Apakah penyakit jantung tidak bisa tidur?

Apakah penyakit jantung tidak bisa tidur?
Gangguan pada tidur tidak hanya mengurangi kualitas tidur seseorang. Ngorok dan susah tidur juga bisa menjadi tanda bahwa Kamu memiliki masalah pada jantung. Foto: Thinkstock

Jakarta - Setelah melakukan aktivitas seharian, tidur bisa mengembalikan tenaga yang hilang. Tapi ada sebagian orang yang mengalami masalah gangguan tidur pada malam hari, yang ternyata bisa menandakan masalah pada jantung.

Dikutip dari Everyday Health, berikut ini adalah beberapa gangguan tidur yang bisa menandakan masalah pada jantung.

1. Orthopnea
Othopnea adalah kejadian sesak napas yang menyebabkan seseorang mengalami susah tidur. Biasanya orthopnea terjadi pada pada posisi tidur sedang berbaring, akibatnya seseorang mengalami susah tidur dalam rentang waktu sekitar 1 sampai 2 jam.

2. Insomnia
Gangguan tidur yang satu ini sering kita dengar karena banyak yang mengalami. Insomnia sendiri memiliki beberapa faktor pemicu seperti, gaya hidup yang kurang baik, terlalu banyak masalah yang dipikirkan dan sedang mengalami penyakit tertentu.

3. Sleep apnea
Penyakit ini mirip dengan orthopnea yakni permasalahan di saluran pernapasan, namun sleep apnea terjadi ketika seseorang sedang tidur. Hasilnya asupan oksigen yang dikirim ke otak menjadi berkurang. 70 persen orang yang mengalami serangan jantung mengidap sleep apnea.

4. Periodic movement limb disorder
Periodic movement limb disorder adalah gangguan yang terjadi pada anggota tubuh ketika seseorang sedang tertidur, beberapa hal yang terjadi adalah kram dan hentakan secara tiba-tiba yang kadang bisa menyebabkan tidur menjadi tergangggu.

Hati-hati! Dampak Bahaya Tidur Terus Saat Libur Kerja, Simak Videonya:

[Gambas:Video 20detik]


Apakah penyakit jantung tidak bisa tidur?

(up/up)

08 Maret 2019

Apakah penyakit jantung tidak bisa tidur?

Seorang investor tertidur depan layar elektronik yang menampilkan informasi harga saham di sebuah perusahaan pialang di Beijing, China, 17 September 2018.Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Mereka yang tidur kurang dari 6 jam semalam memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit kardiovaskular daripada mereka yang tidur 7 hingga 8 jam, menurut sebuah hasil studi di Spanyol.

Dalam studi itu, 3.974 pegawai bank mengenakan pelacak aktifitas untuk mengukur jam tidur selama satu minggu. Mereka juga melakukan pemindaian jantung dengan metode 3D ultrasound untuk mengecek penyakit jantung.

Para Peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan orang yang tidur 7 hingga 8 jam, mereka yang tidur kurang dari 6 jam semalam memiliki risiko 27 persen lebih tinggi mengalami “kelainan” Atherosclerosis.

Atherosclerosis adalah penebalan pada dinding arteri yang belum serius cukup untuk menyebabkan berbagai komplikasi.

Penelitian sebelumnya telah menghubungkan kurang tidur dengan faktor risiko tradisional untuk penyakit jantung seperti gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, peradangan dan obesitas.

“Tidur bersamaan dengan diet dan aktivitas fisik, adalah salah satu kebiasaan sehat yang perlu kita adopsi dan pertahankan agar sistem kardiovaskular kita tetap sehat,” kata penulis studi senior Jose Ordovas, peneliti dari CNCI di Madrid dan Direktur Nutrisi dan Genomik di Jean Mayer USDA Human Nutrition Research Center on Aging di Universitas Tufts, Boston.

“Hasil kami mendukung keyakinan umum bahwa kita harus memiliki sekitar 8 jam tidur yang baik per hari,” kata Ordovas via email.

“Bagi mereka yang karena satu dan lain hal tidak dapat menghindari jam tidur yang buruk, rekomendasinya adalah harus lebih proaktif dalam mengendalikan faktor risiko gaya hidup lain seperti diet dan olahraga.”

Pengerasan arteri dapat berkembang secara bertahap selama beberapa tahun sebelum menyebabkan masalah. Orang-orang dapat hidup bertahun-tahun dengan kelainan praklinis sebelum mengalami asteroklerosis, yang ditandai dengan penumpukan plak di dinding arteri yang membatasi aliran darah dan dapat menyebabkan serangan jantung juga stroke.

Sementara sangat sedikit peserta – hanya 160 orang – tidur lebih dari 8 jam semalam, studi ini juga menemukan bahwa mereka yang tidur terlalu lama juga meningkatkan risiko jantung.

Pria juga memiliki risiko penumpukan plak yang sedikit lebih tinggi dengan terlalu banyak tidur, tetapi perbedaannya terlalu kecil untuk mengesampingkan kemungkinan bahwa itu terjadi karena suatu kebetulan.

“Penting untuk menekankan bahwa lebih banyak tidak selalu lebih baik, karena tidur berlebihan dapat meningkatkan risiko kardiovaskular,” kata Ordovis.

Peserta penelitian rata-rata berusia 64 tahun dan tidak ada yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Mereka cenderung lebih sedikit kelebihan berat badan tapi juga mendapatkan sekitar 45 menit sehari untuk melakukan aktivitas fisik yang cukup hingga lebih dari cukup.

Tim studi menghitung risiko 10 tahun dan 30 tahun peserta mengalami peristiwa jantung serius seperti serangan jantung atau stroke menggunakan kalkulator skor risiko Framingham.

Secara keseluruhan, peserta memiliki risiko 5,9 persen serangan jantung atau stroke dalam 10 tahun kedepan dan risiko 17,7 persen dalam 30 tahun.

Namun, dengan kurangnya 6 jam tidur risiko 10 tahun tersebut naik menjadi 6,9 persen dan risiko 30 tahun meningkat menjadi 20,9 persen.

Penelitian ini bukanlah eksperimen terkontrol yang dirancang untuk membuktikan apakah atau bagaimana kualitas atau kuantitas tidur dapat secara langsung memengaruhi pengerasan pembuluh darah arteri atau menyebabkan serangan jantung dan stroke.

Namun, hasilnya menyoroti pentingnya mendapatkan istirahat yang cukup, kata rekan penulis editorial yang menyertainya, Dr. Daniel Gottlieb, Direktur pusat gangguan tidur di VA Boston Healthcare System.

“Salah satu kunci untuk mendapatkan tidur yang cukup adalah menjadikan tidur sebagai prioritas –dengan mematikan TV, komputer, tablet dan telepon pada jam yang wajar, menjaga jadwal tidur yang teratur, meluangkan waktu untuk bersantai sebelum tidur dan menghindari kafein di sore hari,” kata Gottlieb melalui email.

“Olahraga dan diet yang baik juga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur.”  Reuters Health 

Apakah sakit jantung bisa menyebabkan susah tidur?

Anda termasuk orang yang susah tidur ketika malam hari? Hati-hati, ternyata kondisi ini berhubungan dengan penyakit jantung dan stroke. Jika Anda sering susah tidur saat malam hari, Anda perlu waspada. Kabarnya, kondisi tersebut berhubungan dengan penyakit jantung dan stroke.

Apa yang dirasakan sebelum serangan jantung?

Mual ketika perut kosong atau penuh, merasa kembung atau sakit perut adalah gejala yang paling umum. Sakit perut sebulan sebelum serangan jantung mempunyai sifat episodik, sehingga bisa mereda dan kambuh dalam waktu singkat. Dilansir dari WebMD, nyeri dada menjadi tanda serangan jantung yang paling umum diketahui.

Bagaimana posisi tidur penderita jantung?

Pada penderita penyakit jantung, dianjurkan untuk dapat tidur dengan posisi menyamping. Adapun menyamping kearah kanan dan kiri masih belum banyak penelitian yang menyebutkan mana yang lebih baik. Posisi tidur ini dapat disesuaikan dengan kondisi pasien.

Mengapa serangan jantung sering terjadi di malam hari?

Melansir Live Strong, penyebab serangan jantung saat tidur biasanya karena pecahnya plak pembuluh darah arteri yang mengarah ke jantung. Serangan jantung ini berisiko dialami orang yang merokok, gemar makan makanan tidak sehat seperti asupan tinggi lemak dan gula, malas bergerak, dan jarang olahraga.