I. PENDAHULUAN Show Figur 14-1 Diagram Konteks Siklus Produksi Figur ini menunjukkan bagaimana siklus produksi dihubungkan dengan subsistem lain dalam sistem informasi sebuah perusahaan. Sistem informasi siklus pendapatan menyediakan informasi (pesanan pelanggan dan perkiraan penjualan) yang digunakan untuk merencanakan tingkat produksi dan persediaan. Sebagai balasannya, sisem informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai barang jadi yang telah diproduksi dan tersedia untuk dijual. Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus pengeluaran dalam bentuk permintaan pembelian. Sebagai gantinya, sistem siklus pengeluaran menyediakan informasi mengenai perolehan bahan baku dan juga mengenai pengeluaran lain yang dimasukkan ke dalam overhead pabrik. Informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja dikirim ke siklus sumber daya manusia, yang sebagai balasannya menyediakan data mangenai biaya dan ketersediaan tenaga kerja. Terakhir, informasi mengenai harga pokok produksi akan dikirim ke sistem buku besar dan pelaporan informasi. Figur 14-2 Diagram Arus Data TIngkat 0 dari Siklus Produksi (terhubung dengan menyertakan ancaman) Figur ini menggambarkan empat aktivitas dasar dalam siklus produksi, yaitu:
desain produk, perencanaan dan penjadwalan, operasi produksi, dan akuntansi biaya. II. SISTEM INFORMASI SIKLUS PRODUKSI Ancaman dan Pengendalian
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dari segi kualitas, daya tahan, dan fungsionalitas sementara secara simultan meminimalkan biaya produksi. Proses Aktivitas desain produk menghasilkan dua output, yaitu:
Alat-alat seperti perangkat lunak manajemen siklus hidup produk (product life-cycle management --PLM) dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari proses desain produk. Perangkat lunak PLM terdiri atas tiga komponen kunci, yaitu:
Ancaman dan Pengendalian Desain produk yang buruk meningkatkan biaya dalam beberapa cara. Selain itu, menimbulkan garansi dan biaya perbaikan yang tinggi. Hal tersebut terjadi karena penggunaan komponen unik ketika membuat produk yang terlalu banyak. Untuk menanggulangi ancaman ini, para akuntan harus berpartisipasi dalam aktivitas desain produk karena 65%-80% biaya produk ditentukan pada tahap produksi ini. Para akuntan dapat menganalisis bagaimana penggunaan komponen alternatif dan perubahan untuk proses produksi yang memengaruhi biaya. Selain itu, para kuntan dapat menggunakan informasi dari siklus pendapatan mengenai biaya perbaikan dan garansi.
Proses Metode Perencanaan Produksi
Jadi, baik MRP-II dan sistem produksi ramping merencanakan produk di awal. Meskipun demikian, mereka berbeda dalam jangka waktu horizon perencanaan. Jika permintaan bagi produk perusahaan dapat diprediksi dan produk memiliki siklus hidup yang panjang, maka pendekatan MRP-II dibenarkan. Sebaliknya, pendekatan produksi ramping lebih tepat jika produk sebuah perusahaan ditandai dengan siklus hidup yang pendek, permintaan yang tidak dapat diprediksi, dan seringnya penurunan atau kelebihan persediaan. Dokumen Kunci dan Formulir Informasi mengenai pesanan pelanggan, perkiraan penjualan, dan tingkat persediaan barang jadi digunakan untuk menentukan tingkat produksi. Hasilnya adalah master production schedule (MPS-jadwal induk produksi), yang menentukan seberapa banyak tiap-tiap produk untuk diproduksi selama periode perencanaan dan ketika produksi tersebut harus terjadi. MPS digunakan untuk mengembangkan sebuah jadwal mendetail yang menspesifikasikan produksi harian dan untuk menentukan apakah bahan baku perlu dibeli. Untuk melakukannya, ini perlu untuk "melebihkan" daftar bahan baku untuk menentukan kebutuhan bahan baku langsung untuk memenuhi tujuan produksi yang tercantum dalam MPS. Kebutuhan tersebut dibandingkan dengan tingkat persediaan saat ini dan jika bahan baku tambahan diperlukan, permintaan pembelian dihasilkan dan dikirim ke departemen pembelian untuk memulai proses perolehan. Aktivitas perencanaan dan penjadwalan menghasilkan tiga dokumen lain, yaitu: pesanan produksi, permintaan bahan baku, dan kartu pemindahan. Pesanan produksi (production order) mengotorisasi pembuatan dalam kuantitas yang telah ditentukan pada sebuah produk tertentu dan mencantumkan operasi yang perlu dijalankan, kuantitas yang akan diproduksi, dan dimana lokasi produk jadi harus dikirimkan. Permintaan bahan baku (materials requisition) mengotorisasi penghapusan kuantitas yang diperlukan bahan baku dari ruang penyimpanan ke lokasi pabrik dimana bahan baku tersebut akan digunakan. Dokumen ini berisi nomer pesanan produksi, tanggal penerbitan, berdasarkan daftar bahan baku, dan nomer bagian dan kuantitas dari semua bahan baku yang diperlukan. Transfer bahan baku selanjutnya di seluruh pabrik
didokumentasikan dalam kartu pemindahan (move ticket), yang mengidentifikasi bagian yang ditransfer, lokasi dimana bagian tersebut ditransfer, dan waktu transfer.
Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah pembuatan produk yang sebenarnya. Cara aktivitas ini dicapai berbeda-beda di berbagai perusahaan, perbedaan berdasarkan jenis produk yang diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi. Menggunakan berbagai bentuk toknologi informasi (TI) dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan, disebut sebagai computer-integrated manufacturing (CIM) yang dapat mengurangi biaya produksi secara signifikan. Ancaman dan Pengendalian Keprihatinan utama dari kegiatan operasi produksi adalah pencurian persediaan dan aktiva tetap. Selain itu, adanya pencurian yang mengakibatkan saldo aset yang berlebihan, yang dapat mengarah pada analisis yang salah dari kinerja keuangan dan di bawah target. Untuk mengurangi risiko kehilangan atas persediaan, akses fisik terhadap persediaan harus dibatasi dan seluruh pergerakan internal dari persediaan harus didokumentasikan. Jadi, permintaan bahan baku harus digunakan untuk mengotorisasi dikeluarkannya bahan baku untuk produksi. Baik pegawai pengendalian persediaan maupun pegawai produksi yang menerima bahan baku harus menandatangani daftar permintaan untuk mengakui keluarnya barang ke produksi. Permintaan untuk bahan baku tambahan yang melebihi jumlah yang dispesifikasikan dalam daftar bahan baku harus didokumentasikan dan diotorisasi oleh personel penyelia atau pengawas. Kartu pemindahan harus digunakan untuk mendokumentasi pergerakan lanjutan atas persediaan melalui berbagai tahap dalam proses produksi. Pemisahan tugas yang tepat penting untuk mengamankan persediaan. Memelihara penyimpanan fisik pada persediaan bahan baku dan barang jadi adalah tanggung jawab dari departemen penyimpanan persediaan. Fungsi otorisasi ditunjukkan dengan persiapan pesanan produksi, permintaan bahan baku, dan kartu pemindahan adalah tanggung jawab dari perencana produksi atau sistem informasi produksi itu sendiri yang semakin meningkat. Peralatan RFID,
pemindai kode batang, dan terminal online dapat digunakan untuk mencatat pergerakan persediaan, dengan demikian memelihara catatan persediaan perpetual dengan akurat.
Tiga tujuan utama dari sistem akuntansi biaya, yaitu:
Proses Untuk berhasil mencapai tujuan pertama, sistem akuntansi biaya harus didesain untuk mengumpulkan data secara real-time mengenai kinerja aktivitas produksi, sehingga manajemen dapat membuat keputusan yang tepat waktu. Untuk mencapai dua tujuan lainnya, sistem akuntansi biaya harus mengklasifikasikan biaya berdasarkan berbagai kategori dan kemudian menentukan biaya-biaya tersebut ke produk tertentu dan unit organisasi. Hal ini memerlukan pengodean yang cermat pada data biaya selama pengumpulan, karena seringkali biaya yang sama dialokasikan dalam berbagai cara untuk beberapa tujuan yang berbeda. Sebagian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya pesananatau perhitungan proses untuk menentukan biaya produksi. Perhitungan biaya pesanan (job-order costing) adalah sebuah sistem biaya yang menentukan biaya ke batch produksi tertentu atau pekerjaan. dan digunakan ketika produk atau jasa yng dijual terdiri dari bagian-bagian yang dapat diidentifikasi secara diskret (berlainan). Sebaliknya, perhitungan biaya proses (process costing) adalah sebuah sistem biaya yang menentukan biaya ke masing-masing proses atau pusat kerja dalam siklus produksi dan kemudian menghitung biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi. Perhitungan biaya proses digunakan ketika barang atau jasa yang hampir sama diproduksi dalam jumlah massal dan unit diskret tidak dapat dengan segera diidentifikasi. Memilih perhitungan biaya pesanan atau proses hanya memengaruhi metode yang digunakan untuk menentukan biaya ke produk, bukan memengaruhi metode yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut. Mari kita sekarang memeriksa bagaimana data mengenai bahan baku yang digunakan, jam kerja yang dikeluarkan, operasi mesin yang dijalankan, dan overhead pabrik yang dikumpulkan.
Ancaman dan Pengendalian
Keputusan yang Lebih Baik Peningkatan Manajemen Biaya
Peningkatan
pengendalian dengan metrik kinerja inovatif
Ukuran Pengendali Kualitas Informasi mengenai biaya kualitas dapat membantu perusahaan menentukan dampak dari tindakan yang diambil untuk meningkatkan yield dan mengidentifikasi area-area untuk perbaikan lebih lanjut. Biaya pengendalian kualitas dapat dibagi ke dalam empat area sebagai berikut:
Nama: Beta Jati Rahayu NIM : 1117 29478 Aktivitas apa saja yang terjadi dalam siklus produksi ini?Aktivitas-aktivitas dalam siklus produksi.. Desain Produk. Tujuan: Mendesain sebuah produk yang memenuhi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi dan secara simultan meminimalkan biaya produksi. ... . Perencanaan dan Penjadwalan. ... . Operasi Produksi. ... . Akuntansi Biaya.. Apa saja aktivitas Aktivitas yang dilakukan dalam produksi?Aktivitas dalam sistem produksi antara lain :. Perencanaan produk.. Perencanaa produksi.. Operasional proses produksi.. Akuntansi biaya.. 8 sebutkan langkah langkah awal dalam siklus produksi?o Langkah pertama dalam siklus produksi adalah Perancangan produk. o Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenugi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi. o Langkah kedua dalam siklus produksi adalah perencanaan dan penjadwalan.
5 jelaskan apa tujuannya dirancang siklus produksi dalam suatu perusahaan?Adapun tujuan siklus produksi : Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya. Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.
|