Apakah dattabase mysql harus berbentuk tanel

Database adalah istilah yang sudah tidak hanya dikenal oleh kalangan IT saja. Namun hingga kalangan pemerintahan pun mulai menggunakan istilah database. Hal ini akibat dampak dari perkembangan teknologi yang semakin maju.

Di era digital ini, semua pihak dan instansi dituntut untuk menggunakan suatu sistem berbasis website hingga aplikasi mobile untuk mempermudah layanan.

Tentu dalam pembuatan website atau aplikasi sangat membutuhkan database untuk menyimpan data.

Pengertian Database

Database adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis dan saling memiliki relasi sehingga dapat dikelola dengan mudah melalui suatu aplikasi.

Data-data yang disimpan dalam database tersebut dapat diolah maupun dimanipulasi dengan memanfaatkan suatu software maupun aplikasi guna menghasilkan informasi.

Database adalah bagian yang sangat penting dalam sistem informasi, website, dan aplikasi, karena database ibaratnya seperti gudang yang menyimpan banyak data.

Di dalam gudang inilah data dapat menjalankan fungsinya seperti membangun relasi antar tabel, menghindari terjadinya duplikasi data, dan mencegah terjadinya hubungan yang tidak jelas antar data

Misal kamu ingin membangun website toko online.

Otomatis akan ada beberapa data yang nantinya ditampilkan dalam website toko online tersebut, seperti gambar, deskripsi, video produk, informasi harga produk, dan masih banyak lagi.

Data- data itulah yang akan disimpan ke dalam database.

“Saya bisa menyimpan data di komputer? Kan sama saja, bahkan lebih aman”

Apabila kamu hanya menyimpan data di komputer saja atau secara lokal itu artinya data tersebut tidak bisa diakses oleh publik atau user.

Menyimpan data di komputer memang tergolong aman karena siapapun tidak dapat mengakses data tersebut, namun bukankah akan sia- sia jika website yang dibangun tidak bisa diakses oleh user?

Nah, untuk itulah munculah yang namanya database.

Dengan memanfaatkan database adalah semua jenis data pada websitemu dapat disimpan dalam satu server.

Seberapa banyak data yang disimpan, dapat disesuaikan dengan kapasitas hosting atau server yang menampung website tersebut.

Beberapa Fungsi Database

Selain sebagai pengelolaan data, database memiliki fungsi lain yang dapat membantu dan mempermudah untuk menangani segala jenis kebutuhan yang berhubungan dengan data.

Ada beberapa fungsi lain database meliputi :

Dapat Melakukan Identifikasi Data Dengan Cepat

Melalui database, kamu bisa merancang semua kebutuhan data mulai dari tabel, atribut, hingga membuat relasi antar tabel.

Dengan melakukan rancangan seperti diatas maka ketika kamu harus melakukan identifikasi data dapat dilakukan dengan cepat.

Proses identifikasi data biasa disebut juga dengan “grab data” atau mengambil data.

Bagaimana cara mengambil data dalam suatu database? Tentu saja dengan Query.

Query database adalah permintaan akan informasi yang diambil dan diterima dari database.

Query dimanfaatkan sebagai bahasa pemrograman yang mampu memanipulasi data, menghapus, menambah, dan juga mengubah data.

Jadi, ketika ada permintaan informasi data dapat diberikan dengan cepat sesuai dengan query yang dibuat.

Mengelola Data Secara Terpusat

Dengan menggunakan database, semua jenis data dapat dikumpulkan dalam satu tempat, misalnya di server hosting atau Cloud VPS.

Jadi, kamu bisa mengelola data dengan mudah dan lebih efektif.

Menghilangkan Duplikasi Data

Sistem database memang dirancang agar dapat menghindari atau meminimalisir duplikasi pada data.

Saat terdapat ada duplikasi data, pasti data baru tidak dapat tersimpan dalam database dan sistem database dapat memberikan notifikasi error ke administrator database.

Data Lebih Aman

Database adalah kumpulan data yang terkumpul jadi satu dalam suatu sistem, itu artinya lebih mudah dalam melakukan perlindungan dari orang- orang yang tidak bertanggung jawab.

Mungkin sekilas, dari sisi keamanannya menyimpan database di perangkat lebih aman daripada di server.

Namun sebenarnya tidak lho DomaiNesians! Ketika kamu menyimpan database di perangkat jika terjadi error secara tiba – tiba pada perangkat, maka database akan hilang.

Kecuali kamu yang sering melakukan backup database dan di upload ke dalam storage berbasis cloud (Gdrive).

Berbeda apabila kamu menyimpan database di dalam hosting atau Cloud VPS.

Di DomaiNesia, kamu akan disediakan layanan backup setiap hari nya, jadi data- data yang ada dalam hosting DomaiNesia akan terbackup secara otomatis.

Selain layanan backup, ada fitur yang dapat melindungi data dalam hosting seperti proteksi Imunify360.

Mengaktifkan proteksi Imunify360 juga sangatlah mudah, kamu bisa ikuti panduan Panduan Imunify360 di Hosting Untuk Proteksi Malware.

Apalagi di Cloud VPS DomaiNesia, sekarang ini sudah menerapkan teknologi Cluster Server didalamnya ada metode Triple Replication.

Dengan demikian, apabila terjadi masalah pada salah satu server fisik, data yang ada pada Cloud VPS masih aman dan dapat berjalan seperti biasa.

Baca Juga : Panduan Fitur CSP (Content Security Policy) untuk Mencegah Serangan XSS

Dapat Diakses Banyak User

Ketika data disimpan secara offline di perangkat yang berbeda, untuk mengakses sebuah file tentu harus menghubungi pemilik perangkat terlebih dahulu bukan?

Nah, hal itu dianggap kurang efektif dan tidak efisien.

Apalagi jika membutuhkan data dalam waktu yang bersamaan, pasti kamu harus menunggu hingga user lain selesai menggunakan perangkat tersebut.

Dengan adanya database yang didimpan dalam hosting maupun Cloud VPS, siapapun bisa mengaksesnya dengan mudah, asalkan memiliki hak akses.

Komponen Database

Setelah kamu mengetahui bahwa database adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis dan saling berhubungan, selanjutnya kamu harus tahu komponen dalam pembuatan database.

Berikut ini merupakan komponen- komponen yang digunakan dalam membuat database.

Data adalah komponen penting atau krusial dalam pembuatan database.

Apa yang akan dibuat dalam database jika tidak ada data?

Singkatnya data merupakan fakta yang terkait dengan suatu objek tertentu. Misalnya seperti nama, usia, tinggi, dan berat. Selain fakta, data juga dapat merupakan gambar, teks, file, pdf, video, dan sebagainya.

Dalam membuat database, biasanya data disusun dengan sistematis terdiri atas database, table, record, dan field.

Biasanya, database adalah penyimpanan data yang dikemas dalam bentuk tabel.

Dalam setiap tabel terdapat kumpulan record atau isi dari suatu tabel.

Dan dalam setiap record akan terdapat field yang berisikan informasi data tersebut.

Misalnya kamu ingin membuat database penjualan dengan tabel pelanggan dan tabel transaksi seperti gambar di bawah ini.

Apakah dattabase mysql harus berbentuk tanel

Database penjualan adalah database yang menyimpan setiap record dan field pada tabel pelanggan dan tabel transaksi.

Hardware

Untuk menyimpan database, pastinya membutuhkan hardware sebagai tempat penyimpanannya.

Hardware adalah perangkat keras yang digunakan untuk menyimpan dan mengelola data.

Apabila kamu menyimpan data secara lokal, hardware yang digunakan adalah komputer, disk, memori.

Sedangkan, jika kamu menyimpan data secara online seperti website, kamu bisa menggunakan server hosting.

Software

Dalam melakukan pengelolaan database tentunya kamu juga membutuhkan software untuk mempermudah dalam mengelola database.

Misalnya jika kamu menyimpan database di lokal kamu akan membutuhkan software web server seperti XAMPP.

Database Management System (DBMS)

DBMS adalah aplikasi yang digunakan untuk sistem manajemen atau mengelola database.

Dengan DBMS, kamu akan lebih mudah ketika menambahkan atau input, update, hingga menghapus data.

Terdapat 2 jenis DBMS yaitu SQL dan NoSQL.

Kedua jenis tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan masing- masing.

Apakah dattabase mysql harus berbentuk tanel
Sumber : Elements Envato

Biasanya jika kamu membutuhkan database yang SQL, kamu bisa menggunakan MySQL.

Sedangkan membutuhkan database NoSQL biasanya menggunakan MongoDB.

Baca Juga : Mengenal MongoDB, Si Database NoSQL Populer

Database Access Language

Database Access Language adalah suatu bahasa yang digunakan untuk mengakses, menambah, memperbarui, dan menghapus data di dalam database.

Biasanya administrator database menuliskan perintah berupa query untuk mengakses data.

Jenis- Jenis Database

Database adalah kumpulan data yang dikemas dalam bentuk yang sistematis. Sama seperti subjek lainnya, database juga memiliki beberapa jenis database.

Adapun jenis- jenis database populer harus kamu pahami antara lain :

Relational Database

Relational database adalah salah satu jenis database yang paling banyak digunakan pada suatu website dan aplikasi.

Relational database dirancang dengan tabel-tabel yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Itulah mengapa relational database sampai saat ini masih eksis digunakan oleh programmer. Relational database dikenal dengan 4 sifat yang disebut dengan ACID, meliputi:

Atomicity. Sifat ini berarti bahwa database yang dibangun harus mengikuti aturan “semua atau tidak sama sekali”. Setiap transaksi database dikatakan “atom.” Jika salah satu bagian dari transaksi database gagal, maka seluruh transaksi database akan mengalami kegagalan.

Consistency. Data dapat dikembalikan dalam keadaan sebelumnya, jika proses transaksi database mengalami kegagalan gagal.

Isolation. Sifat ini mengharuskan beberapa transaksi terjadi pada saat yang bersamaan tidak mempengaruhi eksekusi satu sama lain. Itulah mengapa data yang sedang diproses akan terisolasi dari proses-proses lainnya hingga proses selesai

Durability. Sifat ini memastikan data dapat tersimpan di dalam sistem dan terjamin keamanannya.

Untuk penyimpanan relational database ini, kamu membutuhkan RDBMS atau Relational Database Management System.

Umumnya menggunakan SQL atau Structured Query Language.

SQL adalah bahasa yang digunakan untuk mengidentifikasi data seperti membaca, membuat, memperbarui, dan menghapus data.

Contoh Relational Database: MySQL, MariaDB, PostgreSQL, Oracle Database, MongoDB, IBM DB2.

Distributed Database

Dilihat dari namanya, distributed database adalah bagian dari sistem penyimpanan database yang terdistribusi.

Itu artinya , data yang disimpan dapat didistribusikan melalui suatu jaringan.

Tidak hanya didistribusikan saja, distributed database juga memungkinkan setiap data yang terdapat dalam database dapat ditransmisikan ke berbagai lokasi-lokasi user yang sudah ditentukan sebelumnya.

Misalnya, data di satu perusahaan dapat tetap terhubung dan terorganisir dengan baik, walaupun data tersebar di beberapa lokasi yang ditentukan oleh perusahaan.

Ada beberapa ciri-ciri dari distributed database yaitu :

  • Data yang disimpan pada database dapat didistribusikan ke beberapa tempat
  • Antar database satu dengan yang lain saling terhubung melalui jaringan komputer.
  • Distributed database mengacu pada database yang berada di beberapa tempat atau lokasi.

Contoh Distributed Database antara lain Apache Ignite, Apache Cassandra, Apache HBase, Couchbase Server, Amazon SimpleDB, Clusterpoint, dan Foundation DB.

NoSQL Database

NoSQL database adalah bagian dari database non-relational.

Itu artinya, data yang dapat tersimpan tidak hanya berbentuk tabel, melainkan juga data tipe lainnya seperti csv, docs dan lain- lain.

Database ini biasa digunakan oleh website atau aplikasi yang menampung data tidak hanya berbentuk tabel saja. Melainkan sudah berbagai macam bentuk data.

Jenis NoSQL Database yaitu,

Key-Value Database. Jenis database NoSQL ini dapat menyimpan data sebagai kunci. Selain dianggap memiliki skalabilitas yang tinggi, Key-Value Database juga dapat menangani volume traffic pada data. Contoh database jenis ini adalah Amazon DynamoDB dan Redis.

Document-Oriented Database. Seperti namanya, database ini menyimpan dan mengelola data sebagai dokumen. Database jenis ini mulai banyak digunakan. Hal ini mengingat bahwa ada isu big data yang semakin lama semakin bertambah. Contoh database yaitu MongoDB, Amazon DocumentDB, Apache CouchDB.

Graph Database. Berbeda dengan sebelumnya, database ini berbasis graph sehingga menyimpan data yang berbentuk gambar atau grafik, seperti pada media sosial. Contohnya, Datastax Enterprise Graph dan Neo4J.

Wide-Column Database. Jenis database NoSQL ini menyimpan data dalam bentuk kolom yang besar. Wide-Column dapat menangani ukuran data hingga PetaByte, sehingga cocok untuk mendukung aplikasi real-time big data. Contohnya, BigTable, Apache Cassandra, dan Scylla.

Cloud Database

Cloud database adalah database yang dirancang dan disimpan di dalam penyimpanan cloud.

Seperti aplikasi berbasis cloud lainnya, database cloud menawarkan fleksibilitas dan skalabilitas, serta ketersediaan yang tinggi.

Basis data cloud juga sering kali pemeliharaannya rendah, karena banyak yang ditawarkan melalui model SaaS.

Karena database jenis ini sangat fleksibel dan skalabilitasnya tinggi, maka dari itu untuk menggunakannya harus merogoh kantong yang lebih besar juga.

Mengingat teknologi cloud yang semakin maju dan terjamin keamanannya membuat cloud database memiliki harga yang mahal.

Contoh cloud database, Microsoft Azure SQL Database, Amazon Relational Database Service, Oracle Autonomous Database.

Database Warehouse

Warehouse database adalah sistem database yang mulai diterapkan pada perusahaan yang membutuhkan pelaporan dan analisis data.

Biasanya, seorang data analyst dan BI analyst akan memproses beberapa data mentah dan dimasukkan ke dalam data warehouse.

Hal itu karena database warehouse dapat menyimpan data dari sumber dan bentuk yang berbeda-beda.

Contoh Database Warehouse adalah Microsoft Access (Office), Oracle.

Apa itu database MySQL dan MongoDB

MySQL adalah sistem pengelolaan database SQL (relational database) yang populer di kalangan programmer.

MySQL dikenal dengan kemudahannya dalam merancang dan mengelola data.

Hal ini karena MySQL menyimpan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel dan memiliki relasi antar tabel.

Sedangkan MongoDB adalah salah satu contoh database NoSQL yang juga terkenal di kalangan programmer.

MongoDB dapat menyimpan data dalam jumlah yang besar, bervariasi dan tidak terstruktur.

Selain itu juga dapat digunakan dimanapun dan oleh siapapun, karena MongoDB bersifat open source.

Tentu antara MySQL dengan MongoDB memiliki perbedaan. Berikut ini adalah perbedaan MySQL dengan MongoDB yang harus kamu pahami.

Dari sisi jumlah data, untuk data yang berjumlah besar, beragam, dan berkembang pesat akan lebih baik menggunakan MongoDB. Sedangkan jika data hanya dalam skala kecil dan tidak berkembang pesat kamu bisa digunakan MySQL.

Dari sisi struktur data, MongoDB cocok digunakan untuk data yang tidak terstruktur. Sedangkan MySQL digunakan untuk data yang terstruktur.

Dari sisi bentuk data, MongoDB berbentuk dokumen JSON sedangkan MySQL berbentuk tabel dan baris.

Dari sisi kecepatan performa, jika data bertambah besar menggunakan MongoDB adalah pilihan yang tepat. Karena jika menggunakan MySQL akan lambat dalam proses pengelolaan data.

Dari sisi query, MongoDB menggunakan JavaScript sedangkan MySQL menggunakan Structured Query Language (SQL).

Dari sisi schema, dengan MongoDB kamu tidak perlu menentukan aturan data (schema) misalnya tipe data terlebih dahulu. Sedangkan dalam MySQL kamu harus menentukan schema untuk membuat tabel.

Kapan harus menggunakan MySQL atau MongoDB? Untuk penggunaan di antara keduanya, pastinya tergantung dengan kebutuhan website.

MongoDB dapat digunakan saat menemui data yang diintegrasikan dalam jumlah besar. Misalnya memiliki toko online yang ramai pelanggan yang setiap menitnya terdapat ada 100 data pelanggan yang masuk.

Kesimpulan

Bagi Kamu yang mencari hosting dengan banyak database, seperti maria DB, posgeee dan lain lain, Tenang saja! Semua hosting di DomaiNesia sudah support MySQL. Jadi apabila kamu ingin mencoba untuk menyimpan database website di hosting, kamu bisa memilih paket hosting sesuai dengan kebutuhan.

Setiap hosting di DomaiNesia memiliki spesifikasi tersendiri agar kamu tidak bingung memilih hosting.

MySQL menggunakan model database apa?

MySQL merupakan sistem manajemen database relasional (RDBMS) yang bersifat open source berbasis SQL dan bekerja dengan model client-server.

Apa fungsi tabel pada basis data?

Tabel menurut Techterms adalah struktur data yang mengatur informasi ke dalam baris dan kolom. Ini dapat digunakan untuk menyimpan dan menampilkan data dalam format terstruktur, misalnya database untuk menyimpan data dalam tabel sehingga informasi dapat dengan cepat diakses dari baris tertentu.

Apa perbedaan dari MySQL dan SQL?

SQL dan MySQL memang sering menimbulkan pertanyaan karena kemiripan namanya. Pada dasarnya, perbedaan SQL dan MySQL cukup signifikan, di mana SQL adalah bahasa query, sedangkan MySQL adalah software yang menggunakan bahasa query tersebut (SQL). Kalau berbicara tentang MySQL, padanannya adalah SQL Server.

Mengapa menggunakan database MySQL?

MySQL dapat mendukung dan memproses database yang besar karena utilitas beban berkecepatan tinggi, memiliki cache memori khusus dan juga mekanisme peningkatan kerja lainnya MySQL menawarkan semua amunisi yang sangat tepat dan menjadi sistem yang sangat penting bagi organisasi atau pebisnis sekalipun.