Apa yang dapat dipenuhi dalam proses pembelajaran menjamin timbulnya perbedaan individu

Klik Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by IshamHidayatullah on Thu, 30 Jun 2022 01:16:48 +0700 with category Sosiologi and was viewed by 345 other users

Jawaban:

Perbedaan Individual Dalam Proses

Pembelajaran, yaitu:

Penjelasan:

1. Perkembangan Intelektual, kemampuan belajar terutama memahami dan menggali materi dan informasi masing-masing peserta didik tentu tidak sama, ada siswa yang cepat belajar dan mampu memahami materi ada juga siswa yang lambat dan perlu dibimbing secara bertahap dalam belajar.

2. Latar Belakang Pengalaman, siswa atau peserta didik yang pernah mendapatkan informasi yang relevan terhadap suatu materi akan lebih cepat memahaminya, bukan hanya dalam hal materi namun juga gaya belajar, metode pengajaran serta hal-hal lain yang diperlukan dalam pembelajaran.

3. Kepribadian, merupakan reaksi atau tanggapan terhadap sikap dan cara-cara mengajar yang dilakukan guru. Kepribadian ini juga sangat terkait dengan sifat dasar masing-masing peserta didik, siswa yang pemalu misalnya biasanya akan lebih pasif untuk terlibat dalam interaksi dengan komponen-komponen pembelajaran terutama dengan guru.

maaf y kalo salah

Baca Juga: Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat!​


Apa itu en.dhafi.link?

en.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Peserta didik atau siswa menjadi sasaran utama pelaksanaan sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang dilaksanakan diharapkan mampu menghasilkan insan yang berkualitas dari peserta didik atau siswa yang melaksanakan pembelajaran dalam sistem pendidikan yang diterapkan. Jika pendidikan yang dilaksanakan belum mampu memberikan perubahan yang baik bagi peserta didiknya maka dapat dikatakan bahwa pendidikan yang diterapkan belum mampu mencapai tujuan pendidikan yang dimaksud. Seperti halnya di Indonesia bahwa tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada hakikatnya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, menilik dari keadaan pendidikan bangsa Indonesia sekarang ini tampaknya pendidikan yang dilaksanakan masih belum sepenuhnya mampu mencapai tujuan.

Pada proses pembelajaran guru baik dalam merencanakan, melaksanakan, hingga melakukan evaluasi pembelajaran dan mengulangi siklus tersebut terus menerus harus memberi perhatian pada aspek-aspek yang menyangkut peserta didik. Aspek-aspek menyangkut siswa tersebut baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Aspek-aspek tersebut perlu diperhatikan karena adanya perubahan pada masing-masing aspek sangat mempengaruhi pembelajaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai peserta didik bukan hanya secara umum dalam kelompok atau tingkatan belajar, namun juga perlu memperhatikan dari masing-masing individu peserta didik, karena dengan memperhatikan masing-masing individu siswa barulah dapat diambil kesimpulan umum mengenai kemampuan belajar sebuah kelompok atau tingkatan belajar peserta didik.

Setiap individu peserta didik adalah unik, masing-masing memiliki kemampuan ataupun tingkatan serta karakter masing-masing. Terdapat beberapa hal yang bisa diperhatikan untuk mengetahui perbedaan antar individu dalam hal pembelajaran. Sudjana (2007:116) setidaknya terdapat 6 perbedaan-perbedaan individual yang ada pada peserta didik atau siswa, yaitu:

