Halodoc, Jakarta - Prediabetes adalah kondisi saat seseorang memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal. Kondisi tersebut belum cukup tinggi untuk dianggap sebagai diabetes tipe 2. Tanpa perubahan gaya hidup, orang dewasa dan anak-anak dengan prediabetes sangat mungkin mengalami diabetes tipe 2.
Jika seseorang mengalami prediabetes, kerusakan jangka panjang akibat diabetes, terutama jantung, pembuluh darah, dan ginjal, mungkin sudah mulai terjadi. Perkembangan dari prediabetes menjadi diabetes tipe 2 tidak bisa dihindari. Waspada jika gula darah tiba-tiba naik di atas normal. Kondisi tersebut bisa menjadi pertanda prediabetes.
Baca juga: Masih Muda Sudah Prediabetes, Harus Apa?
Kenali Gejala Prediabetes sejak Dini
Seseorang bisa mengalami prediabetes selama bertahun-tahun tapi tidak memiliki gejala yang jelas. Itulah sebabnya, prediabetes sering kali tidak terdeteksi sampai muncul masalah kesehatan yang serius, seperti diabetes tipe 2. Penting untuk berbicara dengan dokter melalui aplikasi Halodoctentang bagaimana agar bisa mendapatkan tes gula darah. Terutama jika kamu memiliki salah satu faktor risiko
Kamu dapat mengidap prediabetes selama bertahun-tahun tetapi tidak memiliki gejala yang jelas. Maka dari itu, kondisi ini sering kali tidak terdeteksi sampai muncul masalah kesehatan yang serius seperti diabetes tipe 2.
Penting untuk berbicara dengan dokter tentang mendapatkan tes gula darah jika kamu memiliki salah satu atau beberapa gejala prediabetes, seperti:
- Merasa lebih haus dari biasanya.
- Sering buang air kecil.
- Penglihatan kabur.
- Merasa lebih lelah dari biasanya.
Terlebih lagi jika gejala tersebut dibarengi dengan beberapa faktor risiko berikut:
- Memiliki berat badan berlebih.
- Berusia 45 tahun atau lebih.
- Memiliki orang tua, saudara laki-laki, atau saudara perempuan dengan diabetes tipe 2.
- Aktif secara fisik kurang dari 3 kali seminggu.
- Pernah mengalami diabetes gestasional (diabetes saat hamil) atau melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 9 kilogram.
- Memiliki sindrom ovarium polikistik.
Baca juga: Prediabetes Bisa Jadi Diabetes dalam 10 Tahun?
Perubahan Gaya Hidup setelah Didiagnosis Prediabetes
Perubahan gaya hidup bisa mencegah diabetes. Dengan menurunkan berat badan dan olahraga ringan, risiko terkena diabetes bisa menurun hingga 58 persen. Manfaat pola makan sehat dan kebiasaan olahraga memang tidak bisa disangkal. Banyak penyakit yang bisa dikendalikan hanya dengan berfokus pada perubahan pola makan dan gaya hidup yang sehat dan sederhana.
- Konsumsi Makanan Sehat
Terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan karbohidrat kompleks, makanan bertepung, dan tinggi gula, bisa meningkatkan gula darah tanpa memberikan nutrisi yang sehat. Penting untuk melakukan perubahan pola makan sehat untuk mencegah diabetes. Buatlah rencana makan yang lebih sehat dengan dokter spesialis gizi.
- Rutin Melakukan Aktivitas Fisik
Selalu luangkan waktu untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang kamu sukai. Berolahragalah setidaknya selama 150 menit setiap minggu. Atau, lakukan aktivitas apa pun daripada tidak sama sekali. Cara paling sederhana, yaitu cobalah untuk sering berjalan kaki.
Baca juga:8 Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi Pengidap Prediabetes
- Turunkan Berat Badan Berlebih
Jika memiliki kelebihan berat badan, maka menurunkannya bisa mengurangi risiko. Pola makan yang lebih sehat dan meningkatkan aktivitas akan membantumu mencapai tujuan tersebut.
- Jalani Pengobatan
Jika memang mengidap prediabetes, dokter mungkin meresepkan obat. Pengobatan juga membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menjaga kadar glukosa darah tetap terkendali.
Mulailah perubahan pola makan dan gaya hidup sehat apapun hari ini. Dengan begitu, kamu memberikan kesempatan yang terbaik untuk tubuh dalam mencegah diabetes sejak awal, sambil menghindari potensi komplikasi dari diabetes yang tidak terkontrol.
Referensi:Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Prediabetes.WebMD. Diakses pada 2021. Prediabetes (Borderline Diabetes)CDC. Diakses pada 2021. Prediabetes - Your Chance to Prevent Type 2 DiabetesTerganggunya metabolisme glukosa dapat memicu gula darah naik dan turun saat sakit. Ketahui selengkapnya di sini.
Beberapa jenis penyakit tertentu dapat menyebabkan gula darah naik. Kondisi ini menurut dr. Reza Fahlevi disebut sebagai hiperglikemia reaktif.
Tak hanya itu, kadar gula darah juga bisa menurun ketika sakit. Bagaimana kondisi medis yang sedang diderita memicu kadar gula darah naik ataupun turun? Simak penjelasan berikut.
1 dari 2
Gula Darah Naik atau Turun saat Sakit, Apa Penyebabnya?
Berikut ini faktor yang memicu peningkatan atau penurunan kadar gula darah ketika sakit:
Metabolisme Gula Darah Terganggu
Penyebab gula darah naik saat sakit adalah terganggunya metabolisme gula darah.
“Saat sakit, misalnya karena infeksi, sistem dalam tubuh banyak dikacaukan oleh proses peradangan. Akibatnya, salah satu yang terganggu adalah metabolisme glukosa (gula darah). Jadi, ada sebagian yang naik gula darahnya,” jelas dr. Reza.
Artikel Lainnya: Kenapa Gula Darah Rendah Bikin Mual? Ini Jawabannya
Melansir Endocrine Web, gula darah naik akibat penyakit disebut sebagai hiperglikemia postprandial atau hiperglikemia reaktif. Umumnya, lonjakan kadar gula darah ini terjadi setelah makan. Namun, penyakit tertentu juga dapat melatari kondisi tersebut.
Sebagaimana penderita gula darah tinggi, orang dengan hiperglikemia reaktif akan memiliki kadar gula darah di atas 180 mg/dL. Kondisi ini menyebabkan gejala hiperglikemia ketika sakit, di antaranya:
- Sering buang air kecil
- Sakit kepala
- Penglihatan kabur
- Kelelahan
Selain karena penyakit, hiperglikemia reaktif juga dapat terjadi karena konsumsi obat-obatan tertentu, seperti beta blocker dan steroid.
Lonjakan Hormon Adrenalin Akibat Gangguan Metabolisme Glukosa
Ketika sakit, terganggunya metabolisme glukosa tidak hanya menyebabkan gula darah naik. Kondisi ini menurut dr. Reza juga dapat menyebabkan gula darah turun.
Berdasarkan Very Well Health, kondisi gula darah turun ketika sakit terjadi karena tubuh melepaskan hormon stres yang disebut epinefrin. Hormon yang dikenal pula sebagai adrenalin ini tidak hanya memicu lonjakan kadar gula darah, namun juga meningkatkan jumlah insulin yang dibutuhkan tubuh.
Ketika darah mengandung terlalu banyak insulin pada waktu yang tidak tepat, hal ini menyebabkan terjadinya hipoglikemia reaktif. Kondisi ini umumnya terjadi setelah makan.
Namun, sebagian orang yang sakit juga dapat mengembangkan hipoglikemia reaktif, terutama pada orang yang memiliki kondisi pre-diabetes. Pre-diabetes mengganggu kerja pankreas dalam menghasilkan jumlah insulin secara tepat.
Hipoglikemia reaktif juga dapat dialami orang yang memiliki kondisi langka berupa kekurangan enzim.
Regina Castro, MD, ahli endokrinologi dari Mayo Clinic, Amerika Serikat, menjelaskan hipoglikemia reaktif juga dapat terjadi karena kebiasaan konsumsi alkohol, prosedur bedah tertentu (bypass lambung atau operasi untuk ulkus), gangguan metabolisme genetis, dan beberapa jenis tumor.
Dilansir dari Medical News Today, hipoglikemia reaktif menyebabkan kadar gula darah di bawah 70 mg/dL. Kondisi ini menyebabkan gejala gula darah rendah ketika sakit, di antaranya:
- Berkeringat
- Mudah lapar
- Kulit pucat
- Lemah
- Goyah
- Pusing
- Cemas
- Bingung
Artikel Lainnya: Panduan Makan bagi Penderita Hipoglikemia untuk Cegah Komplikasi
2 dari 2
Cara Mengatasi Gula Darah Naik saat Sakit
Dokter Reza mengatakan penanganan utama gula darah naik saat sakit adalah mengatasi penyakitnya terlebih dahulu.
Jika sakit karena infeksi bakteri, gunakan obat antibiotik sesuai resep dokter. Sementara, bila disebabkan virus, gunakan obat antivirus yang dapat mengatasi peradangan maupun gejala akibat infeksi virus.
Dokter Reza juga menyarankan untuk mengatur pola makan. Konsumsilah makanan berserat tinggi seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Hal ini dilakukan guna membantu proses pemulihan saat sakit.
“Kemudian, jika perlu, dapat diberikan sementara obat untuk menurunkan gula darah sesuai anjuran dokter,” tambahnya.
Hal serupa juga dapat dilakukan untuk mengatasi gula darah turun ketika sakit. Selain mengatasi penyakit penyebab gula darah turun, serta konsumsi makanan sehat dan berserat tinggi, batasi asupan alkohol maupun minuman berkafein seperti kopi dan teh.
Alkohol dapat memperburuk kondisi gula darah rendah. Sementara, minuman berkafein merupakan stimulan yang menyebabkan gejala gula darah rendah.
Itu dia penyebab gula darah naik dan turun saat sakit. Jika ingin konsultasi ke dokter lebih lanjut, gunakan Live Chat di Klikdokter. Anda juga bisa beli alat monitor kadar gula darah di Belanja Sehat.
(FR/JKT)
gula darahGula Darah NaikHipoglikemia