Salah satu dari pembahasan hukum bacaan Mad adalah Mad Shilah. Pembahasan Mad Shilah bagi sebagian orang merupakan hal mudah dan sebagian lain sebaliknya. Maka dari itu, mari kita bahas bersama-sama mengenai penjelasan Mad Shilah secara lengkap dan rinci. Insyaallah...
Mad Shilah sendiri nanti nya dibagi ke dalam dua macam yaitu Mad Shilah Qashirah dan Mad Shilah Thawilah. Di sebagian kitab tajwid memberi nama lain, misalnya dalam kitab al-Mufid yakni Mad Shilah Shughra dan Mad Shilah Kubra.
Secara istilah Ilmu Tajwid, Mad Shilah Qashirah adalah memanjangkan ha' dhamir (kata ganti) tambahan pada suatu kata yang tidak bertemu hamzah. Huruf ha' dhamir yang dimaksud di sini adalah kata ganti untuk dia 1 orang laki-laki. Biasanya ia diletakkan sesudah kata dan tidak mungkin di awal kata.
Ha Dhamir sendiri terdiri dari dua harakat. Ada yang berharakat dhammah dan ada yang berharakat kasrah. Semua ha' dhamir dibaca dhammah kecuali jika sebelumnya ada ya' sukun dan harakat kasrah (maka ha' dhamir berharakat kasrah). Perhatikan ha' dhamir dalam contoh di bawah ini.
Setiap ha' dhamir yang dibaca panjang maka disebut Mad Shilah. Sedangkan ha' dhamir yang tidak dibaca panjang maka bukan termasuk hukum bacaan Mad Shilah. Kapan ha' dhamir dibaca panjang atau pendek? Hemat penulis, di setiap mushaf sudah diberi tanda baca apakah ha' dhamir nya dibaca panjang atau pendek sehingga para pembaca tidak perlu khawatir.
Dalam contoh gambar di atas, penulis mengambil dari mushaf madinah. Untuk mushaf Madinah, ha' dhamir yang dibaca panjang diberi tambahan huruf kecil. Kalau dalam contoh di atas, ada huruf ya' kecil sebagai tanda baca panjang ha' dhamir-nya. Sedangkan jika dhammah maka tanda baca panjang ada wawu kecil.
Adapun untuk mushaf Indonesia, ha' dhamir untuk Mad Shilah Qashirah diberi tanda alif terbalik jika berharakat kasrah dan wawu terbalik jika berharakat dhammah. Contoh Mad Shilah Qashirah dalam mushaf Standar Indonesia yang berharakat kasrah, diambil dari QS Al-Baqarah ayat 22
فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ
Secara istilah Ilmu Tajwid, Mad Shilah Thawilah adalah memanjangkan ha' dhamir (kata ganti) tambahan pada suatu kata yang bertemu hamzah. Jadi ini merupakan kebalikan dari Mad Shilah Qashirah. Kuncinya, setelah ha' dhamir panjang bertemu dengan hamzah atau tidak.
Cara membaca Mad Shilah Thawilah adalah dengan memanjangkan ha' dhamir sekitar 2 alif atau 2,5 alif (4 atau 5 harakat), mirip dengan bacaan Mad Jaiz Munfashil. Dan yang lebih diutamakan adalah memanjangkan sekitar 2 alif atau 4 harakat.
فَلَنْ يُّخْلِفَ اللّٰهُ عَهْدَهٗٓ اَمْ تَقُوْلُوْنَ
اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ
Tambahan terseebut misalnya, terdapat pengecualian untuk ha' dhamir pada QS Al-Furqan ayat 69 yang berbunyi
يُّضٰعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَيَخْلُدْ فِيْهٖ مُهَانًا
Dalam mempelajari Mad Shilah ini juga tidak perlu menyebutkan "Semua ha' dhamir dibaca dhammah kecuali jika sebelumnya ada ya' sukun dan harakat kasrah (maka ha' dhamir berharakat kasrah)", karena akan muncul tambahan-tambahan atau pengecualian. Contoh misalnya dalam QS Al-Kahfi ayat 63
قَالَ أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ ۚ وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا
Sehingga, pengertian Mad Shilah adalah memanjangkan ha' dhamir atau ha' dhamir yang dibaca panjang. Jika Mad Shilah Qashirah maka memanjangkan ha' dhamir yang tidak bertemu hamzah, sedangkan jika Mad Shilah Thawilah maka memanjangkan ha' dhamir yang bertemu hamzah.
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ ۖ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ۚ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
|