Berapa suhu standar dari pasteurisasi dengan metode ultra high temperature?

Halodoc, Jakarta – Susu sapi adalah salah satu minuman sehat yang baik untuk diminum secara rutin karena bisa memberi banyak manfaat untuk tubuh. Bila kamu mencari produk susu sapi di supermarket, kamu mungkin menyadari bahwa ada dua jenis produk susu sapi yang paling banyak ditemukan, yaitu susu UHT (Ultra High Temperature) dan susu pasteurisasi. Apa bedanya?

Baca juga: 5 Manfaat Susu Murni untuk Kesehatan

Istilah susu UHT dan susu pasteurisasi adalah dua cara pemrosesan susu agar bisa dikonsumsi dengan aman dan tahan lama. Berikut perbedaan kedua susu tersebut:

Pasteurisasi adalah metode sterilisasi susu dengan cara memanaskan susu dengan suhu yang rendah. Metode ini ditemukan pada tahun 1865 oleh seorang Prancis bernama Pasteur.

Susu pasteurisasi disterilkan dengan pemanasan pada suhu 72-85 derajat Celcius selama 10-15 detik. Tujuannya untuk mengurangi jumlah organisme yang bisa menjadi penyebab penyakit dan memperlambat pertumbuhan mikroba susu. Meski begitu, susu pasteurisasi harus segera diminum, karena tidak bertahan lama dan perlu disimpan dalam lemari es agar bisa digunakan dalam waktu lama.

Sedangkan susu UHT adalah metode sterilisasi susu dengan cara memanaskan susu dengan suhu yang sangat tinggi, yaitu 135-145 derajat Celcius selama 2-4 detik. Proses pengolahan susu UHT dengan suhu tinggi dinilai mampu mematikan bakteri patogen, sehingga susu menjadi steril. Selain itu, susu UHT bisa bertahan lama meski tidak disimpan dalam lemari es.

  • Kandungan Gizi dan Cita Rasa

Susu pasteurisasi tidak melalui proses pemanasan dengan suhu tinggi seperti susu UHT, sehingga kandungan gizi dalam susu pasteurisasi tidak banyak berubah. Hal ini membuat susu pasteurisasi memiliki tekstur yang lebih kental dan rasa yang lebih kuat dibandingkan rasa susu UHT.

Sedangkan proses pemanasan dengan suhu tinggi membuat kandungan gizi dalam susu UHT berubah dan memiliki kandungan protein yang lebih rendah daripada susu pasteurisasi. Selain itu, kalsium yang tadinya bersifat larut dalam susu akan berubah menjadi kalsium yang tidak larut yang sulit diserap tubuh setelah sterilisasi dengan suhu tinggi.

Namun, proses pemanasan yang dilakukan baik pada susu pasteurisasi dan susu UHT bisa membuat kedua susu tersebut kehilangan beberapa vitamin. Kedua susu tersebut biasanya memiliki fortifikasi, yaitu proses penambahan mikronutrien atau vitamin pada makanan.

Baca juga: Seberapa Penting Susu untuk Pertumbuhan Anak?

Pasteurisasi tidak bisa membunuh semua mikroorganisme dalam susu, sehingga beberapa bakteri masih tertinggal dalam susu, tapi biasanya bukan jenis bakteri penyebab penyakit berbahaya.

Untuk mencegah bakteri berkembang biak, susu pasteurisasi perlu disimpan dalam suhu yang dingin selama proses berlangsung, mulai dari diambil, dijual, sampai disimpan. Susu pasteurisasi perlu didinginkan pada suhu 2-6 derajat Celcius.

Dibandingkan susu pasteurisasi, susu UHT lebih steril karena melewati pengolahan dengan menggunakan suhu yang tinggi. Pada susu UHT, hampir semua bakteri dalam susu mati, sehingga membuat susu ini steril.

Susu UHT lebih tahan lama dibandingkan susu pasteurisasi karena melalui proses pengolahan yang cukup panjang. Susu UHT bisa bertahan selama 12 bulan dalam kemasan dan lima hari setelah kemasan dibuka. Susu UHT juga tidak perlu disimpan dalam lemari pendingin.

Sedangkan susu pasteurisasi hanya bisa bertahan selama 4-5 jam dalam suhu ruangan, jadi harus segera dimasukkan ke dalam lemari es setelahnya. Selain itu, dalam kemasan yang sudah dibuka, susu pasteurisasi hanya bertahan selama tiga hari.

Itulah perbedaan susu UHT dan susu pasteurisasi yang perlu diketahui. Baik susu UHT dan susu pasteurisasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dari segi nutrisi, susu pasteurisasi lebih unggul. Namun, dari segi tingkat sterilisasi dan juga kemudahan penyimpanannya, susu UHT lebih unggul.

Baca juga: 7 Jenis Susu yang Perlu Diketahui Serta Manfaatnya

Kamu juga bisa berdiskusi pada dokter mengenai mana jenis susu yang lebih baik atau lebih tepat untuk kondisi kamu atau anak kamu melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.

Berapa suhu standar dari pasteurisasi dengan metode ultra high temperature?
Referensi:
The University of Melbourne. Diakses pada 2020. UHT vs Pasteurized milk:Which is a better choice?.
Milky Day. Diakses pada 2020. Ultra Pasteurized Milk: Is It Bad? How Is It Made?

Saat melihat rak susu di supermarket, pernahkah Anda memperhatikan ada begitu banyak jenis susu yang dijual? Susu pasteurisasi dan susu Ultra High Temperature (UHT), biasanya jadi jenis yang paling banyak dicari.

Sebenarnya, apa itu susu pasteurisasi dan susu UHT? Keduanya sebenarnya sama-sama susu sapi. Perbedaan susu uht dan pasteurisasi terletak pada cara pengolahannya. Di samping itu, ada juga beberapa hal yang membedakan keduanya, antara lain suhu proses pemanasan, hingga ketahanan penyimpanan.

Meski berbeda jenis, keduanya sama-sama baik untuk tubuh, lho. Sebab proses pasteurisasi dan proses pengolahaan susu UHT, sama-sama bertujuan utnuk mengurangi dan membunuh jumlah bakteri maupun patogen lain penyebab penyakit yang ada pada susu mentah.

Perbedaan susu pasteurisasi dan susu UHT

Susu pasteurisasi dan susu UHT merupakan jenis susu kemasan yang paling banyak dijual di supermarket terdekat. Meski sekilas terlihat sama, keduanya memiliki perbedaan yang mungkin akan menjadi pertimbangan Anda ketika membelinya, yaitu:

1. Suhu pemanasan

Baik susu pasteurisasi maupun susu UHT, sama-sama mengalami proses pemanasan di suhu tinggi dan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini ditujukan untuk mematikan sumber penyakit yang mungkin terdapat di susu, seperti bakteri atau patogen lainnya.

Namun, susu pasteurisasi dipanaskan di suhu yang lebih rendah daripada susu UHT. Susu pasteurisasi dapat dipanaskan melalui beberapa metode, juga dengan suhu dan jangka waktu yang berbeda. Namun umumnya, pemasanan dilakukan pada suhu 72°C selama 15 detik. Sementara itu, susu UHT dipanaskan di suhu yang sangat tinggi, yaitu 138°C, selama kurang lebih dua detik.

2. Tingkat sterilisasi

Pengolahan dengan suhu sangat tinggi yang dilalui susu UHT, membuatnya lebih steril dibandingkan dengan susu pasteurisasi. Pada susu UHT, hampir semua bakteri bisa dibasmi, dan menjadikan susu ini hampir 100% steril.

Sementara itu, pada susu pasteurisasi masih ada beberapa bakteri yang tersisa. Namun, bakteri tersebut umumnya bukanlah jenis yang bisa menyebabkan penyakit berbahaya.

Untuk menghindari kontaminasi lebih lanjut, susu pasteurisasi akan melewati tahap tambahan dalam pengolahannya. Setelah selesai dipanaskan pada suhu sekitar 72°C tersebut, susu akan langsung didinginkan hingga suhu sekitar 4,4°C.

3. Rasa susu

Susu pasteurisasi dan susu UHT memiliki penampakan yang berbeda. Karena dipanaskan di suhu yang lebih tinggi, susu UHT umumnya lebih terasa lebih “matang” dan warnanya terlihat lebih kecokelatan. Sementara itu, susu pasteurisasi memiliki rasa yang lebih mirip dengan susu segar dan warnanya lebih terang.

4. Pengemasan

Kemasan susu pasteurisasi umumnya terbuat dari kertas karton atau plastik. Sementara itu, susu UHT umumnya disimpan di dalam wadah yang meski dari luar terlihat seperti kertas karton serupa, tapi di dalamnya terdapat setidaknya lima lapisan tambahan atau di dalam wadah kaleng.

5. Waktu kadaluarsa

Sifat susu pasteurisasi hampir sama dengan susu segar. Susu jenis ini umumnya hanya bisa disimpan selama 10-21 hari di dalam kulkas. Sementara itu, waktu kadalursa susu UHT terhitung jauh lebih lama. Susu UHT dapat disimpan hingga lebih dari 6 bulan tanpa kulkas, selama kemasan tidak terbuka.

Susu pasteurisasi dan susu UHT lebih baik dari susu segar yang mentah

Melihat perbedaan susu UHT dan pasteurisasi di atas, Anda mungkin bertanya-tanya, manakah yang lebih baik? Namun sebenarnya, tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan tersebut. Sebab, semuanya tergantung dari kebutuhan dan preferensi masing-masing orang.

Satu hal yang pasti, keduanya lebih baik dibandingkan dengan susu segar yang tidak diolah dengan cara benar. Sebab, susu tersebut bisa mengandung berbagai bakteri yang berbahaya bagi kesehatan.

Berdasarkan penelitian para ahli, terdapat suatu penyakit khusus Hemolytic Uremic Syndrome (HUS) atau sindrom hemolitik uretik. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri escherichia Coli (E. Coli) O157 yang dapat berujung pada kegagalan fungsi ginjal.

Disebutkan juga, mengonsumsi susu segar yang mentah dapat meningkatkan risiko keguguran maupun infeksi. 

Susu segar yang mentah, bisa saja mengandung bakteri seperti Salmonella, E.coli, dan bakteri-bakteri lain penyebab keracunan makanan. Bakteri tersebut juga berisiko menimbulkan gangguan serius pada individu dengan sistem imun yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS, kanker, dan diabetes.

Bakteri-bakteri tersebut juga berbahaya untuk kelompok individu yang rentan, seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil.

Apabila Anda merasakan gejala-gejala di bawah ini setelah mengonsumsi susu, maka kemungkinan mengalami keracunan makanan:

  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Sakit perut
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Tidak enak badan

Segera hubungi dokter apabila gejala tersebut terjadi. Dokter akan memberikan penanganan yang sesuai agar kondisi tidak bertambah parah.

Keracunan makanan akibat susu yang terkontaminasi, umumnya bisa sembuh dengan baik setelah beberapa hari pengobatan. Namun, pada kelompok individu yang rentan, kondisi ini bisa berkembang menjadi sesuatu yang parah. Jadi, jangan menyepelekannya.

Susu pasteurisasi vs UHT, mana yang lebih baik untuk anak?

Baik susu pasteurisasi maupun susu UHT, sebaiknya tidak diberikan pada anak yang masih berusia di bawah satu tahun, atau jika anak masih menerima ASI. 

Penting bagi orang tua untuk terus memantau kondisi anak, terutama dalam masa tumbuh kembangnya. Waspadai gejala intoleransi laktosa pada anak Anda. Kondisi ini berisiko terjadi pada bayi yang mengalami kehalhiran secara prematur, karena jumlah enzim laktase tidak sebanyak bayi cukup bulan. Mengenali gejalanya secari dini, dapat membantu Anda untuk mengatasi kondisi kesehatan ini lebih mudah.