Bagaimana sikapmu terhadap orang yang telah menolongmu pada masa lalu

Saudaraku yang dikasihi Tuhan. Dalam bacaan Injil hari ini, dikisahkan tentang Yesus yang pergi dan akan mengutus Sang Penghibur untuk menjadi penolong kita. Dalam doa-Nya, Yesus memohon agar murid-Nya senantiasa memelihara, menjaga, dan melindungi dari segala yang jahat dan selalu menguduskan diri dalam kebenaran. Melalui doa ini, Yesus sungguh menaruh perhatian dan kasih kepada para murid-Nya, yang kelak meneruskan karya-Nya di tengah dunia yang terus berkembang hingga saat ini.

Dalam hidup ini ada kecenderungan manusia untuk mementingkan diri sendiri. Bahkan, ada seseorang yang berusaha merebut hak orang lain dengan alasan demi keselamatan dirinya. Banyak sekali orang yang membutuhkan uluran tangan, terkadang kita membiarkan mereka dan tiada rasa peduli.

Pada masa pandemi ini, banyak saudara kita yang kehilangan pekerjaan dan kesulitan untuk mencari nafkah demi mempertahankan hidup bersama keluarganya. Banyak sesama kita yang dengan tiba-tiba terpapar Covid, yang tidak kita ketahui asalnya.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan. Sejatinya kita dapat meniti hidup ini karena kasih Tuhan yang Mahamurah. Kita telah diberi berbagai karunia yang tidak terhingga dari Allah yang Mahamurah. Karunia Allah itu bukan hanya untuk diri sendiri, namun juga untuk sesama yang membutuhkan.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk berani berkorban dan berbagi untuk sesama yang sangat membutuhkan dengan berbagai cara. Perhatian kepada sesama merupakan bentuk kepedulian dan cinta kita. Cinta kepada sesama dapat diungkapkan dalam berbagai macam bentuk tindakan. Cinta dapat dibuktikan lewat tindakan, yang mungkin tidak mampu terlihat dengan mata.

Doa adalah bentuk kasih paling tulus yang bisa diberikan kepada sesama. Ketika kita tulus mencintai seseorang, kita pasti rela mendoakan seseorang yang kita cintai.

Yesus telah memberikan teladan dan kita disadarkan bahwa mencintai sesama dapat kita lakukan dengan cara memberikan yang terbaik dari diri kita. Kita diajak untuk peduli kepada sesama yang membutuhkan uluran tangan kita. Sebagai orang beriman, kita dapat mewujudkan cinta sesama dengan perbuatan kasih sebagai bentuk kepedulian.

Marilah kita menyatukan seluruh hidup kita dengan hati Yesus yang senantiasa memberikan perhatian kepada sesama, agar segala perbuatan kita sesuai dengan kehendak-Nya. Sehingga tindakan kita dapat menjadi tanda kehadiran Tuhan yang selalu memberikan pertolongan. Tuhan Yesus memberkati, Bunda Maria mendoakan.

A.H. Yuniadi (Ditjen Bimas Katolik)

Editor: Tim Mimbar Katolik

Kunci jawaban Buku Tematik Kelas 3 SD/MI Tema 1 Subtema 2 Pembelajaran 2 halaman 62, 63, 65, dan 66. Ada soal menulis cerita tentang perkembangan diri hingga tuliskan sikap yang akan dilakukan jika melihat beberapa hal.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Buku Tematik Kelas 3 SD/MI Tema 1 Subtema 2 Pembelajaran 2 halaman 62, 63, 65, dan 66.

Sejumlah soal ada dalam buku Tema 1 Subtema 1 Pembelajaran 4 Kelas 3 SD Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2018 halaman 62 sampai 67.

Ada soal menulis cerita tentang perkembangan diri hingga tuliskan sikap yang akan dilakukan jika melihat beberapa hal.

Ada empat subtema dalam Buku Tematik kelas 3 SD Tema 1 yang berjudul Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup.

Baca juga: KUNCI JAWABAN Kelas 3 SD Tema 1 Halaman 52, 53, 59, 61 Subtema 2 Pembelajaran 1 Buku Tematik

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 3 SD Halaman 46 47 48 49: Ciri Makhluk Hidup, Soal Penjumlahan

Masuk Subtema 2, siswa kelas 3 SD akan belajar mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia.

Ada beberapa pembelajaran yang bisa dikerjakan siswa kelas 3 SD/MI dalam Buku Tematik Tema 1 subtema 2.

Inilah kunci jawaban buku tematik kelas 3 SD/MI Tema 1 Subtema 2 Pembelajaran 2 halaman 62, 63, 65, dan 66:

Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 3 SD Halaman 62-63

Ayo Menulis

Apakah kamu masih ingat dengan tugas mewawancara orang tua pada pertemuan sebelumnya?

Dua tahun yang lalu, kota kelahiran saya, Manchester di Inggris, mengalami serangan teroris. Setelah konser penyanyi Ariana Grande, seorang pria muda meledakkan bom yang diikat di dadanya, menewaskan 22 orang dan melukai beberapa ratus orang.

Di tengah serangan yang kejam ini, ada banyak kisah tentang kepahlawanan dan orang-orang yang rela berkorban.

Ada seorang dokter yang sedang tidak bertugas berlari ke area kejadian untuk membantu para korban. Lalu ada perempuan yang mengarahkan sekitar 50 remaja yang kebingungan dan ketakutan ke tempat aman di sebuah hotel terdekat; ia lalu membagikan nomor teleponnya di media sosial sehingga orang tua dapat datang dan menjemput anak-anak mereka.

Pengemudi taksi dari seluruh kota mematikan argo mereka untuk membawa penonton konser dan anggota masyarakat lainnya. Seorang paramedis di tempat kejadian bersaksi: “Banyak orang memberi pertolongan sebisa mereka… Saya belum pernah melihat orang-orang bergotong royong sedemikian rupa.”

Dia menambahkan: “Saya mengenang sekali rasa kemanusiaan yang hadir. Orang-orang saling menatap mata, saling memastikan keadaan, menyentuh bahu, saling memperhatikan.”

Tindakan altruisme semacam itu hampir selalu ada dalam situasi darurat.

Pada sebuah jalan di London pada 2015, seorang pengendara sepeda terjebak di bawah bus tingkat. Sekitar 100 orang kemudian berkumpul, dan dengan kerelaan dan kerjasama luar biasa, mereka mampu mengangkat bus hingga pria itu bisa keluar.

Mengapa manusia kadang mempertaruhkan hidup mereka sendiri untuk menyelamatkan orang lain? Ini pertanyaan yang telah membingungkan para filsuf dan ilmuwan selama berabad-abad. Menurut pandangan Neo-Darwinian modern, manusia pada dasarnya egois, sebagai “pembawa” ribuan gen yang tujuannya hanya untuk bertahan hidup dan mereproduksi diri mereka sendiri.

Menurut pandangan ini, masuk akal bila kita membantu orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan kita secara genetik, seperti anggota keluarga atau sepupu jauh.

Apa yang tampak seperti pengorbanan diri sebenarnya bermanfaat bagi kumpulan gen kita. Tetapi bagaimana ketika kita membantu orang yang tidak kita kenal secara genetis, atau bahkan membantu binatang?

Berbagai penjelasan berbeda tentang hal ini telah dikemukakan. Seseorang menyatakan bahwa mungkin tidak ada sama sekali yang namanya altruisme “murni”. Ketika kita membantu orang asing (atau hewan), pasti selalu ada manfaat tertentu bagi diri kita sendiri: kita merasa sebagai orang baik, atau mendapatkan rasa hormat dari orang lain.

Atau mungkin altruisme adalah strategi investasi: kita melakukan perbuatan baik kepada orang lain dengan harapan bahwa mereka akan membalas budi (dikenal juga sebagai altruisme timbal balik).

Bahkan altruisme bisa jadi adalah cara untuk menunjukkan seberapa kaya atau mampu kita, sehingga kita menjadi lebih menarik di mata orang lain dan meningkatkan peluang kita dalam reproduksi.

Berakar pada empati

Saya tidak menafikan bahwa terkadang alasan-alasan tersebut nyata.

Banyak tindakan kebaikan bisa jadi terutama (atau hanya sebagian) dimotivasi oleh kepentingan pribadi. Tetapi apakah altruisme “murni” itu ada? Bahwa ketika kita melakukan tindakan altruistik, motivasi kita murni untuk meringankan penderitaan orang lain?

Dalam pandangan saya, altruisme murni berakar pada empati. Empati digambarkan sebagai kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Tetapi dalam arti terdalamnya, empati adalah kemampuan untuk merasakan (bukan hanya untuk membayangkan) apa yang orang lain alami.

Ini adalah kemampuan untuk benar-benar memasuki ruang pikiran orang lain (atau makhluk) sehingga kita dapat merasakan perasaan dan emosi mereka. Dengan cara ini, empati dapat dilihat sebagai sumber belas kasih dan altruisme.

Empati menciptakan hubungan sehingga kita merasakan belas kasih. Kita bisa merasakan penderitaan orang lain, dan ini menimbulkan dorongan untuk meringankan penderitaan mereka. Lalu selanjutnya memunculkan tindakan altruistik. Ketika kita dapat merasakan perasaan orang lain, kita terdorong untuk membantu mereka ketika mereka membutuhkan.

Terhubung. Shutterstock/vectorfusionart

Seperti yang saya tulis dalam buku saya, Ilmu Pengetahuan Spiritual, anggapan bahwa manusia sebagai mahluk yang benar-benar terpisah satu sama lain, yang terdiri dari gen egois yang hanya peduli dengan kelangsungan hidup dan replikasi mereka sendiri, itu salah. Kapasitas untuk empati menunjukkan kita saling terhubung secara yang mendalam.

Kita bisa merasa bahwa kita adalah bagian dari suatu jaringan kesadaran bersama.

Inilah yang memungkinkan kita untuk mengenali diri kita dalam orang lain, merasakan penderitaan mereka, dan menanggapinya dengan tindakan altruistik.

Kita dapat merasakan penderitaan orang lain karena, dalam kadar tertentu, kita adalah mereka. Jadi kita merasakan keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain–untuk melindungi dan membuat mereka lebih baik–seperti halnya kita menolong diri sendiri.

Filsuf Jerman Arthur Schopenhauer menyebut:

Jiwa sejati saya ada dalam setiap makhluk … Inilah dasar belas kasih … yang dinyatakan lewat perbuatan baik.

Dengan kata lain, altruisme itu tidak perlu dijelaskan penyebabnya. Sebaliknya, kita harus merayakannya sebagai kemampuan untuk melampaui keterpisahan yang semu. Altruisme itu alami, altruisme adalah ekspresi dari sifat kita yang paling mendasar yaitu terhubung.

Amira Swastika menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

If so, you’ll be interested in our free daily newsletter. It’s filled with the insights of academic experts, written so that everyone can understand what’s going on in the world. With the latest scientific discoveries, thoughtful analysis on political issues and research-based life tips, each email is filled with articles that will inform you and often intrigue you.

Editor and General Manager

Find peace of mind, and the facts, with experts. Add evidence-based articles to your news digest. No uninformed commentariat. Just experts. 90,000 of them have written for us. They trust us. Give it a go.

If you found the article you just read to be insightful, you’ll be interested in our free daily newsletter. It’s filled with the insights of academic experts, written so that everyone can understand what’s going on in the world. Each newsletter has articles that will inform and intrigue you.

Komentari artikel ini

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA