Apa saja yang anda ketahui tentang teknik merancang pementasan teater

tirto.id - Teater berasal dari kata Yunani yaitu theatron yang artinya tempat pertunjukan. Sementara, arti luas teater adalah sebuah pertunjukan di depan orang banyak.

Sedangkan arti sempit teater adalah kisah kehidupan manusia yang diekspresikan di atas pentas, disaksikan banyak orang. Yang digunakan pada teater yaitu percakapan, gerak, dan akting dengan atau tanpa dekor, terkonsep, naskah diiringi musik, nyanyian dan tarian.

Dilansir dari jurnal IAIN Kudus, inilah beberapa fungsi dari pertunjukkan seni teater:

  1. Mendapatkan keterampilan.
  2. Mengembangkan kepribadian yang baik dan mantap.
  3. Belajar bekerjasama dengan orang lain.
  4. Menemukan kebenaran.
  5. Mengembangkan kemampuan pengutaraan pemikiran.
  6. Mengembangkan apresiasi estetik serta konsep budaya.
Sedangkan tujuan seni teater di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Tujuan kurikuler

Yaitu agar memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan dasar untuk berkarya dan berolah seni, serta kepekaan artistik sebagai dasar apresiasi pada budaya bangsa.

b. Tujuan instruksional umum

Yaitu agar dapat memahami, menguasai serta memiliki kemampuan dan keterampilan terhadap

unsur-unsur teater yang disarankan.

Langkah-Langkah Merancang Pementasan Teater

Adapun kesuksesan sebuah pertunjukkan teater sendiri yaitu bagaimana cara dalam merancang pementasan, karena pentas perlu dirancang sesuai tema masing-masing kelompok yang merupakan representasi dari lakon.

Latihan bagi kelompok teater juga penting karena semakin banyak latihan akan semakin baik saat pementasan dilakukan.

Serta diperlukannya sarana dan prasarana seperti tata panggung, tata iringan, tata busana dan tata rias. Tata panggung disesuaikan dengan tema teater yang dipentaskan.

Sementara, berikut ini adalah langkah-langkah dalam merancang pementasan, seperti dikutip dari buku Seni Budaya Kelas VII (2014):

1. Membentuk Panitia

Setelah panitia terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah membagi tugas masing-masing anggota. Merancang dan mempromosikan pementasan teater merupakan salah satu tanggung jawab dilakukan oleh panitia.

2. Membuat Rancangan Pentas

Pembuatan rancangan pentas harus menyesuaikan dari naskah yang dibuat. Misal naskah yang bercerita tentang lingkungan di hutan, maka setting-nya atau latar belakang panggung berupa gambar hutan dengan pohon-pohon dibuat tiga dimensi.

Perlengkapan properti atau peralatan yang mendukung suasana perlu dibuat seperti batu-batu, ranting, rumah kayu, dan sebagainya.

Pengenalan istilah tempat pementasan untuk teater dan beberapa jenis arena pentas bisa memberikan gambaran untuk lebih kreatif dalam merancang pementasan.

Panggung yang dimaksud bukan hanya panggung teater dalam gedung pertunjukan. Juga bisa menggunakan ruang kelas, aula sekolah,dan lapangan sekolah. Kreativitas dan pemahamanmu tentang tata pentas bisa terwujud.

3. Melakukan Latihan

Latihan yang mengarah pementasan biasanya dilakukan langsung oleh sutradara. Latihan yang baik diawali berupa pemanasan, olah tubuh untuk mempersiapkan kebugaran pemain, dan olah suara yang untuk kesiapan peralatan suara pemain.

Waktu latihan teratur dan mencukupi setiap minggunya, maka pementasan yang baik bisa terwujud. Sebelum latihan mengarah pada naskah, untuk mengasah kemampuan spontanitas, improvisasi berupa permainan peran atau roleplay.

Pementasan dapat berhasil jika ada kerjasama, saling menghormati, saling menghargai, bertenggang rasa, jujur serta santun dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

Baca juga:

  • Proses Perancangan Pementasan Seni Teater Tradisional: Ada 5 Tahap
  • Mengenal Tata Cahaya dan Bunyi dalam Pementasan & Cara Merancangnya
  • Cara Merancang Tata Busana dan Tata Rias untuk Seni Pementasan

Baca juga artikel terkait PEMENTASAN TEATER atau tulisan menarik lainnya Olivia Rianjani
(tirto.id - olr/ulf)


Penulis: Olivia Rianjani
Editor: Maria Ulfa
Kontributor: Olivia Rianjani

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Menonton pertunjukan mungkin bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan dalam menghilangkan kejenuhan,  setelah disibukkan dengan berbagai aktifitas. Salah satunya dengan menonton pertunjukan teater. Mungkin bagi anak zaman now atau milenial menonton teater menjadi kegiatan yang tidak pernah terbayangkan, padahal pertunjukan teater tidak kalah kerennya dengan nonton film di bioskop lho! Terlebih, teater juga memiliki teknik tersendiri yang patut dicermati.

Teater adalah seni bermain peran atau drama yang menyajikan cerita kehidupan nyata di atas pentas. Jalan cerita yang disajikan biasanya mengandung pesan moral yang tersirat dan bisa dijadikan pelajaran kehidupan oleh para penonton.

Tetapi, untuk menciptakan sebuah pertunjukan akting yang memukau diperlukan teknik teater, sehingga bisa membentuk kesiapan aktor untuk tampil di atas panggung. Ada 4 teknik teater yang bisa dilakukan oleh para aktor antara lain teknik suara, tubuh, gerakan, dan ruang.

Suara

Pemain perlu menjiwai kata demi kata yang diucapkannya agar mengesankan emosi suasana suatu adegan, sehingga tidak meluncur begitu saja tanpa makna. Ada beberapa teknik teater dalam suara antara lain :

  • Nada suara : pengucapan tinggi rendahnya suara. Misalnya, saat sedih nada suara cenderung rendah, dan saat marah nada suara cenderung tinggi.
  • Kecepatan ucapan : emosi membedakan tingkat kecepatan kata-kata yang diucapkan. Misalnya, untuk menghidupkan suasana tegang, kata-kata diucapkan semakin cepat.
  • Jeda saat suara berhenti : seberapa sering dan untuk berapa lama suasana hening tanpa suara dan kata dilakukan untuk mengesankan suasana suatu adegan. Jeda ini dapat juga semakin melibatkan emosi penonton terhadap suatu adegan.
  • Dinamika suara : pengaturan keras lembut suara untuk menghidupkan emosi suatu adegan. Pengaturan ini untuk memastikan jangan sampai ada ucapan yang tidak terdengar penonton.
  • Artikulasi suara : pengaturan kejelasan pengucapan. Kecepatan dan dinamika suara jangan sampai mengurangi kejelasan tiap kata yang dilafalkan.
  • Intonasi suara : pengaturan tekanan kata. Dari rangkaian kata yang diucapkan, pemain perlu selektif menentukan kata-kata yang ditekankan agar pesan dapat sampai ke penonton.
  • Aksen khusus : pengaturan logat dan dialek suara. Misalnya, sebagai karakter Sunda maka perlu dialek bahasa sunda.
  • Bernapas : pengaturan pernapasan sehingga suara terkontrol saat menyampaikan perasaan tertentu.

Tubuh

Penguasaan teknik suara akan diperkuat oleh penguasaan teknik tubuh. Dimana, kehadiran bahasa tubuh di tengah pentas bisa menimbulkan efek tersendiri dalam suatu adegan. Ada beberapa teknik teater pada tubuh antara lain :

(Baca juga: Pengertian. Fungsi dan Tujuan Pameran)

  • Sikap postur (blocking) : pemain mengetahui di mana saja harus menempatkan diri untuk membantu penonton fokus terhadap suatu adegan.
  • Gesture atau isyarat : setiap bagian tubuh dengan tepat mengekspresikan ide, perasaan atau suasana hati dalam suatu adegan.
  • Kesiagaan : pemain tahu saat yang tepat menggunakan seluruh atau sebagian tubuhnya untuk menghidupkan suasana.
  • Fasial : pemain menggunakan wajah untuk menunjukan suasana hati, emosi, perasaan, dan tanggapan.
  • Kontak mata : kontak mata diperlukan untuk membangun komunikasi di antara sesama pemain dan antara pemain maupun penonton.

Gerakan

Setiap pemain harus mengetahui kemana harus bergerak sehingga bisa menghidupkan suatu adegan. Ada beberapa teknik gerakan dalam teater antara lain :

  • Timing : pengaturan waktu cepat atau lambat bergerak dan durasi gerakan.
  • Arah : pengaturan kemana pemain akan bergerak, baik maju, mundur, menyamping, atau menyilang.
  • Energi : pengaturan tenaga saat pemain bergerak.
  • Kesiagaan : pengaturan gerak sebagai individu, kelompok kecil atau kelompok besar.

Ruang

Intensitas gerakan para pemain di tiap adegan perlu memanfaatkan ruang pentas yang tersedia. Pemanfaatan ruang ini bisa membantu penonton untuk fokus pada bagian pentas tertentu di satu adegan atau mampu menyeimbangkan perhatian ke seluruh pentas di adegan lain. Ada beberapa teknik ruang dalam teater antara lain :

  • Tingkat atau level : pengaturan pemanfaatan ruang sesuai jumlah pemain untuk tiap adegan. Karena dalam pentas yang luas, saat adegan dengan satu atau dua pemain maka kesan ruang harus dibuat minimum.
  • Ruang pribadi atau kelompok : pengaturan posisi sesama pemain untuk memberi ruang kepada satu atau sejumlah pemain yang menjadi fokus utama suatu adegan.
  • Kepekaan kondisional : pengaturan posisi, gerak, dan bahasa tubuh yang disesuaikan dengan kondisi fisik pentas.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA