Apa dasar dari seluruh penggembalaan atau pelayanan gereja

Jawaban:

karya pelayanan Gereja untuk mengajar umat beriman, serta mengutus mereka untuk menjadi saksi-saksi Kristus 3 4 Pelayanan: Karya Gereja untuk melayani mereka yang miskin, lemah, sakit dan menderita 4 5 Pertobatan: Karya Gereja untuk menumbuhkan pertobatan, yaitu agar manusia hidup berdasarkan iman dan cinta kasih. 5

4. Melibatkan Diri Dalam Karya Gereja untuk Mewartakan Kerajaan Allah

a. Kegiatan Gereja dan manfaatnya Bagi Gereja dan Masyarakat Tulislah kegiatan-kegiatan yang ada di dalam lingkungan, stasi, wilayah atau paroki, yang dipandang sangat membantu bagi sesama, baik di lingkungan Gereja maupun masyarakat. No Nama Kegiatan Manfaat Bagi Gereja dan Masyarakat 1 Pertemuan lingkungan Membangun persaudaraan di antara umat 2 Legio Maria Membangun kebersamaan, semangat doa dan semangat setia kawan 3 4 5 6 7 b. Melibatkan Diri di Dalam Salah Satu Kegiatan Gereja Buatlah niat untuk melibatkan diri di dalam salah satu kegiatan atau karya Gereja. 105 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Nama Kegiatan yang Akan Diikuti Alasan Penutup Tutuplah pelajaran dengan doa spontan

D. Karya Pelayanan Gereja

Sebagaimana Kristus mengemban tugas sebagai nabi, imam dan Raja, demikian pula Gereja sebagai persekutuan umat beriman kepada Kristus, memiliki tiga tugas pokok, yaitu tugas pewartaan, pengudusan, dan penggembalaan. Keseluruhan tugas tersebut disebut sebagai karya pelayanan Gereja. Karya pelayanan Gereja tersebut, tercermin pada ketiga tugas Kristus, yaitu sebagai pewarta, pengudus dan raja. Doa Pembuka Ya Yesus yang baik. Sebelum Engkau terangkat ke surga, Engkau memberi perintah kepada para murid untuk mewartakan, mengajar serta menguduskan semua bangsa. Dan Engkau berjanji untuk senantiasa menyertai kami. Melalui pelajaran ini, bantulah kami agar kami dapat memahami karya pelayanan Gereja-Mu, yaitu sebagai nabi, imam dan raja. sehingga kami dapat melibatkan diri dalam karya pelayanan Gereja-Mu, baik di lingkungan, stasi, maupun paroki. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

A. Peran Doa dan Roh Kudus dalam Pelayanan Penggembalaan

Doa dan Roh Kudus tidak bisa diabaikan dalam pelayanan apa pun, termasuk pelayanan penggembalaan. Beberapa buku tentang doa dan Roh Kudus telah sedemikian jelasnya menggambarkan dan memberi contoh-contoh pelayanan yang berhasil dari banyak hamba Tuhan, dan para pendeta, dan penginjil yang melibatkan doa dan Roh Kudus dalam pelayanan mereka. Mukjizat-mukjizat yang terjadi dalam kebaktian-kebaktian kebangunan rohani misalnya, tidak akan terjadi tanpa doa mereka yang terlibat dalam pelayanan tersebut, dan kehadiran Roh Kudus yang dahsyat, yang mengurapi dan memberi kuasa lewat karunia-karunia Roh kepada para hamba Tuhan.

Apa dasar dari seluruh penggembalaan atau pelayanan gereja

Sembilan karunia Roh yang terdapat dalam 1 Korintus, secara gamblang menunjukkan peran para hamba Tuhan yang dengan karunia mereka masing-masing bekerja sebagai tubuh Kristus yang kokoh, siap melayani dalam situasi dan keadaan apa pun. Dalam pelayanan penggembalaan, seorang hamba Tuhan dituntut menjadi seorang gembala yang baik -- sejati, bukan upahan -- dan orang ini harus menghasilkan buah Roh (Galatia 5:22-23). Bagaimana mungkin ia menghasilkan buah Roh, bila pelayanannya tidak mengandalkan Roh Kudus yang dimohon melalui doa-doanya?

B. Ukuran Keberhasilan dalam Pelayanan Penggembalaan

Ukuran keberhasilan dalam pelayanan penggembalaan tidak bisa diukur dari kuantitas belaka tanpa memperhitungkan kualitas rohani. Justru penilaian kualitas rohani inilah yang lebih penting dari sekadar jumlah (kuantitas). Dalam surat-surat penggembalaan, Paulus selalu menasihati Timotius dan Titus untuk meningkatkan kualitas jemaat melalui ajaran-ajaran yang sehat, dan memperingatkan jemaat bahaya-bahaya atau ancaman-ancaman terhadap pertumbuhan kerohanian mereka.

Tampaknya, bagi Paulus, jumlah jemaat merupakan prioritas kedua, tetapi kualitas jauh lebih penting. Tuhan akan merasa lebih senang melihat para penatua, diaken, dan para penilik jemaat memenuhi kriteria yang ditetapkan dan selanjutnya mempertahankan hidup rohani mereka sesuai kriteria dan standar yang benar dan sesuai dengan kehendak-Nya. Tuhan juga akan lebih senang melihat para umat-Nya tidak hanya berdoa bagi kepentingan mereka sendiri, tetapi kepentingan semua orang, termasuk para pembesar dan aparat pemerintah yang mungkin tidak mereka sukai atau menindas mereka, sebab pada dasarnya Allah menginginkan keselamatan semua orang.

Jadi, ukuran keberhasilan dalam pertumbuhan gereja dan pelayanan penggembalaan harusnya diutamakan pada peningkatan kualitas rohani sehingga kuasa doa dan karya Roh Kudus tidak sia-sia. Bila kualitas jemaat meningkat karena doa dan karya Roh Kudus, secara otomatis ini merupakan magnet yang mampu menarik banyak orang sehingga jumlah jemaat akan meningkat pesat.

C. Relevansi Doa dan Roh Kudus dalam Pelayanan Penggembalaan Masa Kini

Apa dasar dari seluruh penggembalaan atau pelayanan gereja

Secara umum, pelayanan penggembalaan masa kini masih mengacu pada Alkitab yang diyakini sebagai firman Tuhan. Dengan demikian, apa yang dicantumkan dalam Alkitab harus tetap up to date dan berlaku abadi sampai kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Doa malahan lebih dan semakin dibutuhkan di tengah masyarakat yang semakin beragam dan semakin menuntut. Tanpa doa, mustahil gereja bisa bertahan. Tanpa doa yang terus-menerus (Efesus 6:18-20) dari jemaat, pelayanan akan goyah dan mungkin hancur total. Ini juga berlaku Indonesia yang masih diliputi ketidakpastian (dalam bidang poleksosbud) tentunya sangat membutuhkan doa syafaat yang berkelanjutan untuk pemulihannya.

Di samping itu, seperti urapan yang turun ke atas Yesus dalam Lukas 4, peran Roh Kudus masih dan akan tetap dibutuhkan oleh setiap gembala. Kuasa inilah yang mampu memenuhi kebutuhan jemaat, baik secara fisik (sakit penyakit) maupun psikis -- misalnya lemah mental, dan sebagainya. Kejahatan manusia yang semakin meningkat sedikit banyak pasti memengaruhi iman dan pertumbuhan rohani seseorang. Peran Roh Kudus yang senantiasa mengingatkan dapat "dimanfaatkan" untuk membangun jemaat ke arah pertumbuhan rohani yang lebih baik.

