Apakah pakai kondom mempengaruhi siklus haid

KOMPAS.com - Kondom termasuk sebagai alat kontrasepsi paling populer yang sering digunakan pada pria.

Alat kontrasepsi satu ini paling mudah ditemukan dan digunakan bagi pasangan suami-istri untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Bentuknya fleksibel, mirip seperti tabung dan digunakan pada alat kelamin pria saat berhubungan seks.

Jika masih belum mengetahui secara detail apa itu kondom, manfaat, efek samping saat dipakai hingga cara memakaikanya, coba simak ulasan berikut ini agar tidak ada kesalahan informasi.

Baca juga: Efektifkah Kondom untuk Menurunkan Risiko PMS saat Seks Oral? 

Manfaat kondom yang wajib diketahui

DW INDONESIA Ilustrasi kondom.

Kondom adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan sejenis karet (lateks) dan digunakan pada alat kelamin pria sebelum dan ketika berhubungan seks.

Bahan karet itu bertujuan untuk membuat penghalang agar air mani dan cairan tubuh lainnya tidak bersentuhan dengan cairan dan mikroorganisme lain yang terkandung di dalam vagina.

Kegunaan kondom tak lain untuk mencegah terjadinya kehamilan serta penyakit menular seksual.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan terbilang tinggi, yaitu sekitar 98 persen.

Tapi dengan catatan jika digunakan dengan benar.

Artinya, masih ada potensi kehamilan jika pria memakai kondom dengan cara yang salah.

Di samping itu, kondom juga sangat memungkinkan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual setiap kali berhubungan seks.

Beberapa yang dapat dicegah dengan penggunaan kondom adalah gonore, klamidia, herpes, HPV, hingga HIV/AIDS.

Baca juga: Ini Bahaya Gunakan Air Rebusan Kondom untuk Mabuk

Jenis-jenis kondom

Apakah pakai kondom mempengaruhi siklus haid
DOK. FREEPIK Fungsi kondom adalah untuk mencegah sperma masuk ke vagina dan membuahi sel telur. Kondom, ilustrasi kondom, kondom tertinggal di dalam vagina.

Melansir laman WebMD, ada banyak jenis kondom pria.

Di antaranya sebagai berikut.

1. Kondom lateks dan sintetis

Kebanyakan kondom yang dijual di pasaran berbahan lateks.

Namun, bahan lateks dapat memicu reaksi alergi bagi sebagian pria.

Karena itu, ada jenis kondom lain yang bebas alergi yaitu terbuat dari bahan plastik seperti poliuretan atau poliisoprena.

Baik kondom lateks atau plastik, keduanya efektif melindungi dari penularan penyakit menular seksual dari segala jenis hubungan seks, seperti penetrasi vagina, oral bahkan anal.

2. Kondom lubricated

Jenis kondom satu ini biasanya dilengkapi dengan pelumas atau pelapis cairan.

Kondom-kondom modern yang tersedia di pasaran juga biasanya sudah satu paket dengan pelumas ini.

Pelumas yang terdapat pada kondom dapat membantu mencegah rasa sakit dan iritas saat berhubungan seks, serta mencegahnya bocor halus akibat gesekan saat penetrasi.

Jika seseorang memiliki reaksi alergi tertentu pada kandungan pelumas, maka kondom tanpa pelumas bisa menjadi alternatifnya.

3. Kondom berlapis spermisida

Lapisan kondom spermisida merupakan bahan kimia yang mengandung nonoxynol-9 yang dapat membuat sperma menjadi tidak aktif.

Beberapa jenis kondom dijual dengan lapisan spermisida.

Risiko mencegah kehamilan pun akan lebih tinggi.

Meski demikian, kandungan nonoxynol-9 bagi beberapa orang dapat mengiritasi alat kelamin yang memungkinkan seseorang tertular HIV.

4. Kondom bertekstur hingga beraneka rasa

Jenis kondom satu ini biasanya dilengkapi dengan fitur tambahan tertentu seperti tekstur bergerigi, bulat-bulat kecil, aneka rasa atau aroma dan lain sebagainya.

Tujuan dari tekstur atau fitur tambahan tersebut adalah menambah kesenangan saat bercinta dengan pasangan.

Variasi lainnya juga mungkin terdapat efek glow in the dark.

Namun, penggunaannya harus hati-hati karena kandungan bahan kimia yang ''aneh-aneh'' bisa memicu reaksi alergi bahkan iritasi.

Baca juga: Pemuda di India Kecanduan Air Rebusan Kondom, Bagaimana Bisa? 

Efek samping penggunaan kondom

Apakah pakai kondom mempengaruhi siklus haid
Shutterstock/Kovtun Dmitriy Infeksi dan penyakit menular seksual (PMS) dari melakukan seks oral bisa dicegah dengan kondom.

Manfaat kondom memang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual.

Namun, kondom juga memiliki efek samping yang tak cuma pria, tetapi juga pasangannya.

Seperti dikutip The Health Site, simak efek samping penggunaan kondom berikut ini.

1. Alergi lateks

Pada dasarnya lateks terbuat dari getah pohon karet yang diformulasikan aman bagi manusia.

Tapi, American Academy of Allergy, Asthma & Immunology menemukan, beberapa orang mengalami respons berbeda terhadap lateks.

Gejala yang mungkin dialami mulai dari bersin, pilek, gatal-gatal, kemerahan hingga pusing atau bagian kulit yang terkena lateks menimbulkan reaksi bengkak.

Gejala paling parah adalah dapat memicu anafilaksis yang bisa mengancam nyawa dan perlu mendapatkan penanganan medis.

Maka dari itu, sangat disarankan bagi orang yang alergi lateks untuk beralih ke kondom sintetis.

2. Menimbulkan reaksi kulit tertentu

Kondom memang cukup ampuh dalam mencegah penyakit menular seksual ketika berhubungan seks.

Namun, pada bagian kulit yang tidak dilapisi kondom memungkinkan mengalami masalah kulit lain seperti kudis, gatal sampai herpes.

Seperti diketahui, penggunaannya mungkin aman pada alat kelamin yang terlapisi kondom, tetapi tidak melindungi bagian kulit yang mungkin terpapar virus herpes.

3. Mengurangi sensitivitas saat berhubungan seksual

Sepertinya ini bukanlah efek samping yang perlu dikhawatirkan.

Namun, beberapa orang mengeluhkan tentang penggunaan kondom yang dapat mengurangi kenikmatan saat bercinta.

Meski begitu, saat ini sudah banyak tersedia kondom dengan lapisan tipis yang bisa meningkatkan kepekaan saat berhubungan seks.

4. Berisiko kehamilan

Meski dikatakan sebagai alat kontrasepsi yang aman dan minim efek samping, namun risiko kehamilan tetap ada.

Dalam kebanyakan kasus, kondom kemungkinan bisa bocor akibat kesalahan dalam membuka kemasan hingga pemakaian yang salah.

Begitu pula pada ukuran kondom yang tidak pas yang dapat memicu kerusakan hingga mengurangi efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan.

Baca juga: Arkeolog Temukan Kondom Firaun tapi Bukan Alat Kontrasepsi, Untuk Apa? 

Cara memakai kondom yang benar

Apakah pakai kondom mempengaruhi siklus haid
PEXELS/RON LACH Penyakit Menular Seksual adalah infeksi yang bisa ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui aktivitas seksual vaginal, oral, dan anal.

Cara terbaik untuk memakai kondom adalah digunakan setiap kali berhubungan seks vaginal, oral atau anal.

Pastikan kenakan kondom baru setiap kali berhubungan seks agar lebih aman.

Kemudian perhatian cara memakai kondom yang benar agar risiko kehamilan dan penyakit menular bisa lebih efektif.

Simak cara memakai kondom yang benar. 

  • Pastikan kondom dalam kondisi baik dan tidak sobek atau kedaluwarsa (periksa tanggal pada kemasan)
  • Buka bungkusnya dengan hati-hati dan keluarkan kondom
  • Letakkan di ujung penis yang ereksi dengan maksimal
  • Bagian sisinya yang dapat berupa gulungan pastikan menghadap ke luar
  • Pada penis yang belum disunat, pastikan menarik kulup ke belakang agar kenikmatan hubungan seks tidak berkurang
  • Sisakan setengah inci ruang di ujung tempat air mani terkumpul saat ejakulasi. Ruang tersebut berfungsi agar kondom tidak mudah pecah
  • Jepit bagian ujungnya
  • Buka gulungannya sampai ke bawah penis
  • Gunakan pelumas yang cukup agar kondom tidak pecah
  • Hindari menggunakan pelumas berbahan dasar minyak seperti petroleum jelly, body lotion, baby oil, atau minyak pijat karena dapat melemahkan lateks dan menyebabkan kondom pecah
  • Ketika seks selesai, tetapi penis belum lemas sepenuhnya, pegang bagian sisi kondom dan tarik keluar
  • Bungkus kondom dengan tisu dan buang di tempat sampah yang memungkinkan orang lain tidak menyentuhnya.

Baca juga: Apakah Kondom Bisa Bocor saat Digunakan? 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Apakah kondom bisa mempengaruhi siklus haid?

Kondom bukan merupakan alat kontrasepsi hormonal sehingga tidak akan membuat adanya gangguan pada siklus menstruasi pada anda.

Apakah penggunaan alat kontrasepsi mempengaruhi haid?

Cara kerja alat kontrasepsi hormonal memang mengintervensi dan mengganggu siklus hormon normal sehingga tentu saja siklus menstruasi dapat terganggu.

Adakah efek samping memakai kondom?

Kulit Mudah Iritasi Efek samping atau bahaya penggunaan kondom ini ternyata bisa menyebabkan iritasi. Berbagai gejala alergi bisa dirasakan seperti ruam, sensasi terbakar dan juga gatal-gatal.

Apa penyebab haid datang terlambat?

Nyatanya, telat haid bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, termasuk stres, mengalami penurunan atau kenaikan berat badan, tengah hamil, mengonsumsi pil KB, gangguan hormon, hingga mengidap penyakit serius. Saat mengalami kondisi ini, disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.