Tuliskan dengan cara apa saja pengawetan dengan suhu tinggi?

179 Prakarya Pengawetan secara isik merupakan proses pengawetan secara alami, yang meliputi pengawetan dengan suhu rendah pendinginan, pengawetan dengan suhu tinggi pemanasan, dan pengeringan.

a. Pengawetan dengan Suhu Rendah

Sistem pengawetan dengan suhu rendah adalah memasukkan bahan pangan pada lemari pendingin. Dalam praktiknya, proses pengawetan dengan suhu rendah ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: pendinginan cooling dengan suhu antara -2 C sampai +10 C dan pembekuan freezing dengan suhu antara -12 C sampai -24 C. Sementara itu, pembekuan cepat quick freezing dilakukan pada suhu -24 C sampai -40 C. Tanaman pangan yang disimpan dalam pendinginan cooling jika penyimpanan dilakukan di tempat yang terlalu dingin maka akan mengalami kerusakan yang sering disebut chilling injury. Pendinginan dapat mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau minggu. Pembekuan dapat mengawetkan bahan pangan untuk beberapa bulan atau kadang beberapa tahun. Prinsip pengawetan dengan pendinginan atau suhu rendah ditujukan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk dan tidak dapat membunuh bakteri, namun hanya menghambat aktivitasnya saja. Setelah bahan pangan dikeluarkan dari lemari pendingin, mikroorganisme dapat aktif kembali.

b. Pengawetan dengan Suhu Tinggi

Pengawetan dengan suhu tinggi dengan cara dipanaskan seringkali digunakan dalam memasak, misalnya merebus atau menggoreng suatu bahan makanan. Namun, seringkali kita tidak mengetahui batasan pemanasan yang dilakukan terhadap makanan. Jika pemanasannya tidak tepat, banyak nilai gizi hilang dari makanan yang dimasak tersebut. Pemanasan yang baik 180 Kelas VIII SMPMTs Semester I adalah secukupnya agar nilai gizi yang hilang tidak terlalu banyak. Dua faktor yang harus diperhatikan dalam pengawetan dengan suhu tinggi atau panas sebagai berikut. • Jumlah panas yang diberikan harus cukup untuk mematikan mikroba pembusuk dan mikroba patogen. • Jumlah panas yang digunakan tidak boleh menyebabkan penurunan gizi dan cita rasa makanan. Jumlah panas yang diberikan dalam proses pengolahan pangan tidak boleh lebih dari jumlah minimal panas yang dibutuhkan untuk membunuh mikroba tersebut. Dalam proses pemanasan, ada hubungan antara panas dan waktu, yaitu jika suhu yang digunakan rendah, maka waktu pemanasan harus lebih lama. Jika suhu tinggi, waktu pemanasan singkat. Berdasarkan penggunaan suhu, waktu, dan tujuan pe- manasan, proses pemanasan dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu proses pasteurisasi dan sterilisasi. 1 Sterilisasi Sterilisasi berarti mem- bebas kan bahan dari semua mikroba karena be be ra- pa spora bakteri relatif l e b i h t a h a n t e r h a d a p panas. Sterilisasi biasanya dilakukan pada suhu yang tinggi, misalnya 121 C 250 F selama 15 menit. Pada makanan dikenal istilah sterilisasi komersial. Sterilisasi komersial adalah sterilisasi yang biasanya dilakukan terhadap sebagian besar pangan di dalam kaleng atau botol. Makanan yang steril secara komersial berarti semua mikroba penyebab penyakit dan pembentuk racun toksin dalam makanan Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 5.11. Sterilisasi 181 Prakarya tersebut telah dimatikan, demikian juga semua mikroba pembusuk. Dengan demikian, produk pangan yang telah mengalami sterilisasi akan mempunyai daya awet yang tinggi yaitu beberapa bulan sampai beberapa tahun. Pengalenganpembotolan adalah suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipak secara hermetis kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya dalam suatu wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua mikroba patogen penyebab penyakit dan pembusuk. Pengalengan secara hermetis memungkinkan makanan dapat terhindar dari kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa. 2 Pasteurisasi Pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan bahan pangan pada suhu di bawah titik didih air di bawah 100 C dengan tujuan untuk mengurangi populasi mikroorganisme pembusuk. Jadi, bahan pangan yang dipasteurisasi tersebut akan mempunyai daya awet beberapa hari misalnya produk susu pasteurisasi sampai beberapa bulan misalnya produk sari buah pasteurisasi. Walaupun proses ini hanya mampu membunuh sebagian populasi mikroorganisme, namun pasteurisasi ini sering diaplikasikan terutama jika dikhawatirkan bahwa penggunaan panas yang lebih tinggi akan menyebabkan terjadinya kerusakan mutu misalnya pada susu. Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 5.12. Pasteurisasi 182 Kelas VIII SMPMTs Semester I Tujuan utama proses pemanasan hanyalah untuk membunuh mikroorganisme patogen penyebab penyakit, misalnya pada susu atau inaktivasi menghentikan aktivitas enzim-enzim yang dapat merusak mutu misalnya pada sari buah. Makanan yang dipasteurisasi tidak dapat menye- babkan penyakit tetapi mempunyai masa simpan terbatas yang disebabkan mikroba nonpatogen dan pembusuk masih ada dan dapat berkembang biak. Oleh karena itu, pasteurisasi biasanya disertai dengan cara pengawetan lain, misalnya makanan yang dipasteurisasi kemudian disimpan dengan cara pendinginan di dalam lemari pendingin. 3 Blanching Blanching adalah proses perlakuan pemanasan awal yang biasanya dilaku- kan pada bahan nabati segar sebelum m e n g a l a m i p ro s e s p e m b e k u a n , penge ringan atau pengalengan. Blanching akan mematikan beberapa bakteri dan mendeaktivasi enzim yang menyebabkan pembusukan pada makanan. Blanching bermanfaat untuk mempermudah proses pengupasan kulit pada buah atau kacang-kacangan dan untuk menunjang tampilan warna dari beberapa sayuran terutama hijau sehingga kloroilnya tidak hilang dan tetap segar. Blanching biasanya dilakukan pada suhu 100 o C selama beberapa menit dengan cara perebusan dan pengukusan. Contoh proses blanching yaitu mencelupkan bahan pangan nabati di dalam air mendidih selama 3 sampai 5 menit atau mengukusnya selama 3 sampai 5 menit. Kemudian, Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 5.13 Blanching 183 Prakarya segera dilanjutkan proses pendinginan dengan cara dibenamkan ke dalam air es selama beberapa waktu. Biasanya lama waktu untuk proses pendinginan sama dengan lama waktu yang digunakan untuk blanching. Waktu pendinginan ini tidak boleh terlalu lama, karena dapat menyebabkan meningkatnya kehilangan komponen larut air lisis ke dalam air pendingin. Untuk meminimalkan kehilangan komponen larut air lisis ke dalam air pendingin, maka proses pendinginan dapat dilakukan dengan menggunakan udara dingin sebagai media pendinginnya. Pendinginan bertujuan untuk mencegah pelunakan jaringan yang berlebihan sekaligus dan sebagai proses pencucian setelah blanching. Setiap bahan pangan memiliki waktu proses blanching yang berbeda-beda untuk inaktivasi enzim, yaitu tergantung pada jenis bahan, metode blanching yang digunakan, ukuran bahan, dan suhu media pemanas yang digunakan. Info Metode pengawetan dengan cara pengalengan ditemukan oleh Nicholas Appert, seorang ilmuwan Prancis. Pengalengan makanan merupakan suatu cara pengawetan bahan makanan yang dikemas secara hermetis dan kemudian disterilkan. Pengemasan secara hermetis adalah penutupan kaleng yang sangat rapat sehingga tidak dapat ditembus oleh udara, air, kerusakan akibat oksidasi, ataupun perubahan cita rasa. Pengalengan hermetis hermetic menggunakan wadah berupa kaleng, gelas, atau aluminium.

c. Pengawetan dengan Pengeringan

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 8 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 12 to 17 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 21 to 31 are not shown in this preview.

Jakarta -

Pengawetan makanan adalah upaya yang dilakukan guna mengawetkan makanan atau bahan makanan agar dapat disimpan lebih lama. Dengan begitu, makanan atau bahan yang diawetkan dapat digunakan dan dimakan kapanpun tanpa perlu dihabiskan sekaligus.

Awalnya, teknik pengawetan makanan hanya dapat dilakukan dengan cara-cara tradisional. Seiring berjalannya waktu, teknik pengawetan makan dapat dilakukan dengan cara modern dan dengan bantuan teknologi modern, sebagaimana tertulis dalam buku Terampil Berkreasi Keterampilan untuk Kelas VII SMP oleh Nanang Subarnas.

Teknik pengawetan tradisional merupakan cara mengawetkan makanan yang sudah dilakukan turun-temurun. Umumnya, teknik ini dilakukan dengan cara yang mudah dan sederhana serta memanfaatkan alat-alat yang sederhana pula.

Sementara itu, teknik pengawetan modern merupakan teknik pengawetan yang biasanya dilakukan di pabrik-pabrik besar. Teknik pengawetan modern dapat menjadikan makanan lebih berkualitas dan awet lebih lama.

Walaupun demikian, teknik pengawetan makanan tradisional tetap digunakan hingga saat ini karena tekniknya lebih sederhana. Teknik ini dapat dilakukan di mana saja dan dengan alat-alat seadanya.

Tujuan Pengawetan Makanan

Pengawetan makanan memiliki nilai penting bagi para pedagang makanan. Apabila makanan yang dijual memiliki keawetan yang lama, maka akan semakin besar keuntungan yang didapat. Sebab, makanan tersebut dapat dijual dalam waktu lama.

Adapun tujuan mengawetkan makanan sebagai berikut:

  • Membuang atau mengurangi kadar air yang terdapat pada makanan dengan cara menjemurnya
  • Mempertahankan kekeringan makanan dengan cara menyimpannya di tempat kedap udara
  • Mempertahankan kesegaran makanan dengan cara mendinginkannya di tempat dingin
  • Mencegah terjadinya pembusukan dengan cara memberinya ramuan atau bahan pengawet

Makanan atau bahan makanan yang melalui proses pengawetan sempurna akan memiliki rasa yang tetap enak walaupun sudah dibuat beberapa bulan sebelumnya. Semakin baik proses pengawetan makanan, maka akan semakin tahan lama dan tetap enak rasanya.

Teknik Pengawetan Makanan

Berikut beberapa teknik pengawetan makanan, seperti disebutkan dalam buku Bahan Ajar Kimia Pangan Konstruktivisme oleh A. Rachman Ibrahim dkk:

1. Pendinginan dan Pembekuan

Pendinginan adalah teknik pengawetan yang dilakukan dengan menyimpan makanan di atas suhu pembekuan bahan, yakni -2°C sampai 10°C. Umumnya, teknik pendinginan dapat mengawetkan makanan selama beberapa hari atau minggu, bergantung pada jenis makanan yang diawetkan.

Sementara itu, teknik pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan di tempat pembekuan dengan suhu 12°C sampai -24°C. Adapun teknik pembekuan yang lebih cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu -24°C sampai -40°C.

Berbeda dari pendinginan, pembekuan dapat mengawetkan makanan lebih lama, yakni bulanan bahkan tahunan. Namun perlu diketahui bahwa makanan juga dapat membusuk jika disimpan di tempat dengan suhu yang terlalu rendah.

Jika makanan yang diawetkan dengan cara dibekukan sewaktu-waktu dikeluarkan hingga mencair, maka bakteri pembusukannya akan kembali bekerja. Sebab, pengawetan makanan dengan suhu rendah tidak dapat membunuh mikroorganisme di dalam makanan tersebut.

2. Pemanasan

Tidak hanya pendinginan dan pembekuan, teknik pemanasan juga dapat dilakukan untuk mengawetkan dan mengolah makanan. Penggunaan suhu tinggi pada teknik pengawetan dapat dibedakan menjadi tiga, yakni blanching, pasteurisasi, dan sterilisasi.

Dalam industri pangan, terkadang ketiga teknik tersebut digunakan secara bersamaan agar saling mendukung tahap-tahap pengolahan. Namun, teknik pemanasan dapat dilakukan secara terpisah dalam industri rumah tangga atau konvensional. Teknik ini juga dapat dilakukan dalam kegiatan rumah tangga.

3. Pengeringan

Teknik pengawetan pengeringan dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Contoh teknik pengeringan adalah pembuatan ikan asin, penjemuran kerupuk, dan lain-lain.

Teknik pengeringan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pengeringan dengan memanfaatkan sinar matahari dan pengeringan dengan simulasi panas di bawah suhu terkendali di ruangan khusus yang disebut dengan dehidrasi.

Teknik dehidrasi biasanya digunakan pada makanan seperti daging dan ikan. Teknik ini juga dapat digunakan pada buah-buahan dan sayur-sayuran.

Produksi buah dan sayuran akan lebih ringan apabila dikeringkan karena kadar air berkurang menjadi 10-15%. Pengurangan kadar air ini menjadikan mikroorganisme terhambat dan tidak aktif. Namun, teknik pengeringan lebih lanjut tidak disarankan karena dapat membuat makanan menjadi rapuh.

4. Pengemasan

Pengemasan juga termasuk teknik pengawetan makanan yang dilakukan guna mencegah kerusakan mekanis, perubahan kadar air, dan gangguan dari benda luar.

Dewasa ini, teknologi pengemasan modern sudah sangat maju dengan memanfaatkan berbagai macam alat, seperti karton, kayu, gelas, dan metal sebagai pembungkus primer. Ada juga jenis-jenis pengepakan seperti tetrapak, tetabrik, dan tetraking yang merupakan teknologi baru bagi produk cair yang dapat dikemas dengan keadaan aseptis steril.

5. Pengalengan

Teknik pengalengan merupakan cara pengolahan yang dilakukan dengan menggunakan suhu sterilisasi (110oC-120oC). Tujuannya adalah menyelamatkan makanan dari proses pembusukan.

Makanan dikemas dalam kaleng secara hermetis, yakni penutupan yang sangat rapat sehingga tidak dapat ditembus mikroba, udara, air, dan benda asing. Salah satu jenis makanan yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah olahan ikan.

6. Fermentasi

Berbeda dari teknik pengawetan lainnya yang bertujuan menghambat atau membunuh mikroba, fermentasi justru bertujuan sebaliknya. Fermentasi dilakukan dengan memanfaatkan mikroba tertentu guna menghasilkan asam atau komponen lainnya agar menghambat mikroba perusak. Karenanya, proses fermentasi dilakukan tanpa oksigen.

Fermentasi juga dapat diartikan sebagai proses pemecah bahan organik oleh mikroorganisme untuk menghasilkan komponen yang diinginkan. Beberapa fungsi fermentasi adalah memperbaiki tekstur dan meningkatkan kualitas. Teknik ini umumnya tidak membutuhkan biaya yang besar.

7. Penggunaan bahan kimia

Teknik pengawetan makanan yang terakhir adalah pengawetan dengan bahan kimia. Contoh bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengawetkan makanan adalah cuka, asam asetat, fungisida, antioksidan, in package desiccant, ethylene absorbent, wax emulsion, dan growth regulatory.

Bahan kimia dapat digunakan untuk melindungi buah dan sayuran dari ancaman kerusakan setelah panen. Karena itu, penggunaan bahan kimia juga dapat memperpanjang kesegarannya.

Simak Video "Misteri Orang Jawa Suka Makanan Manis"


[Gambas:Video 20detik]
(twu/twu)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA