Ilustrasi suami istri tidur sekamar berdua Show Kumairoh - Rabu, 4 Mei 2022 | 16:25 WIB Sonora.ID – Dalam urusan berhubungan seksual, biasanya sejumlah pasangan suami istri melakukan teknik mencabut penis sebelum ejakulasi atau mengeluarkan sperma di luar vagina untuk mencegah kehamilan. Dengan cara tersebut, pasangan berharap sperma tidak dapat sampai ke sel telur. Lantas, apakah wanita tetap bisa hamil walaupun sperma dikeluarkan di luar vagina? Proses kehamilan Sebelum menjawab pertanyaan, sebaiknya kamu memahai proses kehamilan terlebih dahulu. Baca Juga: Langsung Terapkan Biar Cepat Hamil! Catat Waktu Paling Tokcer Berhubungan Intim Agar Dapat Momongan Melansir dari NHS, kehamilan bisa terjadi disaat sperma pria membuahi sel telur wanita. Pria mengeluarkan air mani yang mengandung banyak sperma ketika ia ejakulasi. Sedangkan wanita melepaskan satu atau lebih sel telur pada 12-16 hari sebelum jadwal menstruasi selanjutnya. Saat berhubungan seks, sperma pria bisa memasuki tubuh wanita, berenang melalui serviks dan rahim, lalu menuju tuba falopi atau tempat sel telur dibuahi. Kehamilan Kinan | Haibunda Minggu, 14 Mar 2021 16:41 WIB caption
Metode withdrawal atau pulling out, alias menarik penis keluar jelang ejakulasi, dianggap bisa mencegah kehamilan. Alasannya karena sperma dikeluarkan di luar vagina, sehingga proses pembuahan tidak bisa terjadi. Tapi benarkah demikian? Menurut American Pregnancy Association, kehamilan masih mungkin terjadi meskipun suami merasa sperma dikeluarkan di luar vagina. Ini karena cairan pra-ejakulasi yang merembes keluar dari penis sebelum terjadi ejakulasi juga diyakini mengandung sperma. Pengeluaran cairan pra-ejakulasi ini bertujuan untuk mengurangi keasaman di uretra dan memberikan pelumas bagi sperma yang hendak dikeluarkan saat terjadi ejakulasi. Kebanyakan pria tidak memiliki kendali atas hal itu dan tidak dapat merasakannya keluar. Jadi, setiap kali penis bersentuhan langsung dengan area vagina, sebenarnya tetap ada kemungkinan untuk hamil. Namun kemungkinannya sangat rendah, terutama jika dibandingkan dengan hubungan seksual sampai ejakulasi. Sementara itu, dikutip dari Planned Parenthood, metode mengeluarkan sperma di luar memang dapat menjauhkan cairan mani dari vagina. Namun jika dilakukan dengan tujuan mencegah kehamilan, prosesnya harus dilakukan dengan benar. Ini artinya, harus dapat dipastikan suami bisa menarik keluar penis sebelum ejakulasi. Tak lupa ejakulasi juga harus dilakukan sejauh mungkin dari vagina. Pada dasarnya, kehamilan tetap bisa terjadi ketika ejakulasi atau cairan pra-ejakulasi masuk ke dalam vagina atau vulva. Cara terbaik untuk membuat metode pulling out ini efektif adalah dilakukan dengan jenis kontrasepsi lain. Termasuk pil KB atau kondom. Ya, kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang tepat untuk digunakan bersamaan dengan metode pulling out. Selain mencegah kehamilan, kondom juga membantu mencegah penularan penyakit menular seksual. Baca ulasan lengkap di halaman selanjutnya ya, Bunda. Simak juga manfaat rajin bercinta di akhir trimester kehamilan, dalam video berikut: (som/som)Senggama terputus (coitus interruptus), atau yang lebih dikenal dengan metode ejakulasi di luar atau “keluar di luar”, adalah bentuk kontrasepsi tertua di dunia dan hingga saat ini masih sering dipraktikkan. Sekitar 35 juta pasangan di seluruh dunia bergantung pada teknik ini untuk pencegahan kehamilan darurat. Apa itu ejakulasi di luar?Ejakulasi di luar alias senggama terputus adalah praktik menarik penis dari vagina sebelum mencapai klimaks dan ejakulasi. Teknik tarik-keluar ini sering digunakan sebagai metode cadangan dari kondom atau pil hormon. Saat berhubungan seks, pria akan menarik penisnya dari dalam vagina ketika ia merasa akan ejakulasi atau sebelum mencapainya. Ejakulasi akan dilakukan terpisah, di luar dan menjauhi vagina, dengan berhati-hati agar air mani tidak menetes atau tumpah ke vulva wanita. Pria yang ingin menggunakan metode ini perlu memahami benar seputar respons seksual dirinya: kapan ia orgasme, klimaks, dan akan berejakulasi. Anda perlu tahu kapan tubuh Anda mencapai titik tertinggi gairah seksual ketika ejakulasi tidak bisa lagi ditahan atau ditunda. Metode ini memang memiliki beberapa keuntungan. Sebagai contoh, bebas hormon dan praktis. Selain itu, spermine, senyawa yang ditemukan dalam sperma, sebenarnya cukup bagus untuk kulit Anda. Spermine diyakini bisa menghaluskan keriput dan mencegah jerawat. Sayangnya, ada risiko yang perlu Anda pertimbangkan. Ada risiko sperma tertinggal dalam air mani pra-ejakulasiMenggunakan metode senggama terputus membutuhkan kemahiran pengendalian diri. Bahkan, jika Anda bisa memperkirakan kapan harus tarik-keluar, metode ini tetap tidak akan seefektif kontrasepsi lainnya untuk mencegah kehamilan. Sperma keluar di luar tidak menjamin pasangan tidak akan hamil. Ada beberapa hal yang menyebabkannya, seperti telat mencabut penis dan lokasi mengeluarkan sperma yang masih terlalu dekat dengan vagina. 09 Aug 2020|Nina Hertiwi Putri Ditinjau olehdr. Reni Utari Sperma keluar di luar bukan jaminan pasangan tidak akan hamilBerhubungan seksual tidak melulu bertujuan untuk mendapatkan keturunan. Bagi sebagian orang, kegiatan ini murni untuk memenuhi kebutuhan biologis dan itu adalah hal yang normal.Hanya saja, masih banyak menganggap bahwa saat sperma keluar di luar, maka dirinya dan pasangan sudah aman dari kehamilan. Padahal, hal tersebut tidak sepenuhnya benar.Memang, mengeluarkan sperma di luar vagina saat berhubungan seksual akan mengurangi kemungkinan hamil, tapi tidak 100%. Bahkan, di antara orang-orang yang melakukan metode ini, 1 dari 5 di antaranya tetap berakhir dengan kehamilan. Mengapa sperma dikeluarkan di luar masih bisa sebabkan kehamilan?Mengeluarkan penis dari vagina sesaat sebelum ejakulasi memang terdengar sederhana. Namun pada kenyataannya, cara ini tidak semudah itu untuk dilakukan, terutama jika orang yang berhubungan seks belum berpengalaman.Lebih lanjut, berikut ini alasan mengeluarkan sperma di luar, tidak semudah kenyataannya.Saat berhubungan seksual, apalagi menjelang orgasme, mencabut penis dari vagina supaya sperma tidak keluar di dalam adalah hal yang sulit dilakukan, karena sensasi seksual yang dirasakan umumnya sudah hampir sampai pada puncaknya. Ibaratnya, Anda harus berhenti berhubungan seks saat sesi sedang panas-panasnya.Sehingga, saat orgasme sudah dekat, banyak yang tidak sadar akan bahwa waktu ejakulasi sudah dekat dan berujung tetap melanjutkan penetrasi. Pada akhirnya, sperma tetap dikeluarkan di dalam vagina.Terlambat sedikit saja mencabut penis juga bisa berujung pada kehamilan. Meski saat mencabut Anda belum orgasme, tapi cairan yang keluar sebelum orgasme atau pre-cum juga bisa menyebabkan kehamilan apabila cairan tersebut berinteraksi dengan sisa sperma yang masih ada di vagina.Di dalam vagina, sperma yang telah dikeluarkan bisa bertahan hingga tujuh hari.Bagi para laki-laki yang punya kondisi ejakulasi dini, mencegah kehamilan dengan metode mengeluarkan sperma di luar bukanlah pilihan yang tepat. Sebab pada kondisi ini, pria akan orgasme tanpa diduga-duga atau lebih cepat dari perkiraan.Biasanya, untuk anak muda yang baru pertama kali melakukan hubungan seksual, sperma juga akan keluar lebih cepat dari perkiraan. Sehingga, sebaiknya janganlah mencoba melakukan metode ini apabila Anda belum benar-benar yakin bisa menebak waktu keluarnya sperma dengan tepat.Kontrol diri adalah modal utama bagi para pria yang ingin mencoba mengeluarkan sperma di luar. Sebab, seperti yang telah disebutkan di atas, tidak semua orang bisa menghentikan penetrasi dan hubungan seksual saat sensasi sedang nikmat-nikmatnya.Jika Anda sudah merasa bahwa waktu orgasme sudah dekat, jangan tunda keluarkan penis dari vagina secapatnya. Sebab apabila terlambat sedikit saja, maka kemungkinan terjadinya kehamilan akan semakin besar.Pastikan Anda mendiskusikan metode ini dengan pasangan sebelum melakukannya. Dengan begitu, pasangan bisa membantu untuk menyadarkan Anda apabila waktu orgasme dirasa sudah dekat.Meski penis telah keluar dari vagina, jika sperma yang keluar menyembur ke area yang masih dekat dengan vagina, sperma tersebut masih sangat mungkin bergerak masuk ke area vagina dan menyebabkan kehamilan.Selain masih bisa menyebabkan kehamilan, ingat bahwa cara ini juga tidak akan melindungi Anda dan pasangan dari risiko penyebaran infeksi menular seksual.Sehingga, metode kontrasepsi lain seperti kondom, pil, atau spiral masih jauh lebih disarankan dibandingkan hanya mengeluarkan sperma di luar.Baca JugaHamil Setelah Keguguran, Inilah Cara yang Perlu DiketahuiEfek Samping Pil KB, Mood Berantakan Hingga Berat Badan NaikMengapa Lubrikan Penting bagi Wanita saat Berhubungan Seks?Jika sudah terlanjur keluar di dalam, apa yang harus dilakukan?Apabila Anda atau pasangan telat mencabut penis keluar dari vagina dan sperma terlanjur keluar di dalam, ada beberapa cara yang masih bisa dicoba untuk menurunkan risiko terjadinya kehamilan, yaitu:Apabila pasangan terlambat mencabut penisnya, maka Anda bisa membilas area vagina untuk mengurangi risiko terjadinya kehamilan. Ini caranya.
Planned Parenthood. https://www.plannedparenthood.org/learn/birth-control/withdrawal-pull-out-method/what-are-the-disadvantages-of-withdrawal Wanita susah orgasme atau anorgasmia bisa disebabkan oleh stres, penyakit, efek samping obat, menopause, hingga konflik terpendam dengan pasangan. Penanganan yang tepat harus dilakukan sesuai penyebabnya. Hamil 13 minggu adalah awal dari trimester 2. Akan ada banyak perubahan yang Anda dan buah hati alami di minggu ini, maka hati-hati dengan gejala dehidrasi. 10 Feb 2022|Larastining Retno Wulandari Rahim diangkat apakah bisa berhubungan? Ya, tetapi hal ini harus dilakukan setelah kondisi Anda benar-benar sembuh biasanya dalam jangka waktu sekitar 6-8 minggu setelah operasi. Dijawab Oleh dr. Dwiana Ardianti Dijawab Oleh dr. Sylvia V Dijawab Oleh dr. Lidya Hapsari |