  • Perkembangan intelektual, kemampuan belajar terutama memahami dan menggali materi dan informasi masing-masing peserta didik tentu tidak sama, ada siswa yang cepat belajar dan mampu memahami materi ada juga siswa yang lambat dan perlu dibimbing secara bertahap dalam belajar.
  • Kemampuan berbahasa, lebih tepatnya lagi komunikasi. Komunikasi atau berbahasa disini bukan hanya hubungan interaksi antara guru dengan murid saja namun juga komunikasi peserta didik dengan materi dan informasi pelajaran, bahan ajar, media pembelajaran serta komponen-komponen pembelajaran yang terlibat lainnya.
  • Latar belakang pengalaman, siswa atau peserta didik yang pernah mendapatkan informasi yang relevan terhadap suatu materi akan lebih cepat memahaminya, bukan hanya dalam hal materi namun juga gaya belajar, metode pengajaran serta hal-hal lain yang diperlukan dalam pembelajaran.
  • Gaya belajar, peserta didik satu tentu memiliki gaya dan kebiasaan belajar favorit dan mampu mempercepat pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Bukan hanya dalam kebiasaan namun juga dalam kondisi tertentu misalnya seorang siswa lebih mampu belajar dalam keadaan yang tenang dan hening sehingga mampu mempercepat pemahaman materi.
  • Bakat dan minat, bakat dan minat ini berasal dalam diri masing-masing siswa dan sangat penting untuk digali dan ditemukan sehingga mampu dioptimalkan sebagai kemampuan yang dapat dikembangkan. Misal seorang siswa lebih mampu untuk mempelajari pelajaran matematika ina adalah bakat, atau siswa sangat menyukai pelajaran praktik fisika ini adalah minat.
  • Kepribadian, merupakan reaksi atau tanggapan terhadap sikap dan cara-cara mengajar yang dilakukan guru. Kepribadian ini juga sangat terkait dengan sifat dasar masing-masing peserta didik, siswa yang pemalu misalnya biasanya akan lebih pasif untuk terlibat dalam interaksi dengan komponen-komponen pembelajaran terutama dengan guru.

Beberapa perbedaan tersebut sangat perlu diperhatikan guru dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran. Guru dapat menentukan bagaimana perlakuan yang harus diterapkan pada peserta didik, guru juga harus memperhatikan masing-masing siswa sehingga guru bukan hanya mampu memberikan perlakuan secara umum pada tiap kelompok atau tingkatan belajar, namun juga guru mampu memberikan perlakukan khusus yang tepat pada masing-masing individu terutama individu yang memiliki karakter berbeda dengan karakter peserta didik pada umumnya. Misalkan saja pada sebuah kelompok belajar terdapat seorang siswa yang selalu mendapatkan nilai rendah dibanding siswa lainnya serta kurang mampu mengikuti pelajaran maka guru perlu mengetahui perbedaan tersebut, mencari tahu penyebab, serta juga memberikan perlakuan khusus pada peserta didik tersebut agar tidak tertinggal dengan siswa lainnya dalam hal belajar.

Lebih lanjut lagi pada pembelajaran individual atau privat dimana satu peserta didik dengan peserta didik lainnya tentu memiliki perbedaan karakter yang signifikan. Perlakuan khusus sangat perlu untuk diberikan dan diterapkan pada masing-masing peserta didik dengan perlakuan yang berbeda pada tiap proses pembelajaran individual. Guru atau pengajar atau mentor tentu harus membuat perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yang berbeda antara pembelajaran pada individu satu dengan pembelajaran pada individu lainnya. Perbedaan-perbedaan yang sudah disebutkan diatas sangat perlu untuk diperhatikan sehingga guru mampu mengelola dan melaksanakan pembelajaran individual maupun kelompok dengan tepat dan sesuai dengan sistem pendidikan yang dipakai dan diterapkan.

Referensi: Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Tweets by @ilmu_pendidikan

Pada umumnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah dewasa ini masih berjalan klasikal, artinya seorang guru didalam kelas menghadapi sejumlah besar siswa dalam waktu yang sama menyampaikan bahan pelajaran yang sama pula. Akibat pengajaran klasikal ini guru tidak memperdulikan adanya perbedaan individual pada siswa-siswanya. Ketidakmampuan guru melihat perbedaan-perbedaan individual anak dalam kelas yang di hadapi banyak membawa kegagalan dalam memelihara dan membina tenaga manusia secara efektif. Banyaknya anak yang gagal sekolah atau drop out mungkin juga sebagai akibat praktek pengajaran yang melupakan perbedaan-perbedaan individual anak disamping karena faktor lain seperti latar belakang sosio-ekonomi, keluarga dll.

Pengajaran klasikal yang melihat sejumlah anak dengan pemberian pengajaran yamg sama ini tentu saja tidak sejalan dengan asas bahwa anak itu secara individual berbeda-beda dalam kemampuan dasarnya, minat, kecepatan, dan lamban belajarnya. Perbedaan individual anak semacam itu perlu mendapatkan perhatian guru dikelas apabila mereka meng harapkan agar setiap anak dapat berhasil, yaitu dapat mengembangkan potensial secara penuh, yang justru sangat diperlukan untuk mendukung kemajuan ekonomi dan teknologi masyarakatnya.

Rupanya dua faktor penting yaitu npengakuan adanya perbedaan individual dan tujuan pengembangan potensi individu secara penuh merupakan faktor  pendorong penting untuk menuju pengajaran yang memperhatikan perbedaan individual anak (individualized instruction) .

Adanya pengakuan perbedaan individual dan tujuan pengembangan potensial anak secara penuh sebenarnya sudah lama dibicarakan oleh para ahli pendidik. Akan tetapi sampai sekarang tujuan itu masih merupakan idealisme dan masih jauh dari kenyataan.

Ahli pendidik terdahulu Pestaloozzi (1746-1827) menekankan bahwa anak harus diperlakukan seperti manusia, harus dididik sesuai dengan kebutuhannya, dan belajar sesuatu yang berguna bagi dirinya. Dia menekankan juga bahwa pendidikan atau belajar harus merupakan pengalaman yang menyenangkan.

Kemudian John Dewey (1859-1952) menekankan juga bahwa dalam proses pendidikan anak adalah yang utama, dan bukan mata pelajaran yang utama. Dia menekankan lagi bahwa guru seharusnya menjadi penunjuk (guide) bagi anak, dan bukan merupakan kamus berjalan bagi anak. Dalam karyanya yang terkenal  “ Democracy and Education “ dia melukiskan bahwa pendidikan adalah merupakan kegiatan penyediaan kondisi yang menjamin pertumbuhan, atau kehidupan yang memadai, tanpa memandang umur.

Pendapat atau pandangan para ahli atau pendidik ini menunjukkan sudah lama masalah minat dan kebutuhan individual anak menjadi perhatian dunia pendidikan. Pendidikan seharusnya berorientasi pada kebutuhan dan minat anak, sehingga perbedaan-perbedaan individual anak dengan sendirinya merupakan faktor esensial yang dihargai oleh para ahli pendidikan.

Adanya pengakuan penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan individual anak ini tentu saja membawa konsekuensi lebih lanjut yaitu bahwa pendidikan harus memperhatikan perbedaan-perbedaan itu dan mengembangkan sejauh mungkin apa yang dimiliki oleh anak itu.

Secara selintas pengertian individual instruction yaitu pengajaran yang memperhatikan atau berorientasi pada perbedaan-perbedaan individual anak. Dengan demikian dapat dikatakan individualized instruction merupakan usaha memperlengkapi kondisi belajar yang optimum bagi setiap individu murid. James D. Russel dalam modular instruction (1974) menyatakan : Individualized Instruction adalah suatu pengaturan yang memungkinkan setiap individu murid terikat dalam semua waktunya untuk belajar sesuatu yang berguna bagi dirinya sebagai individu.

Sesuai dengan yang telah diutarakan bahwa perbedaan individual adalah merupakan faktor penting sebagai dasar pengembangan individualized instruction. Tentu saja perbedaan individual itu sangat luas atau banyak, akan tetapi beberapa perbedaan individual yang sangat penting di perhatikan dalam proses pengajaran adalah perbedaan kemampuan dasar atau bakat, minat, kecepatan dan cara belajar anak. Dengan bakat secara sederhana ini diartikan bahwa setiap anak memiliki kemampuan dasar bawaan yang berbeda sehingga pendidikan yang tepat bagi anak adalah yang sesuai dengan kemamuan dasar bawaan itu. Disini tentu saja tidak diartikan bahwa kemampuan dasar bawaan itu tetap atau tidak berubah, akan tetapi sebaliknya dengan pengertian dia akan mengalami perubahan karena pengalaman. Karena kebutuhan anak dan kemampuan dasar bawaannya berbeda maka minat anak dalam belajar akan berbeda juga.

Dengan demikian individualized instruction melibatkan pengaturan atau pelayanan yang luas yang memungkinkan setiap individu anak belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat masing-masing.

Persoalan perbedaan individual anak didik perlu mendapat perhatian dari guru, sehubungan dengan pengelolaan pengajaran agar dapat berjalan secara kondusif. Ada tiga aspek perbadaan individual yaitu perbedaan biologis, perbedaan intelektual, dan psikologis.

1.Perbedaan Biologis

Di dunia ini tidak ada seorang pun yang memiliki jasmani yang persis sama, meskipun dalam satu keturunan. Jenis kelamin, warna rambut, warna kulit, mata dan sebagainya. Semua itu adalah cirri-ciri individu anak didik yang dibawa sejak lahir.

Aspek biologis lainnya adalah hal-hal yang menyangkut kesehatan anak didik, misalnya yang berhubungan dengan kesehatan mata dan telinga yang berlangsung berkaitan dengan penerimaan bahkan pelajaran dikelas. Aspek biologis ini tidak bisa di anggap sebagai aspek yang tidak penting . hal ini terkait dengan masalah pembangunan gedung sekolah, pengaturan jadwal pelajaran dll. Pengelolaan pengajaran yang hanya memperhatikan aspek mental anak didik dengan mengabaikan aspek biologis akan menyebabkan suasana belajar di kelas menjadi kurang kondusif.

2.Perbedaan Intelektual

Intelegensi  merupakan salah satu aspek yang selalu aktual untuk dibicarakan dalam dunia pendidikan. Keaktualan itu dikarenakan intelegensi adalah unsur yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar anak didik.

Menurut ahli psikologi yakni William Stern, intelegensi merupakan daya untuk menyesuaikan diri secara mudah dengan keadaan baru dengan menggunakan bahan-bahan pikiran yang ada menurut tujuannya. (Suharsimi, 1990: 96). Whitherington (1984: 198) mengatakan , bahwa seseorang dikatakan inteligen apabila orang yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan cepat tanpa mengalami suatu masalah.

Jadi, dapat dipahami bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk memahami dan beradaptasi dengan situasi yang baru dengan cepat dan efektif, kemampuan untuk menggunakan konsep yang abstrak secara efektif, dan kemampuan untuk memahami hubungan dan mempelajarinya dengan cepat.

3. Perbedaan Psikologis  

Di sekolah perbedaan aspek psikologis ini tak dapat di hindari, disebabkan pembawaan dan lingkungan anak didik yang berlainan dengan antara satu dengan lainnya. Untuk memahami jiwa anak didik secara individual dapat melakukan pendekatan kepada anak didik secara individual. Perhatian penting dalam interaksi edukatif. Untuk menganati sesuatu diperlukan perhatian. Untuk itu anak harus diberikan rangsangan yang dapat mempengaruhi kelakuannya agar terus memberikan perhatian kepada pelajaran (S. Nasution, 1987: 180).

Pemahaman terhadap perbedaan psikologis anak didik merupakan strategi yang ampuh untuk mendukung keberhasilan kegiatan interaksi edukatif.

Tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya. Per bedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan individual dapat di perbaiki dengan beberapa cara, antara lain penggunaan metode atau strategi belajar –mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan-perbedaan siswa dapat terlayani.usaha lain untuk memperbaiki pembelajaran klasikal adalah dengan memberikan tambahan pelajaran kepada yang pandai dan memberikan bimbingan belajar bagi yang kurang. Implikasi prinsip perbedaan individual bagi guru berwujud perilaku-perilaku antara lain :

1. Menentukan penggunaan berbagai metode yang diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya.

2. merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan pesan pembelajaran.

3. Mengenali karakteristik setiap siswa sehingga dapat menentukan perlakuan pembelajaran yang tepat bagi siswa yang bersangkutan.

4. Memberikan remediasi ataupun pertanyaan kepada siswa yang membutuhkan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA