Tuliskan tiga peperangan terpenting yang telah dilalui oleh Salahuddin Yūsuf al Ayyubi

inti kitab markus 2 :1-27​

2. Tulislah beberapa aktivitas manusia pada peristiwa sejarah candi muaro jambi!

bagaimana pembagian kerja pada masa perundagian?​

dia adalah kapten veteran tua yang karakter tokohnya terinspirasi dari jenderal Jepang.ini seputar attack on titanhint nya -komandan-botak-akhirnya ja … di titantolong dibantu ya kak​

1.Periode pembukuan ilmu fikih terjadi pad abad...3.Ulama yang terkenal mengutamakan istinbat menggunakan hadis mursal dan dhaif daripada qiyas adlah … ....4.Menentukan sikap dalammenjalani kehidupan di dunia adalah tujun mempelajari .....6.Dalam merumuskn suatu hukum setiap peristiwa,seorang mujtahid tidak boleh mengambil rujukan atau sumber secara manasuka. Dalam islam terdapat sumber utama fikih untuk merumuskan suatu hukum yang dapat digunakan oleh seorng mujtahid,yaitu ......​

ada yang bisa bantuin gue ​

ada yang bisa bantuin gue ​

ada yang bisa bantuin gue dak tolong banget ya​

ada yang bisa bantuin gue ​

ada yang bisa bantuin gue ​

Ilustrasi peran. Foto: Pexels

Seorang panglima Muslim yang sangat ditakuti dan tak kenal takut ketika Perang Salib berlangsung, ialah Salahuddin Yusuf bin Najmuddin Ayyub bin Syadi atau Salahuddin al-Ayyubi dan atau Saladin.

Dia dilahirkan di kota Tikrit, Irak pada 1138 M dan bersal dari suku Kurdi. Namanya dikenal di dunia Muslim dan Kristen karena pernah berjuang bersama kaum Muslim lainnya saat berperang melawan tentara salib.

Sejak kecil, Salahuddin telah menekuni teknik perang, strategi, dan politik di Balbek, Lebanon yang saat itu ayahnya, Najmuddin Ayyub, menjadi seorang Gubernur Balbek. Tak cuma itu, Shalahuddin juga mempelajari teologi Sunni, menunggang kuda, menghafal hadist-hadist Nabi, menghafal Alquran, dan ilmu lainnya.

Nama Salahuddin Ayyubi terkenal sejak memimpin umat Islam dalam perang melawan tentara salib. Saat perang itu terjadi, Salahuddin yang lebih suka perdamaian dari pada pertempuran berhasil menghentikan perang meskipun musuhnya telah diambang kekalahan. Hingga akhirnya, dia berhasil merebut Yerussalem tanpa membalas tentara salib yang telah membunuh banyak pasukan Muslim. Sejak itulah, Salahuddin dijuluki sebagai "Singa Padang Pasir". Walaupun jago dalam berperang, sejatinya dia lebih suka perdamaian.

Lukisan Salahuddin Ayyubi. Foto: Wikipedia

Selain itu, dalam sejarah Islam, Salahuddin Ayyubi juga mendirikan salah satu kerajaan bernama Dinasti Ayubiyah. Daerah kekuasaannya pun cukup luas, meliputi Mesir, Yaman (kecuali pegunungan utara), Diyar Bakr, Mekkah, Hijaz, dan Irak Utara.

Dinasti ini memiliki armada dan benteng yang kuat. Sejumlah benteng kokoh didirikan di daerah yang pernah menjadi kekuasaannya, yaitu Qal'at yang berada di puncak Kairo dan didirikan antara 1176 dan 1183 M. Kemudian, setelah usai mendirikan benteng tersebut, Salahuddin juga mulai membangun dinding yang mengelilingi pusat kota saat itu, Kairo dan Fustat. Dan banyak benteng-benteng lain yang didirikan oleh Salahuddin.

Sampai pada akhir kejayaan Salahuddin pun berakhir, dirinya wafat pada 1193 M. Kematiannya menandakan bahwa kerajaan yang didirikannya kian melemah. Dinasti Ayubiah berakhir ketika pemimpin terakhir, Sultan Ayubiyah, terbunuh oleh budak Mamluk.

KOMPAS.com - Salahuddin Ayyubi (Saladin) adalah Sultan Mesir ternama, dan pendiri 'Dinasti Ayyubiyah.'

Dia adalah pemimpin militer dan politik Islam, yang menjabat sebagai sultan dan memimpin pasukan Islam selama Perang Salib.

Baca juga: Kisah Inspirasi Islam: Sultan Mehmed II, Perintahkan Tak Ubah Ornamen Kristiani di Masjid Hagia Sophia

Karir militernya di mulai dengan peran kecil untuk membantu pamannya, Syirkuh. Meski begitu, dengan peran tersebut dia tetap membuktikan kemampuannya.

Segera setelah itu, tanggung jawab untuk pertempuran yang lebih penting dipercayakan padanya.

Kemenangan terbesar Saladin atas Tentara Salib Eropa terjadi pada Pertempuran Hattin pada 1187. Ini membuka jalan bagi masuknya kembali Islam di Yerusalem dan kota-kota Tanah Suci lainnya.

Selama Perang Salib Ketiga berikutnya, Saladin tidak dapat mengalahkan pasukan yang dipimpin oleh Raja Inggris Richard I, yang mengakibatkan hilangnya sebagian besar wilayah yang ditaklukkan ini.

Namun, dia mampu menegosiasikan gencatan senjata dengan Richard I yang memungkinkan penduduk muslim melanjutkan kendali atas Yerusalem.

Kemenangan besarnya datang melawan Raja Richard selama 'Pertempuran Hatin', ketika Palestina sekali lagi menjadi bagian dari dinasti Muslim.

Sebelum dia meninggal, semua harta miliknya diberikan kepada warga miskin dinastinya. Alhasil dia tidak meninggalkan apa pun untuk sekadar dikuburkan secara layak.

Bahkan setelah wafatnya, Salahuddin sangat dihormati, tidak hanya di negara-negara Muslim, tetapi juga oleh negara-negara di barat. Orang-orang mengingatnya karena kemurahan hati dan kebaikannya.

Baca juga: [Tokoh Islam] Sayidah Nafisah, Cendekiawan Wanita Guru Imam Syafi’i

Salahuddin memiliki nama lengkap Salah ad-Din Yusuf ibn Ayyub. Dia lahir pada 1138 di Tikrit Irak, dari ayah bernama Najm ad-Din Ayyub dan istrinya.

Setelah kelahirannya, keluarga tersebut melakukan perjalanan ke kota Mosul, dan diberi perlindungan oleh penguasa Imad ad-Din Zengi.

Salahuddin kemudian dibesarkan di Damaskus, Suriah, dan dikenal memiliki pengetahuan yang luas tentang filsafat, agama, sains, dan matematika.

Dia juga tahu banyak tentang orang Arab, dari sejarah, budaya, warisan, dan kuda Arab mereka. Dia juga sangat ahli dalam puisi, terutama puisi yang ditulis oleh penyair Arab Abu Tammam.

Ketika Imad ad-Din Zengi meninggal, putranya, Nuruddin mengambil alih takhta, dan paman Shalahuddin, Asad al-Din Shirkuh menjabat sebagai komandan pasukan 'Zengid'.

Di bawah pengawasan paman Shirkuh, bocah lelaki itu belajar taktik dan strategi militer.

Shawar, wazir (Perdana Menteri) dari 'Kekhalifahan Fatimiyah' mendekati Nuruddin untuk membantunya dalam perjuangannya melawan pemimpin saingan Dirgham.

Nuruddin menurutinya, dan mengirim pasukan yang dipimpin oleh Syirkuh, untuk membantu Shawar dalam pertarungan.

Shirkuh dan Shawar ditemani oleh Shalahuddin, tetapi dia tidak memiliki banyak peran untuk dimainkan dalam pertempuran kecil.

Pada 1164, 'Dinasti Zengid' mengobarkan perang melawan tentara Salib-Mesir yang menyerang dan merebut kota Bilbais.

Tentara 'Zengid' sebagian dipimpin oleh Syirkuh, sedangkan dua bagian lainnya dipimpin oleh Shalahuddin, dan Kurdi.

Dalam perang ini, Shalahuddin yang sudah menjabat sebagai jenderal muda memainkan peran penting dengan mengalahkan Hugh dari Kaisarea, pemimpin pasukan musuh.

Baca juga: 5 Filsuf Muslim Ternama dari Zaman Keemasan Islam

Tuliskan tiga peperangan terpenting yang telah dilalui oleh Salahuddin Yūsuf al Ayyubi

Tuliskan tiga peperangan terpenting yang telah dilalui oleh Salahuddin Yūsuf al Ayyubi
Lihat Foto

COMMONS

Patung Damaskus untuk Saladin.

Wazir Sunni

Segera, Shawar, wazir dari 'Kekhalifahan Fatimiyah', menghadapi mantan sekutu Syirkuh dalam perang untuk mendapatkan kendali atas Mesir.

Shawar dibunuh pada 1169, oleh anak buah Syirkuh, dan yang terakhir meninggal tidak lama kemudian, meninggalkan Nuruddin dalam dilema tentang siapa yang akan menggantikan jenderal yang paling dia percaya.

Meskipun Nuruddin telah memilih orang lain, Khalifah al-Adid memutuskan agar Salahuddin menjadi wazirnya.

Pilihan ini sangat tidak biasa, karena Khilafah diperintah oleh Muslim Syiah. Sementara Salahuddin sebagai wazir baru saat itu adalah seorang Sunni.

Pada 1170, wazir muda ini telah mengonsolidasikan kekuasaannya atas sebagian besar Mesir. Salahuddin mendapat dukungan dari Nuruddin, dan Khalifah 'Dinasti Abbasiyah', al-Mustanjid.

Salah satu pertempuran utamanya pada masa itu adalah perang yang dilancarkan melawan Raja Yerusalem, Amalric, dalam upaya untuk merebut kota Darum dan Gaza.

Ketika al-Adid meninggal pada 1711, Shalahuddin mengambil alih sebagai penguasa 'Dinasti Fatimiyah', dan akhirnya membentuk asosiasi dengan 'Kekhalifahan Abbasiyah'.

Pada 1173, penguasa Aswan meminta bantuan pemimpin baru ini untuk menangkal penjajah dari Nubia. Shalahuddin pun menyanggupi hal itu, dan menyediakan pasukan sebelumnya yang dipimpin oleh Turan-Shah.

Pada tahun yang sama, ayahnya, Ayyub meninggal karena cedera akibat jatuh dari kudanya. Tahun berikutnya, Nuruddin meninggal karena keracunan.

Meski melalui masa-masa berat itu, Salahuddin masih memimpin pasukannya merebut Suriah dan Yaman. Dengan ini dia mengonsolidasikan posisinya sebagai pemimpin 'Dinasti Ayyubiyah.'

Baca juga: [KISAH INSPIRASI ISLAM] Nabi Muhammad Penyayang Hewan Termasuk Anjing

Sultan Mesir dan Suriah

Pada 1175, Salahuddin semakin membuktikan kepemimpinannya dengan merebut kota Homs dan Hama. Kondisi ini membuat jenderal 'Zengid' lainnya berperang melawannya.

Setelah 'Zengid' ditaklukkan, al-Mustadi, khalifah dari 'Dinasti Abbasiyah' pertama kalinya menyatakan Salahuddin sebagai "Sultan Mesir dan Suriah".

Sebagai Sultan yang baru, Salahuddin menaklukkan beberapa daerah lainnya, termasuk daerah Mesopotamia Hulu yang dikenal sebagai Jazira.

Pada 1177, dia kembali ke Mesir, untuk mengurus urusan kerajaan di sana. Pada tahun yang sama, dengan 26.000 tentara, dia melancarkan serangan ke Palestina.

Raja Baldwin, pemimpin Tentara Salib menyerang Dataran Tinggi Golan pada April 1179. Tetapi dengan mudah serangan itu dikalahkan oleh pasukan Ayubbid.

Selama 1182-84, dia menyerang kota Sinjar, Beisan, Beirut, serta Kerak. Setelah dengan mudah menaklukkan mereka dengan pasukannya, Sang Sultan melanjutkan untuk merebut Aleppo.

Dengan penaklukan Aleppo, kekuasaan Sultan Salahuddin Ayyubi atas Suriah diperkuat. Namun, serangannya ke Mosul yang diperintah oleh 'Zengid' sulit dilakukan, karena sekutu kuat lawannya.

Baca juga: [Sejarah Islam] Al Quran, dari Wahyu sampai Kitab Suci

Pada 1186, Salahuddin harus menghentikan usahanya untuk menaklukkan Mosul karena sakit. Dia pun melakukan perjanjian damai yang disepakati oleh 'Ayyubiyah' dan 'Zengid'.

Tahun berikutnya, 'Ayyubiyah' bertempur dalam 'Pertempuran Hattin' melawan Tentara Salib.

Pertempuran bersejarah pada 1187 ini menghasilkan kemenangan Salahuddin, tepatnya 88 tahun setelah Tentara Salib merebut Palestina dari penguasa Muslim.

Pada 1189, Raja Richard melakukan perlawanan untuk ketiga kalinya. Pemimpin Inggris itu bermaksud menaklukkan Kerajaan Yerusalem, di mana mereka memulai dengan serangan ke kota Acre di Israel.

Pada 7 September 1191, pasukan Raja Richard dan 'Dinasti Ayyubiyah' saling berhadapan di 'Pertempuran Arsuf'.

Pasukan pimpinan Salahuddin sempat terpaksa melarikan diri, karena pasukan mereka lebih lemah dari Tentara Salib.

Namun 'Ayyubiyah', bisa membalas keesokan harinya, menggagalkan setiap upaya yang dilakukan oleh Raja Richard untuk merebut kembali Yerusalem.

Baca juga: [Para Pemimpin Islam] Mehmed II Panglima Teladan Penakluk Konstantinopel

Pekerjaan Utama

Salahuddin dihormati sebagai pendiri 'Dinasti Ayyubiyah', yang dinamai sesuai nama ayahnya.

Dinasti, di bawah kepemimpinan Sultan ini, berhasil menaklukkan dan menyatukan Suriah, dan merebut kembali Palestina, setelah dipegang oleh Tentara Salib selama 88 tahun.

Sebagai penguasa 'Ayyubiyah', dia memiliki beberapa putra, di antaranya, yang paling terkenal adalah, al-Afdal, Az-Zahir Ghazi, Utsman, Mas'ud, dan Yaq'ub.

Pada 4 Maret 1193, penguasa besar 'Ayyubiyah' ini meninggal karena demam, di Damaskus, Suriah. Lalu dia dikuburkan di luar 'Masjid Umayyah'.

Dia dikenal karena kemurahan hatinya. Salah satunya dengan membagikan kekayaannya kepada orang-orang miskin.

Sebuah provinsi di Irak diberi nama Kota pemerintahan “Salah ad Din,” diambil dari nama Sultan Mesir yang agung ini.

Kota Arbil di Kudistan, menjadi tempat bagi 'Universitas Salahuddin', dan komunitas yang disebut 'Masif Salahaddin.'

Kedua penamaan tersebut secara khusus diberikan sebagai penghormatan kepada sang penguasa ini.

Sementara di Mesir, lambang kenegaraan “Negeri Piramid” juga dikenal sebagai 'Elang Salahuddin.' Itu melambangkan persatuan antara negara-negara Arab.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.