Bagian rumah adat Sulah Nyanda yang berfungsi sebagai penerima tamu adalah

Rumah Sulah Nyandak Bangunan rumah masyarakat Baduy berbentuk rumah panggung. Karena konsep rancangannya mengikuti...

Posted by Loyalizer Andika Hazrumy onThursday, May 6, 2021

Bagian rumah adat Sulah Nyanda yang berfungsi sebagai penerima tamu adalah
Rumah adat Baduy Sulah Nyanda saat dibangun. ©2021 YouTube Roby Baduy/Merdeka.com

Merdeka.com - Rumah adat khas Suku Baduy yang bernama Sulah Nyanda, terletak di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Bangunan berbahan dasar anyaman bilik bambu, dengan atap ijuk atau daun kelapa kering itu memang kerap mencuri perhatian. Bagaimana tidak, susunan tiang dari bangunan mirip rumah adat Jawa Barat tersebut dibuat tak simetris dengan tujuan tertentu.

Konon hal tersebut dipercaya sebagai upaya untuk melindungi penghuni dari terpaan bencana alam, yang terletak di kawasan dataran tinggi tersebut. Selain itu, keunikan lainnya juga bisa dilihat dari bentuk dalamnya yang terlihat minimalis, namun tetap membuat pemiliknya nyaman.

Melansir kanal Indonesia Kaya, Selasa (19/10), berikut informasinya.

2 dari 4 halaman

Bagian rumah adat Sulah Nyanda yang berfungsi sebagai penerima tamu adalah

©2021 dispar.bantenprov.go.id//Merdeka.com

Sebagai masyarakat yang dekat dengan alam, aspek laku lampah masyarakat Baduy selalu berusaha untuk tak bertentangan dengan kodrat yang diciptakan sang maha kuasa. Salah satu buktinya adalah rumah adat Sulah Nyanda tersebut.

Seperti diketahui, rumah adat warga Baduy itu dibangun dengan memperhitungkan sisi yang ramah lingkungan. Mereka mendirikan bangunan hanya menggunakan kayu dan anyaman bambu, dengan menyesuaikan keadaan kontur tanah tanpa mengubahnya.

Sehingga jika diamati, rumah struktur rumah terlihat tak simetris dengan kondisi tiang-tiang pembangun yang tak sejajar.

3 dari 4 halaman

Bagian rumah adat Sulah Nyanda yang berfungsi sebagai penerima tamu adalah
©2021 YouTube Roby Baduy/Merdeka.com

Keunikan rumah adat Baduy lainnya adalah tidak terdapatnya jendela di setiap sisi rumah. Berdasarkan aturan adat, jendela hanya boleh dibuat di bagian lantai rumah dengan menghadap langsung ke tanah.

Kemudian posisi rumah juga hanya diperbolehkan menghadap ke utara dan selatan saja. Hal itu dikarenakan timur dan barat merupakan sumber cahaya matahari yang berhak didapatkan setiap warga di sana.

Untuk rumah pimpinan dusun biasanya dibuat di sisi bagian Selatan dan memiliki posisi yang lebih tinggi secara letak. Hal ini berkenaan dengan posisi pimpinan di Baduy yang dianggap lebih suci dan lebih penting dari segalanya (penghormatan).

4 dari 4 halaman

Melansir laman dispar.bantenprov.go.id, rumah Sulah Nyanda dibagi ke dalam 3 unsur ruangan sesuai fungsinya, yaitu sosoro (depan), tepas (tengah) dan ipah (belakang). 

Ketiganya memiliki filosofi tersendiri seperti sosoro yang berfungsi sebagai ruang penerima tamu. Hal ini dikarenakan tamu tidak diperkenankan masuk ke dalam rumah. Fungsi lainnya digunakan sebagai tempat bersantai dan menenun bagi kaum perempuan. Bagian depan ini berbentuk melebar ke samping dengan lubang di bagian lantainya.

Sedangkan bagian tengah atau biasa disebut tepas, biasa difungsikan untuk aktivitas beristirahat dan pertemuan keluarga. Sementara di bagian belakang rumah atau biasa dikenal imah akan difungsikan pemilik sebagai tempat untuk memasak, serta menyimpan hasil ladang dan beras (leuit).

Biasanya, warga Baduy akan membangun rumah adat Sulah Nyanda dengan cara bergotong royong. Mereka akan memanfaatkan bahan bangunan yang berasal dari alam.

Beberapa di antaranya adalah kayu yang digunakan untuk membangun pondasi, sedangkan pada bagian dasar pondasi warga akan menggunakan batu kali atau umpak sebagai landasan tiang.

[nrd]

Rumah adat merupakan bangunan yang mempunyai ciri khas terkait dengan budaya dari tiap-tiap suku yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah Suku Baduy, suku asli masyarakat Banten yang memiliki rumah adat Sulah Nyanda, dibagi menjadi 3 ruangan yaitu:

  1. Bagian sosoro (depan), berfungsi seagai penerima tamu.
  2. Bagian tepas (tengah), digunakan untuk aktivitas tidur dan pertemuan keluarga
  3. Bagian ipah (belakang), digunakan sebagai tempat untuk memasak serta menyimpang hasil ladang dan beras 

✍ Bismillah ✍

Jawaban:

Rumah adat Sulah Nyanda dibagi dalam 3 ruangan yaitu bagian sosoro (depan), tepas (tengah) dan ipah (belakang). Masing-masing ruangan berfungsi sesuai dengan rencana pembuatan.

⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜

UNTUK JAWABAN YG PENDEK:

tiga ruang yang terdapat pada rumah adat Baduy Jelaskan juga kegunaannya

1.) Sasoro / bagian depan, untuk menyambut tamu.

2.) Tepah / bagian tengah, untuk tidur dan berkumpul bersama keluarga.

3.) Ipah / bagian belakang, untuk memasak dan menyimpan hasil ladang.

⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜

UNTUK JAWABAN YG PANJANG & JELAS:

• Pada bagian depan rumah atau yang biasa disebut sosoro berfungsi sebagai ruang penerima tamu. Hal ini dikarenakan tamu tidak diperkenankan masuk ke dalam rumah. Fungsi lainnya digunakan sebagai tempat bersantai dan menenun bagi kaum perempuan. Bagian depan ini berbentuk melebar ke samping dengan lubang di bagian lantainya.

Sedangkan bagian tengah atau biasa disebut tepas digunakan untuk aktivitas tidur dan pertemuan keluarga. Sementara pada bagian belakang rumah atau biasa disebut imah digunakan sebagai tempat untuk memasak serta menyimpan hasil ladang dan beras. Tiap ruangan ini dilengkapi dengan lubang pada bagian lantainya.

Lubang di lantai rumah Suku Baduy berfungsi sebagai sirkulasi udara. Ini dikarenakan rumah adat Suku Baduy tidak dilengkapi dengan jendela. Tujuan tidak dibangunnya jendela agar para penghuni rumah yang ingin melihat keluar diharuskan pergi untuk melihat sisi bagian luar rumah

Penjelasan:

i hope this Answer helps you

#.MAKE_IT_THE_BEST_ANSWER.#

#.FOLLOW_ME.#

⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜

DON'T FORGET TO BE HAPPY :)

⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜•⚜

NOTE:

Silahkan dibaca terlebih dahulu agar paham.

maaf jika jawaban saya kurang memuaskan.

jika ada yg ingin ditanyakan, silahkan berkomentar yg baik :)

KOMPAS.com - Rumah Sulah Nyanda merupakan rumah adat provinsi Banten.

Rumah Sulah Nyanda adalah rumah tradisional suku Baduy, yang merupakan suku asli dan mendiami di Provinsi Banten.

Dikutip dari buku Rumah Adat Nusantara (2017) karya Intania Poerwaningtias dan Nindya K. Suwarto, rumah tradisional Sulah Nyanda menyatu dengan alam, karena bahan-bahannya berasal dari alam.

Di mana alas pondasinya terbuat dari batu. Lantainya dari bambu yang dibelah, dindingnya terbuat dari anyaman bambu, tiangnya dari balok kayu berukuran besar, dan atapnya dibuat dari bilah bambu dan ijuk yang dikeringkan.

Rumah suku Badui dibuat saling berhadapan utara dan selatan.

Baca juga: Rumah Kaki Seribu, Rumah Adat Suku Arfak Papua Barat

Bentuk rumah Sulah Nyandak

Bangunan rumah masyarakat Baduy berbentuk rumah panggung. Karena konsep rancangannya mengikuti kontur lahan, tiang penyangga masing-masing bangunan memiliki ketinggian berbeda-beda.

Dilansir dari buku Mengenal Rancang Bangun Rumah Adat di Indonesia (2017) karya Faris Al Faisal, pada bagian tanah yang datar atau tinggi, tiang penyangganya relatif rendah.

Adapun pada bagian yang miring, tiangnya lebih tinggi. Tiang-tiang penyangga tersebut bertumpu pada batu kali agar kedudukannya stabil.

Batu kali merupakan komponen yang cukup penting pula di lingkungan kampung suku Baduy.

Selain digunakan untuk tumpuan tiang penyangga, batu kali juga digunakan sebagai penahan tanah agar tidak longsor.

Dikutip dari situs pemerintah provinsi Banten, dalam pembuatan rumah adat Sulah Nyanda dilakukan dengan cara gotong royong menggunakan bahan baku yang berasal dari alam.

Baca juga: Kerja Sama Indonesia Antar-Parlemen di Negara-Negara ASEAN

Hal yang unik dari pembangunan rumah ini adalah dibangun dengan mengikuti kontur tanah.

Di mana ini berkaitan dengan aturan adat yang mengharuskan setiap masyarakat yang ingin membangun rumah tidak merusak alam sekitar demi membangun suatu bangunan.

Setiap rumah suku Baduy berdiri harus mengikuti kontur atau kemiringan tanah yang menjadi keunikan dan ciri khas Kampung Baduy.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Deretan bangunan lumbung padi (leuit) milik warga Baduy, Kabupaten Lebak, Banten. Warga Baduy menyimpan gabah hasil panen padi huma di dalam lumbung untuk persediaan karena mereka menabukan jual-beli beras atau gabah. (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); Bagian rumah Sulah Nyanda

Rumah adat Sulah Nyanda dibagi dalam 3 ruangan yaitu bagian sosoro (depan), tepas (tengah) dan ipah (belakang). Masing-masing ruangan berfungsi sesuai dengan rencana pembuatan.

Pada bagian depan rumah atau yang biasa disebut sosoro berfungsi sebagai ruang penerima tamu. Hal ini dikarenakan tamu tidak diperkenankan masuk ke dalam rumah.

Fungsi lainnya digunakan sebagai tempat bersantai dan menenun bagi kaum perempuan. Pada bagian depan berbentuk melebar ke samping dengan lubang di bagian lantainya.

Baca juga: Penerapan Nilai-Nilai Kemanusiaan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Bagian tengah atau disebut tepas digunakan untuk aktivitas tidur dan pertemuan keluarga.

Pada bagian belakang rumah atau disebut imah digunakan sebagai tempat untuk memasak serta menyimpan hasil ladang dan beras.

Tiap ruangan tersebut dilengkapi dengan lubang pada bagian lantainya.

Lubang di lantai rumah Suku Baduy berfungsi sebagai sirkulasi udara. Karena rumah adat Suku Baduy tidak dilengkapi dengan jendela.

Tujuan tidak dibangunnya jendela agar para penghuni rumah yang ingin melihat keluar diharuskan pergi untuk melihat sisi bagian luar rumah.

Konstruksi bangunan rumah Sulah Nyanda

Pada rumah suku Baduy tersebut ada beberapa konstruksi bangunan. Berikut konstruksi bangunan rumah adat Suluh Nyanda:

Baca juga: Penerapan Nilai Ketuhanan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pondasi rumah suku Baduy menggunakan batu yang tidak dipecah dan tidak tertanam terlebih dahulu.

Batu-batu tersebut sebagai landasan tiang kayu rumah. Batu tersebut pengambilannya berasal di sekitar lokasi.

Tiang rumah Baduy dari balok kayu berukuran besar. Di mana pada bagian atasnya ditutup dengan bambu pecah yang sudah diratakan.

Untuk kegiatan seperti tidur dilakukan dengan lesehan yang membentakangkan tikar pandan sebagai alas.

Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu. Anyaman dinding rumah dibuat dengan jarak yang jarang, dinding bagian bawah dibuat anyaman yang lebih rapat.

Atap rumah dibuat dari bilah bambu dan ijuk yang dikeringkan. Untuk penutup atapnya menggunakan anyaman yang terbuat dari daun nipah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.