Para gembala harus selalu mengajarkan Roh Kudus kepada jemaat Tuhan agar mereka semua memahami makna oknum Allah yang ketiga ini, meminta kepada Tuhan untuk dipenuhi-Nya, dan menggunakan karunia-karunia mereka untuk bersama-sama bertumbuh dalam iman, dan memancarkan kasih Kristus kepada sesama mereka, melalui kuasa yang diberikan oleh Roh-Nya.

Bahasa Roh dan nubuat tidak akan lenyap sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali. Ini berarti, sementara menantikan kedatangan-Nya, Roh Kudus akan tetap berkarya dalam dan melalui mereka yang terbuka untuk dipakai-Nya. Para pelayan penggembalaan harus selalu bersandar kepada Roh Kudus, yang sanggup membuat seseorang menerima Kristus, lahir baru, dipulihkan, dan berjalan sesuai dengan firman Tuhan.

Diambil dari:
Nama situs : Alkitab SABDA
Alamat situs : https://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=1054&res=jpz
Judul artikel asli : Peranan Roh Kudus terhadap Doa Orang Percaya: Studi Surat-Surat Penggembalaan
Penulis artikel : Yohanes Effendi Setiadarma
Tanggal akses : 10 Desember 2020

A. Tugas Penggembalaan menurut Surat-surat Penggembalaan

Tugas gembala dalam pelayanan memang berat. Dalam surat-surat penggembalaan, mereka yang melayani jemaat sering kali disebut sebagai penatua, diaken, atau penilik jemaat. Apapun namanya, masing-masing memiliki kualifikasi dan kriteria tertentu, seperti dinyatakan oleh Keith Schooley di bawah ini:

Most of the qualifications of elders and overseers are basic moral, ethical qualities that are elsewhere urged upon believers in general; those in leadership are therefore expected to be exemplary in these matters. It is worth noting, however, the differences between the qualifications of eldersloverseers and those of deacons (evidently, lay leadership): while many qualifications are equivalent, those specifically enjoined upon elders/overseers seem to stress self-control in interpersonal relationships, personal holiness and love for what is good, selfdiscipline, hospitality, and in three- citations (Mzm 3:2, 5:17; Tit 1:9), ability to teach.

It would appear that the terms "elder," and "overseer," considered together, constitute one who is set apart and appointed for leadership in the church, one who leads by example and exemplary moral character, and who faithfully teaches and preaches the gospel. They connote leadership and mature Christian character. These qualities may be understood as applying to the pastorate as well.1778

Surat-surat Rasul Paulus kepada Timotius dan Titus disebut sebagai pastoral letters atau pastoral epistles. Istilah pastoral epistles mula-mula digunakan oleh P. Anton dari Halle, Jerman, pada tahun 1726 yang beranggapan bahwa baginya, kedua surat ini ditulis oleh seorang gembala untuk rekan-rekan gembala yang lain. Namun penilaian ini dianggap terlalu naif, karena Rasul Paulus dalam surat-surat tersebut juga mengandung nasihat-nasihat dan ajaran-ajaran mengenai kepemimpinan. Meskipun kedua penerima surat-surat penggembalaan berbeda tempat pelayanan - Timotius melayani gereja-gereja di Makedonia, sedangkan Titus banyak melayani gereja-gereja di Korintus - namun tidak dapat disangkal bahwa keduanya menerima posisi-posisi kepemimpinan gembala dalam gereja-gereja tersebut dan juga di Efesus dan Kreta. Paulus juga menuliskan banyak hal menyangkut kebutuhan-kebutuhan mereka sebagai "petugas" gereja, dengan memberi arahan bagaimana mengendalikan, memimpin, dan memberi instruksi prada jemaat.1779

Banyak teolog yang tidak yakin bahwa pastoral letters ini ditulis oleh Paulus meskipun tidak dapat disangkal bahwa kedua surat ini mengandung ciri-ciri surat Paulus (Pauline letters). Beberapa buku menjelaskan bahwa mungkin saja Paulus tidak langsung menuliskan surat tersebut, tetapi ada orang lain yang menuliskannya atas ide Paulus.1780

1. Menurut Surat 1 dan 2 Timotius

Timotius merupakan anak rohani Rasul Paulus yang kemudian menjadi teman seperjalanan Paulus mengabarkan Injil. Rasul Paulus sangat percaya bahwa Timotius sanggup melakukan tugas-tugasnya sebagai hamba Tuhan, dan ia sangat membanggakan Timotius. Ini terbukti dan banyaknya nama yang disebutkan dalam beberapa suratnya. Dibandingkan dengan Titus yang lebih sebagai pemimpin, meskipun juga dianggap pemimpin namun Timotius lebih dianggap sebagai pengikut, namun ia sangat taat dan mampu bekerja sama. Timotius menyertai perjalanan misi Paulus sampai ke Eropa: Filipi, Tesalonika. Meskipun sangat taat dan penurut, ia merupakan pemuda yang sedikit pemalu dan mengidap sakit pencernaan, kurang berani, dan memerlukan dorongan-dorongan tertentu (1 Tim 1:7; 5:23).1781

Secara garis besar surat Paulus yang pertama kepada Timotius, terutama 1 Tim 2:1; 6:21a, mengandung instruksi-instruksi mengenai: doa bagi semua orang (2:1-7), hubungan antara doa pria dan wanita serta perbuatan mereka (2:8-10), wanita yang merupakan guru-guru palsu (2:9-15), penilik jemaat (3:1-7), diaken (3:8-13), untuk mengajarkan ajaran-ajaran Paulus (1 Tim 4:6; 5:2), janda-janda (1 Tim 5:3-16), penatua (1 Tim 5:17-25), para budak (1 Tim 6:1-2a), untuk mengajar para guru palsu yang serakah (1 Tim 6:2b-21a).1782

Berbeda dengan suratnya yang pertama, pada suratnya yang kedua kepada Timotius, Rasul Paulus menunjukkan teladannya, nasihatnya, dan pesan-pesannya bagi anak rohaninya. Misalnya saja dalam 2 Tim 2:1-7, Paulus menasihatkan Timotius agar bersiap sedia menghadapi penderitaan seperti Paulus, gurunya. Sedangkan pada 2 Tim 2:14-26 dan 2 Tim 4:1-5, ia menasihatkan agar Timotius mengajar dengan kesetiaan dan persisten di hadapan para guru palsu. Paulus juga menyatakan teladannya bahwa ia justru memperoleh kekuatan dari Injil ketika ia menderita (2Tim 2:8-13). Paulus juga memprediksikan bahwa akan muncul guru-guru palsu dan pengajar-pengajar sesat (2:14-26), dan kejahatan manusia yang meningkat pada akhir zaman (3:1-9).1783

2. Menurut Surat Titus

Berbeda dengan Timotius, Titus merupakan seorang petobat yang menjadi sahabat dan penolong Paulus (Gal 2:3; Tit 1:4). Ia adalah seorang Yunani dengan orangtua bukan Yahudi. Surat Titus adalah surat pribadi dari Paulus kepada salah seorang pembantu mudanya. Surat ini juga disebut sebagai "pastoral letter" sebab membahas masalah yang berkaitan dengan peraturan gereja dan pelayanannya. Titus, menjadi pendamping dekat Paulus dalam pelayanan rasuli. Walaupun namanya tidak disebutkan dalam Kisah Para Rasul, hubungannya dengan Paulus sangat erat dan Paulus yakin Titus memiliki kemampuan khusus dalam pelayanannya. Titus kemudian ditugaskan ke Korintus untuk menyelesaikan masalah-masalah di sana (1 Kor 1-6; 2 Kor 2:13; 7:5-16). Kemudian Titus berada di Kreta untuk mengatur gereja-gereja di sana (Tit 1:4,5). Titus mengabdikan dirinya, berani, dan banyak akal. Ia tahu bagaimana menangani orang-orang Korintus yang suka berselisih, orang-orang Kreta yang suka membual, dan orang-orang Dalmatia yang suka berkelahi.1784

Secara ringkas, surat Titus berisi: Pembukaan (1:1-4), instruksi kepada Titus untuk menunjuk para penatua dan penilik jemaat. Pada bagian-bagian instruksi lainnya, Paulus memberi tugas untuk mengajar ajaran yang sehat kepada pria dan wanita yang tua dan yang muda, kepada para budak, dasar-dasar teologis dan Kristologis (1:5-3:11), instruksi untuk hidup harmonis, bermurah hati dengan semua orang, dan juga instruksi untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan menghindari kemalasan-kemalasan (3:1-11).1785

Dari uraian di atas, jelas tugas seorang gembala memang tidak ringan. Keith Schooley menyimpulkan bahwa tugas utama seorang gembala adalah mengajarkan Injil, doktrin, dan kesalehan. Selain itu seorang gembala harus melawan setiap guru palsu, baik secara verbal maupun teladan pribadi.1786

B. Keterlibatan Roh Kudus dalam Pelayanan Penggembalaan

Dari pembahasan di atas, kata "Roh" dijumpai pada 1 Tim 4:1 dan kata "Roh Kudus" hanya dijumpai dalam Tit 3:5. Meskipun demikian, bukan berarti Roh Kudus tidak terlibat dalam pelayanan penggembalaan Timotius dan Titus. Bila ditinjau lebih lanjut, dalam Program Alkitab versi 2.0, tentang surat 1 Tim, salah satunya mendorong Timotius untuk mempertahankan kemurnian Injil dan standarnya yang kudus dan pencemaran oleh guru palsu.1787 Selanjutnya dalam surat 2 Tim, Program Alkitab versi 2.0 ini menuliskan, bahwa dalam pasal 1; (2 Tim 1:1-18) Paulus meyakinkan Timotius tentang kasih dan doanya yang tetap sambil mendorong dia untuk tetap setia (tanpa berkompromi) terhadap Injil, memelihara kebenaran dengan tekun dan mengikuti teladannya.1788

Berikutnya, Paulus menugaskan Timotius seperti dituliskan oleh Program Alkitab versi 2.0 sebagai berikut:

Dalam pasal 2 (2 Tim 2:1-26): Paulus menugaskan anak rohaninya untuk tetap memelihara iman dengan mempercayakan kebenarannya kepada orang lain yang dapat dipercayai untuk mengajarkannya kepada orang lain (2 Tim 2:2). Paulus menasihati gembala yang muda ini untuk menanggung kesukaran seperti prajurit yang baik (2 Tim 2:3), melayani Allah dengan rajin dan memberitakan firman kebenaran dengan tepat (2 Tim 2:15), memisahkan diri dari mereka yang meninggalkan kebenaran rasuli (2 Tim 2:18-21), memelihara kemurniannya (2 Tim 2:22) dan bekerja dengan tekun sebagai guru (2 Tim 2:23-26).1789

Tulisan di atas diperkuat pula dalam pembahasan mengenai surat Titus yang mengatakan bahwa Titus ditugaskan untuk membantu jemaat tumbuh dalam iman, pengetahuan akan kebenaran, dan kesalehan, serta membungkam guru-guru palsu (Tit 1:11).1790

Jadi, dapat disimpulkan bahwa meskipun keterlibatan Roh Kudus dan doa dalam pelayanan tidak dicantumkan secara tersurat, namun dan nasihat dan tugas-tugas Timotius dan Titus tidak mungkin akan berjalan dengan baik tanpa doa dan dukungan Roh Kudus. Kedua penerima surat ini tentunya telah bertobat, dibaptis, dan menerima Roh Kudus. Sebagai pembantu Paulus yang penuh dengan roh, tidak mungkin kedua orang itu diajar untuk melakukan sesuatu tanpa ketergantungan pada kuasa Roh Kudus yang memampukan manusia melakukan tugas-tugas ilahinya dengan baik dan berhasil.