Apa alasan dan tujuan anda ingin menjadi anggota TNI jelaskan


PERANTNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.

FUNGSI

(1) TNI sebagai alat pertahanan negara, berfungsi sebagai;

  • penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa;
  • penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a; dan
  • pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.

(2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), TNI merupakan komponen utama sistem pertahanan negara.

TUGAS

(1) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:    a. operasi militer untuk perang;

    b. operasi militer selain perang, yaitu untuk:

  1. Mengatasi gerakan separatis bersenjata;
  2. Mengatasi pemberontakan bersenjata;
  3. Mengatasi aksi terorisme;
  4. Mengamankan wilayah perbatasan;
  5. Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis;
  6. Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri;
  7. Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya;
  8. Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta;
  9. Membantu tugas pemerintahan di daerah;
  10. Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang;
  11. Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia;
  12. Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan;
  13. Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue); serta
  14. Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.


(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.

Liputan6.com, Jakarta Tugas yang diemban Tentara Nasional Indonesia (TNI), memotivasi remaja SMA dari sejumlah provinsi di Indonesia ini untuk menjadi seorang prajurit. Tugas berat dan penuh risiko itu adalah pekerjaan mulia di mata mereka.

Mereka adalah Arsy Ardan Lubis (Sumatera Utara), Arnaldi Waroi (Papua), Aditya Ersyah Lubis (Banten), dan Stanley Otniel Nagatan (Jawa Tengah).

Empat orang yang merupakan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional 2016 ini, sudah mantap memilih jalur pendidikan Akademi Militer (Akmil) setelah tamat dari bangku SMA.

Keinginan ini muncul bukan baru "kemarin sore". Tekad menjadi seorang prajurit yang bertugas menegakkan kedaulatan negara sudah berkecamuk di dalam diri jauh sebelum mereka menjadi anggota Paskibraka Nasional.

Arsy, Arnaldi, Ersyah, dan Stanley tak peduli sekali pun status mereka sebagai warga sipil terenggut. Pulang tinggal nama pun tak mau mereka ambil pusing karena memang itu risiko yang kelak bakal mereka hadapi.

Berikut cerita mereka yang dibagikan kepada Health Liputan6.com di HUT TNI ke-72 pada Kamis, 5 Oktober 2017.

Arsy Ardan Lubis

Arsy, siswa SMA Negeri 2 Tanjung Balai, Asahan, mengatakan bahwa semangat menjadi prajurit semakin berkobar saat dia menjalani Pendidikan dan Pelatihan Paskibraka 2016.

"Saya terkesima dengan lirik lagu (yang kerap mereka nyanyikan selama diklat) 'Jangan tanyakan apa yang telah negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah kau berikan kepada bangsamu'. Dari seringnya saya mendengarkan lagu itu, semakin memacu diri saya untuk bisa mewujudkan mimpi itu," kata Arsy.

Apa alasan dan tujuan anda ingin menjadi anggota TNI jelaskan

Arsy merasa perlu memberikan sesuatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Memang, tidak harus menjadi tentara, tapi bagi cowok yang sering disapa Black ini, hanya itu jalan terbesar yang bisa membuat dia memberikan sesuatu untuk Indonesia tercinta.

"Kalau masalah status warga sipil yang 'dicabut', itu tidak masalah. Walaupun tanpa status sipil, saya masih bagian dari Indonesia," kata Arsy menambahkan.

Pun soal mati di medan juang, Arsy, mengatakan bahwa setiap peluru punya nama masing-masing. "Maksudnya, peluru itu sudah ada sasarannya. Kalaupun saya mati, saya mati karena memperjuangkan Indonesia," kata Arsy yang ingin menjadi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD)

Arnaldi Doncorys Waroy

Arnaldi Doncorys Waroy memiliki ayah seorang anggota TNI. Cowok dari SMA Negeri 1 Sentani yang pernah menjabat sebagai Ketua OSIS periode 2016 sampai 2017, sudah terbiasa hidup di lingkungan militer sejak kecil. Itu yang menjadikan Naldi, begitu dia disapa, ingin menjadi seorang prajurit meneruskan tongkat estafet sang ayah.

"Karena sudah terbawa dari kecil itu yang membuat saya pengin masuk TNI," kata Arnaldi.

Alasan lain karena dengan menjadi seorang prajurti TNI, sama dengan menjadi bagian dari pelindung kedaulatan Indonesia.

Namun, Arnaldi menyadari bahwa sebelum menjadi "pelindung" untuk seluruh warga Indonesia, dia harus melindungi masyarakat Papua. Tak kecil tanggung jawab yang akan dia emban. Apalagi, kata Arnaldi, selama 15 tahun terakhir ini, Papua diterpa isu akan memisahkan diri dari NKRI.

"Nah, hal ini yang ingin saya hilangkan dari pikiran masyarakat di sini. Seandainya saya punya kekuasaan yang besar, terus bisa berbuat apa saja, saya ingin menghilangkan pikiran itu dari masyarakat. Dan mengatakan, harus bangga menjadi bagian dari Indonesia," kata Naldi.

Aditya Ersyah Lubis

Beda pula dengan Aditya Ersyah Lubis yang memang sudah bercita-cita pengin jadi seorang Panglima besar. Siswa SMA Negeri 3 Kota Tangerang, Banten, mengatakan, siap mengabdi pada negara dan bersedia menyerahkan jiwa serta raganya demi Ibu Pertiwi tercinta.

Apa alasan dan tujuan anda ingin menjadi anggota TNI jelaskan
"Dari hati kecil saya, saya mau meninggikan martabat orangtua saya. Dari kakek juga, keinginan itu sudah ada," kata Adit yang menjadi Yatim sejak kecil. Hanya ibu tempat Adit buat mengadu sekarang. Dan hanya kepada ibu, Adit bisa membalas semua kebaikannya selama ini.

Cowok kelahiran 1 Juni 2000 di Bukit Tinggi ini juga tak mempersoalkan status warga sipil yang akan dicabut. Menurut Adit, itu adalah risiko dari sebuah keputusan yang memang harus dia terima.

Pun dengan masalah gugur di medan tempur, Adit sudah sangat siap. "Saya terkesan dengan semboyan 'Lebih baik pulang nama daripada gagal di medan tugas'," kata Adit yang sependapat dengan Arsy bahwa setiap peluru sudah tertulis bakal menusuk kepala siapa.

Stanley Otniel Nagatan

Niatan menjadi seorang prajurit sudah ada di diri Stanley kecil. Umur yang terus bertambah membawa Stanley pada satu titik, yang membuat berpikir bahwa bisa mengayomi orang lain adalah pekerjaan mulia. Tekad menjadi prajurit semakin besar.

Menyikapi masalah kematian, Stanley merujuk pada sebuah kepercayaan bahwa tidak ada satu manusia di muka bumi yang dapat menolak kematian.

Apa alasan dan tujuan anda ingin menjadi anggota TNI jelaskan

"Menurut saya, kalau mau menjadi tentara, berarti siap mati, siap jadi benteng hidup, siap berkorban. Dengan kata lain, sudah teken kontrak nyawa, deh," kata Stanley yang dipercaya menjadi Pak Lurah selama Diklat Paskibraka 2016.

Stanley ingin menjadi anggota TNI AD. Memilih itu karena tak jauh dari tempat dia tinggal ada Batalyon 412, yang konon "punya nama" karena telah berhasil melahirkan nama-nama besar.

"Dulu adik iparnya pak Riyamizard Riyacudu juga di situ, namanya pak Kunto. Akan tetapi terlepas dari itu, saya memang suka (TNI AD), dan didukung adanya batalyon di daerahku itu," kata Stanley

Riyamizard Riyacudu adalah Jenderal TNI yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada kabinet kerja bentukan Presiden Joko Widodo. Mantan perwira tinggi militer TNI AD juga pernah menjabat Kepala Staf Angkatan Darat dari 2002 sampai 2005.

Ilustrasi anggota TNI AD (Foto: ANTARA FOTO/Rahmad)

Selain menjadi pegawai negeri sipil (PNS), profesi tentara juga menjelma magnet yang diminati banyak orang. Para orang tua kita terutama, banyak yang menginginkan atau bahkan mengarahkan agar anak-anaknya bisa jadi abdi negara (meski tidak semua). Alasannya macam-macam, mulai dari masa depan yang pasti terjamin hingga kebanggaan tersendiri bagi keluarga.

Setidaknya ada empat alasan mengapa cita-cita jadi tentara masih jadi favorit. Apa saja, ya?

Sejumlah anggota TNI AU bersiap sebelum beraksi (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)

Kita semua tahu betapa sulitnya jadi tentara. Tahapan seleksi yang harus ditempuh pun cukup banyak. Jadi, bagi calon tentara yang diterima untuk menempuh pendidikan militer, wajar lah apabila orang tua dan keluarga turut merasa bangga.

Banyak juga anggapan menjadi tentara hidup kamu pasti akan terjamin. Pasalnya, tentara juga memiliki gaji yang cukup dan banyak tunjangan. Selain itu, menyandang profesi sebagai tentara juga menjadi prestise tersendiri di kalangan masyarakat, biasanya mereka disegani. Hmmm.... mungkin karena mereka jadi garda terdepan kalo negara ini ada apa-apa kali, ya?

2. Image yang gagah berani

Gladi Bersih HUT Ke-72 TNI (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)

Salah satu syarat mutlak untuk menjadi tentara adalah sehat jasmani dan fisik yang kuat. Lha ya gimana ngga, mereka hampir setiap hari kok latihan fisik dan digembleng ala militer. Badan mereka yang tegap ini juga bakal keliatan lebih gagah saat pakai seragam lengkap andalannya itu.

Fisik mereka yang mumpuni ini tentu aja ada tujuannya. Mereka juga harus siap sedia kapan pun negara membutuhkan tenaga mereka. Fungsi tentara untuk menjaga kedaulatan dan memelihara keamanan negara bukanlah hal yang sepele ya, guys. Dibutuhkan keberanian yang tinggi untuk menghadapi segala bentuk ancaman.

Peringatan HUT ke-72 TNI (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)

Sepertinya tuntutan untuk "Setia Hingga Akhir" tidak hanya berlaku untuk bela negara saja. Sebab, para tentara juga dituntut untuk setia pada pasangan hidupnya. Apabila ada tentara yang ketahuan memiliki pasangan lagi tanpa sepengetahuan pasangannya, maka siap-siap: dipecat!

Sejumlah anggota TNI AU bersiap sebelum beraksi (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)

Dunia militer memang lekat dengan kedisiplinan. Hal-hal yang menyangkut soal peraturan sudah pasti harus dilaksanakan dan ditepati. Ini sudah jadi semacam keseharian bagi para tentara. Melatih dan membiasakan untuk disiplin ini tentu bagus, selain kamu jadi lebih bisa mengatur waktu dan fokus, kamu juga bisa mendahulukan mana yang jadi prioritas kamu.

Gimana, adakah di antara kalian yang punya impian jadi tentara?


Page 2