Bagaimana kebijakan yang dilakukan oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam bidang fiskal?

Abdurrazaq, A. B. (1982 ). Mushannaf Abdurrazzaq, Cet. IV. Beirut: Al-Maktab al-Islamy.

Al-‘Utsaimin, Muhammad bin Shalih. (1992). Majmu’ Fatawa> wa Rasa’il Ibn ‘Utsaimin. Dar al-Wathan, vol. 18.

Al-Jabiry, A.H. (2001). Siyâsah al-Infâq allati Intahajaha al-Khalîfah Umar bin Abdul Aziz wa Atsâruha al-Iqtishâdiyah al-Kuliyah; Dirâsah Muqâranah bi al-Fikr al-Mâli al-Hadis†(Kebijakan Pengeluaran Negara yang Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Secara Menyeluruh: Studi Perbandingan dengan Era Modern). Disertasi, Makkah: Umm al-Qura’ University.

Al-Jauzi, I. (1984). Sirah wa Manaqib Umar bin Abdul Aziz al-Khalifah al-Zahid, Cet. I. Beirut: Dar al-Kutub al-Islamiyah.

Al-Qardhawi, Y. (2006). Fiqh al-Zakah, Cairo: Maktabah Wahbah.

Al-Qasim, A.U. (1988). Al-Amwâl. Beirut: Dar Al-Fikr.

Al-Shallabi, A.M. (2009). Al-Khalifah al-Rasyid al-Mushlih al-Kabir Umar bin Abdul Aziz wa Ma’alim al-Tajdid wa al-Ishlah al-Rasyid Ala Manhaj al-Nubuwwah. Qahirah: Dar Ibnu Hazm.

Al-Zuhry, I.S. (t.th.). Al-Thabaqat al-Kubra, Mesir : Maktabah Al-Khanja, Jilid 5.

Andriyanto, I. (2011). Strategi Pengelolaan Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan. Jurnal Walisongo, Volume 19, Nomor 1.

Arditia, F. M. (2016). Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kepemimpinan khalifah Umar bin Abdul Aziz dan relevansinya dengan materi SKI Madrasah Tsanawiyah Kelas VII. Disertasi : STAIN Ponorogo.

Astuti, M. (2017). Konsep Pemerataan Ekonomi Umar Bin Abdul Aziz (718 M-720 M). At-Tauzi: Islamic Economic Journal, 17(2), 141-155.

Atabik, A. (2015). Peranan Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan. Jurnal Zakat dan Wakaf, ZISWAF, Vol. 2, No. 2.

Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik Indonesia. https://www.bps.go.id/dynamictable/2016/01/18/1119/jumlah-penduduk-miskin-menurut-provinsi-2007-2019.html diakses pada tanggal 4 Desember 2019.

Beik, I.S. (2009). Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus Dompet Dhuafa Republika. Jurnal Pemikiran dan Gagasan, Vol. II, 2009.

El-Din, S. I. T. (1995). Allocative and Stabilization Functions of Zakat in an Islamic Economy, Readings in Public Finance in Islam. Jeddah: IRTI-IDB, 1995.

Faridy, F. R. (1983). A Theory of Fiscal Policy in an Islamic State, dalam Ziauddin Ahmed, Fiscal Policy and Resource Allocation in Islam. Islamabad: Institute of Policy Studies and International Centre for Research in Islamic Economics.

Fikri, H. (2018). Dialektika Dakwah dan Kebijakan Publik Perspektif Umar Bin Abdul Aziz. Jurnal MD, 4(2), 117-132.

Firdaus, M. (2010). Economic Estimation and Determinations of Zakat Potential in Indonesia. IRTI Working Paper Series.

Firmansyah. (2013). Zakat Sebagai Instrumen Pengentasan Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, Vol. 21, No. 2, Desember 2013.

Hafidhuddin, D. (2006). Dunia Perzakatan di Indonesia. FOZ Zakat dan Peran Negara.

Hafidhuddin, D. (2006). Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah. Depok: Gema Insani Press.

Hafidhuddin, D. (2007). Agar Harta Berkah dan Bertambah. Jakarta: Gema Insani Press.

Hafidhuddin, D. (2007). Membangun Peradaban Zakat. Ciputat: Institut Manajeman Zakat.

Hafidhuddin, D. (2008). Zakat dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani Press.

Hakam, I.A. (t.th ). Al-Khâlifah al-‘Âdil Umar ibn Abd al-Aziz; Khamis Khulafa’ al-Rasyidin. Dar al-Fashilah.

Harahap, K. (2016). Kebijakan Pengelolaan Keuangan Publik Pada Masa Kekhalifahan Umar Bin Abdul Aziz. Jurnal Ipteks Terapan, 8(2), 59-66.

Hasanudin, H., Ibdalsyah, I., & Tanjung, H. (2019). Analisis Kebijakan Pengelolaan Zakat Umar Bin Abdul Aziz dan Relevansinya di Indonesia. Kasaba: Jurnal Ekonomi Islam, 10(2), 190-209.

Hasanudin. (2014). Ijtihad Zakat Umar bin Abdul Aziz dan Relevansinya dengan Regulasi Zakat di Indonesia. Tesis : Universitas Ibn Khaldun Bogor.

Hidayat, S. (2012). Fikih Moderat untuk Peradaban, dalam kumpulan tulisan Islam Moderat. Jakarta: Pustaka Ikadi,=.

Ibn Baz, A.A. (t.th.). Majmu' Fata>wa> al-Syaikh Abdul Azi>z ibn Ba>z, Vol. 14. al-Maktabah al-Syamilah, t.th.

Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian kualitatif. Jakarta: GP Press.

Iskandar, A., dan Aqbar, K. (2019). Reposisi Praktik Ekonomi Islam: Studi Kritis Praktik Ekonomi Islam di Indonesia. NUKHBATUL'ULUM : Jurnal Bidang Kajian Islam, 5(1), 39-53.

Kahf, M. (1980). A Contribution to the Theory of Consumer Behavior in an Islamic Society, dalam Kurshid Ahmad, Studies in Islamic Economics. Leicester: International Centre for Research in Islamic Economics and The Islamic Foundation.

Khaeroni, F. (2015). Kharj: Kajian Historis Pada Masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. YUDISIA: Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, 6(2), 340-359.

KNKS. (2019). Upaya Membentuk Sharing Platform Zakat Nasional. https://knks.go.id/isuutama/5/upaya-membentuk-sharing-platform-zakat-nasional. Diakses pada tanggal 4 Desember 2019.

Muhammad, Q.I. (1998). Siyasah Maliyah li Umar bin Abdul Aziz. Haiah al-Misriyah al-Ammah li al-Kitâb.

Muhammad. (2009). Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (Pergulatan Melawan Kemiskinan dan Penetrasi Ekonomi Global), Cet. I. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Musyaddad, A. (2014). Fikih Zakat Umar Ibn al-Khattab dan Relevansinya Terhadap Perzakatan Modern di Indonesia. Tesis, Bogor: Fakultas Pascasarjana UIKA Bogor.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prasetyo, U. (2018). Kepemimpinan spiritual Umar bin Abdul Aziz. Disertasi : UIN Walisongo Semarang).

Pratama , Y. C. (2015). Peran Zakat dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi Kasus: Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional). The Journal of Tauhidinomics, Vol. 1, No. 1 (2015): 93-104.

Priyono, S. (2012). Integrasi Zakat Sebagai Instrumen Kebijakan Fiskal; Suatu Studi di Indonesia. Tesis, Bogor: Universitas Ibn Khaldun Bogor.

Rosyidi, M. H. (2017). Kepemimpinan Profetik Umar Bin Khattab dan Umar Bin Abdul Aziz. Ummul Qura, 10(2), 19-31.

Sari, E.K. (2007). Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Saud, M.A. (1996). Garis-Garis Besar Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press.

Subekan, A. Pengaruh Zakat, Infak, dan Sedekah Terhadap Kemandirian Ekonomi Mustahik di Kota Makassar. Disertasi, Makassar : UIN Alauddin Makassar.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.

Syukur, M. A. (2015). Kebijakan Fiskal Khalifah Umar Bin Abdul Aziz (99-101 H/717-720 M). Disertasi : IAIN.

Wibisono, Y. (2006). SLT Vs Jaring Pengaman Responsif. Republika, 3 Januari 2006.

Wibisono, Y. (2016). Mengelola Zakat Indonesia (Diskursus Pengelolaan Zakat Nasional dari Rezim UU No. 38 Tahun 1999 ke Rezim UU No. 23 Tahun 2011. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Yanah. (2014). Strategi Pengentasan Kemiskinan di Indonesia Melalui Sinergi Antara Bank Syariah dan BAZNAS. Jurnal Ekonomi, Vol. 2, No. 3.

Zuhaili, W. (2008). Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, Damaskus: Dar al-Fikr al-Mu’ashir, vol. 3.

Mewarisi Reformasi Ekonomi Umar bin Abdul Aziz

Oleh: Asyari

  Berbagai  jurus dalam kebijakan fiskal dan moneter telah dikeluarkan  untuk membuat  Indonesia keluar  dari pusaran angin krisis ekonomi. Namun ekonomi masih lama bangkitnya. Bila dibanding dengan negara-negara  yang juga terkena krisis ekonomi, seperti Thailand, sekarang negara tersebut relatif telah dulu bangkit ekonominya dari kita.

            Berbagai analis dan pengamat menyatakan bahwa krisis  ekonomi yang terjadi di Indonesia  bukan saja  dikontribusi oleh krisis ekonomi di awal 1998 tapi juga politik dalam negeri yang  semakin carut-marut  dan prilaku politik penguasa yang cenderung melangengkan kekuasaan daripada pro-rakyat.  

            Sebagai implikasinya, kemiskinan (poverty), dan kesenjangan (in-equality) ekonomi serta problem lainnya tetap terpelihara subur. Pro-rakyat, pro -pertumbuhan, pro- kesejahteraan dan pro- lapangan kerja  hanya retorika politik.

Jika retorika politik tersebut tetap diperlihara  maka selama itu pula kehidupan kita  terpuruk dan  lama ekonomi negeri ini akan bangkit. Maka  sangat diperlukan adanya  reformasi  yang terutama  reformasi ekonomi. Dalam kaitan dengan reformasi ekonomi ini, di sepanjang sejarah Islam, terdapat sosok tokoh yang patut  diteladani dalam melakukan reformasi ekonomi yaitu Umar bin Abdul Aziz.

            Umar bin Abdul-Aziz adalah khalifahBani Umayyah yang berkuasa dari tahun 717 sampai 720 H. Reformasi ekonomi yang dilakukannya merupakan bagian reformasi pemerintahan yang dilancarkan oleh Umar bin Abdul Aziz. Dalam melaksanakan ekonomi, Umar bin Abdul Aziz  memulainya dari  sendiri dan keluarga dengan sikap kehati-hatian  dalam mempergunakan  kekayaan  negara. Umar  bin Abdul Aziz memberikan  garis  demarkasi  yang tegas antara milik pribadi  dan negara.   Hal ini dapat dilihat dalam sebuah riwayat bahwa    suatu  malam,  putra Umar bin Abdul Aziz mengetuk  pintu  kamar. Waktu itu,  Umar sedang menyelesaikan  tugas negara yang belum  tuntas dikerjakan di istana. Setelah masuk, Umar  menanyakan kepada  anaknya, ”Apa pembicaraan kita ada hubungannya dengan   penyelesaian masalah umat? Putranya menjawab,” “Tidak”. Umar  langsung  mematikan lampu yang  menerangi kamar.  Putranya terkejut dan  bertanya, “Kenapa  lampu  dimatikan. “Pembicaraan kita  merupakan masalah  pribadi”. Minyak lampu  yang  menerangi  kamar ini  dibiayai  dengan  biaya negara”, jawab Umar dengan  tegas.            

Selain itu Umar  bin Abdul Aziz.  Umar  juga melakukan reformasi  ekonomi kepada keluarganya dan  kemudian dilanjutkan ke para  pembantu-pembantunya.  Ia  awali dengan  hidup  penuh kesederhanaan dan jauh dari hedonisme. Umar  menolak segala fasilitas   kendaraan yang banyak dan mewah yang diberikan  kepadanya.  Meskipun semuanya adalah jatah  khalifah, tapi dijual  dan  uangnya diserahkan ke baitul mal. Kepada  isterinya. Umar  berkata,” Tahukah dinda  dari mana  segala macam permata, mutiara, perhiasan lainnya dan perabot mahal diperoleh? .”Kini  dinda  boleh pilih, melepas segala macam benda itu atau  aku melepaskan engkau?”.  Akhirnya Umar dan keluarga  hidup  sederhana dan  jauh dari kelezatan material.

            Setelah membersihkan diri dan keluarga, Umar   melanjutkan langkah reforrmasinya kepada  para  pembantunya. Umar   bertindak tegas  tanpa kompromi  terhadap para pejabat yang   menjalankan pemerintahan secara semena-mena dan mengambil   kekayaan  negara  secara  ilegal. Seluruh aset  negara yang diambil  dan dipidahmilikan secara tidak sah  dikuasai Umar (negara) dan digunakan  untuk  kesejahteraan masyarakat.

            Langkah berikutnya dalam upaya reformasi ekonomi  tersebut adalah mengeluarkan kebijakan fiskal dengan mengurangi beban pajak (tax),  membuat  peraturan/regulasi   mengenai  fai, jizyah dan kharaj.  Menegakkan   keadilan dan  kejujuran dalam perdagangan. Membasmi  kecurangan dan penipuan dalam  aktivitas transaksi.

            Sejalan dengan itu, Umar Bin Abdul Aziz melakukan penghematan total dalam penyelenggaraan negara. Sumber pemborosan dalam penyelenggaraan negara yang biasanya terletak pada struktur negara yang tambun, birokrasi yang panjang, administrasi yang rumit. Semua itu dipangkas dan dibuat ramping. Rantai birokrasi yang panjang dipotong serta menyederhanakan sistem administrasi. Dengan demikian pemerintah negara menjadi sangat efisien dan efektif. Suatu riwayat tentanng prilaku  hemat ini menceritakan  Suatu saat gubernur Madinah mengirim surat kepada Umar Bin Abdul Aziz meminta tambahan blangko surat untuk beberapa keperluan adminstrasi kependudukan. Tapi beliau membalik surat itu dan menulis jawabannya di kertas tersebut dengan menyatakan bahwa  aset negara adalah milik rakyat yang harus digunakan sebaik-baiknya  untuk kesejahteraan rakyat.

            Kebijakan reformasi  yang  dilancarkan Umar  bin Abdul Aziz  berhasil dalam memperbaiki  perekonomian  masyarakat. Taraf kehidupan masyarakatnya terangkat dari garis kemiskinan  ke  garis kehidupan yang makmur. Kesenjangan yang mengangga lebar dapat dieliminir.  Gambaran  tentang kemakmuran itu dapat dilihat dalam sebuah  riwayat bahwa, Yahya ibn Said  diutus untuk membagi-bagikan zakat kepada  yang  berhak menerimanya. Tapi aku tak menemui seorang yang   patut diberi harta zakat. Akhirnya  dengan zakat itu ku beli  budak dan  memerdekannya. Semoga!