Bahan Baku apa yang digunakan dalam kegiatan produksi tersebut

Barang dan jasa diciptakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi manusia. Biasanya, barang produksi dihasilkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang industri maupun manufaktur. Untuk menghasilkan barang produksi ini, pabrik memerlukan bahan. Jenis bahan yang digunakan dalam proses produksi dibedakan menjadi dua, yakni bahan baku dan bahan penolong. Keduanya merupakan sumber daya terbesar yang diperlukan untuk kelangsungan proses produksi. Tanpa keduanya, bisa jadi kegiatan produksi akan terhambat.

Bahan Baku apa yang digunakan dalam kegiatan produksi tersebut
Apa perbedaan antara bahan baku dan bahan penolong? (Source: biomaterials.storaenso.com)

  1. Bahan baku adalah bahan mentah utama yang diperlukan untuk membuat barang hasil produksi. Bahan mentah ini kemudian akan diolah melalui proses tertentu untuk dijadikan ke bentuk lain, baik barang jadi maupun barang setengah jadi lalu kemudian dijual untuk memenuhi kebutuhan manusia.

    Bagaimana cara mendapatkan barang baku? Barang baku bisa diperoleh dari berbagai cara, tergantung bahan apa yang diperlukan. Contoh bahan baku misalnya batu kapur untuk pembuatan semen. Jika bahan baku tersedia secara melimpah di alam seperti batu kapur ini, maka bisa diperoleh secara langsung di alam. Sedangkan bahan utama (baku) yang tidak tersedia di wilayah proses produksi dilakukan, maka bisa didatangkan dari luar kota atau bahkan luar negeri. Tentunya hal ini akan membuat biaya produksi semakin mahal yang berimbas pada harga jual barang jadi yang dihasilkan. Ada pula bahan yang harus diolah terlebih dahulu baru bisa digunakan untuk produksi, contohnya seperti bijih besi.

    Untuk jenisnya sendiri, bahan baku dibedakan menjadi dua sifat, yakni langsung dan tidak langsung. Bahan baku langsung adalah bahan yang akan menjadi bagian dari barang hasil produksi, sedangkan bahan baku tak langsung adalah bahan yang berperan dalam pembuatan barang produksi, tetapi wujudnya tidak langsung terlihat pada barang yang dihasilkan. Contoh dari hal ini adalah pembuatan baju. Bahan langsung dalam pembuatan baju ini adalah kain, sedangkan contoh bahan tidak langsung adalah benang untuk menjahit dan kancing sebagai aksesori baju.

Bahan Baku apa yang digunakan dalam kegiatan produksi tersebut
Dalam proses produksi, kebutuhan akan bahan baku lebih besar dari bahan penolong. (Source:gripwelindustries.com)

  1. Sama seperti bahan sebelumnya, bahan penolong juga merupakan bahan yang diperlukan untuk proses produksi, tetapi hanya dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi saja. Bedanya dengan bahan  tak langsung adalah jika bahan tak langsung tidak tersedia, maka proses produksi bisa terganggu. Sedangkan jika bahan penolong yang tidak tersedia, proses produksi barang masih bisa dilakukan. Namun hal ini biasanya menyebabkan penurunan kualitas barang.

    Dalam hal ini, contohnya seperti ketika Anda ingin membuat ayam goreng tepung. Contoh bahan baku yang Anda perlukan adalah ayam, tepung, bumbu, dan minyak goreng. Sedangkan bahan penolongnya bisa berupa tisu untuk mengelap minyak dan koran sebagai alas untuk mendinginkan sebelum dibungkus.

    Baca juga: 5 Cara Menghemat Biaya Produksi bagi UKM

  2. Dari contoh di atas dapat kita lihat bahwa kebutuhan akan bahan baku lebih besar. Tanpa adanya bahan utama ini, maka proses produksi tidak bisa dilakukan. Sedangkan tanpa bahan penolong, proses produksi masih bisa dilanjutkan tetapi dengan kemungkinan menurunnya efisiensi. Mengenai porsinya sendiri, tentu saja bahan utama (baku) memiliki porsi yang lebih besar, terutama yang bersifat langsung. Sedangkan bahan penolong memiliki porsi yang sangat kecil, bahkan pemakaiannya pun bisa dihilangkan atau diganti dengan bahan lain. Misalnya dalam contoh kasus ayam goreng di atas, tanpa tepung dan ayam maka proses produksi tidak akan bisa berjalan. Begitu juga dengan pembuatan baju. Jika tidak ada kain, apa yang akan diolah?

Karena bahan baku memiliki porsi yang dominan dalam penggunaannya, maka harga yang dikeluarkan pun juga lebih banyak. Jika harga bahan ini naik, maka akan berimbas pada harga jual barang yang dihasilkan. Berbeda dengan harga bahan penolong, meskipun naik maka imbas kenaikannya tidak begitu signifikan terhadap harga jual barang yang dihasilkan.

Bahan Baku apa yang digunakan dalam kegiatan produksi tersebut

Tahukah kamu bahwa setiap barang telah melalui proses panjang sampai akhirnya sampai di tangan untuk dikonsumsi? Semua berawal dari kegiatan produksi. Tanpa tahapan ini, bisa jadi kamu bakal kesulitan memperoleh barang. 

Lantas, apa yang dimaksud produksi dalam bisnis? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Apa Itu Kegiatan Produksi?

Rangkaian kegiatan yang melahirkan produk atau nilai produk disebut proses produksi. Sebuah bisnis melakukan proses ini agar bisa mendapat profit atau keuntungan. Dengan kata lain, produksi berperan menambah atau menciptakan nilai guna barang. 

Ketika penambahan daya guna benda dilakukan tanpa pengubahan bentuk, maka disebut produksi jasa. Sementara, saat penambahan daya guna benda melewati proses pengubahan sifat dan bentuk, proses itu dikenal sebagai produksi barang. 

Tujuan produksi terutama adalah memenuhi kebutuhan manusia. Ketika jumlah persediaan barang dan jasa mencukupi, manusia mampu mencapai kemakmuran. Itulah mengapa kegiatan produksi mengambil peranan penting dalam kehidupan manusia. 

Lebih lanjut, operasional produksi barang dan jasa menjadi tanggung jawab pemilik usaha. Selain menjaga kepentingan manusia secara umum, pemilik usaha juga memperoleh keuntungan finansial terkait perannya sebagai produsen. 

Baca juga: 5 Konsep Pemasaran yang Dapat Membantu Kembangkan Usahamu

Faktor Pendukung Kegiatan Produksi

Proses penambahan nilai guna suatu barang tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan faktor-faktor berikut. 

Segala sesuatu yang disediakan alam bisa berfungsi sebagai bahan baku atau bahan mentah proses produksi. Masuk dalam kategori ini adalah hewan dan tumbuhan, udara, air, tanah, dan sinar matahari, serta mineral dan berbagai bahan tambang.

Semua kemampuan atau usaha manusia secara jasmani dan rohani yang dipakai guna meningkatkan nilai manfaat barang. Terdapat dua pembagian kelompok ini, yaitu:

  1. SDM menurut kualitas
    1. Tenaga kerja terdidik. Butuh pendidikan formal agar bisa menjalankan profesinya, seperti arsitek, dokter, dan psikolog.
    2. Tenaga kerja terampil. Perlu keterampilan khusus supaya bisa menuntaskan pekerjaannya, contoh penjahit, supir, dan penata rias.
    3. Tenaga kerja informal (tidak terdidik dan tidak terlatih). Tanpa pendidikan atau pelatihan khusus tetap bisa bekerja, seperti kuli bangunan dan petugas kebersihan.
  2. SDM menurut sifat pekerjaan
    1. Tenaga kerja jasmani, mengandalkan tenaga fisik dalam bekerja. Contoh, kuli panggul dan nelayan.
    2. Tenaga kerja rohani, melibatkan lebih banyak pikiran dan perasaan saat bekerja. Misalnya, guru, psikolog, dokter, dan seniman.

Modal ibarat “bahan bakar” bagi produsen untuk menjalankan roda produksi suatu usaha. Pengelompokkan modal dilakukan menurut faktor berikut.

  1. Sifat
    • Modal tetap, bisa dipakai berulang kali. 
    • Modal lancar, habis dalam satu periode produksi.
  2. Sumber
    • Modal sendiri, berasal dari pemilik perusahaan sendiri.
    • Modal asing, bersumber dari pihak eksternal atau luar perusahaan.
  3. Kepemilikan
    • Modal individu, berupa modal perorangan yang hasilnya jadi sumber pendapatan pemilik modal.
    • Modal publik, bisa bersumber dari pemerintah dan hasil dipakai demi kepentingan umum.
  4. Bentuk
    • Modal abstrak, tidak terlihat nyata tetapi memiliki nilai penting, seperti hak paten, izin edar, dan sertifikasi halal.
    • Modal konkret, terlihat nyata dengan wujud fisik, contoh mesin, kendaraan, dan bangunan.

Kegiatan produksi bisa berjalan lancar ketika individu mempunyai keterampilan dan keahlian guna mengelola faktor produksi yang disebut tadi. Contohnya, keahlian dalam perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan penggerakan.

Dimulai dari mencari tahu tren pasar, kebutuhan konsumen, sampai data pelanggan, semua akan mendukung jalannya produksi. Ditunjang oleh kemajuan teknologi informasi, kamu akan mudah mendapatkan berbagai data penting supaya proses produksi lebih optimal.

Contoh Kegiatan Produksi

Beberapa contoh kegiatan produksi bisa kamu simak dari lingkungan sekitar, seperti diuraikan di bawah ini.

  1. Nelayan menangkap ikan untuk kemudian dijual di tempat pelelangan ikan.
  2. Petani menanam dan mengolah sawah untuk memproduksi padi.
  3. Industri rumah tangga mengolah singkong dan dikemas menjadi keripik singkong pedas untuk dijual di toko oleh-oleh.
  4. Pabrik konveksi memproduksi kaos berbagai model yang kemudian dijual di departemen store.
  5. Perusahaan memproduksi berbagai barang kebutuhan rumah tangga, seperti deterjen, sabun mandi, sabun pencuci piring, dan pewangi pakaian.
  6. Psikolog membuka biro konsultasi yang melayani rekrutmen dan asesmen karyawan.
  7. Sutradara memproduksi film bersama aktor, aktris, dan kru film.

Memahami kegiatan produksi akan membantu kamu dalam penyusunan strategi distribusi barang dan jasa nantinya. Produksi jadi bagian inti ketika kamu menjalankan sebuah bisnis. Maka, segala aspek terkait manajemen proses produksi perlu diperhatikan supaya bisnis ini bisa berjalan optimal dan memberi keuntungan maksimal.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga hingga 21% per tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.

Bahan Baku apa yang digunakan dalam kegiatan produksi tersebut
Bahan Baku apa yang digunakan dalam kegiatan produksi tersebut

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected]