Bagaimana pandangan teori ideologi terhadap kekerasan yang terjadi dalam masyarakat

Bagaimana pandangan teori ideologi terhadap kekerasan yang terjadi dalam masyarakat

Konflik dan kekerasan di dalam masyarakat memiliki berbagai bentuk yang didasari oleh teori konflik dan kekerasan. (unsplash)

adjar.id – Dalam kehidupan sosial masyarakat terdapat konflik dan kekerasan. Nah, ada beberapa jenis-jenis teori konflik dan kekerasan, Adjarian.

Kekerasan yang dilakukan oleh seseorang ataupun kelompok sering dikatakan sebagai lanjutan dari bentuk konflik sosial yang terjadi di masyarakat.

Nah, kali ini kita akan membahas mengenai teori-teori tentang konflik dan kekerasan dalam sebuah ilmu sosiologi.

O iya, ini merupakan bagian dari materi sosiologi kelas 11 SMA.

Kehidupan manusia yang terjadi di bumi ini, baik secara individu maupun kelompok sangatlah beragam.

Baca Juga: Mengenal Bentuk-Bentuk Konflik Sosial, Materi Sosiologi Kelas 11 SMA

Timbulnya konflik sendiri biasanya berasan dari perbedaan-perbedaan yang dipertajam.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik merupakan percekcokan, perselisihan, dan pertentangan.

Jadi, konflik merupakan suatu pertentangan yang terjadi di dalam kehidupan yang sifatnya menyeluruh antaranggota masyarakat.

Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis teori konflik dan kekerasan.

“Secara ilmu sosiologi, konflik menjadi suatu proses sosial antara dua orang atau lebih di mana satu pihak berusaha untuk menyingkirkan pihak lain.”


Page 2

Bagaimana pandangan teori ideologi terhadap kekerasan yang terjadi dalam masyarakat

Konflik dan kekerasan di dalam masyarakat memiliki berbagai bentuk yang didasari oleh teori konflik dan kekerasan. (unsplash)

1. Teori Faktor Individual

Setiap perilaku suatu kelompok yang termasuk dalam kekerasan dan juga konflik biasanya berasal dari tindakan individual.

Nah, dalam teori faktor individual ini perilaku kekerasan yang dilakukan oleh individu merupakan suatu agresivitas yang dilakukan individu secara sendirian.

Agresivitas tersebut dilakukan bisa secara spontan ataupun terencana, dan juga perilaku kekerasan yang dilakukan secara bersama.

Jadi dalam suatu konflik yang melibatkan kelompok, penggeraknya hanyalah segelintir orang saja atau dari individu-individu.

Baca Juga: Unsur-Unsur Struktur Sosial dan Fungsinya

Misalnya kerusuhan suporter sepak bola yang sebenarnya hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, tetapi bisa memengaruhi pihak lain untuk melakukan hal yang sama.

2. Teori Faktor Kelompok

Teori faktor kelompok tercipta dari kurangnya kesepakatan beberapa orang ahli terhadap teori faktor individual.

Teori ini menjelaskan bahwa individu membentuk kelompok dan setiap kelompok memiliki indentitas.

Nah, identitas kelompok inilah yang kemudian sering dijadikan sebagai alasan dari munculnya kekerasan dan konflik, seperti indentitas rasial atau etnik.

“Dalam pandangan teori fator individual, suatu kekerasan atau konflik terjadi karena adanya beberapa individu dalam kelompok yang memicunya.”


Page 3

Bagaimana pandangan teori ideologi terhadap kekerasan yang terjadi dalam masyarakat

Konflik dan kekerasan di dalam masyarakat memiliki berbagai bentuk yang didasari oleh teori konflik dan kekerasan. (unsplash)

3. Teori Deprivasi Relatif

Teori deprivasi relatif ini menjelaskan perilaku agresif yang dilakukan oleh suatu kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar.

Jadi, adanya pertumbuhan ekonomi yang terlalu cepat membuat rakyat suatu negara harus menghadapi perkembangan perekonomian masyarakat yang jauh lebih maju dibandingkan ekonomi negaranya sendiri.

Nah, keterkejutan dari rakyat suatu negara inilah yang kemudian menimbulkan deprivasi relatif.

Baca Juga: Jenis-Jenis Tindakan Sosial dalam Masyarakat

Hal ini terjadi karena setiap anggota masyarakat memiliki kemampuan berbeda-beda untuk mengikuti pertumbuhan yang sangat cepat ini.

Inilah yang membuat adanya pergolakan sosial yang berujung pada kekerasan dan juga konflik.

4. Teori Kerusuhan Massa

Teori kerusuhan massa ini muncul untuk melengkapi teori deprivasi relatif yang dimana teori ini dikemukakan oleh N.J. Smelser.

“Teori kerusuhan massa tercipta untuk melengkapi teori deprivasi relatif yang di mana berdampak pada sikat masyarakat terhadap pertumbuhan ekonomi yang cepat.”


Page 4

Bagaimana pandangan teori ideologi terhadap kekerasan yang terjadi dalam masyarakat

Konflik dan kekerasan di dalam masyarakat memiliki berbagai bentuk yang didasari oleh teori konflik dan kekerasan. (unsplash)

N.J. Smelser dalam buku Sosiologi kelas 11 SMA menjelaskan bahwa ada lima tahapan yang menyebabkan munculnya kekerasan akibat kerusuhan massa ini, yaitu:

- Situasi sosial yang memungkinkan terciptanya kerusuhan atau kekerasan akibat struktur sosial.

- Adanya tekanan sosial karena sebagai besar masyarakat merasa bahwa banyak nilai dan norma yang dilanggar.

- Berkembangnya prasangka kebencian yang meluas terhadap suatu sasaran tertentu.

- Adanya mobilitas massa untuk melakukan suatu aksi.

Baca Juga: Macam-Macam Komponen Dasar dalam Struktur Sosial

- Adanya kontrol sosial dari aparat keamanan dan petugas untuk mengendalikan situasi dan hambatan kerusuhan.

5. Teori Ideologi

Kekerasan yang terjadi di masyarakt sangat dipengaruhi oleh suatu ideologi, di mana kekerasan dan konflik yang terjadi hanya dilakukan oleh kelompok kecil dengan ideologi berbeda.

Nah, perbedaan antarkelompok kecil inilah yang bisa memunculkan konflik dan kekerasan apabila tidak ada wadah yang digunakan untuk menyalurkan peran sertanya dalam kelompok yang lebih luas.

“Ada lima penyebab munculnya kekerasan dan konflik akibat kerusuhan massa, yang salah satunya karena situasi sosial akibat struktur sosial.”


Page 5

Bagaimana pandangan teori ideologi terhadap kekerasan yang terjadi dalam masyarakat

Konflik dan kekerasan di dalam masyarakat memiliki berbagai bentuk yang didasari oleh teori konflik dan kekerasan. (unsplash)

6. Teori Cultural Lag

Teori cultural lag ini merupakan bentuk modifikasi dari sebuah teori perubahan sosial.

Cultural lag adalah suatu tidak adanya sinkroniasi dalam suatu perkembangan kebudayaan.

Hal ini terjadi karena ada aspek yang berkembang cepat, tetapi di sisi lain ada aspek yang tertinggal.

Nah, perbedaan ini membuat terjadinya cultural lag, karena kebudayaan dipandang sebagai kesatuan yang organik sehingga bisa menimbulkan masalah sosial.

Baca Juga: Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial Menurut Kriterianya, Materi Sosiologi Kelas 11 SMA

7. Teori Disorganisasi Sosial

Teori disorganisasi sosial ini bisa menimbulkan keretakan sosial yang cukup lama yang di mana keretakan ini menjadi suatu masalah sosial.

Akan tetapi, dalam suatu perubahan sosial memungkinkan terjadi suatu proses reorganisasi sosial dan disorganisasi sosial, karena kedua proses tersebut sulit dipisahkan.

O iya, kaum konservatif sendiri memandang suatu perubahan sosial sebagai disorganisasi sosial yang bisa memunculkan kekerasan dan konflik.

Sementara itu kaum reformis memandang suatu perubahan sosial sebagai reorganiasi sosial.

Nah, Adjarian itu tadi beberapa jenis-jenis teori konflik dan kekerasan yang salah satunya merupakan teori faktor individual.

Yuk, sekarang jawab pertanyaan berikut ini!

Pertanyaan

Apa yang dimaksud dengan teori faktor kelompok?

Petunjuk: Cek halaman 2.