilahkan pertama kali. Penyebutan berikutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga paling agung dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang semakin kecil.
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
  • Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) dipakai bila nama spesies tidak dapat atau tidak perlu diterangkan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bangun-bangun jamak. Contoh: Canis sp., berfaedah satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berfaedah jenis-jenis Adiantum.
  • Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berfaedah "subspesies", dan bangun-bangun jamaknya "sspp." atau "subspp."
  • Singkatan "cf." (dari confer) dipakai bila identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berfaedah "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum ditentukan sama dengan spesies ini".
  • Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
  • Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".

Penyebutan autoritas

Dalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies (biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama) diikuti oleh "autoritas" - suatu aktivitas penyebutan sebagai orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang valid mengenai spesies tersebut. Aktivitas penulisan ini benar perbedaan di sela anggota zoologi dan botani (termasuk mikologi). Nama autor ditulis di balik nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di anggota zoologi dalam bangun-bangun nama belakang (nama keluarga) diikuti oleh tanggal (boleh hanya tahun) publikasi. Di anggota botani, ICBN menggunakan singkatan nama (terdaftar) dan mengabaikan tanggal (hal ini dulu pernah dipakai pula di anggota zoologi).

Apabila nama awal ditukar, misalnya karena spesies dipindahkan ke genus yang lain, kedua sistem atur nama menggunakan tanda kurung (parentesis) yang mengapit autor awal mulanya. Contoh:

  • (tumbuhan) Amaranthus retroflexus L. – "L." adalah singkatan baku sebagai "Linnaeus".
  • (tumbuhan) Hyacinthoides italica (L.) Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler memindahkannya ke genus Hyacinthoides.
  • (hewan) Passer domesticus (Linnaeus, 1758) – nama asli diberikan oleh Linnaeus sebagai Fringilla domestica; tidak seperti ICBN, ICZN tidak memerlukan penulisan nama orang yang memindahkan nama spesies ke genus lainnya.

Tatanama trinomial

Penamaan biologi dapat diperluas sampai tingkat di bawah spesies (subspesies). Dalam zoologi penamaan ini dinamakan "trinomen" sedangkan di anggota botani penamaan ini dinamakan "trinomial".

Lihat pula

  • Varietas
  • Tatanama trinomial
  • Taksonomi

Tautan luar

  • (Inggris) Naskah elektronik aturan penamaan botani dari ICBN ( Vienna Code, 2005)
  • (Inggris) Naskah elektronik aturan penamaan zoologi dari ICZN
  • (Inggris) Situs jejaring dari Dewan Internasional Sistematika Prokariota, lembaga yang mengatur tatanama Prokariota

edunitas.com


Page 4

Atur nama dalam biologi telah merasakan perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berjenis-jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sebanyak nama tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang diproduksinya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme berikutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Sampai sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Kondisi berubah setelah aktivitas penamaan yang semakin sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam kitab yang ditulisnya, Systema Naturae ("Sistematika Alamiah").

Atur nama binomial

Atur nama binomial (binomial berfaedah 'dua nama') merupakan aturan penamaan baku untuk semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awal mulanya diterapkan sebagai fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun yang belakang sekali segera diterapkan sebagai bakteri pula. Sebutan yang disepakati sebagai nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak akurat sepenuhnya, karena beberapa agung nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.

Penamaan organisme pada ketika ini diatur dalam Peraturan Internasional untuk Atur Nama Botani (ICBN) untuk tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional untuk Atur Nama Zoologi (ICZN) untuk hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional untuk Atur Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang aci untuk tanaman budidaya (Peraturan Internasional untuk Atur Nama Tanaman Budidaya, ICNCP).

Aturan penulisan

  • Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menaruh nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
  • Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf agung, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
  • Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali sebagai hal berikut:
    1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa aktivitas penulisan ini adalah konvensi yang aci ketika ini semenjak awal seratus tahun ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf agung bila diambil dari nama orang atau tempat.
    2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah sebagai nama genus dan nama spesies.
  • Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari autoritas boleh diberikan di balik nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Bila suatu spesies digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang aci sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dibawa masuk dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
  • Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah kebanyakan menyusul dan ditaruh dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui sebagai menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena telah tersedia spesies lain, Glycine soja, yang juga dinamakan kedelai.).
  • Nama ilmiah ditulis lengkap apabila diistilahkan pertama kali. Penyebutan berikutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga paling agung dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang semakin kecil.
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
  • Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) dipakai bila nama spesies tidak dapat atau tidak perlu diterangkan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bangun-bangun jamak. Contoh: Canis sp., berfaedah satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berfaedah jenis-jenis Adiantum.
  • Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berfaedah "subspesies", dan bangun-bangun jamaknya "sspp." atau "subspp."
  • Singkatan "cf." (dari confer) dipakai bila identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berfaedah "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum ditentukan sama dengan spesies ini".
  • Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
  • Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".

Penyebutan autoritas

Dalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies (biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama) diikuti oleh "autoritas" - suatu aktivitas penyebutan sebagai orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang valid mengenai spesies tersebut. Aktivitas penulisan ini benar perbedaan di sela anggota zoologi dan botani (termasuk mikologi). Nama autor ditulis di balik nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di anggota zoologi dalam bangun-bangun nama belakang (nama keluarga) diikuti oleh tanggal (boleh hanya tahun) publikasi. Di anggota botani, ICBN menggunakan singkatan nama (terdaftar) dan mengabaikan tanggal (hal ini dulu pernah dipakai pula di anggota zoologi).

Apabila nama awal ditukar, misalnya karena spesies dipindahkan ke genus yang lain, kedua sistem atur nama menggunakan tanda kurung (parentesis) yang mengapit autor awal mulanya. Contoh:

  • (tumbuhan) Amaranthus retroflexus L. – "L." adalah singkatan baku sebagai "Linnaeus".
  • (tumbuhan) Hyacinthoides italica (L.) Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler memindahkannya ke genus Hyacinthoides.
  • (hewan) Passer domesticus (Linnaeus, 1758) – nama asli diberikan oleh Linnaeus sebagai Fringilla domestica; tidak seperti ICBN, ICZN tidak memerlukan penulisan nama orang yang memindahkan nama spesies ke genus lainnya.

Tatanama trinomial

Penamaan biologi dapat diperluas sampai tingkat di bawah spesies (subspesies). Dalam zoologi penamaan ini dinamakan "trinomen" sedangkan di anggota botani penamaan ini dinamakan "trinomial".

Lihat pula

  • Varietas
  • Tatanama trinomial
  • Taksonomi

Tautan luar

  • (Inggris) Naskah elektronik aturan penamaan botani dari ICBN ( Vienna Code, 2005)
  • (Inggris) Naskah elektronik aturan penamaan zoologi dari ICZN
  • (Inggris) Situs jejaring dari Dewan Internasional Sistematika Prokariota, lembaga yang mengatur tatanama Prokariota

edunitas.com


Page 5

Atur nama dalam biologi telah merasakan perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berjenis-jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sebanyak nama tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang diproduksinya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme berikutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Sampai sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Kondisi berubah setelah aktivitas penamaan yang semakin sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam kitab yang ditulisnya, Systema Naturae ("Sistematika Alamiah").

Atur nama binomial

Atur nama binomial (binomial berfaedah 'dua nama') merupakan aturan penamaan baku untuk semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awal mulanya diterapkan sebagai fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun yang belakang sekali segera diterapkan sebagai bakteri pula. Sebutan yang disepakati sebagai nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak akurat sepenuhnya, karena beberapa agung nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.

Penamaan organisme pada ketika ini diatur dalam Peraturan Internasional untuk Atur Nama Botani (ICBN) untuk tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional untuk Atur Nama Zoologi (ICZN) untuk hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional untuk Atur Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang aci untuk tanaman budidaya (Peraturan Internasional untuk Atur Nama Tanaman Budidaya, ICNCP).

Aturan penulisan

  • Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menaruh nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
  • Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf agung, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
  • Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali sebagai hal berikut:
    1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa aktivitas penulisan ini adalah konvensi yang aci ketika ini semenjak awal seratus tahun ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf agung bila diambil dari nama orang atau tempat.
    2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah sebagai nama genus dan nama spesies.
  • Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari autoritas boleh diberikan di balik nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Bila suatu spesies digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang aci sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dibawa masuk dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
  • Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah kebanyakan menyusul dan ditaruh dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui sebagai menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena telah tersedia spesies lain, Glycine soja, yang juga dinamakan kedelai.).
  • Nama ilmiah ditulis lengkap apabila diistilahkan pertama kali. Penyebutan berikutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga paling agung dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang semakin kecil.
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
  • Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) dipakai bila nama spesies tidak dapat atau tidak perlu diterangkan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bangun-bangun jamak. Contoh: Canis sp., berfaedah satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berfaedah jenis-jenis Adiantum.
  • Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berfaedah "subspesies", dan bangun-bangun jamaknya "sspp." atau "subspp."
  • Singkatan "cf." (dari confer) dipakai bila identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berfaedah "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum ditentukan sama dengan spesies ini".
  • Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
  • Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".

Penyebutan autoritas

Dalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies (biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama) diikuti oleh "autoritas" - suatu aktivitas penyebutan sebagai orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang valid mengenai spesies tersebut. Aktivitas penulisan ini benar perbedaan di sela anggota zoologi dan botani (termasuk mikologi). Nama autor ditulis di balik nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di anggota zoologi dalam bangun-bangun nama belakang (nama keluarga) diikuti oleh tanggal (boleh hanya tahun) publikasi. Di anggota botani, ICBN menggunakan singkatan nama (terdaftar) dan mengabaikan tanggal (hal ini dulu pernah dipakai pula di anggota zoologi).

Apabila nama awal ditukar, misalnya karena spesies dipindahkan ke genus yang lain, kedua sistem atur nama menggunakan tanda kurung (parentesis) yang mengapit autor awal mulanya. Contoh:

  • (tumbuhan) Amaranthus retroflexus L. – "L." adalah singkatan baku sebagai "Linnaeus".
  • (tumbuhan) Hyacinthoides italica (L.) Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler memindahkannya ke genus Hyacinthoides.
  • (hewan) Passer domesticus (Linnaeus, 1758) – nama asli diberikan oleh Linnaeus sebagai Fringilla domestica; tidak seperti ICBN, ICZN tidak memerlukan penulisan nama orang yang memindahkan nama spesies ke genus lainnya.

Tatanama trinomial

Penamaan biologi dapat diperluas sampai tingkat di bawah spesies (subspesies). Dalam zoologi penamaan ini dinamakan "trinomen" sedangkan di anggota botani penamaan ini dinamakan "trinomial".

Lihat pula

  • Varietas
  • Tatanama trinomial
  • Taksonomi

Tautan luar

  • (Inggris) Naskah elektronik aturan penamaan botani dari ICBN ( Vienna Code, 2005)
  • (Inggris) Naskah elektronik aturan penamaan zoologi dari ICZN
  • (Inggris) Situs jejaring dari Dewan Internasional Sistematika Prokariota, lembaga yang mengatur tatanama Prokariota

edunitas.com


Page 6

Atur bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan ronde dari ronde ilmu yang mempelajari bahasa yaitu linguistik. Atur bahasa bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Atur Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI).

Atur bahasa modern

Atur bahasa mencakup:

  • Fonetik
  • Fonologi
  • Morfologi
  • Sintaks
  • Semantik

edunitas.com


Page 7

Atur bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan ronde dari ronde ilmu yang mempelajari bahasa yaitu linguistik. Atur bahasa bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Atur Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI).

Atur bahasa modern

Atur bahasa mencakup:

  • Fonetik
  • Fonologi
  • Morfologi
  • Sintaks
  • Semantik

edunitas.com


Page 8

Atur nama dalam biologi telah merasakan perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berbagai jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sebanyak nama tumbuhan dan binatang dalam ensiklopedia yang diproduksinya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme selanjutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Hingga sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Keadaan berganti setelah cara penamaan yang semakin sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam kitab yang ditulisnya, Systema Naturae ("Sistematika Alamiah").

Atur nama binomial

Atur nama binomial (binomial berfaedah 'dua nama') merupakan agak penamaan baku untuk semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Agak ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan binatang oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena beberapa agung nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.

Penamaan organisme pada ketika ini diatur dalam Peraturan Internasional untuk Atur Nama Botani (ICBN) untuk tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional untuk Atur Nama Zoologi (ICZN) untuk binatang dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional untuk Atur Nama Prokariota (ICNP). Agak penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan agak lain yang berjalan untuk tanaman budidaya (Peraturan Internasional untuk Atur Nama Tanaman Budidaya, ICNCP).

Agak penulisan

  • Agak penulisan dalam tatanama binomial selalu menaruh nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
  • Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf agung, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
  • Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah diproduksi menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut:
    1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu dikawal bahwa cara penulisan ini adalah konvensi yang berjalan ketika ini semenjak awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf agung jika diambil dari nama orang atau tempat.
    2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies.
  • Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari autoritas boleh diberikan di balik nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang berlainan dari yang berjalan sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dibawa masuk dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
  • Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah kebanyakan menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga dinamakan kedelai.).
  • Nama ilmiah ditulis lengkap apabila diceritakan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang semakin kecil.
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
  • Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak perlu diketengahkan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bangun jamak. Contoh: Canis sp., berfaedah satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berfaedah jenis-jenis Adiantum.
  • Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berfaedah "subspesies", dan bangun jamaknya "sspp." atau "subspp."
  • Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berfaedah "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum diresmikan sama dengan spesies ini".
  • Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
  • Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".

Penyebutan autoritas

Dalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies (biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama) diikuti oleh "autoritas" - suatu cara penyebutan untuk orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang valid mengenai spesies tersebut. Cara penulisan ini memiliki perbedaan di selang anggota zoologi dan botani (termasuk mikologi). Nama autor ditulis di balik nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di anggota zoologi dalam bangun nama belakang (nama keluarga) diikuti oleh tanggal (boleh hanya tahun) publikasi. Di anggota botani, ICBN menggunakan singkatan nama (terdaftar) dan mengabaikan tanggal (hal ini dulu pernah digunakan pula di anggota zoologi).

Apabila nama awal ditukar, misalnya karena spesies dialihkan ke genus yang lain, kedua sistem atur nama menggunakan tanda kurung (parentesis) yang mengapit autor awalnya. Contoh:

  • (tumbuhan) Amaranthus retroflexus L. – "L." adalah singkatan baku untuk "Linnaeus".
  • (tumbuhan) Hyacinthoides italica (L.) Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler memindahkannya ke genus Hyacinthoides.
  • (hewan) Passer domesticus (Linnaeus, 1758) – nama asli diberikan oleh Linnaeus sebagai Fringilla domestica; tidak seperti ICBN, ICZN tidak memerlukan penulisan nama orang yang memindahkan nama spesies ke genus lainnya.

Tatanama trinomial

Penamaan biologi dapat diperluas hingga tingkat di bawah spesies (subspesies). Dalam zoologi penamaan ini dinamakan "trinomen" sedangkan di anggota botani penamaan ini dinamakan "trinomial".

Lihat pula

  • Varietas
  • Tatanama trinomial
  • Taksonomi

Tautan luar

  • (Inggris) Naskah elektronik agak penamaan botani dari ICBN ( Vienna Code, 2005)
  • (Inggris) Naskah elektronik agak penamaan zoologi dari ICZN
  • (Inggris) Situs jejaring dari Dewan Internasional Sistematika Prokariota, lembaga yang mengatur tatanama Prokariota

edunitas.com


Page 9

Atur nama dalam biologi telah merasakan perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berbagai jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sebanyak nama tumbuhan dan binatang dalam ensiklopedia yang diproduksinya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme selanjutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Hingga sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Keadaan berganti setelah cara penamaan yang semakin sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam kitab yang ditulisnya, Systema Naturae ("Sistematika Alamiah").

Atur nama binomial

Atur nama binomial (binomial berfaedah 'dua nama') merupakan agak penamaan baku untuk semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Agak ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan binatang oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena beberapa agung nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.

Penamaan organisme pada ketika ini diatur dalam Peraturan Internasional untuk Atur Nama Botani (ICBN) untuk tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional untuk Atur Nama Zoologi (ICZN) untuk binatang dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional untuk Atur Nama Prokariota (ICNP). Agak penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan agak lain yang berjalan untuk tanaman budidaya (Peraturan Internasional untuk Atur Nama Tanaman Budidaya, ICNCP).

Agak penulisan

  • Agak penulisan dalam tatanama binomial selalu menaruh nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
  • Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf agung, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
  • Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah diproduksi menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut:
    1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu dikawal bahwa cara penulisan ini adalah konvensi yang berjalan ketika ini semenjak awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf agung jika diambil dari nama orang atau tempat.
    2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies.
  • Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari autoritas boleh diberikan di balik nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang berlainan dari yang berjalan sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dibawa masuk dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
  • Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah kebanyakan menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga dinamakan kedelai.).
  • Nama ilmiah ditulis lengkap apabila diceritakan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang semakin kecil.
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
  • Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak perlu diketengahkan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bangun jamak. Contoh: Canis sp., berfaedah satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berfaedah jenis-jenis Adiantum.
  • Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berfaedah "subspesies", dan bangun jamaknya "sspp." atau "subspp."
  • Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berfaedah "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum diresmikan sama dengan spesies ini".
  • Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
  • Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".

Penyebutan autoritas

Dalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies (biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama) diikuti oleh "autoritas" - suatu cara penyebutan untuk orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang valid mengenai spesies tersebut. Cara penulisan ini memiliki perbedaan di selang anggota zoologi dan botani (termasuk mikologi). Nama autor ditulis di balik nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di anggota zoologi dalam bangun nama belakang (nama keluarga) diikuti oleh tanggal (boleh hanya tahun) publikasi. Di anggota botani, ICBN menggunakan singkatan nama (terdaftar) dan mengabaikan tanggal (hal ini dulu pernah digunakan pula di anggota zoologi).

Apabila nama awal ditukar, misalnya karena spesies dialihkan ke genus yang lain, kedua sistem atur nama menggunakan tanda kurung (parentesis) yang mengapit autor awalnya. Contoh:

  • (tumbuhan) Amaranthus retroflexus L. – "L." adalah singkatan baku untuk "Linnaeus".
  • (tumbuhan) Hyacinthoides italica (L.) Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler memindahkannya ke genus Hyacinthoides.
  • (hewan) Passer domesticus (Linnaeus, 1758) – nama asli diberikan oleh Linnaeus sebagai Fringilla domestica; tidak seperti ICBN, ICZN tidak memerlukan penulisan nama orang yang memindahkan nama spesies ke genus lainnya.

Tatanama trinomial

Penamaan biologi dapat diperluas hingga tingkat di bawah spesies (subspesies). Dalam zoologi penamaan ini dinamakan "trinomen" sedangkan di anggota botani penamaan ini dinamakan "trinomial".

Lihat pula

  • Varietas
  • Tatanama trinomial
  • Taksonomi

Tautan luar

  • (Inggris) Naskah elektronik agak penamaan botani dari ICBN ( Vienna Code, 2005)
  • (Inggris) Naskah elektronik agak penamaan zoologi dari ICZN
  • (Inggris) Situs jejaring dari Dewan Internasional Sistematika Prokariota, lembaga yang mengatur tatanama Prokariota

edunitas.com


Page 10

Atur nama dalam biologi telah merasakan perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berbagai jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sebanyak nama tumbuhan dan binatang dalam ensiklopedia yang diproduksinya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme selanjutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Hingga sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Keadaan berganti setelah cara penamaan yang semakin sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam kitab yang ditulisnya, Systema Naturae ("Sistematika Alamiah").

Atur nama binomial

Atur nama binomial (binomial berfaedah 'dua nama') merupakan agak penamaan baku untuk semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Agak ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan binatang oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena beberapa agung nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.

Penamaan organisme pada ketika ini diatur dalam Peraturan Internasional untuk Atur Nama Botani (ICBN) untuk tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional untuk Atur Nama Zoologi (ICZN) untuk binatang dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional untuk Atur Nama Prokariota (ICNP). Agak penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan agak lain yang berjalan untuk tanaman budidaya (Peraturan Internasional untuk Atur Nama Tanaman Budidaya, ICNCP).

Agak penulisan

  • Agak penulisan dalam tatanama binomial selalu menaruh nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
  • Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf agung, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
  • Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah diproduksi menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut:
    1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu dikawal bahwa cara penulisan ini adalah konvensi yang berjalan ketika ini semenjak awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf agung jika diambil dari nama orang atau tempat.
    2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies.
  • Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari autoritas boleh diberikan di balik nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang berlainan dari yang berjalan sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dibawa masuk dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
  • Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah kebanyakan menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga dinamakan kedelai.).
  • Nama ilmiah ditulis lengkap apabila diceritakan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang semakin kecil.
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
  • Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak perlu diketengahkan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bangun jamak. Contoh: Canis sp., berfaedah satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berfaedah jenis-jenis Adiantum.
  • Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berfaedah "subspesies", dan bangun jamaknya "sspp." atau "subspp."
  • Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berfaedah "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum diresmikan sama dengan spesies ini".
  • Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
  • Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".

Penyebutan autoritas

Dalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies (biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama) diikuti oleh "autoritas" - suatu cara penyebutan untuk orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang valid mengenai spesies tersebut. Cara penulisan ini memiliki perbedaan di selang anggota zoologi dan botani (termasuk mikologi). Nama autor ditulis di balik nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di anggota zoologi dalam bangun nama belakang (nama keluarga) diikuti oleh tanggal (boleh hanya tahun) publikasi. Di anggota botani, ICBN menggunakan singkatan nama (terdaftar) dan mengabaikan tanggal (hal ini dulu pernah digunakan pula di anggota zoologi).

Apabila nama awal ditukar, misalnya karena spesies dialihkan ke genus yang lain, kedua sistem atur nama menggunakan tanda kurung (parentesis) yang mengapit autor awalnya. Contoh:

  • (tumbuhan) Amaranthus retroflexus L. – "L." adalah singkatan baku untuk "Linnaeus".
  • (tumbuhan) Hyacinthoides italica (L.) Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler memindahkannya ke genus Hyacinthoides.
  • (hewan) Passer domesticus (Linnaeus, 1758) – nama asli diberikan oleh Linnaeus sebagai Fringilla domestica; tidak seperti ICBN, ICZN tidak memerlukan penulisan nama orang yang memindahkan nama spesies ke genus lainnya.

Tatanama trinomial

Penamaan biologi dapat diperluas hingga tingkat di bawah spesies (subspesies). Dalam zoologi penamaan ini dinamakan "trinomen" sedangkan di anggota botani penamaan ini dinamakan "trinomial".

Lihat pula

  • Varietas
  • Tatanama trinomial
  • Taksonomi

Tautan luar

  • (Inggris) Naskah elektronik agak penamaan botani dari ICBN ( Vienna Code, 2005)
  • (Inggris) Naskah elektronik agak penamaan zoologi dari ICZN
  • (Inggris) Situs jejaring dari Dewan Internasional Sistematika Prokariota, lembaga yang mengatur tatanama Prokariota

edunitas.com


Page 11

Atur nama dalam biologi telah merasakan perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berbagai jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sebanyak nama tumbuhan dan binatang dalam ensiklopedia yang diproduksinya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme selanjutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Hingga sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat (nama lokal). Keadaan berganti setelah cara penamaan yang semakin sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam kitab yang ditulisnya, Systema Naturae ("Sistematika Alamiah").

Atur nama binomial

Atur nama binomial (binomial berfaedah 'dua nama') merupakan agak penamaan baku untuk semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Agak ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan binatang oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena beberapa agung nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.

Penamaan organisme pada ketika ini diatur dalam Peraturan Internasional untuk Atur Nama Botani (ICBN) untuk tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional untuk Atur Nama Zoologi (ICZN) untuk binatang dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional untuk Atur Nama Prokariota (ICNP). Agak penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan agak lain yang berjalan untuk tanaman budidaya (Peraturan Internasional untuk Atur Nama Tanaman Budidaya, ICNCP).

Agak penulisan

  • Agak penulisan dalam tatanama binomial selalu menaruh nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
  • Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf agung, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
  • Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah diproduksi menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut:
    1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu dikawal bahwa cara penulisan ini adalah konvensi yang berjalan ketika ini semenjak awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf agung jika diambil dari nama orang atau tempat.
    2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies.
  • Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari autoritas boleh diberikan di balik nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang berlainan dari yang berjalan sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dibawa masuk dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
  • Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah kebanyakan menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga dinamakan kedelai.).
  • Nama ilmiah ditulis lengkap apabila diceritakan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang semakin kecil.
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
  • Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak perlu diketengahkan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bangun jamak. Contoh: Canis sp., berfaedah satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berfaedah jenis-jenis Adiantum.
  • Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berfaedah "subspesies", dan bangun jamaknya "sspp." atau "subspp."
  • Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berfaedah "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum diresmikan sama dengan spesies ini".
  • Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
  • Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".

Penyebutan autoritas

Dalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies (biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama) diikuti oleh "autoritas" - suatu cara penyebutan untuk orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang valid mengenai spesies tersebut. Cara penulisan ini memiliki perbedaan di selang anggota zoologi dan botani (termasuk mikologi). Nama autor ditulis di balik nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di anggota zoologi dalam bangun nama belakang (nama keluarga) diikuti oleh tanggal (boleh hanya tahun) publikasi. Di anggota botani, ICBN menggunakan singkatan nama (terdaftar) dan mengabaikan tanggal (hal ini dulu pernah digunakan pula di anggota zoologi).

Apabila nama awal ditukar, misalnya karena spesies dialihkan ke genus yang lain, kedua sistem atur nama menggunakan tanda kurung (parentesis) yang mengapit autor awalnya. Contoh:

  • (tumbuhan) Amaranthus retroflexus L. – "L." adalah singkatan baku untuk "Linnaeus".
  • (tumbuhan) Hyacinthoides italica (L.) Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler memindahkannya ke genus Hyacinthoides.
  • (hewan) Passer domesticus (Linnaeus, 1758) – nama asli diberikan oleh Linnaeus sebagai Fringilla domestica; tidak seperti ICBN, ICZN tidak memerlukan penulisan nama orang yang memindahkan nama spesies ke genus lainnya.

Tatanama trinomial

Penamaan biologi dapat diperluas hingga tingkat di bawah spesies (subspesies). Dalam zoologi penamaan ini dinamakan "trinomen" sedangkan di anggota botani penamaan ini dinamakan "trinomial".

Lihat pula

  • Varietas
  • Tatanama trinomial
  • Taksonomi

Tautan luar

  • (Inggris) Naskah elektronik agak penamaan botani dari ICBN ( Vienna Code, 2005)
  • (Inggris) Naskah elektronik agak penamaan zoologi dari ICZN
  • (Inggris) Situs jejaring dari Dewan Internasional Sistematika Prokariota, lembaga yang mengatur tatanama Prokariota

edunitas.com


Page 12

Tatanama IUPAC yaitu sistem penamaan senyawa kimia dan penjelasan ilmu kimia secara umum. Tatanama ini dikembangkan dan dimutakhirkan di bawah pengawasan International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).

Perhitungan penamaan senyawa organik (tatanama organik) dan inorganik (tatanama anorganik) dimuat dalam dua publikasi, yang dikenal dengan nama Blue Book [1] dan Red Book [2]. Publikasi ketiga, yang dikenal dengan nama Green Book [3], mengandung rekomendasi sebagai penggunaan simbol sebagai kuantitas fisik (dengan melakukan pekerjaan sama dengan IUPAP). Sementara itu, buku keempat, Gold Book [4], mengandung ruang lingkup dari banyak istilah teknis yang digunakan dalam kimia. Terdapat pula publikasi serupa sebagai biokimia [5] (dengan kerjasama dengan IUBMB), kimia analitik [6], serta kimia makromolekular [7]. Semua publikasi ini didukung oleh rekomendasi yang lebih pendek sebagai kondisi spesifik yang dipublikasikan secara berkala dalam jurnal Pure and Applied Chemistry.

Pustaka

  1. ^ Nomenclature of Organic Chemistry, Oxford:Pergamon Press, 1979; A Guide to IUPAC Nomenclature of Organic Compounds, Recommendations 1993, Oxford:Blackwell Scientific Publications, 1993. (ISBN 3-540-41138-0)
  2. ^ Nomenclature of Inorganic Chemistry, Recommendations 1990, Oxford:Blackwell Scientific Publications. (1990) (ISBN 0-85404-487-6, 2nd ed)
  3. ^ Quantities, Units and Symbols in Physical Chemistry (2nd Edn.), Oxford:Blackwell Scientific Publications. (1993)
  4. ^ Compendium of Chemical Terminology, IUPAC Recommendations (2nd Edn.), Oxford:Blackwell Scientific Publications. (1997)
  5. ^ Biochemical Nomenclature and Related Documents, London:Portland Press, 1992.
  6. ^ Compendium of Analytical Nomenclature, Definitive Rules 1997 (3rd Edn.), Oxford:Blackwell Scientific Publications, 1998.
  7. ^ Compendium of Macromolecular Nomenclature, Oxford:Blackwell Scientific Publications, 1991.

Tautan luar

Cara penulisan tata nama binomial nomenklatur yang benar adalah

Portal Kimia

  • (Inggris) IUPAC Provisional Recommendations for the Nomenclature of Inorganic Chemistry (2004) (online draft of an updated version of the "Red Book")
  • (Inggris) IUPAC Nomenclature of Organic Chemistry (online version of the "Blue Book")
  • (Inggris) IUPAC Recommendations on Organic & Biochemical Nomenclature, Symbols, Terminology, etc. (includes IUBMB Recommendations for biochemistry)
  • (Inggris) IUPAC Abbreviated list of quantities, units and symbols in physical chemistry (online version of the "Green Book")
  • (Inggris) IUPAC Compendium of Chemical Terminology (online version of the "Gold Book", from IUPAC)
  • (Inggris) IUPAC Compendium of Chemical Terminology (online version of the "Gold Book", from the RSC, allows free text searching.)

edunitas.com


Page 13

Tatanama IUPAC yaitu sistem penamaan senyawa kimia dan penjelasan ilmu kimia secara umum. Tatanama ini dikembangkan dan dimutakhirkan di bawah pengawasan International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).

Perhitungan penamaan senyawa organik (tatanama organik) dan inorganik (tatanama anorganik) dimuat dalam dua publikasi, yang dikenal dengan nama Blue Book [1] dan Red Book [2]. Publikasi ketiga, yang dikenal dengan nama Green Book [3], mengandung rekomendasi sebagai penggunaan simbol sebagai kuantitas fisik (dengan melakukan pekerjaan sama dengan IUPAP). Sementara itu, buku keempat, Gold Book [4], mengandung ruang lingkup dari banyak istilah teknis yang digunakan dalam kimia. Terdapat pula publikasi serupa sebagai biokimia [5] (dengan kerjasama dengan IUBMB), kimia analitik [6], serta kimia makromolekular [7]. Semua publikasi ini didukung oleh rekomendasi yang lebih pendek sebagai kondisi spesifik yang dipublikasikan secara berkala dalam jurnal Pure and Applied Chemistry.

Pustaka

  1. ^ Nomenclature of Organic Chemistry, Oxford:Pergamon Press, 1979; A Guide to IUPAC Nomenclature of Organic Compounds, Recommendations 1993, Oxford:Blackwell Scientific Publications, 1993. (ISBN 3-540-41138-0)
  2. ^ Nomenclature of Inorganic Chemistry, Recommendations 1990, Oxford:Blackwell Scientific Publications. (1990) (ISBN 0-85404-487-6, 2nd ed)
  3. ^ Quantities, Units and Symbols in Physical Chemistry (2nd Edn.), Oxford:Blackwell Scientific Publications. (1993)
  4. ^ Compendium of Chemical Terminology, IUPAC Recommendations (2nd Edn.), Oxford:Blackwell Scientific Publications. (1997)
  5. ^ Biochemical Nomenclature and Related Documents, London:Portland Press, 1992.
  6. ^ Compendium of Analytical Nomenclature, Definitive Rules 1997 (3rd Edn.), Oxford:Blackwell Scientific Publications, 1998.
  7. ^ Compendium of Macromolecular Nomenclature, Oxford:Blackwell Scientific Publications, 1991.

Tautan luar

Cara penulisan tata nama binomial nomenklatur yang benar adalah

Portal Kimia

  • (Inggris) IUPAC Provisional Recommendations for the Nomenclature of Inorganic Chemistry (2004) (online draft of an updated version of the "Red Book")
  • (Inggris) IUPAC Nomenclature of Organic Chemistry (online version of the "Blue Book")
  • (Inggris) IUPAC Recommendations on Organic & Biochemical Nomenclature, Symbols, Terminology, etc. (includes IUBMB Recommendations for biochemistry)
  • (Inggris) IUPAC Abbreviated list of quantities, units and symbols in physical chemistry (online version of the "Green Book")
  • (Inggris) IUPAC Compendium of Chemical Terminology (online version of the "Gold Book", from IUPAC)
  • (Inggris) IUPAC Compendium of Chemical Terminology (online version of the "Gold Book", from the RSC, allows free text searching.)

edunitas.com


Page 14

Tatanama IUPAC yaitu sistem penamaan senyawa kimia dan penjelasan ilmu kimia secara umum. Tatanama ini dikembangkan dan dimutakhirkan di bawah pengawasan International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).

Perhitungan penamaan senyawa organik (tatanama organik) dan inorganik (tatanama anorganik) dimuat dalam dua publikasi, yang dikenal dengan nama Blue Book [1] dan Red Book [2]. Publikasi ketiga, yang dikenal dengan nama Green Book [3], mengandung rekomendasi sebagai penggunaan simbol sebagai kuantitas fisik (dengan melakukan pekerjaan sama dengan IUPAP). Sementara itu, buku keempat, Gold Book [4], mengandung ruang lingkup dari banyak istilah teknis yang digunakan dalam kimia. Terdapat pula publikasi serupa sebagai biokimia [5] (dengan kerjasama dengan IUBMB), kimia analitik [6], serta kimia makromolekular [7]. Semua publikasi ini didukung oleh rekomendasi yang lebih pendek sebagai kondisi spesifik yang dipublikasikan secara berkala dalam jurnal Pure and Applied Chemistry.

Pustaka

  1. ^ Nomenclature of Organic Chemistry, Oxford:Pergamon Press, 1979; A Guide to IUPAC Nomenclature of Organic Compounds, Recommendations 1993, Oxford:Blackwell Scientific Publications, 1993. (ISBN 3-540-41138-0)
  2. ^ Nomenclature of Inorganic Chemistry, Recommendations 1990, Oxford:Blackwell Scientific Publications. (1990) (ISBN 0-85404-487-6, 2nd ed)
  3. ^ Quantities, Units and Symbols in Physical Chemistry (2nd Edn.), Oxford:Blackwell Scientific Publications. (1993)
  4. ^ Compendium of Chemical Terminology, IUPAC Recommendations (2nd Edn.), Oxford:Blackwell Scientific Publications. (1997)
  5. ^ Biochemical Nomenclature and Related Documents, London:Portland Press, 1992.
  6. ^ Compendium of Analytical Nomenclature, Definitive Rules 1997 (3rd Edn.), Oxford:Blackwell Scientific Publications, 1998.
  7. ^ Compendium of Macromolecular Nomenclature, Oxford:Blackwell Scientific Publications, 1991.

Tautan luar

Cara penulisan tata nama binomial nomenklatur yang benar adalah

Portal Kimia

  • (Inggris) IUPAC Provisional Recommendations for the Nomenclature of Inorganic Chemistry (2004) (online draft of an updated version of the "Red Book")
  • (Inggris) IUPAC Nomenclature of Organic Chemistry (online version of the "Blue Book")
  • (Inggris) IUPAC Recommendations on Organic & Biochemical Nomenclature, Symbols, Terminology, etc. (includes IUBMB Recommendations for biochemistry)
  • (Inggris) IUPAC Abbreviated list of quantities, units and symbols in physical chemistry (online version of the "Green Book")
  • (Inggris) IUPAC Compendium of Chemical Terminology (online version of the "Gold Book", from IUPAC)
  • (Inggris) IUPAC Compendium of Chemical Terminology (online version of the "Gold Book", from the RSC, allows free text searching.)

edunitas.com


Page 15

Tatanama IUPAC yaitu sistem penamaan senyawa kimia dan penjelasan ilmu kimia secara umum. Tatanama ini dikembangkan dan dimutakhirkan di bawah pengawasan International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC).

Perhitungan penamaan senyawa organik (tatanama organik) dan inorganik (tatanama anorganik) dimuat dalam dua publikasi, yang dikenal dengan nama Blue Book [1] dan Red Book [2]. Publikasi ketiga, yang dikenal dengan nama Green Book [3], mengandung rekomendasi sebagai penggunaan simbol sebagai kuantitas fisik (dengan melakukan pekerjaan sama dengan IUPAP). Sementara itu, buku keempat, Gold Book [4], mengandung ruang lingkup dari banyak istilah teknis yang digunakan dalam kimia. Terdapat pula publikasi serupa sebagai biokimia [5] (dengan kerjasama dengan IUBMB), kimia analitik [6], serta kimia makromolekular [7]. Semua publikasi ini didukung oleh rekomendasi yang lebih pendek sebagai kondisi spesifik yang dipublikasikan secara berkala dalam jurnal Pure and Applied Chemistry.

Pustaka

  1. ^ Nomenclature of Organic Chemistry, Oxford:Pergamon Press, 1979; A Guide to IUPAC Nomenclature of Organic Compounds, Recommendations 1993, Oxford:Blackwell Scientific Publications, 1993. (ISBN 3-540-41138-0)
  2. ^ Nomenclature of Inorganic Chemistry, Recommendations 1990, Oxford:Blackwell Scientific Publications. (1990) (ISBN 0-85404-487-6, 2nd ed)
  3. ^ Quantities, Units and Symbols in Physical Chemistry (2nd Edn.), Oxford:Blackwell Scientific Publications. (1993)
  4. ^ Compendium of Chemical Terminology, IUPAC Recommendations (2nd Edn.), Oxford:Blackwell Scientific Publications. (1997)
  5. ^ Biochemical Nomenclature and Related Documents, London:Portland Press, 1992.
  6. ^ Compendium of Analytical Nomenclature, Definitive Rules 1997 (3rd Edn.), Oxford:Blackwell Scientific Publications, 1998.
  7. ^ Compendium of Macromolecular Nomenclature, Oxford:Blackwell Scientific Publications, 1991.

Tautan luar

Cara penulisan tata nama binomial nomenklatur yang benar adalah

Portal Kimia

  • (Inggris) IUPAC Provisional Recommendations for the Nomenclature of Inorganic Chemistry (2004) (online draft of an updated version of the "Red Book")
  • (Inggris) IUPAC Nomenclature of Organic Chemistry (online version of the "Blue Book")
  • (Inggris) IUPAC Recommendations on Organic & Biochemical Nomenclature, Symbols, Terminology, etc. (includes IUBMB Recommendations for biochemistry)
  • (Inggris) IUPAC Abbreviated list of quantities, units and symbols in physical chemistry (online version of the "Green Book")
  • (Inggris) IUPAC Compendium of Chemical Terminology (online version of the "Gold Book", from IUPAC)
  • (Inggris) IUPAC Compendium of Chemical Terminology (online version of the "Gold Book", from the RSC, allows free text searching.)

edunitas.com