Bima kuntum dalam lafal tersebut terdapat hukum bacaan

Jakarta -

Surat At Taubah merupakan surat Madaniyah yang diturunkan setelah perang Tabuk pada tahun 9 H. Surat ke-9 ini terdiri dari 129 ayat. Pada ayat 105 terdapat anjuran bagi setiap Muslim untuk beramal shaleh. Berikut kandungan dan keteladanannya,

Allah SWT berfirman dalam Q.S At-Taubah ayat 105 sebagai berikut,

وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ


Arab-latin: wa quli'malụ fa sayarallāhu 'amalakum wa rasụluhụ wal-mu`minụn, wa saturaddụna ilā 'ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi`ukum bimā kuntum ta'malụn


Artinya: "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."

Tafsir Surat At Taubah 105 Menurut Kemenag

Allah SWT memerintahkan Rasul-Nya untuk menyerukan kepada kaum Muslimin supaya membersihkan diri dan bertaubat dengan bersedekah dan mengeluarkan zakat serta beramal shaleh sebanyak-banyaknya. Apabila amal tersebut telah ditunaikan, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin lainnya akan melihat dan menilai amal yang dilakukan tersebut.

Segala amal perbuatan di dunia akan dikembalikan ke akhirat. Amal tersebut akan menjadi ganjaran atas apa yang sudah diperbuat selama hidup. Selain itu, dianjurkan pula untuk tidak merasa cukup karena telah melakukan tobat, zakat, sedekah dan salat semata-mata, akan tetapi juga harus mengerjakan apa yang menjadi perintah-Nya. Hal tersebut akan menjadikan mereka (kaum Muslimin) semakin dekat kepada Allah.

Ayat ini juga berisikan peringatan keras atas perbuatan orang-orang yang menyalahi perintah agama. Segala yang diperbuat akan dimintai pertanggungjawaban kelak di Hari Kiamat. Maka, semua aib dan perbuatan buruk serta kejahatan lainnya akan terlihat.


Tafsir Surat At Taubah 105 Menurut Tafsir Al Misbah, Muhammad Quraish Shihab

Allah SWT dan Rasulullah serta orang-orang Mukmin akan melihat seluruh perbuatan yang dilakukan atas orang-orang semasa menjalani hidup di dunia. Mereka akan menimbangnya dengan timbangan keimanan dan bersaksi atas segala perbuatan itu.

Setelah mati, semua akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui lahir dan batin. Semua akan diberikan ganjaran atas perbuatan. Allah SWT memberi tahu segala hal yang kecil dan besar dari seluruh perbuatan selama di dunia.

Ayat ini berisikan perintah untuk beramal shaleh. Walaupun taubat telah diperoleh tetapi waktu yang telah diisi dengan kedurhakaan tidak mungkin kembali lagi. Manusia telah mengalami kerugian atas waktu yang telah berlalu tanpa diisi oleh kebajikan. Itu itu perlu giat melakukan kebajikan agar kerugian tidak terlalu besar.

Quraish Shihab lebih lanjut dalam tafsir Al Mishbah juga menjelaskan para Thabathaba'i berpendapat bahwa seseorang akan mengetahui hakikat amal mereka kelak di hari kemudian. Seseorang yang menjadi saksi adalah kaum mukminin yang menjadi syuhada (saksi-saksi amal).

Hal inilah yang kemudian mendorong manusia untuk mawas diri dan mengawasi amal-amal mereka. Serta senantiasa untuk mengingat bahwa setiap amal yang baik dan buruk tidak dapat disembunyikan.


Sahabat hikmah, untuk meneladani kandungan Al Quran surat At Taubah ayat 105 kita dapat senantiasa bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu. Tetap berada di jalan kebenaran dan menjauhi setiap larangannya. Segala yang kita perbuat akan dimintai pertanggungjawaban. Dengan meneladani ayat ini berarti kita sedang mempersiapkan untuk bekal kematian kelak.

Simak Video "Melihat Masjid Mungil 'Seribu Jemaah' di Parepare"


[Gambas:Video 20detik]
(erd/erd)


waquli i'maluu fasayaraa allaahu 'amalakum warasuuluhu waalmu/minuuna wasaturadduuna ilaa 'aalimi alghaybi waalsysyahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta'maluunaDan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.


Luu : madthobiiamalakum wa : idzhar syafawighoibi : mad layyinfayunabbiukum bimaa : idgham mimikuntum ta'maluun : idzhar syafawi
  • Setiap umat Islam diperintahkan untuk bekerja keras, sehingga menjadi umat yang mampu (kuat ekonominya). 
  • Umat Islam yang mampu (kuat ekonominya) lebih unggul dibandingkan dengan umat Islam yang kurang mampu. 
  • Umat Islam yang mampu dan beriman, dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan umat Islam lain yang masih lemah dari ancaman kekafiran. 
  • Allah swt. Akan menampakan dan memberi balasan dari setiap amal perbuatam manusia kelak di akhirat.

Page 2

Bacaan, artinya, hukum bacaan, beserta kandungan Q.S Al Maidah ayat 48 ,


Waanzalna ilayka alkitaba bialhaqqi musaddiqan lima bayna yadayhi mina alkitabi wamuhayminan AAalayhi faohkum baynahum bima anzala Allahu wala tattabiAA ahwaahum AAamma jaaka mina alhaqqi likullin jaAAalna minkum shirAAatan waminhajan walaw shaa Allahu lajaAAalakum ommatan wahidatan walakin liyabluwakum fee ma atakum faistabiqoo alkhayrati ila Allahi marjiAAukum jameeAAan fayunabbiokum bima kuntum feehi takhtalifoona

Arti Q.S Al Maidah ayat 48 :

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.

Kosakata Q.S Al Maidah ayat 48 :

Hukum Bacaan Q.S Al Maidah ayat 48 :

وَأَنْزَلْنَا = ikhfa haqiqi إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ = alif lam qomariyah مُصَدِّقًا لِمَا = idhgam bilagunnah وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ = idzhar halqi ۖفَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَ = ikhfa syafawi ا أَنْزَلَ اللَّهُ = ikhfa ۖوَلَا = mad tabi'i تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ = mad wajib muttasil هُمْ عَمَّا = idzhar syafawi جَاءَكَ  = mad wajib muttasil مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ = mad iwadh تَخْتَلِفُونَ = mad aridh lissukun Atau : Mad layyin : ilaika aliflam qomariyah : al kitaab idgam bilagunnah : mushodiqollimaa ikhfa syafawi : fahkum bainakum mad wajib : ahwaahum ikhfa : minkum idzhar syafawi : munkum syir'ah madthobii : khoiroot

Isi Kandungan Q.S. Al Maidah 48 :


  • Kitab suci Al-Qur'an adalah kitab suci yang turun terakhir, namun memiliki kemuliaan dan keistimewaan yang luar biasa jika dibandingkan dengan kitab-kitab sebelumnya. 
  • Kemuliaan dan keistimewaan kitab suci Al-Qur'an adalah isinya paling sempurna, berlaku sepanjang zaman dan terjaga keasliannya. 
  • Keragaman agama yang ada di dunia ini diberikan oleh Allah dengan tujuan untuk menguji kemampuan manusia dalam memilih dan menerima kebenaran. 
  • Semua manusia dengan kemampuan dan fasilitas yang tersedia harus dipergunakan untuk berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan.

Muslim perlu memelajari imu tajwid agar bisa membaca Kitab Suci Alquran dengan baik dan benar. (Foto: AFP)

Kastolani Jumat, 11 Desember 2020 - 00:15:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Hukum bacaan tajwid penting diketahui Muslim dalam membaca Alquran. Sebab, membaca Alquran  harus benar dan tartil serta tahu makhrojul khuruf maupun kapan harus berhenti dan lanjut. Salah satu upaya agar bisa membaca Alquran dengan baik dan tartil yakni belajar ilmu tajwid yakni ilmu yang mempelajari tentang cara pengucapan dan pelafalan Alquran. 
Allah SWT berfirman:

اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ

Artinya: Atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. (QS. Surat Al Muzzamil: 4)

Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut di atas adalah bacalah Alquran dengan tartil (perlahan-lahan) karena sesungguhnya bacaan seperti ini membantu untuk memahami dan merenungkan makna yang dibaca, dan memang demikianlah bacaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW Sehingga Siti Aisyah radhiallahu 'anha mengatakan bahwa Nabi SAW bila membaca Alquran yaitu perlahan-lahan sehingga bacaan beliau terasa paling Iama dibandingkan dengan orang Lain. 

Di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan melalui sahabat Anas ra, bahwa ia pernah ditanya tentang bacaan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Maka ia menjawab, bahwa bacaan Alquran yang dilakukan oleh beliau panjang.

Dalam ilmu tajwid ada beberapa hukum bacaan tajwid yakni hukum bacaan nun mati atau tanwin dan hukum bacaan mim mati.

Hukum bacaan nun mati bertemu suatu huruf. Hukum ini di bagi dalam beberapa kategori dikutip dari ilmutajwid.id:

1. Idzhar Halqi

Idzhar Halqi merupakan salah satu cabang /bagian dari Hukum Izhar yang terdapat dalam Ilmu Tajwid. Idzhar mempunyai makna terang atau jelas. Disebut Izhar Halqi hal ini disebabkan oleh makhraj dari huruf-huruf tersebut keluarnya dari dalam tenggorakan (halq).

Hukum Idzhar Halqi ini berlaku bila terdapat Nun Sukun ( نْ ) ataupun juga  tanwin (dhomah tanwin (ــٌـ), kasroh tanwin (ــٍــ) dan fathah tanwin (ــًـ)/ sesudahnya  bertemu dengan huruf-huruf  = Alif (ا), ‘Ain (ع), Ghain (غ), Ha (ح), Kha (خ), Ha’ ( ﮬ)  dan Hamzah  ( ء ) , akan tetapi nun mati ( نْ ) ataupun juga tanwin   ــًــ, ــٍــ, ــٌــ  jarang sekali ketemu dengan huruf hijaiyzah Hamzah ( ء ), namun huruf Hamzah ini merupakan salah satu bagian dari huruf Idzhar Halqi.

Cara membaca Idzhar Halqi  adalah wajib  terang/jelas, dan tidak boleh dengan berdengung.

Contoh Idzhar Halqi dalam Al Qur’an Untuk Huruf Alif

وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ = waminng syarri ghoosiqin idzaa waqoba
Contoh di atas terdapat dalam Al Qur’an surat Al ‘Falaq ayat yang ke-3, yaitu kasroh tanwin dan ketemu dengan huruf alif (hamzah), cara membacanya yaitu terang /jelas yaitu qin (ghoo siqin idzaa).

2. Idgham Bighunnah

Hukum Idgham Bighunnah dan ini sering sekali disebut dengan Idgham Ma’al Ghunnah yaitu suatu hukum tajwid yang berlaku ketika ada Nun mati / nun disukun [نْ ] atau  tanwin ( ــًــ, ــٍــ, ــٌــ ) yang bertemu dengan huruf Mim [م], Nun [ن], Waw [و], dan huruf Ya [ي] dan tidak dalam satu kata / kalimat atau harus secara terpisah.

Bi berarti dengan. Ghunnah berarti  dengung dan Idgham maknanya adalah meleburkan satu huruf yang berada di depan ke dalam huruf yang ada sesudahnya, atau bisa dikatakan dengan bahaa Arab adalah di-tasydid-kan.

Cara membaca dari Idgham Bighunnah yaitu dengan cara meleburkan نْ  [nunt mati ] ataupun tanwin, baik itu dhommah tanwin [ــٌــ], kasroh tanwin [ــٍــ],  ataupun fathah tanwin [ــًــ] menjadi suara huruf yang ada di depannya mim [م], nun [ن], waw[و] dan ya [ي], atau dari keempat huruf tersebut seolah-olah seperti diberi tanda tasydid, dan diiring dengan menggunakan suara yang berdengung 1 Alif – 1 1/2 Alif atau sekitar 2 sampai 3 harakat.

Contoh  Hukum Idgham Bighunnah (Ma’al ghunnah)

a.  Contoh Nun [نْ] Sukun dan Tanwin[ًٌٍ] bertemu Ya [ي]

لِمَنْ يَرَى  : Tulisan aslinya adalah liman yaraa, dan dibacanya adalah limayyaraa

اَنْ يَتُوْبُ : tulisan aslinya an yatuuba dan dibacanya adalah ayyatuuba

b. Contoh Nun [نْ] Sukun dan Tanwin[ًٌٍ] bertemu waw [و]

مِنْ وَرَائِهِمْ : Tulisan aslinya adalah man waraa ihim, dan dibacanya adalah mawwaraa ihim

c. Contoh Nun [نْ] Sukun dan Tanwin[ًٌٍ] bertemu mim [م]

نَكُنْ مَعَكًمْ : Tulisan aslinya adalah nakun ma‘akum, dan dibacanya adalah nakumma‘akum

3. Idgham bilaghunnah

Hukum Idgham Bilaghunnah yaitu suatu hukum tajwid yang terjadi ketika ada Nun Sukun ( نْ ) atau juga tanwin ( ــًــ, ــٍــ, ــٌــ ) yang ketemu dengan huruf hijaiyah lam ( ل ) atau huruf hijaiyah Ro ( ر ), dan dibaca dengan tidak menggunakan suara yang berdengung

Bila maknanya adalah dengan tidak [tanpa]. Ghunnah maknanya adalah   berdengung.
Sementara itu Idgham maknanya adalah meleburkan / menggabungkan satu huruf hijaiyah ke dalam huruf hijaiyah sesudahnya, atau bisa dikatakan dengan istilah di-tasydid-kan.

Cara membacanya yaitu dengan cara meleburkan huruf hijaiyah  نْ  atau tanwin [ ــًــ, ــٍــ, ــٌــ ] tersebut menjadi suara huruf hijaiyah sesudahnya yaitu huruf lam /  ل  ataupun huruf ro /  ر, atau dengan cara lafaz yang kedua huruf hijaiyah tersebut seakan-akan  diberi tanda tasydid, dengan tanpa dikuti dengan suara berdengung (ghunnah).

Contoh bacaan idgham Bilaghunnah untuk nun mati / tanwin bertemu huruf lam

مِنْ لَدُنْكِ : Tulisan aslinya adalah min ladunka, tetapi dibaca milladunka
لَطِيْفٌ لِمَا : Tulisan aslinya adalah lathiifun limaa, tetapi dibaca lathiifullimaa

4. Iqlab

Iqlab yaitu salah satu dari hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf Nun Sukun ( نْ ) ataupun juga  tanwin ( ــًــ, ــٍــ, ــٌــ ) yang ketemu dengan huruf hijaiyah Ba ( ب ) . Secara harfiah, Iqlab mempunyai arti menggantikan atau mengubah sesuatu dari bentuk aslinya.

Cara membaca Iqlab yaitu dengan cara menggantikan / mengubah huruf  نْ  ataupun tanwin  ــًــ, ــٍــ, ــٌــ jadi suara huruf mim sukun  (  مْ ), oleh karenanya ketika nun mati ataupun tanwian akan bertemu dengan huruf ba (ب , maka  bibir atas dan bibir bawah tersebut posisinya tertutup, dan juga diiringi dengan suara dengung kurang lebih 2 harakat.

Hukum Iqlab di dalam Al-Quran, biasanya sudah ditandai dengan huruf mim kecil ( م )  – dan huruf tersebut diletakkan di atas – antara نْ atau  ــًــ, ــٍــ, ــٌــ  dengan huruf ب .

Contoh Hukum Iqlab :
مَنْ بِخَلَ : mambakhila 

5. Idzhar Wajib atau Mutlak

Idzhar Wajib adalah merupakan salah satu bagian dari Hukum Idzhar yang teradapat dalam ilmu tajwid. Bagian ilmu idzhar yang lain adalah idzhar halqi. Cara membaca dari hukum idzhar adalah terang / jelas dan tidak mendengung.

Dalam Hukum Idghom Bighunnah diterangkan bahwasannya apabila ada Nun Sukun ( نْ ) dan dibelakangnya teradapat huruf ( ي ـ و ـ ن ـ م ) tetapi dalam satu kata (biasanya tersambung), maka harus dibaca terang /jelas dan tidak berdengung, dan ini disebut dengan Idzhar Wajib/Idzhar Mutlak.

Dalam Al Qur’an, idzhar wajib / mutlak ada 4 yaitu : 

 1. دُنْيَا : dunyaa 

2. بُنْيَانٌ : bunyaanun

3. قِنْوَانٌ : qinwaanun

4. صِنْوَانٌ : sinwaanun

6. Idzhar Khalqi

Idzhar Halqi merupakan salah satu cabang /bagian dari Hukum Izhar yang terdapat dalam Ilmu Tajwid. Idzhar mempunyai makna terang atau jelas. Disebut Izhar Halqi hal ini disebabkan oleh makhraj dari huruf-huruf tersebut keluarnya dari dalam tenggorakan (halq).

Hukum Idzhar Halqi ini berlaku bila terdapat Nun Sukun ( نْ ) ataupun juga  tanwin (dhomah tanwin (ــٌـ), kasroh tanwin (ــٍــ) dan fathah tanwin (ــًـ)/ sesudahnya  bertemu dengan huruf-huruf  = Alif (ا), ‘Ain (ع), Ghain (غ), Ha (ح), Kha (خ), Ha’ ( ﮬ)  dan Hamzah  ( ء ) , akan tetapi nun mati ( نْ ) ataupun juga tanwin   ــًــ, ــٍــ, ــٌــ  jarang sekali ketemu dengan huruf hijaiyzah Hamzah ( ء ), namun huruf Hamzah ini merupakan salah satu bagian dari huruf Idzhar Halqi.Contoh  Hukum Izhar Halqi :1.  Nun mati (نْ) atau tanwin (ـًــ, ــٍــ, ــٌــ) bertemu dengan huruf Alif (ا):

Contohnya : مَنْ اُوْتِيَ = man uutiya

7. Ikhfa’ haqiqi

Ikhfa’ Haqiqi bila dilihat berdasarkan asal hurufnya [harfiah /etimologi] mempunyai arti menyembunyikan atau bisa juga berarti menyamarkan.

Di dalam ilmu tajwid. apabila ada Nun disukun ( نْ ) dan juga tanwin ( ــًــ, ــٍــ, ــٌــ ), baik itu fathah tanwin, kasrah tanwin dan juga dhomah tanwin kemudian dibelakangnya terdapat  huruf hijaiyah yang berjumlah 15 (lima belas) maka hukumnya adalah ikhfa’ haqiqi.  Ikhfa Haqiqi maknanya adalah menyamarkan /menyembunikan huruf Nun Sukun ( نْ ) ataupun juga tanwin (fathah tanwin ( ــٌــ), kasrah tanwin ( ــٍــ), dhomah tanwin ــًــ ) masuk ke dalam huruf hijaiyah yang berada di belakangnya (sesudahnya). Huruf hijaiyah tersebut ada 15 huruf  di bawah ini, yaitu :

ت – ث – د – ذ – ز – س – ش – ص – ض – ط – ظ – ف – ق – ك.

Ke-15 huruf hijiayiah di atas tersebut tidak mengandung tasydid dan kita harus membacanya dengan dengung [ghunnah].

Cara membaca ikhfa’ haqiqi yaitu dengan cara  mengeluarkan suara نْ atau ــًــ, ــٍــ, ــٌــ dari dalam rongga hidung sampai dengan terlihat samar atau bisa juga menjadi suara “NG” atau “N” , sesudah itu disambut dengan dengung sepanjang 1 – 1 1/2 Alif atau bisa kurang lebih  2 – 3 harakat, kemudian setelah itu barulah  masuk untuk membaca huruf sesudah nun mati ataupun tanwin tersebut.

Sebagai contoh :مِن دُونِهِمَا : Minnnn . . duunihimaa atau Minnnngduunihimaa

 ت – مِنْ تَحْتِهَا = Minngtahtihaa

Hukum bacaan mim mati

Selain itu, ada juga hukum bacaan yang didasarkan pada pertemuan mim mati dengan huruf tertentu di antaranya adalah sebagai berikut.

8. Idzhar Syafawi

Idzhar Syafawi yaitu bagian dari ilmu tajwid yang terjadi ketika huruf hijaiyah Mim Sukun ( مْ ) ketemu dengan seluruh huruf hijaiyah, selain huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba.
Idzhar berarti terang [jelas] atau tak berdengung. Syafawi berarti bibir; sebab huruf hijaiyah Mim makhrajul hurufnya yaitu bertemunya bibir di bagian bawah dan bibir di bagian atas.

Dalam istilah yang ada di dalam ilmu tajwid, Idzhar Syafawi yaitu melafalkan huruf-huruf hijiayah yang ketemu dengan huruf Mim Sukun dengan terang dan jelas, dan ini tidak disertai dengan berdengung [ghunnah]. Dan dalam  Idzhar Syafawi bisa terjadi dalam satu kalimat [kata], ataupun di luar kalimat [kata] yang terpisah.

Contoh Idzhar Syafawi

هُمْ نَائِمُوْنَ = hum naaaaaimuuna

قُلْ نَعَمْ وَاَنْتُمْ = qul na‘am wa antum

9. Ikhfa syafawi

Ikhfa Syafawi yaitu suatu hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf hijaiyah Mim Sukun ( مْ ) ketemu dengan huruf hijaiyah Ba ( ب ) .

Ikhfa’ berarti menyembunyikan atau menyamarkan. Syafawi berarti bibir

Disebut dengan Ikhfa Syafawi sebab makhraj dari huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba adalah pertemuan antara bibir bawah dan bibir atas.

Hukum Ikhfa Syafawi ini sangat berbeda dengan hukum Idgham Bighunnah, Iqlab, atau Ghunnah Musyaddadah di huruf hijaiyah Mim – di dalam Al-Quran Al Karim – khusus untuk hukum Ikhfa Syafawi ini tak diberikan tanda tasydid ataupun tanda yang lain, sama halnya seperti pada hukum Ikhfa Haqiqi.  Akan tetapi, pada hukum Ikhfa Syafawi ini tetaplah wajib dibaca dengan dengung sekitar 2 – 3 harakat atau 1 1/2 alif, sebab bila hukum Ikhfa Syafawi ini tidak didengungkan, maka hukumnya akan berubah jadi hukum Izhar.

Cara membaca dari hukum Ikhfa Syafawi yaitu dengan membaca lebih dulu HURUF HIJIAYAH sebelum mim sukun, setelah itu masuk ke dalam huruf Mim Sukun dengan cara mengeluarkan irama dengungnya hukum dari ikhfa Syafawi [yaitu dengan cara menahan huruf hijaiyah mim secara samar-samar]; “immng.. / ummmng.. / ammmng… ” sehingga ketika akan ketemu dengan huruf hijaiyah ب maka bibir atas dan bibir bawah dalam posisi yang tertutup.

اِنَهُمْ بِدَالِكَ = innahummng bidzaalika

تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ = tarmiihimmmng bihijaarotin

10. Idgham Mitslain atau Idgham Mimi

Idgham Mitslain atau Idgham Mimi merupakan hukum tajwid yang terjadi khusus untuk huruf hijaiyah Mim Sukun ( مْ ) ketemu dengan huruf hijaiyah Mim yang mempunyai harakat [ مَ  مِ , مُ ]. Disebut dengan Mitslain sebab terjadinya sebiaj pertemuan dua huruf hijaiyah yang makhraj dan juga sifatnya adalah sama persis [identik], tetapi khusus bagi huruf hijaiyah Mim Sukun yang ketemu huruf Mim yang mempunyai harakat.  Dan selain dari huruf hijaiyah Mim tersebut di atas, maka hukum yang berlaku bagi pertemuan 2 [dua] huruf yang sama yaitu huruf sukun dan huruf berharakat yaitu Hukum Mad Tamkin dan Hukum Idgham Mutamasilain.

Dinamai dengan Idgham sebab cara untuk membacanya yaitu dengan cara meleburkan [menggabungkan] satu huruf hijaiyah ke dalam huruf hijaiyah sesudahnya, atau istlah lainnya adalah dengan di-tasydid-kan.
Hukum dari Idgham Mitslain adalah dibaca dengan mendengung [makhraj huruf hijaiyah mim-nya jelas dan mengalun] kurang lebih sekitar 2 – 3 harakat [1 Alif hingga 1 1/2 alif]

Di dalam Al-Quran Al Kariim ayat yang mengandung hukum Idgham Mitslain telah ada tanda tasydidnya. Tasydid Idgham Mitslain merupakan Tasydid Hukum, yaitu sebuah tanda tasydid yang ada dan diberikan sebab terjadinya suatu hukum peleburan atau pertemuan.

Contoh Idgham Mitslain atau Idgham Mimi
لَهُمْ مَايَتَقُوْنَ = lahummmmaa yattaquuna

هُمْ مَااِنْفَقُوْا = hummmmaa infaquu

11. Qalqalah

Qalqalah adalah hukum bacaan tajwid, apabila huruf ba (ب), jim (ج), dal (د), ta (ط), dan qaf (ق)  atau dapat disingkat ‘baju di toko’ mendapat sukun di tengah kalimat atau wakaf di akhir kalimat.Cara membaca Qalqalah adalah memantul.
Hukum bacaan qalqalah terdiri dari dua macam, yaitu qalqalah sugra dan kubra.

Qalqalah Sugra adalah setiap huruf qalqalah yang mendapat sukun di tengah kata.
Qalqalah Kubro adalah setiap huruf qalqalah yang berada di akhir kalimat karena mendapat wakaf.


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : alquran Ilmu tajwid Hukum Bacaan Tajwid Nabi

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA