Kesepakatan pada nilai-nilai sosial adalah dasar yang penting untuk banyak kelompok, terutama dalam pernikahan. Setiap pasangan pengantin memiliki nilai-nilai budaya sendiri, hal-hal yang dianggap penting oleh masing-masing pihak. Show Sedikit sekali hal tersebut disepakati secara lengkap. Setiap pasangan bisa berbeda keinginannya dalam menentukan hal-hal seperti pengaturan keuangan, agama, hiburan, memperlihatkan kasih sayang, hubungan dengan menantu mereka dan tata cara. Nilai-nilai sosial terdiri dari berbagai pola-pola tingkah laku yang luas. Suatu nilai yang penting adalah pernikahan itu sendiri. Pada dasarnya, sikap terhadap pernikahan seperti suatu nilai yang sering menjadi faktor penentu dalam keberhasilan pernikahan. Bagi kebanyakan orang, pernikahan adalah nilai tunggal mereka paling penting. Mereka akan berbuat segalanya yang bisa mereka lakukan untuk menyesuaikan secara memuaskan. Lalu apa saja tata cara pernikahan adat Batak Toba? Pada suku Batak Toba, pernikahan adalah suatu peristiwa yang besar, mengundang hulahula, boru, dongan tubu serta dongan sahuta (teman sekampung) sebagai saksi pelaksanan adat yang berlaku. Dalam adat Batak Toba pernikahan harus diresmikan secara adat berdasarkan adat dalihan na tolu, yaitu Somba marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru. Pernikahan di masyarakat Batak Toba sangat kuat sehingga susah untuk bercerai karena dalam pernikahan tersebut banyak orang yang bertanggung jawab dan terlibat di dalamnya. Baca juga:
Tata Cara Upacara Pernikahan Adat Batak Tobarumahpetik.files.wordpress.comAdapun tata cara adat Batak dalam pernikahan yang disebut dengan adat na gok, yaitu pernikahan orang Batak secara normal berdasarkan ketentuan adat terdahulu seperti tahap-tahap berikut ini: 1. MangariritSekarang ini ada yang melaksanakan acara paulak une dan maningkir tangga langsung setelah acara adat ditempat acara adat dilakukan, yang mereka namakan “Ulaon Sadari”. 2. Mangalehon TandaMangalehon tanda maknanya mengasih tanda apabila laki-laki telah menemukan perempuan sebagai calon istrinya, kemudian keduanya saling memberikan tanda. Laki-laki biasanya mengasih uang kepada perempuan sedangkan perempuan menyerahkan kain sarung kepada laki-laki, setelah itu maka laki-laki dan perempuan tersebut telah terikat satu sama lain. Laki-laki lalu memberitahukan hal tersebut kepada orang tuanya, orang tua laki-laki akan menyuruh prantara atau domu-domu yang telah mengikat janji dengan putrinya. 3. Marhori-hori Dinding atau MarhusipMarhusip artinya berbisik, tetapi arti dalam tulisan ini yaitu pembicaran yang bersifat tertutup atau bisa juga disebut pembicaraan atau perundingan antara utusan keluarga calon pengantin laki-laki dengan wakil pihak orang tua calon pengantin perempuan, mengenai mas kawin yang harus di siapkan oleh pihak laki-laki yang akan diberikan kepada pihak perempuan. Hasil-hasil pembicaraan marhusip belum perlu diketahui oleh umum karena untuk menjaga adanya kemungkinan kegagalan dalam mencapai kata sepakat. Marhusip biasanya dilaksanakan di rumah perempuan. Domu-domu calon pengantin laki-laki akan menerangkan tujuan kedatangan mereka pada keluarga calon pengantin perempuan. 4. Martumpol (baca : martuppol)Martumpol bagi orang Batak Toba bisa disebut juga sebagai acara pertunangan tetapi secara harafiah martupol merupakan acara kedua pengantin di hadapan pengurus jemaat gereja diikat dalam janji untuk melangsungkan pernikahan. Upacara adat ini diikuti oleh orang tua kedua calon pengantin dan keluarga mereka beserta para undangan yang biasanya diadakan di dalam gereja, karena yang mengadakan acara martumpol ini kebanyakan adalah masyarakat Batak Toba yang beragama Kristen. 5. Marhata SinamotMarhata sinamot biasanya diselenggarakan setelah selesai membagikan jambar. Marhata sinamot adalah membicarakan berapa jumlah sinamot dari pihak laki-laki, hewan apa yang di sembelih, berapa banyak ulos, berapa banyak undangan dan dimana dilaksanakan upacara pernikahan tersebut. Adat marhata sinamot bisa juga dianggap sebagai perkenalan resmi antara orang tua laki-laki dengan orang tua perempuan. Mas kawin yang diserahkan pihak laki-laki biasanya berupa uang sesuai jumlah mas kawin tersebut di tentukan lewat tawar-menawar. 6. Martonggo Raja atau Maria RajaMartonggo raja merupakan suatu kegiatan pra upacara adat yang bersifat seremonial yang mutlak diselenggarakan oleh penyelenggara yang bertujuan untuk mempersiapkan kepentingan pesta yang bersifat teknis dan non teknis. Pada adat ini biasanya dihadiri oleh teman satu kampung, dongan tubu (saudara). Pihak hasuhuton (tuan rumah) memohon izin kepada masyarakat sekitar terutama dongan sahuta (teman sekampung) untuk membantu mempersiapkan dan menggunakan fasilitas umum pada upacara adat yang sudah direncanakan. 7. Manjalo Pasu-pasu Parbagason (Pemberkatan Pernikahan)Pemberkatan pernikahan kedua pengantin dilaksanakan di Gereja oleh Pendeta. Setelah pemberkatan pernikahan selesai, maka kedua penagntin telah sah menjadi suami istri menurut gereja. Setelah pemberkatan dari Gereja selesai, lalu kedua belah pihak pulang ke rumah untuk mengadakan upacara adat Batak dimana acara ini dihadiri oleh seluruh undangan dari pihak laki-laki dan perempuan. 8. Ulaon Unjuk (Pesta Adat)Setelah selesai pemberkatan dari Gereja, kedua pengantin juga menerima pemberkatan dari adat yaitu dari seluruh keluarga khususnya kedua orang tua. Dalam upacara adat inilah disampaikan doa-doa untuk kedua pengantin yang diwakili dengan pemberian ulos. Selanjutnya dilaksanakan pembagian jambar (jatah) berupa daging dan juga uang yaitu:
9. Mangihut Di Ampang atau Dialap JualDialap Jual artinya jika pesta pernikahan diselenggarakan di rumah pengantin perempuan, maka dilaksanakanlah acara membawa penagntin perempuan ke tempat mempelai laki-laki. 10. Ditaruhon JualJika pesta pernikahan diselenggarakan di rumah pengantin laki-laki, maka penagntin perempuan dibolehkan pulang ke tempat orang tuanya untuk kemudian diantar lagi oleh para namboru-nya ke tempat namboru-nya. Dalam hal ini paranak wajib mengasih upa manaru (upah mengantar), sedang dalam dialap jual upa manaru tidak diberlakukan. 11. Paulak UneAdat ini dimasukkan sebagai langkah untuk kedua belah pihak bebas saling kunjung mengunjungi setelah beberapa hari berselang upacara pernikahan yang biasanya dilaksanakan seminggu setelah upacara pernikahan. Pihak pengantin laki-laki dan kerabatnya, bersama pengantin mengunjungi rumah pihak orang tua pengantin perempuan. Kesempatan inilah pihak perempuan mengetahui bahwa putrinnya betah tinggal di rumah mertuanya. 12. ManjaeSetelah beberapa lama pengantin laki-laki dan perempuan menjalani hidup berumah tangga (kalau laki-laki tersebut bukan anak bungsu), maka ia akan dipajae, yaitu dipisah rumah (tempat tinggal) dan mata pencarian. Biasanya kalau anak paling bungsu mewarisi rumah orang tuanya. 13. Maningkir Tangga (baca: manikkir tangga)Setelah pengantin manjae atau tinggal di rumah mereka. Orang tua beserta keluarga pengantin datang untuk mengunjungi rumah mereka dan diadakan makan bersama. panduanrumah.comDemikian tata cara upacara pernikahan adat Batak Toba, namun akhir-akhir ini tidak semua lagi urutan ini dilaksanakan seperti semula, terutama orang-orang Batak yang berada diperantauan. Beberapa telah dibuat menjadi lebih sederhana. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan untuk kita semua. Jika ada pertanyaan lagi mengenai pernikahan adat Batak, silahkan tulis di comment dibawah ya. Baca juga: Susunan acara nikah Batak?Prosesi Pernikahan Adat Batak. Mangaririt. Persiapan pernikahan dalam tahap ini adalah tahap memilih gadis yang akan dijadikan istri yang sesuai dengan kriteria laki-laki atau keluarganya. ... . Mangalehon Tanda. ... . Marhusip. ... . Martumpol. ... . Marhata Sinamot. ... . 6. Martonggo Raja. ... . 7. Manjalo Pasu-pasu Parbagason. ... . Marunjuk / Alaon Unjuk.. Hantaran nikah adat Batak?Ulos merupakan kain khas dalam adat Batak yang dijadikan sebagai seserahan pernikahan. Selain menyerahkan sinamot kepada pihak wanita, ulos adalah salah satu hal yang wajib diserahkan oleh pihak pria. Selain diserahkan sebelum hari H pernikahan, penyerahan ulos juga diadakan saat upacara pernikahan berlangsung.
Biaya pernikahan adat Batak ditanggung siapa?Karena menurut penjelaskan Toga Nainggolan, biaya untuk keperluan pesta adat Batak itu tak hanya ditanggung oleh pihak pengantin dan keluarga saja. Melainkan dari keluarga besar hingga warga satu kampung.
|