Bagaimana cara melakukan uji validitas dan reliabilitas?

Uji validitas dan reliabilitas merupakan langkah yang perlu dilakukan untuk mengukur sejauh mana sebuah penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Kedua uji ini dapat dilakukan dengan program SPSS. Untuk lebih jelasnya, berikut uraiannya.

Melakukan uji validitas bertujuan untuk melihat seberapa tepat variabel yang digunakan dalam penelitian.  Suatu penelitian dapat dikatakan valid apabila mampu memberikan hasil atas apa yang benar-benar ingin diukur. Dengan kata lain, hasil dari penelitian yang valid akan menjawab apa yang dipertanyakan dalam penelitian itu sendiri.

Uji validitas terbagi 2, yaitu validitas item dan validitas faktor. Validitas item dilihat dari korelasi skor item dengan skor total item. Sementara validitas faktor merupakan korelasi antara skor faktor dengan skor total faktor. Yang kedua ini dilakukan jika terdapat lebih dari satu faktor.

Untuk melakukan uji validitas menggunakan SPSS, totalkan terlebih dulu skor dari masing-masing variabel. Kemudian masuk ke menu Analyze, Correlate, lalu Bivariate. Isi Variables dengan seluruh item variabel. Jangan lupa tandai Pearson, Two-tailed, dan Flag significant correlations. Lalu klik OK.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas dapat diartikan sebagai keandalan atau ketepatan pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat sejauh mana konsistensi hasil suatu penelitian ketika dilakukan secara berulang-ulang. Semakin tinggi tingkat reliabilitasnya, maka penelitian tersebut semakin bisa diandalkan.

Indikator dari reliabilitas adalah nilai alpha cronbach’s. Umumnya, sebuah instrumen penelitian dikatakan reliabel ketika mencapai angka minimal 0,70. Untuk dapat mengetahui tingkat reliabilitas, maka digunakan rumus: reliabilitas = (jumlah item/jumlah item-1) (1- jumlah varians/varians total).

Dalam SPSS, uji reliabilitas dapat dilakukan pada menu Analyze, masuk ke Scale, dan pilih Reliability Analysis. Masukkan seluruh item dan pilih model Alpha, kemudian klik OK. Maka hasilnya akan langsung terlihat.

Hubungan Validitas dan Reliabilitas

Kedua hal ini tidak selalu berbanding lurus tetapi saling melengkapi. Suatu penelitian yang reliabel belum tentu valid. Tetapi penelitian yang valid seringkali juga reliabel. Karena itu, uji validitas dan reliabilitas perlu dilakukan secara keseluruhan, tidak bisa hanya salah satunya.

Sebelumnya, data kuesioner yang dikumpulkan dan digunakan untuk diuji hasilnya harus terlebih dulu valid. Salah satu cara mengeceknya adalah dengan memastikan tidak ada pertanyaan yang membingungkan dan memunculkan persepsi berbeda bagi responden. Misalnya dengan menghindari adanya kunci negatif dalam pertanyaan.

Masalah sering muncul karena peneliti tidak terbiasa dengan data dan rumus-rumus yang tampak rumit. Begitu juga dengan cara input data dan urutan langkah yang harus dijalankan dari banyaknya pilihan dalam program. Nah, oleh sebab itu, menggunakan jasa konsultan penelitian dapat menjadi solusi di tengah kebingungan dan ketika  dikejar deadline.

Jasa konsultan penelitian ini bisa didapatkan di Patra Statistika, yang merupakan jasa konsultan terpercaya dengan tim yang berpengalaman di bidangnya. Melakukan uji validitas dan reliabilitas tidak lagi menjadi momok bagi peneliti, terutama yang masih pemula. Percayakan pada patrastatistika.com dan dapatkan hasil penelitian yang memuaskan. 

Liputan6.com, Jakarta Cara uji validasi data pada penelitian dapat dilakukan dengan berbagai langkah. Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam pengukuran. Uji validitas harus dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket atau kuesioner yang kita buat sendiri. Cara uji validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor). 

  • 14 Macam Penelitian Karya Ilmiah, Pahami Penggunaannya
  • Tinjauan Pustaka adalah Bagian Penelitian Ilmiah, Ketahui Cara Menulisnya
  • Variabel adalah Objek Penelitian dengan Karakteristik, Ketahui Jenis-Jenisnya

Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan, biasanya digunakan uji signifikansi valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.

Berikut ini penjelasan mengenai cara uji validitas data dalam penelitian yang ptelah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (2/10/2021).

**Gempa Cianjur telah meluluhlantakkan Bumi Pasundan, mari bersama-sama meringankan penderitaan saudara-saudara kita di Cianjur dengan berdonasi melalui: rekening BCA No: 500 557 2000 A.N Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih. Bantuan akan disampaikan dalam bentuk sembako, layanan kesehatan, tenda, dll. Kepedulian kita harapan mereka.

Ilustrasi Kuesioner, Formulir (Photor created by pch.vector on Freepik)

Validitas berhubungan dengan suatu perubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur.

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu hal, mengukur apa yang diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah  atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mengungkapkan apa yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang  tepat dan akurat sesuai dengan maksud dilakukannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.  Teknik pengujian SPSS sering digunakan sebagai cara uji validitas, dan yang digunakan adalah korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation.

Jenis Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen dapat dibuktikan dengan beberapa bukti. Bukti-bukti tersebut antara lain secara konten, atau dikenal dengan validitas konten atau validitas isi, secara konstruk, atau dikenal dengan validitas konstruk, dan secara kriteria, atau dikenal dengan validitas kriteria. Berikut penjelasan selengkapnya;

1. Validitas Konten 

Validitas konten atau validitas isi fokus memberikan bukti pada elemen-elemen yang ada pada alat ukur dan diproses dengan analisis rasional. Validitas konten dinilai oleh ahli. Saat alat ukur diuraikan dengan detail maka penilaian akan semakin mudah dilakukan. Beberapa contoh elemen yang dinilai dalam validitas konten adalah sebagai berikut;

a. Definisi operasional variabel 

b. Representasi soal sesuai variabel yang akan diteliti 

c. Jumlah soal 

d. Format jawaban 

e. Skala pada instrumen 

f. Penskoran 

g. Petunjuk pengisian instrumen 

h. Waktu pengerjaan 

i. Populasi sampel 

j. Tata bahasa 

k. Tata letak penulisan (format penulisan) 

Setelah melakukan uji validitas konten kepada ahli, kemudian instrumen direvisi sesuai saran atau masukan dari ahli. Instrumen dinyatakan valid secara konten tergantung dari ahli. Ahli bebas memberikan penilaian apakah instrumen ini valid atau tidak.

Indikator bahwa suatu instrumen telah valid adalah ahli sudah menerima instrumen, baik secara isi maupun formatnya, tanpa ada perbaikan kembali. Jika setelah revisi ahli masih meminta ada perbaikan, maka revisi masih perlu dilakukan hingga ahli benar-benar menerima instrumen tanpa perbaikan lagi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012).

2. Validitas Konstruk

Validitas konstruk fokus pada sejauh mana alat ukur menunjukkan hasil pengukuran yang sesuai dengan definisinya. Definisi variabel harus jelas agar penilaian validitas konstruk mudah. Definisi tersebut diturunkan dari teori. Jika definisi telah berlandaskan teori yang tepat, dan pertanyaan atau pernyataan item soal telah sesuai, maka instrumen dinyatakan valid secara validitas konstruk (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012).

3. Validitas Kriteria

Validitas kriteria fokus pada membandingkan instrumen yang telah dikembangkan dengan instrumen lain yang dianggap sebanding dengan apa yang akan dinilai oleh instrumen yang telah dikembangkan. Instrumen lain ini disebut sebagai kriteria. Ada dua jenis validitas kriteria:

a. Validitas Kriteria Prediktif, dan

b. Validitas Kriteria Bersamaan (Concurrent). 

Perbedaan kedua cara uji validitas kriteria tersebut terletak pada waktu pengujian instrumen dengan kriterianya. Jika pengujian instrumen dan kriterianya dilakukan pada waktu yang berbeda, maka disebut dengan validitas kriteria prediktif, sedangkan jika pengujian instrumen dengan kriterianya dilakukan pada waktu yang bersamaan maka disebut dengan validitas kriteria bersamaan (concurrent). Hasil dari uji instrumen dan kriterianya kemudian dihubungkan dengan uji korelasi.

Cara Uji Validitas dengan Menggunakan MS Excel

Microsoft Excel. foto: technet.microsoft.com

Berikut ini ada cara uji validitas dengan menggunakan Ms. Excel yang dapat kita lakukan sebagai berikut:

  1. Input data hasil angket instrumen dalam worksheet (lembar kerja).
  2. Pada kolom paling kanan, jumlahkan skor setiap responden dengan menggunakan fungsi yang ada di excel, menggunakan syntax/perintah [=sum(range cell)]. Range cell diisi dengan rentang sel mulai dari item soal pertama sampai dengan item soal terakhir instrumen angket.
  3. Pada baris paling bawah, untuk setiap kolom item butir soal kita hitung nilai korelasi pearson dengan fungsi excel yang memiliki syntax [=pearson(array cell1; array cell2)]. Array cell1 berisikan rentang sel item soal yang akan dihitung dan array cell2 berisikan rentang sel jumlah skor sebagaimana yang telah dihitung sebelumnya.
  4. Pada baris setelah korelasi pearson, cari nilai t-hitung dengan mendefinisikan sebuah fungsi di excel hasil interpretasi terhadap rumus t, syntax-nya dapat dituliskan sebagai [=SQRT(n- 2)*rxy/SQRT(1-rxy^2)]. Nilai n diisi dengan jumlah responden instrumen angket dan nilai rxy diisi dengan nilai korelasi yang telah dihitung pada baris sebelumnya.
  5. Selanjutnya, cara uji validitas dengan nilai t-tabel dapat kita hitung menggunakan fungsi excel dengan menuliskan syntax [=tinv(probability;degree of freedom)]. Probability diisi dengan taraf signifikansi yang kita inginkan, misalnya jika kita menggunakan alpha=0,05 dengan dua arah, dan degree of freedom diisi dengan derajat kebebasan yang nilainya = n-2.
  6. Penentuan signifikansi validitas dapat menggunakan perintah yang kita tulis pada baris dibawah perhitungan t-hitung yaitu [=IF(p>q;”valid”;”tdk valid”)]. P berisikan nilai t-hitung dan q nilai t-tabel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bagaimana cara melakukan uji validitas?

Langkah-langkah dalam pengujian validitas ini yaitu :.
Buat skor total masing-masing variabel (Tabel perhitungan skor).
Klik Analyze -> Correlate -> Bivariate (Gambar/Output SPSS).
Masukan seluruh item variabel x ke Variabels..
Cek list Pearson ; Two Tailed ; Flag..
Klik Ok..

Bagaimana menentukan validitas dan reliabilitas instrumen yang baik?

Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apa?

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam pengukuran. sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.

Mengapa perlu melakukan uji validitas dan reliabilitas?

Uji Validitas dan Reliabilitas Keduanya perlu dilakukan dengan tujuan agar alat ukur yang kita gunakan dapat menghasilkan data yang benar-benar dapat digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian.