Apa saja hal yang perlu diperhatikan saat memperagakan percakapan

8 Bahasa Indonesia SD Kelas 6 Reporter : “Kegiatan apa saja yang Anda lakukan?” Dandi : “Saya dan teman-teman biasanya menyelam di beberapa tempat yang berbeda. Namun, kami sangat prihatin dengan kondisi terumbu karang saat ini. Banyak terumbu karang yang rusak akibat tangan jahil manusia.” Reporter : “Apa pesan Anda untuk masyarakat?” Dandi : “Jangan merusak ekosistem di negara kita, terutama ekosistem laut. Mari kita bersama melestarikan terumbu karang di laut Indonesia. Reporter : “Terima kasih atas informasinya. Semoga masyarakat Indonesia dapat menjaga dan melestarikan ekosistem laut kita.” Saudara, demikian wawancara saya dengan salah seorang penyelam kita kali ini. Coba kerjakan latihan berikut ini dengan benar Catat atau tuliskan pesan informasi dari hasil wawancara antara reporter televisi dengan penyelam Dalam mengisi formulir, misalnya daftar riwayat hidup, pendaftaran, kartu anggota, dan lain-lain, kita harus memberikan informasi secara jujur dan akurat. Ketidakakuratan data, yang kita berikan dapat menyebabkan masalah di kemudian hari. Berikut ini penjelasan cara mengisi daftar riwayat hidup yang benar. Biasanya daftar riwayat hidup ditulis untuk berbagai kepentingan. Misalnya saja saat kalian akan melanjutkan sekolah. Daftar riwayat hidup harus ditulis secara jujur. D. Mengisi Formulir 9 Hiburan Amati contoh formulir berikut DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON SISWA SMP NEGERI 25 BANDUNG 1. Nama : Devi Kartika 2. Jenis kelamin : Perempuan 3. Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 7 Desember 1993 4. Agama : Islam 5. Alamat : Jalan Wolter Monginsidi 116 Bandung 6. Kebangsaan : Indonesia 7. Sekolah asal : SD Negeri 1 Sukasari 8. Orang tua Nama Ayah : Budi Setiadi Nama Ibu : Mayasari Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya. Bandung, 4 Juli 2008 Calon siswa Devi Kartika Coba kerjakan tugas berikut ini dengan benar 1. Salinlah daftar riwayat hidup berikut ini di buku tugas kalian 2. Isilah sesuai data dirimu DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama lengkap : 2. Nama panggilan : 3. Jenis kelamin : 4. Tempat dan tanggal lahir : 5. Agama : 6. Alamat : 7. Telepon : 10 Bahasa Indonesia SD Kelas 6 8. Pendidikankelas : 9. Golonga Darah : 10. Anak ke- : dari ... bersaudara 11. Ayah : 12. Ibu : 13. Kegemaran : 14. Prestasi yang pernah diraih : Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat denga sebenar-benarnya. ....................................... Ttd Nama jelas Pada formulir daftar riwayat hidup tersebut digunakan tanda baca titik dua :. Selain itu, terdapat kalimat: Jalan Wolter Monginsidi 116 Bandung. Kalimat di atas menggunakan tanda garis miring .

1. Menulis Tanda Baca Titik Dua :

Tanda baca titik dua : digunakan dalam teks setelah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Amati penulisan teks drama di bawah ini Devi : Hai, Dandi. Kita ke sekolah bersama ya Dandi : Baiklah. Ayo kita cepat-cepat berangkat nanti kita terlambat lho Devi : Baiklah. Ayo cepat

2. Penggunaan Garis Miring

Biasanya tanda baca garis miring dipakai pada nomor surat resmi, alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun penanggalan. E. Menggunakan Tanda Baca Titik Dua : dan Garis Miring 11 Hiburan Contoh: Nomor : 17PAN2007 Perihal : Lomba cerdas cermat pada Hari Pendikan Nasional Yth. Kepala SD Pelita Bangsa di Suka Negeri Dalam rangka memperingati “Hari Pendidikan Nasional” mohon SD Pelita Bangsa dapat mengirimkan peserta lomba cerdas cermat tingkat kecamatan. Demikian imbauan dari kami. Panitia Hari Pendidikan Nasional Kecamatan Suka Bangsa Ketua Drs. Dendi Purnawan Keterangan: Nomor: 17PAN2007 Tanpa spasi Disela spasi Nomor surat Kode surat Angka tahun 1. Selama mendengar dongeng atau cerita, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. a. Apa judul cerita itu? b. Dalam cerita itu siapa saja tokohnya? c. Bagaimana watak atau sifat masing-masing tokohnya? d. Di mana cerita itu terjadi? e. Apa saja hal baik yang perlu dicontoh dari cerita itu? f. Apa saja hal jelek yang tidak perlu dicontoh dari cerita itu? 2. Langkah-langkah membuat laporan sebagai berikut. a. Penggunaan bahasa dalam menulis dengan baik dan benar. b. Berdasarkan fakta yang ada. c. Ditulis dan disajikan secara lengkap. d. Menarik dan enak dibaca. e. Hal-hal yang biasanya dilaporkan adalah sesuatu yang kalian amati dalam melakukan kunjungan tersebut.

rifanfajrin.com - Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Bermain Peran


Apa saja hal yang perlu diperhatikan saat memperagakan percakapan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Bermain Peran

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bermain peran adalah lafal, intonasi, ekspresi, penghayatan, dan gerak tubuh yang sesuai dengan watak tokoh yang diperankan. 


Seperti yang dijelaskan oleh Wiyanto (2007:68) bahwa calon aktor mencoba bermain drama. Drama yang dimainkan tentu dipilih naskah yang sederhana dan tidak panjang. Calon aktor melafalkan dialog tokoh yang perankan dan membayangkan akting yang akan dilakukannya. Dari mana dia muncul, bergerak ke mana, dialog apa yang diucapkan, bagaimana mengucapkan (pelan atau keras), bagaimana ekspresi wajah dan gerakan anggota tubuh, semua dibayangkan.

Rendra (1982:86) menyatakan bahwa dalam berdeklamasi, berkisah, dan berpidato secara teknis ada tiga hal yang penting untuk diingat yaitu, teknik suara, sikap jasmani (seluruh tubuh dan anggota badan), dan cara penyampaian. Jadi berdeklamasi, berkisah, dan berpidato pada hakikatnya adalah cara menyampaikan isi perasaan, buah pikiran atau sebuah cerita kepada hadirin dengan lisan, dan hadir di hadapan penonton sehingga sikap jasmani dan teknik suara sesuatu yang penting untuk dihadirkan dengan penyampaian yang menarik pula.

Selain Rendra, Purwanto (1968:159) juga berpendapat mengenai hal-hal yang harus diperhatikan dalam bermaian peran. Menurut Purwanto, pemain harus dapat merasakan perasaan yang terkandung dalam suatu pengucapan dan mengucapkannya sesuai dengan perasaan yang mendorongnya. Supaya penonton dapat mengikuti dan merasakan percakapan yang sedang berlangsung di panggung, maka haruslah pemain memperlihatkan modulasi dan intonasi yang jelas dan irama yang hidup. Konsonan dan vokal hendaknya jelas artikulasinya, pernapasan dan penggunaan alat bicaranya hendaklah diatur sebaik-baiknya.

Dalam hal yang sama, Harymawan (1988:45) berpendapat bahwa ada tiga bahan bagi aktor untuk menggambarkan apa yang telah ditentukan penulis lewat tubuh dan wataknya yaitu, (1) mimik : pernyataan atau perubahan muka, mata, mulut, bibir, hidung, dan kening, (2) plastik: cara bersikap dan gerakan-gerakan anggota tubuh, (3) diksi: cara penggunaan suara atau ucapan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek yang harus diperhatikan pemeran dalam bermain peran adalah vokal, intonasi, ekspresi, dan gerak tubuh.

Vokal

Vokal dalam KBBI (2007:858) adalah yang berhubungan dengan suara. Bagi pemeran teknik pengucapan jelas mempunyai tempat yang sangat penting di dalam pekerjaannya, karena suaralah yang akan menyampaikan ucapan dalam naskah drama yang diperankannya.

Menurut Wiyanto (2002:60) vokal adalah suara dari mulut yang membunyikan kata-kata yang dirakit menjadi kalimat-kalimat untuk mengutarakan perasaan dan pikiran.

Sebagai seorang pemeran hendaknya memiliki kemampuan untuk mengolah vokal agar lafal yang dihasilkan menjadi baik, jelas, dan mudah untuk dipahami. Seorang pemeran harus mempunyai vokal yang kuat agar kata-kata yang diucapkan jelas. Seorang pemeran perlu membaca puisi dengan suara lantang di depan teman-temannya. Manfaatnya, untuk melatih vokal supaya terbiasa melakukan perubahan nada suara sebagai akibat adanya perubahan perasaan  dalam berbagai situasai.

Intonasi

Intonasi menurut Raharjo (1986:86) adalah nada suara dalam pengucapan dialog. Setiap tokoh pada dasarnya memiliki intonasi masing-masing. Perbedaan intonasi yang mudah dikenali misalnya, intonasi perempuan dan laki-laki atau anak-anak dengan orang tua.

Sebagai seorang pemeran memiliki kewajiban menemukan intonasi yang tepat dari tokoh yang diperankannya. Apakah tokoh itu perempuan, laki-laki, anak-anak, pemuda atau orang tua. Selain itu, perubahan emosi pada dialog tokoh juga menuntut intonasi yang berbeda misalnya, emosi marah, sedih, menyindir, meratap dan lain-lain.

Intonasi penting dikuasai oleh setiap pemeran, karena tidak jarang dialog menjadi janggal dan salah arah disebabkan pegucapan intonasinya tidak tepat. Mengucapkan intonasi yang berbeda dapat merubah arti kata atau kalimat, misalnya kata “panas” atau “dingin” bila diucapkan dengan intonasi yang berbeda-beda akan mengandung arti dan tujuan yang berbeda-beda pula.

Mimik

Mimik dalam KBBI (2007:744) berarti peniruan dengan gerak-gerik anggota badan dan raut muka. Dalam hal ini siswa harus menunjukkan mimik muka yang sesuai dengan tuntutan peran yang terdapat dalam naskah drama.

Ekspresi disebut juga mimik yaitu seorang pemeran drama menggunakan wajahnya untuk memerankan karakter tertentu. Organ yang ada pada wajah digunakan untuk memperkuat karakter. Organ tersebut seperti mata, hidung, alis, mulut dan lainnya. Misalnya, saat memerankan orang yang marah, maka mata dibuka lebar-lebar atau melotot.

Ekspresi yang ditampilkan pemeran haruslah yang wajar dan tidak dibuat-buat. Untuk dapat mengekspresikan karakter tokoh dengan wajar dan tidak dibuat-buat, seorang pemeran harus menghayati peran yang diperankan dengan cara menelaah peran yang dimainkan kemudian dicamkan benar-benar di alam khayal seorang pemeran agar dapat maksimal dalam menghayatinya.

Menurut Raharjo (1986:79) Ada beberapa cara untuk menghayati tokoh yang diperankan yaitu, (1) dengan cara mengumpulkan keterangan-keterangan mengenai peran yang akan dibawakan, (2) meneliti peran yang dibawakan, (3) menguraikan peran yang dibawakan, dan (4) menyimpulkannya.

Gerak Tubuh

Bila seorang penjahit bekerja menghasilkan baju, maka seorang pemeran menghasilkan gerak di panggung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa segala perbuatan pemeran di panggung termasuk gerak-geriknya, merupakan hasil kerjanya. Pemeran harus mempelajari dan melatih secara berulang-ulang semua gerakan yang sesuai dengan tokoh yang diperankan. Misalnya, makan dengan tangan tanpa sendok dan garpu, duduk santai sambil mengobrol, membaca surat, dan lain-lain.

Penghayatan seperti ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh supaya pemeran dapat melakukannya dengan sempurna seperti yang dikehendaki naskah. Sebab, kalau sudah dipraktikkan di panggung tidak dapat diulang atau diperbaiki.

Hal-hal yang harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh pemeran adalah (a) gerakan yang dilakukan harus ada maksud dan tujuan, (b) gerakan harus menarik, (c) gerakan dilakukan secara berurutan, (d) gerakan hanya dilakukan dengan gerak maju, bukan gerakan mundur atau menyamping, kecuali ada alasan tertentu, dan (e) gerakan yang cepar menunjukkan adanya sesuatu yang penting. Sebaliknya, gerakan yang lambat menunjukkan kesedihan, keputusasaan, atau kekhidmatan (Wiyanto 2002:68). 

Baca Juga : Teknik Tutor Sebaya dalam Pembelajaran