Majas merupakan gaya bahasa yang bersifat imajinatif dan ekspresif, pada umumnya majas digunakan dalam membuat karya sastra seperti puisi, novel, pantun, cerpen dan lainnya dengan tujuan untuk memperindah karya yang Anda buat. Dengan demikian dapat meningkatkan nilai estetika dari karya tersebut. Majas metafora adalah majas yang digunakan untuk menggambarkan perbandingan analogis pada dua perkara yang berbeda. Selain itu, majas tersebut juga dapat berfungsi menjadi wakil suatu hal berdasarkan persamaan maupun perbandingannya. Majas MetaforaCiri – ciri majas metafora adalah termasuk ke dalam kategori majas perbandingan. Hal ini dikarenakan di dalam majas metafora terdapat kata yang membandingkan antara satu hal dengan yang lainnya. Sedangkan majas perbandingan sendiri merupakan majas yang memiliki ciri – ciri membandingkan dua hal secara langsung ataupun secara tidak langsung. Contohnya adalah majas metafora, majas asosiasi, majas personifikasi, majas alegori, majas simbolik dan lain – lain. Majas MetaforaBerikut ini adalah beberapa contoh majas metafora singkat yang dapat Anda jadikan referensi: Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat majas metafora yang dapat Anda jumpai dalam kehidupan sehari – hari: 2. Anak kutu buku itu menjadi juara lomba menulis. Arti dari kata kutu buku adalah gemar membaca buku Berikut ini adalah beberapa contoh majas metafora yang ada di dalam kalimat: Karya sastra merupakan sesuatu yang diungkapkan secara komunikatif, di dalamnya mengandung maksud tertentu dengan tujuan untuk membuat karya tersebut menarik dan indah sehingga banyak digemari dan membuat penasaran pembaca. Contoh karya sastra yang banyak mengandung majas antara lain adalah puisi, pantun, cerpen, novel, dan lain – lain. Penggunaan majas dalam karya sastra bertujuan untuk memperindah dan membuat karya tersebut memiliki nilai estetika yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan kata untuk merangkai kalimat maupun paragraf dalam produk karya sastra. Salah satu majas yang banyak dipakai dalam membuat karya sastra adalah majas metafora. Majas tersebut dapat dimanfaatkan untuk merangkai novel yang bagus. Contohnya adalah terdapat pada kalimat berikut ini: “Bapak Budi bekerja membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.” Kata membanting tulang merupakan majas metafora yang artinya adalah bekerja keras. Dengan demikian kalimat tersebut mengandung makna bahwa Bapak Budi bekerja keras untuk menafkahi keluarganya. Majas MetaforaPuisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang di dalamnya terdapat kata – kata yang tersusun indah dan dapat dijumpai adanya beragam majas seperti majas metafora. Berikut ini adalah beberapa contoh majas tersebut dalam naskah puisi di bawah ini: 7 Alasan Mencela Diriku Karya : Kahlil Gibran Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku, Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan dan cuba menghibur diri Kelima kali, ia menghindar kerana takut, lalu mengatakannya sebagai sabar Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat Berdasarkan puisi di atas, dijumpai adanya majas metafora yaitu terdapat pada kalimat “Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku.” Arti kata mencela jiwaku adalah merendahkan diri sendiri. Oleh karena itu, makna dari kalimat tersebut adalah penulis menggambarkan orang yang pernah merendahkan dirinya sejumlah tujuh kali. Di dalam puisi berjudul Surat Cinta karya Rendra juga dapat kita jumpai adanya majas metafora. Berikut adalah sepenggal cuplikan puisi tersebut: Engkaulah putri duyung Berdasarkan puisi di atas dapat kita ketahui makna dari puisi tersebut mengandung majas metafora, yaitu putri duyung. Putri duyung merupakan kata kiasan yang hanya dijumpai pada puisinya Rendra saja. Sajak Putih Karya Chairil Anwar Bersandar pada tari warna pelangi Menarik menari seluruh aku “Di hitam matamu kembang mawar dan melati” Kalimat tersebut termasuk dalam kategori majas metafora karena di dalamnya penulis membandingkan satu obyek dengan obyek lainnya yang berlainan. Makna sesungguhnya yang ingin diungkapkan penulis adalah mata pada gadis tersebut tersirat sebuah cinta serta kasih sayang yang tulus dan suci. Majas MetaforaPantun merupakan karya sastra yang memiliki ciri – ciri bersajak abab, terdiri atas empat baris. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, sedangkan baris ke tiga dan ke empat adalah isi. Naik pohon dengan memanjat Pantun tersebut mengandung majas metafora yang terletak pada kalimat ke tiga yang berbunyi “Orang itu adalah pria buaya darat.” Hal ini dikarenakan pada kalimat tersebut penulis membandingkan manusia dengan hewan sehingga seolah – olah manusia dan hewan itu sama. Arti dari kalimat bermajas metafora itu menggambarkan seorang laki – laki yang memiliki sifat tidak setia. Di dalam pantun tersebut mengandung pesan bagi para wanita agar tidak tertipu oleh lelaki buaya darat. Ada pula contoh pantun lainnya yang mengandung majas metafora, yaitu sebagai berikut: Jalan – jalan ke Gunung Fuji Berdasarkan pantun di atas dapat dijumpai adanya majas metafora yang membandingkan kecantikan seseorang bagaikan sebuah mutiara yang cantik di dalam lautan. Artinya, penulis ingin mengungkapkan bahwa orang tersebut cantik sekali. Majas MetaforaCerpen atau cerita pendek adalah sebuah karya sastra yang pada umumnya menceritakan suatu kisah yang lebih singkat jika dibandingkan dengan novel, penokohan sederhana. Di dalamnya terdapat beberapa unsur seperti unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema, alur, latar, tokoh, penokohan sudut pandang dan gaya bahasa. Sedangkan unsur ekstrinsik terdiri atas latar belakang masyarakat, makna yang terkandung di dalam novel dan latar belakang dari penulisnya. Dalam cerpen berjudul “Tukang pijat keliling” karya Sulung Pamanggih ini Anda dapat menjumpai adanya majas metafora. Secara sekilas isi dari cerpen tersebut menceritakan tentang Darko, orang yang berprofesi sebagai tukang pijat keliling. Meskipun Darko memiliki gangguan penglihatan namun ia tetap semangat dalam mencari nafkah dengan menjadi tukang pijat. Berikut ini adalah sepenggal kalimat bermajas metafora yang diambil dari cerpen tersebut : 1. Memang, tangannya kerap meraba – raba udara ketika melangkah, seperti sedang menatap keadaan. Barangkali penglihatan Darko terletak di telapak tangannya. Makna dari kalimat tersebut mengandung majas metafora. Hal ini dikarenakan penulis menggambarkan kondisi Darko yang buta namun tetap dapat melangkah. Darko mengandalkan indra perabanya untuk berjalan sehingga seolah – olah penglihatannya berada di telapak tangannya. 2. Katanya kini masjid sedang berada di ujung tanduk Makna dari kalimat tersebut adalah menggambarkan kondisi masjid yang terancam layaknya sesuatu yang terletak di ujung tanduk hewan. Ujung tanduk sendiri memiliki arti suatu keadaan yang membuat orang merasa khawatir. 3. Ketepatannya membaca nasib seperti seorang petani memahami gerak musim – musim. Makna atau arti yang terkandung di dalam kalimat bermajas tersebut adalah Darko yang berprofesi sebagai tukang pijat mampu melihat masa depan orang. Dalam cerpen ini pula, penulis mengibaratkan tokoh Darko seperti para petani yang dapat memprediksi musim hujan dan musim kemarau. Hal ini tersirat pada pemilihan kata yang digunakan oleh penulis. Majas MetaforaNovel juga memiliki ciri – ciri seperti yang ada pada cerpen, yaitu memiliki unsur intrinsik. Unsur instrinsik ini meliputi seperti latar, tokoh, penokohan dan lain – lain. Di dalam novel juga terdapat unsur ekstrinsik. Satu hal yang membedakan antara cerpen dan novel adalah cerpen merupakan cerita singkat yang lebih pendek dibandingkan novel. 1. Sorot matanya dan gerak – geriknya sedingin es Sepenggal kalimat di dalam novel sang pemimpi itu mengandung majas metafora. Hal ini dikarenakan penulis membandingkan antara sorot mata dengan es yang dingin. Arti kalimat tersebut adalah menggambarkan gerak – gerik seseorang yang sangat dingin dan kaku. 2. Pak Mustar berubah menjadi monster karena justru anak lelaki satu – satunya tak diterima di SMA Negeri itu Kata berubah menjadi monster merupakan contoh dari majas metafora. Arti dari ungkapan di atas adalah Wajah Pak Mustar menjadi mengerikan karena anaknya tidak diterima untuk sekolah di SMA itu. 3. Pak Mustar menjadi seorang guru bertangan besi Bertangan besi adalah salah satu contoh majas metafora yang menggambarkan sosok Pak Mustar sebagai seorang guru beliau memiliki sifat disiplin dan keras saat mengajar. 4. Hari ini seperti hari Columbus menemukan Amerika Kalimat diatas menggambarkan kondisi yang mana hari tersebut adalah hari yang bersejarah, sehingga penulis mengibaratkan seperti sejarah Columbus menemukan Amerika. 1. Ia adalah kambing hitam tempat tumpahan semua kesalahan Kambing hitam merupakan salah satu contoh majas metafora yang artinya adalah orang yang selalu dipersalahkan atau dipojokkan bersalah, pada kenyataannya orang tersebut tidak bersalah. 2. Komunitas ini selalu tipikal rendah hati dan pekerja keras Majas metafora pada kalimat di atas terdapat pada kata rendah hati yang artinya seseorang yang bersifat tidak sombong dan memiliki perilaku yang baik. 3. Pikiran ayahku melayang – layang ke pasar pagi atau ke karamba di tepian laut Majas metafora di dalam kalimat yang tertera di atas tercermin pada kata melayang – layang. Arti kalimat bermajas tersebut adalah bahwa pemikiran ayahnya tidak fokus pada satu tujuan saja. Hal ini dikarenakan pikiran ayahnya tertuju untuk pergi ke pasar namun di sisi lain juga ingin pergi ke keramba. 4. Gadis kecil berkerudung itu memang keras kepala luar biasa Majas metafora yang terdapat pada kalimat tersebut tercermin dalam kata keras kepala yang artinya adalah sulit dinasehati dan diatur. Dengan demikian maksud dari kalimat tersebut adalah gadis itu tidak mau mendengarkan nasehat dari orang lain. |