Apa fungsi dari sistem saraf simpatik

Penggunaan fungsi saraf simpatik dan parasimpatik dalam kehidupan sehari - hari, contohnya saraf simpatik berfungsi untuk mempercepat denyut jantung, sedangkan saraf parasimpatik berfungsi sebaliknya, yaitu memperlambat denyut jantung. 

Misalnya dalam suatu kasus ketika kita secara tidak sengaja berpapasan dengan seseorang yang kita sukai, maka secara otomatis jantung akan berdetak atau berdenyut sangat cepat. Denyut jantung yang sangat cepat ini dipicu oleh kerja saraf simpatik. Akan tetapi, setelah seseorang yang kita sukai tersebut tidak terlihat lagi oleh kita, maka denyut jantung akan diperlambat sampai menjadi normal kembali oleh saraf parasimpatik.

Sistem saraf simpatis adalah salah satu dari dua divisi sistem saraf otonom bersama dengan sistem saraf parasimpatis. Sistem saraf simpatis bekerja secara tidak sadar dengan cara berlawanan. Respon yang dihasilkan dari pengaturan sistem saraf ini sering disebut dengan “lawan atau lari” berbeda dengan sistem saraf parasimpatik yang responnya disebut dengan “istirahat atau mencerna”. Sistem saraf simpatis dipersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik dimana memengaruhi banyak sistem organ selama kegiatan fisik yang intens.[1] Peningkatan jumlah hormon akibat respon "lawan atau lari" meningkatkan kewaspadaan tubuh dan detak jantung, mengalirkan darah ekstra ke otot, meningkatkan pernapasan, mengantarkan oksigen ke otak, dan memindahkan glukosa ke dalam aliran darah untuk meningkatkan energi dengan cepat. [2]

Sistem saraf simpatis terdiri dari banyak jalur dengan berbagai fungsi pada berbagai sistem organ. Neuron preganglionik sistem saraf simpatik muncul dari bagian torakal dan lumbal pada medula spinalis (T1 hingga L2) dengan badan sel terdistribusi di empat regio materi abu-abu di medula spinalis secara bilateral dan simetris. Berbeda dengan sistem saraf parasimpatik, neuron orde pertama sistem saraf simpatik berakhir sebelum bersinaps pada neuron postsinaptik yang ditemukan dalam ganglia simpatis. Mirip dengan sistem saraf parasimpatis, neurotransmitter yang digunakan di persimpangan ini adalah asetilkolin. Asetilkolin ini mengaktifkan reseptor nikotinik. Neuron postganglionik ini kemudian melakukan perjalanan ke situs efektor mereka dan melepaskan neurotransmitter epinefrin atau norepinefrin kecuali untuk persarafan simpatik kelenjar keringat dan otot arrectores pili, otot kecil yang melekat pada folikel rambut, yang menggunakan asetilkolin sebagai neurotransmitter postganglioniknya. Neurotransmitter ini bekerja pada reseptor adrenergik. Reseptor adrenergik terdiri dari alpha-1 (digabungkan ke Gq dan bekerja melalui jalur IP3/Ca2+), alpha-2 (digabungkan ke Gi dan bekerja melalui penurunan jalur cAMP), dan beta-1 dan beta-2 (digabungkan ke Gs dan bekerja melalui peningkatan jalur cAMP). Sifat rangsangan atau penghambatan beta-1 dan beta-2 tergantung pada jaringan di mana ia berada. Reseptor ini terletak di berbagai bagian tubuh dan mengatur tindakan sistem saraf pusat.[1]

Fungsi sistem saraf simpatis sangat luas dan melibatkan banyak sistem organ dan berbagai jenis reseptor adrenergik. Efek di mana sistem saraf simpatis bertindak berlawanan langsung dengan fungsi sistem sarah parasimpatis meliputi:[1]

  • Pada mata, aktivasi simpatis menyebabkan otot radial iris (alfa-1) berkontraksi, yang menyebabkan midriasis, yang memungkinkan lebih banyak cahaya masuk. Selanjutnya, otot siliaris (beta-2) berelaksasi, memungkinkan penglihatan jauh membaik.
  • Di jantung (beta-1, beta-2), aktivasi simpatis menyebabkan peningkatan denyut jantung, kekuatan kontraksi, dan kecepatan konduksi, memungkinkan peningkatan curah jantung untuk menyuplai tubuh dengan darah beroksigen.
  • Di paru-paru, terjadi bronkodilatasi (beta-2) dan penurunan sekresi paru (alfa-1, beta-2) untuk memungkinkan lebih banyak aliran udara melalui paru-paru.
  • Di lambung dan usus, penurunan motilitas (alfa-1, beta-2) dan kontraksi sfingter (alfa-1), serta kontraksi kandung empedu (beta-2), terjadi untuk memperlambat pencernaan untuk mengalihkan energi ke energi lain pada suatu bagian tubuh.
  • Pankreas eksokrin dan endokrin (alfa-1, alfa-2) menurunkan sekresi enzim dan insulin.
  • Pada kandung kemih, terjadi relaksasi otot detrusor dan kontraksi sfingter uretra (beta-22) untuk membantu menghentikan pengeluaran urin selama aktivasi simpatik.
  • Ginjal (beta-1) meningkatkan sekresi renin untuk meningkatkan volume intravaskular.
  • Kelenjar ludah (alfa-1, beta-2) bekerja melalui volume kecil kalium dan sekresi air.

Tindakan sistem saraf simpatis yang tidak bertentangan dengan tindakan sistem saraf parasimpatis antara lain sebagai berikut:

  • Adanya penyempitan yang kuat melalui reseptor alfa-1 di arteriol kulit, otot perut, dan ginjal, dan penyempitan yang lemah melalui reseptor alfa-1 dan beta-2 di otot rangka.
  • Di hati, terjadi peningkatan glikogenolisis dan glukoneogenesis (alfa-1, beta-2) untuk memungkinkan glukosa tersedia untuk energi di seluruh tubuh.
  • Pada limpa terjadi kontraksi (alfa-1).
  • Kelenjar keringat dan otot arrector pili (muskarinik) bekerja untuk meningkatkan keringat dan ereksi rambut untuk membantu mendinginkan tubuh.
  • Terakhir, medula adrenal (reseptor nikotinik) meningkatkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin untuk bekerja di tempat lain di tubuh.

Pada gagal jantung, sistem saraf simpatis aktivitasnya meningkat sehingga menyebabkan peningkatan kekuatan kontraksi otot jantung serta vasokonstriksi perifer untuk mempertahankan tekanan darah. Namun, efek ini mempercepat perkembangan penyakit sehingga meningkatkan risiko kematian pada gagal jantung.[3]

  1. ^ a b c Alshak, Mark N.; M Das, Joe (2021). Neuroanatomy, Sympathetic Nervous System. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 31194352. 
  2. ^ May 2019, Nicoletta Lanese 09 (2019-05-09). "Fight or Flight: The Sympathetic Nervous System". livescience.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-03. 
  3. ^ "The Sympathetic Nervous System in Heart Failure: Physiology, Pathophysiology, and Clinical Implications". Journal of the American College of Cardiology (dalam bahasa Inggris). 54 (19): 1747–1762. 2009-11-03. doi:10.1016/j.jacc.2009.05.015. ISSN 0735-1097. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sistem_saraf_simpatis&oldid=19219585"

Sistem saraf simpatik adalah sistem yang mempersiapkan tubuh untuk aktivitas yang berhubungan dengan stres. Sistem saraf parasimpatik adalah sistem yang berperan dalam menghemat energi tubuh dengan mengembalikan fungsi tubuh ke homeostasis, terutama setelah respons fight-or-flight diaktifkan sebelumnya oleh sistem saraf simpatik.

Ditinjau olehdr. Reni Utari

Perbedaan sistem saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada tugas, lokasi, hingga kecepatannya

Saraf simpatik dan parasimpatik termasuk ke dalam sistem saraf otonom. Ini adalah jaringan kompleks sel yang mengontrol kondisi internal tubuh. Sistem saraf otonom berperan untuk mengatur dan mendukung banyak proses internal yang berbeda dan seringkali di luar kesadaran seseorang. Artinya, saraf simpatik dan parasimpatik bekerja tanpa harus diperintah secara sadar oleh Anda.

Apa itu saraf simpatik?

Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai saraf simpatik:Sistem saraf simpatik adalah subdivisi dari sistem saraf otonom yang terlibat dalam mempersiapkan tubuh untuk aktivitas yang berhubungan dengan stres. Saat tubuh berada dalam keadaan darurat, sistem saraf simpatik berfungsi memperlambat proses tubuh yang kurang penting, seperti misalnya pencernaan.Saraf simpatik bekerja secara otomatis atau tidak memerlukan kendali sadar. Bersama dengan saraf parasimpatik, saraf simpatik bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis, yakni keseimbangan mekanisme fisiologis internal yang penting untuk menjaga tubuh tetap berfungsi sebagaimana mestinya.Beberapa hal yang memengaruhi homeostasis adalah suhu tubuh, tekanan darah, detak jantung, pernafasan, metabolisme, kadar glukosa darah, tingkat keasaman darah, air dan elektrolit, serta pencernaan.Fungsi sistem saraf simpatik biasanya untuk menjalankan tindakan yang membutuhkan respons cepat, seperti:
  • Meningkatkan detak jantung dan kontraksi otot jantung.
  • Pembesaran pupil
  • Sekresi kelenjar keringat
  • Pembesaran otot
  • Peningkatan kewaspadaan
  • Memperlambat pencernaan
  • Relaksasi kandung kemih
Saraf simpatik dapat mempertahankan homesotasis dengan cara mendinginkan tubuh melalui pengeluaran keringat dan mengatur detak jantung. Saraf ini juga dapat memperlambat pencernaan karena proses ini tidak dibutuhkan saat Anda berada dalam situasi yang sedang tertekan.Baca Juga: Mengenal 12 Saraf Kranial di Kepala dan Perannya

Apa itu saraf parasimpatik?

Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai saraf simpatik:Sistem saraf parasimpatik adalah bagian dari sistem saraf otonom yang bekerja bersama dengan sistem saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik berperan dalam menghemat energi tubuh dengan mengembalikan fungsi tubuh ke homeostasis, terutama setelah respons fight-or-flight diaktifkan sebelumnya oleh sistem saraf simpatik.Sistem saraf parasimpatik kadang-kadang disebut sistem pakan-dan-berkembang biak (feed-and-breed) karena lebih banyak mengatur proses dasar yang penting untuk kehidupan normal.Fungsi dari sistem saraf parasimpatik antara lain :
  • Mengatur pencernaan, termasuk buang air kecil dan buang air besar
  • Mengatur gairah seksual
  • Memperlambat detak jantung, menurunkan kontraksi otot jantung, dan menurunkan tekanan darah setelah sistem saraf simpatik mengaktifkan fight or flight response.
Tanpa sistem saraf parasimpatik, maka pengaturan dan pemantauan fungsi tubuh mustahil dilakukan. Sistem saraf parasimpatik juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental dan fisik dengan membantu tubuh untuk menenangkan diri dari reaksi stres yang diaktifkan oleh saraf simpatik.

Perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik

Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara saraf simpatik dan parasimpatik:
  • Area utama yang terpengaruh saraf parasimpatik antara lain adalah paru-paru, jantung, kandung kemih, dan lambung.
  • Area utama yang terpengaruh saraf simpatik adalah termasuk paru-paru, jantung, otot polos, kelenjar eksokrin dan endokrin.
  • Tindakan yang dipengaruhi oleh saraf parasimpatik termasuk mengecilkan pupil mata, mengeluarkan air liur, memperlambat detak jantung, mengencangkan bronkus di paru-paru, mengaktifkan pencernaan, melepaskan cairan empedu, membuat kandung kemih berkontraksi.
  • Tindakan yang dipengaruhi saraf simpatik adalah melebarkan pupil, mencegah mengeluarkan air liur, mempercepat detak jantung, melebarkan bronkus, menghambat pencernaan, menjaga kandung kemih agar tidak berkontraksi
Saraf parasimpatik memiliki kecepatan lebih lambat dibanding saraf simpatik. Hal ini dikarenakan neuron sistem saraf simpatik memiliki akson yang lebih pendek dibandingkan dengan sistem saraf parasimpatik, sehingga saraf simpatik bertindak jauh lebih cepat, bahkan kadang-kadang respons terjadi sebelum seseorang benar-benar menyadarinya.Saraf simpatik dan parasimpatik merupakan antagonis dari satu sama lain. Tetapi keduanya memiliki fungsi yang saling melengkapi untuk bekerja sama menjaga kondisi homeostasis agar kondisi internal tubuh Anda tetap stabil sehingga dapat tetap berfungsi dengan baik.

Baca Juga

Telinga Berdengung Terus, Salah Satu Gejala Tumor Neuroma AkustikMengenal Carpal Tunnel Syndrome, Cara Mencegah dan MengobatinyaMengenal Allodynia, Kondisi yang Memicu Rasa Sakit Akibat Sentuhan BiasaApabila Anda masih memiliki pertanyaan seputar saraf simpatik dan parasimpatik, konsultasikan langsung ke dokter lewat fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.

masalah sarafsistem saraf

Good Therapy. https://www.goodtherapy.org/blog/psychpedia/parasympathetic-nervous-system
Diakses pada 15 Juni 2022
Healthline. https://www.healthline.com/health/parasympathetic-nervous-system
Diakses pada 15 Juni 2022
Simply Psychology. https://www.simplypsychology.org/sympathetic-nervous-system.html
Diakses pada 15 Juni 2022
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/327450
Diakses pada 15 Juni 2022
NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538516/
Diakses pada 15 Juni 2022

Tidak hanya operasi, dokter bedah saraf (neurosurgeon) juga melakukan pencegahan, diagnosis, evaluasi, pengobatan, perawatan, dan rehabilitasi neurologis.

12 Agu 2021|Yanita Nur Indah Sari

Kelainan pada sistem gerak bisa berupa adanya gerakan yang dilakukan secara berulang dan tidak disadari sampai ketidakseimbangan pada tubuh. Salah satu dari beberapa kelainan pada sistem gerak manusia yang sering dijumpai adalah parkinson, ataksia, dan sebagainya.

Penyakit belpasi atau Bell’s palsy adalah kelumpuhan wajah yang terjadi tiba-tiba yang bisa dipicu trauma pada saraf yang bertugas mengatur pergerakan organ wajah.

21 Mar 2020|Azelia Trifiana

Dijawab Oleh dr. Veranita

Dijawab Oleh dr. Veranita

Dijawab Oleh dr. Farahdissa