Asma adalah penyakit peradangan pada saluran udara di paru-paru dengan gejala seperti batuk, mengi, dan sesak napas. Gejalanya dapat memburuk sesuai derajat atau tingkat keparahan asma sehingga penderitanya wajib mengetahui bagaimana cara mengendalikan dan mengontrol penyakit ini. Show
Langkah mengontrol dan mengendalikan asma dengan tepat diperlukan agar penyakit asma tidak dapat menjadi berat dan mengganggu aktivitas. Bahkan, jika pengelolaan tidak baik, asma dapat menyebabkan kematian. Sahabat MIKA, yuk simak langkah praktis mengendalikan asma agar gejalanya tidak memburuk pada artikel berikut ini! Baca juga: Gejala Asma pada Anak, Pengobatan dan Tanda Bahayanya Penyebab asma yang tidak terkontrolSebelum mengetahui pendalian penyakit asma, penting untuk mengetahui penyebab asma yang tidak terkontrol. Asma dapat dikatakan terkontrol dengan baik apabila tidak ada gejala asma pada malam hari menjelang dini hari. Lalu, bila timbul gejala asma mudah diatasi dengan perubahan Arus Puncak Ekspirasi (APE)harian tidak naik turun < 20%. Selain itu, asma juga tidak menganggu kegiatan dan aktivitas, tidak menimbulkan efek samping obat, dan tetap menggunakan obat asma sesuai dengan pembagian derajat asma. Sementara itu, asma tidak terkontrol terjadi oleh karena beberapa hal, yaitu:
Cara mengendalikan asma dengan praktisSahabat MIKA bisa melakukan beberapa cara untuk mengendalikan asma agar gejalanya tidak memburuk. Berikut beberapa langkah mengontrol asma menurut Dokter Spesialis Paru & Pernapasan Mitra Keluarga, dr. Alexander Ginting, Sp.P: 1.Memahami penyakit asmaAsma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang menyebabkan hiperreaktiviti bronkus atau kepekaan saluran napas terhadap berbagai rangsangan. Hal ini memicu terjadinya penyempitan saluran nafas. Pola penyakit asma umumnya adalah fluktuatif artinya pola penyakit dapat berbeda dari waktu ke waktu dapat tenang terkontrol tanpa gejala tetapi dapat timbul serangan bila terpapar oleh factor pencetus. Bila terjadi asma dengan serangan maka akan mengganggu aktivitas dan menimbulkan gejala asma seperti batuk, produksi lendir, sesak napas dengan mengi atau tanpa mengi. Individual artinya untuk setiap orang berbeda derajat penyakitnya demikian pula halnya dengan factor pencetus dan jenis obat yang digunakan. Yuk, simak juga Bincang MIKA berjudul "Asma dan Mitos yang Perlu Diketahui" bersama dr.Vivi Putri Lesmana, Sp.P melalui tayangan berikut : 2. Menilai berat ringannya penyakitMenentukan berat dan ringannya asma penting diketahui untuk menentukan jenis pengobatan. Pasien Asma berdasarkan gejala klinis dan fungsi parunya terbagi atas derajat asma intermitten, persisten ringan, persisten sedang, dan persisten berat. Berikut ini penjelasannya:
3. Menggunakan obat obatan yang tepatPembagian ini digunakan untuk memilih obat dan perencanaan pengobatan. Dengan kepatuhan dan obat yang tepat diharapkan derajat asma dapat menjadi lebih ringan dan jumlah obat yang digunakan berkurang. Bila pengobatan tidak tepat dan pasien tidak patuh derajat asma akan menjadi lebih berat 4. Menghindari faktor pencetusPasien asma sebaiknya mengenal apa yang menjadi faktor pencetus terjadinya asma serangan. Setiap orang akan berbeda sensitifiti dan jenis pencetusnya. Namun, ada beberapa faktor pemicu yang sebaiknya dihindari penderita asma, yaitu:
5. Mengatasi serangan akut dengan segeraKetika terjadi serangan asma, maka membutuhkan langkah pertolongan pertama asma untuk menyelamatkan nyawanya. Berikut ini pertolongan pertama pada serangan asma:
6. Meningkatkan kebugaran fisikWalaupun menderita asma, bukan berarti harus menghentikan latihan dan olahraga. Bahkan, hal ini tetap penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Sahabat MIKA bisa memilih olahraga atau aktivitas kebugaran fisik sesuai saran dari dokter, gejala dapat dikelola dengan pengobatan tambahan atau latihan pemanasan sebelum Anda memulai. Penting untuk memulai hidup sehat, seperti berhenti merokok dan menghindari asap rokok. 7. Memeriksakan diri secara teraturKetika tiba waktu kontrol, Sahabat MIKA tidak boleh menundanya, ya. Selalu melakukan pemeriksaan secara teratur agar bisa mengetahui perkembangan asma. Jangan abaikan tanda-tanda bahwa asma sudah mulai tidak terkendali, seperti terlalu sering menggunakan inhaler. Jika Sahabat MIKA khawatir untuk mendatangi rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain di tengah pandemi COVID-19, Sahabat MIKA juga bisa memanfaatkan telekonsultasi di Mitra Keluarga. Nikmati kemudahan membuat konsultasi dengan dokter spesialis secara online melalui website Mitra Keluarga. Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Sahabat MIKA! Mitra Keluarga, life.love.laughter Artikel ini telah ditinjau oleh: dr. Alfaria Elia Rahma Putri --- Sumber rujukan: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1023/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma (2008), from: http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2018/04/Keputusan_Menteri_Kesehatan_RI_Tentang_Pedoman_Pengendalian_Asma1.pdf Sesak nafas apa pasti asma?Halodoc, Jakarta - Tahukah kamu bahwa meskipun kamu mengalami gejala sesak napas, ini bukan berarti seseorang mengalami asma. Ada banyak kondisi penyakit lain yang bisa sebabkan seseorang mengalami gejala sesak napas, seperti misalnya bronkitis.
Apakah sesak nafas dan asma itu sama?Gejala Asma
Sesak dada; Batuk, terutama pada malam atau dini hari; Sesak napas; Mengi, yang menyebabkan suara siulan saat mengeluarkan napas.
Apa Penyebab sesak nafas selain asma?Penyebab Sesak Napas
Obesitas. Kebiasaan merokok. Mengidap penyakit paru-paru, seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), pneumonia, asma, dan lain sebagainya. Menderita penyakit jantung, seperti serangan jantung, masalah irama jantung atau aritmia, dan lain sebagainya.
Asma ringan seperti apa?Anda dikatakan mengalami asma ringan jika gejala yang muncul ringan, tidak sampai membuat napas dan nadi Anda terlalu cepat, tidak mengganggu tidur dan kemampuan bicara Anda, sesaknya kambuh hanya saat berjalan atau beraktifitas berat, serta tidak juga disertai retraksi otot-otot pernapasan tambahan.
|