Tuliskan negara negara Islam yang pertama kali dikuasai oleh Barat adalah

Islam telah mulai dikenal di Afrika pada awal masa berkembangnya, yaitu pada peristiwa hijrah pertama ke Habsyah (Abisinia).[1] Menurut kepercayaan umat Islam, raja Ashamah bin Abjar dan beberapa pengawalnya memeluk agama Islam, setelah mendapatkan keterangan dari para sahabat Nabi yang hijrah tersebut.[1][2]

Mesjid Nasional Abuja, juga dikenal sebagai Mesjid Nasional Nigeria, di Abuja, Nigeria.

Pada saat ini, Islam merupakan salah satu agama terbesar di Afrika, dengan jumlah penganut kira-kira sebanyak 460 juta jiwa (Friedenthal, 2014).[3] Dari jumlah tersebut, sekitar setengahnya tinggal di wilayah Arab Maghribi di Afrika Utara, yaitu di negara-negara Mesir, Libya, Tunisia, Aljazair, Maroko, dan wilayah Sahara Barat.[3] Komunitas kaum Muslim juga dapat ditemukan tersebar di setiap negara di kawasan Afrika Sub-Sahara.[3] Jumlah penganut Islam diperkirakan masih terus berkembang dengan pesat di Afrika, baik karena aktivitas dakwah maupun pertumbuhan penduduk yang tinggi di komunitas mereka.[3]

Agama Islam tersebar secara berkelanjutan di Afrika pada masa Kekhalifahan Rasyidin, dan masuk melalui wilayah-wilayah Mesir, Nubia, Ethiopia, serta Afrika Utara lainnya.[4] Pada awal masuknya Islam di Mesir, penduduk Koptik memberikan dukungan karena pasukan Muslim membebaskan mereka dari tekanan Kekaisaran Romawi Timur.[4] Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, panglima Amr bin Ash dan Uqbah bin Nafi' memimpin pasukan Muslim hingga Libya, yaitu pada sekitar tahun 21 H.[5] Selanjutnya pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin 'Affan, panglima Abdullah bin Sa'ad dan Abdullah bin Zubair melanjutkan hingga ke Tunisia, dengan mengalahkan pasukan Bizantium (25 H) dan Berber (33 H).[5]

Pada masa Kekhalifahan Umayyah, terjadi beberapa kali pemberontakan Berber di wilayah Afrika Utara, yang berhasil dipadamkan antara lain oleh panglima Muawiyah bin Hudaij, Uqbah bin Nafi', Abu al-Muhajir Dinar, Zuhair bin Qais, Hassan bin Nu'man, Musa bin Nushair, dan Thariq bin Ziyad.[5]

Penyebaran Islam kemudian tersebar lebih jauh lagi dengan melintasi Gurun Sahara, terutama oleh kaum Murabithun yang pada abad ke-11 menaklukkan Maroko, Ghana, dan daerah-daerah lainnya.[4] Selanjutnya kaum Muwahiddun melanjutkan ke Afrika Barat dan Afrika Tengah sampai pada 541 H.[5] Setelah itu timbullah kerajaan-kerajaan Islam yang didirikan oleh suku-suku penduduk asli pedalaman Afrika di Mali, Chad, Sudan, Nubia, Somalia, Zanzibar, Malawi, Kongo, dan Mozambik yang terus melanjutkan penyebaran agama Islam melalui dakwah dan pedagangan pada abad-abad selanjutnya.[5]

Berikut ini daftar beberapa kerajaan, kekaisaran, dinasti, kesultanan, keimaman, keamiran, atau negara Islam terkenal yang pernah berkuasa di Afrika:

  • Kerajaan Kanem (700 - 1376)
  • Kekhalifahan Kordoba (756 – 1031)
  • Dinasti Idrisiyyah (789 - 974)
  • Kesultanan Mogadishu (ca. 900 - abad ke-16)
  • Dinasti Maghrawa (987 - 1070)
  • Kerajaan Kano (1000 - 1805)
  • Dinasti Murabithun (1073 – 1147)
  • Kesultanan Kilwa (abad ke-12 – 1505)
  • Dinasti Muwahhidun (1147 – 1269)
  • Kekaisaran Mali (1230s – 1600s)
  • Dinasti Mariniyyah (1258 – 1420)
  • Kesultanan Ajuran (abad ke-13 - abad ke-17)
  • Kesultanan Ifat (1285 - 1415)
  • Kesultanan Warsangali (1298 – kini)
  • Kekaisaran Songhai (1340 - 1591)
  • Kerajaan Bornu (1369 - 1893)
  • Kesultanan Adal (1415 - 1555)
  • Dinasti Wattasiyun (1420 – 1554)
  • Kesultanan Sennar (Funj) (1502 - 1821)
  • Dinasti Saadi (1554 – 1659)
  • Kerajaan Dendi (1591 - 1901)
  • Kesultanan Darfur (1603 - 1874)
  • Dinasti Alawi (1666 - kini)
  • Kekaisaran Kong (1710 - 1894)
  • Kesultanan Majeerteen (pertengahan abad ke-18 – awal abad ke-20)
  • Keimaman Futa Jallon (1727 - 1896)
  • Keimaman Futa Toro (1776 - 1861)
  • Kekhalifahan Sokoto (1804 - 1903)
  • Kerajaan Gomma (awal abad ke-19 – 1886)
  • Kerajaan Jimma (1830 – 1932)
  • Kerajaan Gumma (1840 – 1902)
  • Kekaisaran Wassoulou (1878 - 1898)
  • Kesultanan Hobyo (1880-an - 1920-an)
  • Negara Darawish (1896 - 1920)
  • Keamiran Harar (967-1887)

  • Penyebaran Islam di Sudan
  • Hijrah pertama ke Habsyah (Abisinia)

  1. ^ a b Riswanto, Arif Munandar (2010-05-06). Khazanah Buku Pintar Islam 1 (dalam bahasa Inggris). Mizan Pustaka. 
  2. ^ (T.), M. Hasbi Ash Shiddieqy (2000). Tafsir al-Qur'anul Majid an-Nuur: Surat 5-10. Pustaka Rizki Putra. 
  3. ^ a b c d Friedenthal, Lora (2014-09-29). Religions of Africa (dalam bahasa Inggris). Simon and Schuster. ISBN 9781422288924. 
  4. ^ a b c MA, Prof DR H. Abuddin Nata (2015-02-01). Studi Islam Komprehensif. Prenada Media. ISBN 9786028730860. 
  5. ^ a b c d e Saleh, Qasim A.; Ibrahim, Muhammad A. (2014-01-01). Buku Pintar Sejarah Islam. Serambi Ilmu Semesta. ISBN 9786021791950. 

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Islam_di_Afrika&oldid=21543242"

Jakarta -

Sejarah singkat perkembangan Islam di Eropa bermula dari penaklukan Semenanjung Andalusia (sekarang Spanyol) di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad pada tahun 93 H atau 711 M. Penaklukan ini terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik pada masa Dinasti Umayyah.

Untuk itulah, pemerintahan Islam di Eropa mulai berpusat di Semenanjung Iberia, Andalusia mulai tahun 711 M hingga tahun 1492 M. Pada beberapa abad berikutnya, Andalusia kemudian berubah menjadi provinsi yang dibagi-bagi ke dalam sejumlah bagian minor.

Salah satunya yang paling dikenal adalah Emirat Granada. Sayangnya, Emirat Granada ini menjadi satu-satunya wilayah pemerintahan muslim di sana. Hingga harus runtuh akibat jajahan Kerajaan Castile, seperti diungkap dari situs Saylor Academy.

Runtuhnya Granada ini membuat seluruh umat Islam yang tersisa harus terusir dari daratan Eropa selama abad ke-16 dan awal abad ke-17. Meski demikian, jejak kehadiran muslim di sana masih gagal untuk dihapuskan. Pengusiran justru menyebabkan gelombang migrasi dan penyebaran Islam.

A. Perkembangan Islam di Benua Eropa

Perkembangan Islam di Eropa terbatas pada tiap-tiap negara. Sebagai gambaran umum, buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengulas perkembangan Islam di Spanyol, Rusia, hingga Inggris.

1. Andalusia atau Spanyol

Penaklukan Andalusia seperti yang dijelaskan sebelumnya, berawal dari penakkukan pasukan di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad. Ditambah lagi, usai peristiwa keruntuhan Keluarga Kerajaan Umayyah di Damaskus, Suriah.

Salah satu keturunan mereka, Abdur Rahman, berhasil melarikan diri dan menyusup ke Spanyol. Di sana, ia mendirikan Kerajaan Bani Umayyah yang mampu berdiri dari 193-458 H atau 756-1065 M.

Keberadaan Islam di Spanyol seakan menjadi pemicu perkembangan kebudayaan dan peradaban di sana. Di masa itu, Spanyol kemudian menjadi pusat kebudayaan karena berbagai mahasiswa dari belahan dunia menuntut ilmu di sana.

Tepatnya di Kota Granada, Cordova, Seville, dan Toledo. Di kota-kota ini pula melahirkan para ilmuwan terkemuka seperti, Ibnu Bajjah yang merupakan ahli filsafat abad ke-12 dan penafsir karya-karya Aristoteles. Kemudian Ibnu Rusyid, seorang ahli bintang sekaligus dokter dan ahli filsafat.

Setelah kekuasaan Bani Umayyah di Spanyol berakhir, kekuasaan Islam kemudian digantikan oleh dinasti-dinasti kecil. Seperti, Al Murabithin, Al Muhades, dan kerajaan Bani Amar.

Di tahun 1975, kelompok pemuda muslim di Spanyol atau Andalusia kemudian membentuk komunitas masyarakat muslim di Cordova.

2. Rusia

Tidak berbeda jauh dengan Spanyol, Islam masuk Rusia ketika berada di bawah pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik pada masa Dinasti Umayyah. Saat itu, panglima Qutaibah bin Muslim berhasil menaklukkan Rusia.

Qutaibah juga menyebarkan dakwahnya ke penduduk di sana untuk memeluk agama Islam. Keberhasilan Qutaibah ini dimulai pada tahun 86 H hingga 91 H, ditambah lagi usai berhasil menguasai seluruh wilayah bahkan hingga mendekati perbatasan China.

Tidak hanya menyebarkan agama Islam melalui dakwah, Qutaibah juga mendirikan masjid besar di Bukhara dengan nama Jami Qutaibah. Bahkan mengirim para ahli fiqih ke rumah-rumah warga, sekaligus mengizinkan mereka menerjemahkan Al Quran dengan bahasa yang mudah dipahami.

Umat Islam di Rusia sempat mengalami tekanan selama hampir tiga perempat abad setelah dikuasai rezim Bolshevik. Meski demikian, Islam kemudian perlahan berhasil bangkit yang terbukti dari mulai tingginya animo haji dan umrah serta minat mempelajari Al Quran di sana.

3. Inggris

Masuknya Islam di Inggris juga terlahir dari dampak perkembangan Islam di Spanyol. Khususnya, sejak pemindahan Universitas Islam Toledo di Spanyol ke Inggris.

Di Inggris ada tokoh yang disebut sangat berjasa dalam menyebarkan ilmu pengetahuan agama Islam. Ia adalah Mozarabes yang kemudian mengganti namanya menjadi Petrus Al Ponsi.

Pada masa itu, perkembangan Islam di Inggris dilakukan setiap hari libur seperti Sabtu dan Minggu. Bahkan, mulai banyak berkembang organisasi-organisasi Islam di sana yakni,

1. The Islamic Council of Europe (Majlis Islam Eropa) berfungsi sebagai pengawas kebudayaan Eropa

2. The Union of Moslem Organization (Persatuan Organisasi Islam Inggris)

3. The Asociation of British Moslems (Perhimpunan Muslim Inggris)

4. Islamic Fondation dan Moslem Institute. Keduanya bergerak di bidang penelitian, beranggotakan orang-orang Inggris dan imigran.

Diketahui, pemeluk agama Islam di Inggris tidak hanya didominasi penduduk asli. Tapi juga pendatang yang berasal dari Turki, Mesir, Cyprus, Yaman, Malaysia, imigran Arab, dan lain-lain.

Menurut catatan The Union of Moslem Organization, jumlah pemeluk Islam kurang lebih sebanyak 1,5 juta orang. Islam disebut sebagai agama nomor dua dengan penganut terbanyak setelah Kristen.

Simak Video "Inggris Menyatakan Sejumlah Wilayahnya Kekeringan"



(rah/row)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA