Apa yang dilakukan oleh Stefanus dalam pelayanannya

Penuntun bagi Tulisan Suci

Stefanus adalah martir bagi Juruselamat dan Gereja-Nya pada zaman Perjanjian Baru. Pengkhotbahannya memberikan bayangan dan mungkin memengaruhi pekerjaan Paulus yang hebat, yang hadir ketika Stefanus membela dirinya di hadapan Sanhedrin (Kis. 8:1; 22:20).

  • Stefanus adalah salah satu dari tujuh pria yang ditetapkan untuk membantu Dua Belas Rasul, Kis. 6:1–8.

  • Stefanus melakukan keajaiban dan mukjizat besar, Kis. 6:8.

  • Stefanus terlibat dalam perbantahan dengan orang-orang Yahudi, Kis. 6:9–10.

  • Dakwaan-dakwaan dikenakan terhadapnya dan dia diadili di hadapan Sanhedrin, Kis. 6:11–15.

  • Stefanus menyampaikan pembelaannya, Kis. 7:2–53.

  • Dipenuhi Roh Kudus, dia melihat Bapa dan Putra dalam penglihatan, Kis. 7:55–56.

  • Stefanus mati syahid demi kesaksiannya, Kis. 7:54–60.

adventbenhil.org : Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa -

Pelajaran Sekolah Sabat Dewasa

Senin, 23 Juli 2018

Pelayanan Stefanus

Setelah penunjukan mereka, ketujuh diaken melibatkan diri bukan hanya dalam pelayanan gereja tapi juga dalam bersaksi. Hasilnya adalah bahwa Injil terus tersebar, dan jumlah orang percaya terus bertambah (Kis. 6: 7). Pertumbuhan ini mulai, tentu membawakan perlawanan terhadap jemaat mula-mula. Maka narasi pun berfokus pada Stefanus, seorang dengan tingkat kerohanian yang luar biasa. 

Bacalah Kisah 6:8-16. Apakah yang ayat-ayat ini ajarkan tentang iman dan tabiat Stefanus? Juga, apakah yang Stefanus khotbahkan sehingga membuat lawan-lawannya sangat marah? 

Sebagai seorang Yahudi Helenis, Stefanus memberitakan Injil dalam sinagoge Helenis di Yerusalem. Ada beberapa sinagoge seperti itu di dalam kota; Kisah 6:9 mungkin merujuk kepada dua di antaranya, satunya untuk pendatang dari Selatan (Yahudi dari Kirene dan Aleksandria) dan yang satu lagi untuk pendatang dari Utara (mereka yang dari Kilikia dan Asia). 

Yesus merupakan persoalan inti dari perbincangan-perbincangan, tapi tuduhan yang diangkat melawan Stefanus menunjukkan suatu pengertian tentang Injil dan implikasinya, yang mungkin melampaui pengertian orang percaya Yudea. Stefanus dituduh mengucapkan hujatan-hujatan melawan Musa dan Allah; yaitu, melawan Taurat dan bait suci. Bahkan meskipun ia disalahmengerti pada beberapa poin-atau kata-katanya dengan sengaja dipelintir-dan saksi-saksi palsu dibujuk berbicara melawan dia, tuduhan itu mungkin tidak seluruhnya palsu, seperti dalam kasus Yesus (Mrk. 14:58; Yoh. 2:19). Pemyataan tegas Stefanus kepada Sanhedrin yang memuja bait suci seperti berhala (Kis. 7:48) menunjukkan bahwa ia mengerti akan implikasi yang lebih dalam dari kematian Yesus dan ke mana tujuan akhirnya, setidaknya yang berkaitan dengan bait suci dan pelayanan-pelayanan ritualnya. 

Dengan kata lain, mungkin banyak orang percaya Yahudi asal Yudea yang masih terlalu terikat dengan bait suci dan praktik-praktik ritual lainnya (Kis. 3:1; 15:], 5; 21:17-24) dan masih sulit meninggalkannya (Gal. 5:2-4: Ibr. 5:11-14). Stefanus, dan mungkin orang percaya Helenis lainnya juga, lekas mengerti bahwa kematian Yesus menandakan berakhimya seluruh aturan bait suc1. 

Mengapakah kita harus berhati-hati agar tidak begitu terkunci dalam beberapa gagasan kesayangan kita, sehingga tidak menerima terang baru ketika terang itu datang?

LELAKI yang berlutut ini adalah Stefanus. Ia murid yang setia dari Yesus. Tapi lihat apa yang terjadi atasnya sekarang! Orang-orang itu melempari dia dengan batu yang besar. Mengapa mereka begitu benci kepada Stefanus sehingga mereka melakukan perkara yang mengerikan ini? Marilah kita lihat.

Allah telah membantu Stefanus melakukan mujizat-mujizat yang menakjubkan. Orang-orang ini tidak menyukai hal itu, dan karena itu mereka mencoba bertengkar dengan dia tentang kebenaran yang dia ajarkan kepada orang banyak. Tapi Allah memberi hikmat yang luar biasa kepada Stefanus, dan Stefanus membuktikan bahwa orang-orang ini telah mengajarkan perkara-perkara yang palsu. Akibatnya mereka menjadi makin marah. Maka mereka menangkapnya, dan memanggil orang-orang lain untuk mengucapkan dusta tentang Stefanus.

Imam besar bertanya kepada Stefanus: ’Benarkah demikian?’ Stefanus menjawab dengan memberikan khotbah yang bagus dari Alkitab. Pada penutupnya, ia menceritakan bagaimana orang-orang jahat membenci nabi-nabi Yehuwa di masa lampau. Lalu ia berkata: ’Kamu sama seperti orang-orang itu. Kamu membunuh Yesus hamba Allah, dan kamu tidak mentaati hukum-hukum Allah.’

Pemimpin-pemimpin agama ini sangat marah! Mereka menggertakkan gigi karena marah. Tapi kemudian Stefanus mengangkat kepalanya, dan berkata: ’Lihat! Aku melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah di surga.’ Mendengar ini, orang-orang itu menutup telinga dengan tangan dan mengejar Stefanus. Mereka menangkapnya dan menyeretnya ke luar kota itu.

Di situ mereka menanggalkan baju luar mereka dan menyerahkannya kepada pemuda Saul untuk dijaga. Apakah kau melihat Saul? Kemudian beberapa dari orang-orang itu mulai melempari Stefanus dengan batu. Stefanus berlutut, seperti yang dapat kaulihat, dan ia berdoa kepada Allah: ’Yehuwa, janganlah menghukum mereka karena kejahatan ini.’ Ia tahu beberapa dari mereka telah ditipu oleh pemimpin-pemimpin agama. Setelah itu Stefanus meninggal.

Bila ada yang berbuat jahat kepadamu, apakah kau berusaha membalasnya? Bukan demikian yang dilakukan oleh Stefanus atau Yesus. Mereka baik hati bahkan kepada orang-orang yang kejam terhadap mereka. Marilah kita berusaha meniru teladan mereka.

Kisah 6:8-15; 7:1-60.

Pertanyaan Pelajaran

Kisah Stefanus, Diaken Gereja yang Rela Mati Dirajam dengan Batu

TRIBUNMANADO.CO.ID - Stefanus adalah tokoh yang dihormati oleh umat Kristen sebagai protomartir atau martir perdana agama Kristen.

Menurut riwayat Kisah Para Rasul, Stefanus adalah seorang diaken Gereja Perdana di Yerusalem yang dakwahnya mengobarkan kebencian berbagai golongan jemaat Yahudi.

Ketika dihadapkan ke mahkamah agama dengan dakwaan penistaan agama, ia malah berkhotbah mengecam sidang majelis ulama Yahudi yang mengadilinya, dan akhirnya dihukum rajam.

Gugurnya Stefanus sebagai martir disaksikan sendiri oleh Saulus dari Tarsus, seorang alim Yahudi dari mazhab Farisi yang di kemudian hari menjadi pengikut Yesus dan dikenal dengan nama Rasul Paulus.

Allah telah membantu Stefanus melakukan mujizat-mujizat yang menakjubkan.

Orang-orang ini tidak menyukai hal itu, dan karena itu mereka mencoba bertengkar dengan dia tentang kebenaran yang dia ajarkan kepada orang banyak.

Tapi Allah memberi hikmat yang luar biasa kepada Stefanus, dan Stefanus membuktikan bahwa orang-orang ini telah mengajarkan perkara-perkara yang palsu.

Akibatnya mereka menjadi makin marah. Maka mereka menangkapnya, dan memanggil orang-orang lain untuk mengucapkan dusta tentang Stefanus.

Imam besar bertanya kepada Stefanus: ’Benarkah demikian?’ Stefanus menjawab dengan memberikan khotbah yang bagus dari Alkitab. Pada penutupnya, ia menceritakan bagaimana orang-orang jahat membenci nabi-nabi  di masa lampau.

Lalu ia berkata: ’Kamu sama seperti orang-orang itu. Kamu membunuh Yesus hamba Allah, dan kamu tidak mentaati hukum-hukum Allah.’

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Tribun Manado

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA