tirto.id - Konjungsi (kata hubung) merupakan kata atau ungkapan yang berfungsi sebagai penghubung antarkata, antarklausa, atau antarkalimat. Penggunaan konjungsi dalam sebuah kalimat atau paragraf berfungsi agar susunan kata atau kalimat memiliki koherensi (keterkaitan). Selain itu, konjungsi juga didefinisikan sebagai kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, misalnya kata dengan kata, frasa dengan frasa, dan klausa dengan klausa, demikian dikutip dari buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (1998) terbitan Balai Pustaka. Mengutip buku EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan (2008) yang ditulis Ernawati Waridah, kata hubung terbagi menjadi lima kelompok sesuai fungsinya. Lima kelompok tersebut adalah kata hubung koordinatif, subordnatif, korelatif, antarkalimat, dan antarparagraf.
Lima kelompok yang dijelaskan buku tersebut sebenarnya adalah pemekaran dari tiga kelompok fungsi konjungsi, yaitu konjungsi intra-kalimat, antar-kalimat, dan antar-paragraf. Konjungsi intra-kalimat kemudian dipecah kembali menurut fungsinya menjadi konjungsi koordinatif, subordinatif, dan korelatif.
Macam-macam Konjungsi (Kata Hubung) 1. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah kata hubung yang digunakan untuk menggabungkan dua klausa yang berkedudukan setara. Konjungsi koordinatif menghasilkan kalimat majemuk setara. Konjungsi yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
2. Konjungsi Subordinatif Konjungsi subordinatif merupakan kata penghubung untuk menggabungkan dua klausa atau lebih yang memiliki hubungan bertingkat. Konjungsi subordinatif menghasilkan kalimat majemuk bertingkat. Kata hubung yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
Infografik SC Macam-Macam Kata Hubung (Konjungsi). tirto.id/Fuad 3. Konjungsi Korelatif Konjungsi korelatif merupakan kata penghubung yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa, di mana kedua unsur tersebut memiliki fungsi sintaksis yang sama (sama-sama subjek, misalnya). Konjungsi yang masuk dalam kelompok ini antara lain:
4. Konjungsi Antarkalimat Konjungsi juga dibagi dalam kelompok berdasarkan satuan bahasa tempat konjungsi digunakan. Konjungsi untuk menggabungkan dua kalimat berbeda dengan konjungsi untuk menggabungkan dua paragraf. Kata hubung yang termasuk dalam kelompok konjungsi antarkalimat antara lain:
5. Konjungsi Antarparagraf Konjungsi antarparagraf dapat pula dibedakan berdasarkan fungsinya. Kata hubung antarparagraf yang termasuk kelompok ini antara lain:
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
KONJUNGSI
atau
tulisan menarik lainnya
Rizal Amril Yahya
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
Bola.com, Jakarta - Kalimat majemuk bertingkat adalah jenis kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa dan hubungan antarklausa pembentuknya tidak setara, klausa yang satu merupakan bagian dari klausa lainnya. Jadi, satu di antara unsur dalam kalimat majemuk bertingkat ada yang menduduki induk kalimat sedangkan unsur lainnya sebagai anak kalimat. Induk kalimat dapat berdiri sendiri dan merupakan inti dalam kalimat yang ingin dijelaskan. Sedangkan anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri karena merupakan pendukung atau pelengkap dari inti kalimat. Posisi induk kalimat tidak selalu harus berada di awal kalimat, bisa juga berada di belakang mengikuti anak kalimat. Hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk bertingkat juga ditandai dengan adanya konjungsi. Adapun konjungsi yang menghubungkan antarklausa dalam kalimat majemuk bertingkat antara lain: bahwa, ketika, sebelum, karena, asal, dan sebagainya Berikut ini kumpulan contoh kalimat majemuk bertingkat yang perlu dipahami, seperti dilansir dari laman dosenpendidikan.co.id, Kamis (2/9/2021).
1. Ayahku pulang dari Jakarta saat malam hari tiba. 2. Ibuku memintaku untuk cepat pulang sebelum hujan turun. 3. Hidupnya telah berubah secara dramatis sejak ia menjadi pengedar narkoba dan pecandu. 4. Dia sudah meninggalkan rumahnya sebelum fajar menyingsing. 5. Dia sering menangis ketika teringat ibunya yang tidak pernah pulang.
1. Warga bekerja sama membersihkan selokan dan halaman rumah agar nyamuk tidak berkembang biak. 2. Kakak menambahkan aksesoris di rambutnya agar terkesan lebih anggun. 3. Ibu membawakannya payung agar ia tidak kehujanan. 4. Ayah menambahkan gula ke kopinya supaya terasa lebih manis. 5. Ani mencuci tas sekolahnya supaya terlihat bersih.
1. Ayah ingin membeli mobil baru jika ayah dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. 2. Kita akan mengalami kerugian besar apabila produk kita gagal di pasaran. 3. Ibu tidak semarah itu seandainya ia meminta maaf. 4. Tidak ada barang yang ketinggalan asalkan kau menyusunnya dengan teliti. 5. Semua pekerjaan itu selesai dalam sekejap asalkan semua orang bergotong royong mengerjakannya.
1. Berdiam diri lebih baik daripada bergosip membicarakan orang lain. 2. Setiap hari dua bersaudara itu bertengkar ibarat anjing dan kucing. 3. Ayu sangat mirip dengan ibunya seperti pinang dibelah dua. 4. Semangatnya menyala-nyala laksana kobaran api. 5. Sifat saudara kembar itu sangat berbeda bagaikan bumi dan langit.
1. Beberapa hari terakhir gelombang besar menghantam perahu nelayan sehingga mereka tidak berani melaut. 2. Kakak bermain games sampai larut malam sehingga kakak sering tertidur di kelas. 3. Ayu adalah anak tunggal di keluarganya, oleh karena itu ia sangat dimanja orangtuanya. 4. Lingkungan yang kotor menyebabkan terjangkitnya banyak penyakit, oleh karena itu kita harus menjaga kebersihan. 5. Banyak anak sekolah yang menjadi pecandu narkoba, oleh karena itu tugas kita semua untuk memeranginya
1. Setiap hari ia terlambat masuk sekolah padahal jarak rumahnya hanya sejengkal. 2. BMG meramalkan hari ini hujan lebat, kenyataannya sepanjang hari ini panas menyengat. 3. Polisi merupakan aparat pengayom bagi masyarakat, faktanya di lapangan beberapa oknum melakukan pemerasan. 4. Konglomerat itu hidup sederhana padahal ia bergelimpangan harta. 5. Pihak kelurahan itu mengatakan mengurus KTP cukup satu hari, kenyataannya sudah seminggu KTP-ku belum ada kabar beritanya.
1. Pencuri masuk ke rumah mewah itu dengan mengendap-ngendap. 2. Dinding kamarku kotor berantakan karena adik mencoretnya dengan crayon. 3. Menghadapi terjangan air laut, penduduk menahan tanggul dengan karung yang diisi pasir. 4. Pesta pernikahannya dirayakan dengan megah dan mewah. 5. Berjam-jam guru itu memeriksa hasil ulangan muridnya dengan teliti.
1. Akbar Risuddin adalah bayi terbesar yang lahir di Sumut bahkan terbesar di Indonesia. 2. Kepala sekolah mengumumkan bahwa tahun ini seluruh siswa lulus ujian negara. 3. Surat edaran kelurahan memberitahukan bahwa minggu depan seluruh warga ikut kerja bakti di lingkungan masing-masing. 4. Ayah memberi kabar bahwa tahun depan ayah akan pensiun dini, 5. Pemuda itu mengatakan bahwa di perempatan lampu merah sana terjadi kecelakaan.
1. Pemenang lomba matematika tingkat kabupaten minggu lalu adalah gadis yang memakai kacamata tebal itu. 2. Petani menyemaikan bibit unggul yang diberikan pemerintah bulan lalu. 3. Para orang tua sibuk merias anak-anaknya yang mengikuti karnaval batik tadi sore. 4. Orang yang mondar-mandir di depan rumah pak RT tadi sedang mencari alamat. 5. Pak satpam memarahi anak yang membuang sampah di depan pagar rumah itu.
1. Hatinya sedih pilu seolah-olah di iris sebilah bambu. 2. Hidupnya hancur berantakan seolah-olah dunia sudah kiamat. 3. Anak kecil itu mengangguk-angguk seolah-olah ia mengerti apa yang dikatakan ibunya. 4. Setelah peristiwa kemarin itu, ia diam seribu bahasa seolah-olah tak terjadi apa pun. 5. Sejak kematian kedua orang tuanya, seakan-akan hidupnya telah terengut dari dunia ini.
1. Malam itu ia tetap pergi, walaupun ibu sudah melarangnya. 2. Banyak pegguna jalan yang menyeberang sembarangan, meskipun sudah dibangun jembatan penyeberangan. 3. Orang tua itu tidak mau mengungsi biarpun badai sudah memporak porandakan tempat tinggalnya. 4. Ia tetap berjuang untuk sembuh, kendatipun dokter mengatakan sudah tidak ada harapan lagi. 5. Amir menganti kerugian pedagang itu sungguhpun ia tak tahu apa yang terjadi. Sumber: Dosenpendidikan |