Surat kabar pertama yang terbit di Indonesia adalah brainly

Surat kabar pertama yang terbit di Indonesia adalah brainly

Jawaban:

Soeara Asia yang terbit di Surabaya dan Tjahaya yang terbit di Bandung adalah surat kabar pertama yang menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia. Soeara Asia menerbitkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia

Surat kabar pertama yang terbit di Indonesia adalah brainly

Jawaban:

indonesia merdeka hore hore

surat kabar yang pertama kali memberitakan berita proklamasi adalah surat kabar Tjahaja yang terbit di Bandung dan surat kabar Soeara Asia yang terbit di Surabaya.

Koran atau surat kabar pertama kali diterbitkan oleh siapa?

Zaman Belanda Pada tahun 1744 dilakukanlah percobaan pertama untuk menerbitkan media massa dengan diterbitkannya surat kabar pertama pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Imhoff dengan nama Bataviasche Nouvelles, tetapi surat kabar ini hanya mempunyai masa hidup selama dua tahun.

Kapan surat kabar pertama kali dicetak?

Johan Carolus yang berkebangsaan Jerman, mencetak surat kabar pertama, yaitu “Relation aller Furnemmen und gedenckwurdigen Historien” (Collection of all distinguished and commemorable news). Diterbitkan tahun 1605, di Strasbourg, Alsace, Prancis. Bentuknya masih berupa pamflet, dan dikenal dengan Petisi Carolus.

Bagaimana bentuk koran pertama Indonesia?

Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnemente atau sering disingkat sebagai Bataviasche Nouvelles adalah surat kabar modern pertama yang terbit di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Koran berbahasa Belanda itu terbit pertama kali pada 7 Agustus 1744 di Batavia (sekarang Jakarta).

Apa nama surat kabar yang memuat berita proklamasi kemerdekaan Indonesia brainly?

Jawaban. Jawaban: surat kabar pertama yang menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia. Soeara Asia menerbitkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 18 Agustus 1945.

Dimana berita proklamasi kemerdekaan diberitakan?

Di Surabaya, Kantor Berita Domei yang bertugas menerbitkan informasi mengenai proklamasi juga menyampaikannya kepada sebuah kantor surat kabar bernama Soeara Asia yang bersebelahan. Kemudian melalui Soeara Asia menerbitkan surat kabar berisi berita proklamasi kemerdekaan.

Surat kabar Asia dipimpin oleh siapa?

Fadjar Asia merupakan surat kabar yang terbit pertama kali pada 5 Januari 1923. Koran ini merupakan corong dari Partai Serikat Islam. Media ini dikelola oleh HOS Tjokroaminoto, KH Agus Salim, dan Kartosoewirjo.

Apa nama surat kabar yang pertama terbit di Indonesia?

Di Indonesia sendiri, surat kabar pertama yang muncul bernama Bataviasche Nouvelles, terbit selama dua tahun, 1744 hingga 1746. Surat kabar tersebut diterbitkan pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Imhoff.

Dimana koran pertama kali ditemukan?

Sedangkan koran cetak pertama adalah Di Bao (Ti-pao) tahun 700an di Cina. Metode Pencetakannya menggunakan balok kayu, yang dipahat aksara cina. Bentuk koran berikutnya masih amat sederhana: Newsletter dan buku berita, di tahun 1400an. Beritanya kebih banyak berkaitan dengan dunia bisnis para bankir dan pedagang eropa.

Kapan ditemukan koran?

Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guternberg di Jerman. Pada tahun 1828 di Jakarta diterbitkan Javasche Courant yang isinya memuat berita resmi pemerintahan. Lalu di Surabaya pada tahun 1835 terbit Soerabajasch Advertentiebland.

Kapan koran ditemukan?

Pers Pertama jaman Hindia Belanda lahir di Batavia apa nama koran tersebut?

Lahirnya Pers Indonesia Baru setelah Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff menjabat, terbitlah surat kabar “Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementen” yang artinya “Berita dan Penalaran Politik Batavia” pada 7 Agustus 1744.

Apa yang dilakukan oleh bangsa Indonesia agar berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai ke semua penjuru Indonesia?

Penyebaran proklamasi kemerdekaan tidak hanya lewat media seperti surat kabar dan radio, tapi juga melalui pemasangan pamflet poster, dan spanduk. Media tersebut dipasang dan ditempel dibergai penjuru kota. Seperti ditempel pada tembok- tembok dan gerbong-gerbong kereta api.

Siapakah yang menyiarkan berita proklamasi melalui radio Domei?

Namanya memang tidak setenar Soekarno ataupun Bung Hatta. Namun, jasa Jusuf Ronodipuro yang menyebarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ke seluruh penjuru dunia sangatlah besar.

Negara manakah yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia?

Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, negara Mesir menjadi negara pertama yang memberikan pengakuan kemerdekaan kepada Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Kenyataan tersebut tercantum dalam buku karangan Lukman Hakiem yang berjudul Merawat Indonesia.

Surat kabar pertama yang terbit di Indonesia adalah brainly
Medan Prijaji

Halaman depan terbitan 2 April 1910

Frekuensi

  • Mingguan (1907–1910)
  • Harian (1910–1912)

PendiriTirto Adhi SoerjoDidirikan1907Terbitan pertama1 Januari 1907 (1907-01-01)Terbitan terakhir3 Januari 1912 (1912-1-3)PerusahaanNV Javaansche Boekhandel en Drukkerij en handel in schrijfbehoeften "Medan Prijaji"NegaraHindia BelandaBerpusat diBataviaBahasaIndonesiaOCLC number223728651

Medan Prijaji (EYD: Medan Priyayi) adalah surat kabar berbahasa Melayu yang terbit di Bandung pada 1 Januari 1907 hingga Januari 1912.[1] Surat kabar yang didirikan oleh Tirto Adhi Soerjo ini dikenal sebagai surat kabar nasional pertama karena menggunakan bahasa Melayu (bahasa Indonesia). Seluruh pekerjanya (mulai dari pengasuh, percetakan, penerbitan, dan wartawannya) adalah pribumi sehingga Medan Prijaji menjadi surat kabar pertama yang dikelola pribumi secara mandiri. Medan Prijaji juga disebut sebagai pelopor dari jurnalisme advokasi.[2]

Sejarah

Pendirian

Sebelum menerbitkan Medan Prijaji, Tirto Adhi Soerjo bersama H.M. Arsad dan Oesman mendirikan badan hukum yang dinamakan NV (Naamloze Vennootschap) Javaansche Boekhandel en Drukkerij en handel in schrijfbehoeften "Medan Prijaji" pada Januari 1904. Medan Prijaji berlokasi di Jalan Naripan, Bandung, Jawa Barat. Tepatnya di Gedung Kebudayaan (sekarang Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan atau biasa disingkat sebagai YPK). Badan hukum tersebut dicatat sebagai NV pribumi pertama dan sekaligus NV pers pertama dengan modal sebesar 75.000 gulden Belanda yang terdiri atas 3.000 lembar saham. Dengan dana tersebut terbitlah Medan Prijaji dengan format mingguan yang terbit setiap hari Sabtu.[1]

Medan Prijaji didirikan sebagai bentuk perlawanan Tirto Adhi Soerjo terhadap pemerintahan Hindia Belanda yang pada saat itu berusaha menyebarkan pandangan tunggal kolonialnya.[3] Misi dari surat kabar ini adalah membela nasib rakyat dan kritis terhadap pemerintahan Hindia Belanda.[4] Maka dari itu, suara surat kabar ini memuat banyak kritik pedas bagi pemerintah dan alamat pengaduan bagi setiap pribumi yang diperlakukan tidak adil oleh kekuasaan. Oleh karena itu, koran ini memerlukan usaha mandiri untuk melakukan pencetakan.

Dengan pengetahuan dan pengalaman niaganya, calon pelanggan diwajibkan untuk membayar uang muka berlangganan selama satu kuartal, setengah, atau satu tahun terlebih dahulu, yang saat ini kita kenal dengan sebutan saham. Lalu, dilakukan perbincangan dengan Inlands Bestuur yang tertarik dengan gagasannya. Dua orang penyumbang dana besarnya adalah Bupati Cianjur saat itu, Raden Aria Adipati Prawiradiredja I, dan Sultan Bacan, Oesman Sjah. Masing-masing dari mereka menyumbang 1.000 gulden dan 500 gulden.

Edisi pertama

Ketika pertama kali diterbitkan di Bandung pada 1 Januari 1907,[5] Medan Prijaji mencantumkan moto di bawah namanya, yang dituliskan sebagai berikut.

"Ja'ni swara bagai sekalijan Radja2. Bangsawan Asali dan fikiran dan saoedagar2 Anaknegri. Lid2 Gemeente dan Gewestelijke Raden dan saoedagar bangsa jang terperentah lainnja."[4]

Surat kabar yang berukuran seperti buku atau jurnal mungil tersebut dicetak di percetakan Khong Tjeng Bie, Pancoran, Betawi. Selain itu di halaman muka edisi perdana tertulis delapan asas yang diturunkan Tirto Adhi Soerjo, antara lain memberi informasi, menjadi penyuluh keadilan, memberikan bantuan hukum, menjadi tempat bagi orang tertindas untuk mengadukan permasalahan, mencari pekerjaan terutama bagi warga Betawi, menggerakkan bangsanya untuk berorganisasi dan mengorganisasikan diri, membangunkan dan memajukan bangsanya, serta memperkuat bangsanya dengan usaha perdagangan.[3]

Menurut buku Sejarah Pers Sebangsa, disebutkan nama para pengelola Medan Prijaji. Terdapat Tirto Adhi Soerjo sebagai pemimpin redaksi. Lalu, tiga redaktur dari Bandung, yaitu A.W. Madhie, Raden Tjokromidjojo, Raden Soebroto. Kemudian, disebutkan nama dua redaktur di Bogor, yaitu R.M. Prodjodisoerjo dan R. Kartadjoemena dan seorang redaktur di Belanda, yaitu J.J. Meyer, pensiunan Asisten Residen di 's Gravenhage. Disebutkan juga beberapa jurnalis Tionghoa dan pribumi, antara lain Begelener, Hadji Moekti, dan lain-lain. Hubungan dekat Tirto Adhi Soerjo dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada masa itu, Van Heutz, mempermudah penerbitan Medan Prijaji hingga berhasil membuka badan hukum, kantor cabang, dan percetakan di Buitenzorg, Batavia, Jawa Tengah, dan Belanda.[6]

Berubah menjadi surat kabar harian

Pada tahun 1910 di Batavia, Medan Prijaji terbit setiap hari, kecuali hari Jumat, Minggu, dan hari besar. Rubrik yang paling digemari adalah surat dan jawaban serta penyuluhan hukum gratis yang disediakan Medan Prijaji kepada rakyat yang memiliki masalah. Hal inilah yang membuat koran ini berkembang. Simpati pun datang berlimpahan. Pada tahun III terbitannya, tepatnya 5 Oktober 1910, Medan Prijaji berubah menjadi surat kabar harian dengan 2.000 pelanggan. Menurut laporan Rinkes: "... untuk harian Eropa di Hindia pun sudah merupakan jumlah bagus, lebih-lebih untuk harian Melayu...."

Pada tahun IV, Medan Prijaji mulai menjadi surat kabar harian. Di bawah judulnya tertulis moto: "Orgaan boeat bangsa jang terperentah di H.O. Tempat akan memboeka swaranya Anak-Hindia." Pada masa itu, mencantumkan moto seperti itu merupakan sebuah keberanian luar biasa. Medan Prijaji pun menjadi surat kabar pembentuk pendapat umum yang berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Hindia Belanda.[7]

Permasalahan dan pencapaian

Medan Prijaji mengambil posisi sebagai corong suara publik. Sebagai aktivis pergerakan, tulisan-tulisan Tirto dalam Medan Prijaji tak pernah berbasa-basi, tapi menunjuk muka langsung. Hampir tak ada satu pun kebijakan kolonial yang dirasa memberatkan rakyat yang lolos dari pemberitaan Medan Prijaji. Di seluruh Karesidenan Jawa, Medan Prijaji telah menjadi wadah berargumen yang sangat kritis. Tahun 1909 sampai 1911 pun diketahui merupakan puncak kejayaan Medan Prijaji dalam membongkar skandal para pejabat pemerintahan.[8]

Salah satu kasus yang terkenal adalah permasalahan mengenai persekongkolan antara Aspirant Controleur Purworejo, A. Simon, dengan Wedana Tjorosentono, yang mengangkat lurah Desa Bapangan tanpa dukungan warga. Sementara kandidat pertama yang mendapat dukungan, Soerodimedjo, ditangkap dan dikenakan hukuman krakal. Melihat penyalahgunaan wewenang itu, Tirto menyebut pejabat tersebut sebagai monyet penetek atau ingusan dalam Medan prijaji No. 19, 1909. Investigasi atas kasus itu didukung 236 warga Desa Bapangan. Para warga juga mengirimkan surat kepada Tirto yang berisi dukungan pertahanan jika Tirto mendapatkan denda atas tulisannya. A. Simon yang tidak terima menuntut Tirto atas penghinaan dan penyalahgunaan kekuasaan. Meski Tirto sempat memenangkan tuntutan karena memiliki hubungan dekat dengan Van Heutz, ia kalah dengan A. Simon setelah jabatan gubernur jenderal digantikan oleh Idenburg. Tirto pun dihukum dengan dibuang ke Lampung selama dua bulan.[9][10]

Walaupun begitu, kasus tersebut membuat Medan Prijaji mendapat perhatian pers di Belanda. Tirto berkesempatan untuk berkenalan dengan anggota Majelis Rendah Belanda, Henri van Kol, dan pemuka politik etik, Conrad Theodore van Deventer, hingga dipasarkan di Eropa. Selain itu, catatan menunjukkan bahwa pada tahun 1909 Medan Prijaji telah membantu sekitar 225 orang yang terjerat kasus hukum.[8] Medan Prijaji pun merupakan model pertama dari yang kemudian disebut sebagai surat kabar pergerakan, mendahului Sarotomo, Soeloeh Indonesia, ataupun Daulat Ra'jat. Ciri khas dari Medan Prijaji terletak pada kegiatannya yang tak sekadar memberitakan sebuah peristiwa atau kebijakan yang merugikan publik, tetapi juga terjun langsung menangani kasus-kasus yang menimpa orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, Medan Prijaji disebut sebagai pelopor jurnalisme advokasi.

Edisi terakhir dan penutupan

Nomor atau edisi terakhir Medan Prijaji terbit pada 3 Januari 1912 tahun IV. Kemudian, Medan Prijaji terus diterpa berbagai masalah, salah satunya masalah finansial. Diketahui bahwa pengelolaan keuangan Medan Prijaji memang kurang bagus. Namun, masalah tersebut masih dapat teratasi dengan adanya bantuan modal dari H.M. Arsad.[9] Meski begitu, surat kabar ini kembali mendapat terjangan finansial karena berkurangnya kerjasama iklan dan saham karena pemerintah kolonial campur tangan dalam hal ini.

Tirto Adhi Soerjo juga dituntut telah menghina Bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, atas penyalahgunaan kekuasaan dengan mengangkat putranya untuk menggantikan jabatannya. Hal ini dimuat dalam terbitan 17 Mei 1911. Akhirnya Tirto dihukum dengan dibuang ke Ambon selama enam bulan. Masalah finansial yang semakin buruk membuat Medan Prijaji dinyatakan mengalami pailit. Pada 22 Agustus 1912, Medan Prijaji pun ditutup. Namun, Tirto masih harus menghadapi hukuman atas tuduhan terhadap tulisan-tulisannya. Masalahnya dengan Bupati Rembang terus berlanjut hingga ia divonis bersalah dan ia pun disandera oleh para kreditornya.[9][8]

Karya

Rubrik tetap Medan Prijaji adalah mutasi pegawai, salinan Lembaran Negara dan pasal-pasal hukum, cerita bersambung, iklan, dan surat-surat. Terkadang artikel-artikel panjang itu didesain dalam dua kolom, tetapi sebagian besar dituliskan dalam satu kolom seperti jurnal. Selain rubrik pengaduan rakyat, salah satu karya populernya adalah cerita bersambung berjudul Hikayat Siti Mariah karya Hadji Moekti yang diterbitkan pada 7 November 1910 sampai 6 Januari 1912. Bahkan, hikayat tersebut juga disebut sebagai satu-satunya karya sastra pra-Indonesia.[8]

Novel yang berkaitan

Kisah perjuangan dan kehidupan Tirto dan proses pendirian Medan Prijaji diangkat oleh Pramoedya Ananta Toer dalam buku Jejak Langkah, buku ketiga dalam Tetralogi Buru.

Referensi

  1. ^ a b "Medan Prijaji". encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. Diakses tanggal 2020-02-12. 
  2. ^ Liputan6.com (2014-02-09). "Medan Prijaji, Surat Kabar Pertama Perintis Jurnalisme Advokasi". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-05-13. 
  3. ^ a b "Surat Kabar Medan Prijaji Sang Pelopor Munculnya Pers Nasional". kumparan. Diakses tanggal 2022-05-14. 
  4. ^ a b Djaja, Wahjudi (2018). Pers dan Perjuangan Indonesia. Klaten: Cempaka Putih. hlm. 18. ISBN 978-979-662-942-8.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  5. ^ "Tirto, sang pemula yang menggerakkan bangsa melalui tulisan". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 2013-02-11. Diakses tanggal 2022-05-13. 
  6. ^ "Medan Prijaji, Medan Laga Tirto Adhi Soerjo". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2019-08-21. Diakses tanggal 2022-05-14. 
  7. ^ Redaksi (2019-11-09). "Mengenal RM Tirto Adhi Soerjo, Tokoh Pers Pemilik Medan Prijaji". jakartasatu.com. Diakses tanggal 2022-05-14. 
  8. ^ a b c d Kandi, Rosmiyati Dewi. "Senjakala Medan Prijaji yang Tutup Usia Hari Ini - Halaman 4". nasional. Diakses tanggal 2022-05-13. 
  9. ^ a b c Hakim, M. Arief (Januari 2020). Tirto Adhi Soerjo: Bapak Pers Indonesia. Bandung: Nuansa Cendekia. hlm. 25–27. ISBN 978-602-350-892-1.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  10. ^ "Galaknya Medan Prijaji bikin Belanda moentah darah". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). 2013-02-11. Diakses tanggal 2022-05-14. 

Pranala luar

  • Koran Nasional Pertama Lahir di Bandung Diarsipkan 2008-01-20 di Wayback Machine.
  • Medan Prijaji, Koran Pertama Penyuluh Semangat Kebangsaan[pranala nonaktif permanen]

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Medan_Prijaji&oldid=21103696"


Page 2

1 Januari adalah hari pertama dalam kalender Gregorian maupun kalender Julian.

1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31  

Peristiwa

1300-1600

  • 153 SM – Untuk pertama kalinya, konsul Romawi memulai tahun mereka di kantor pada 1 Januari.[1]
  • 45 SM – Kalender Julian mulai berlaku sebagai kalender sipil Kekaisaran Romawi, menetapkan 1 Januari sebagai tanggal baru tahun baru.[2]
  • 42 SM – Senat Romawi secara anumerta mendewakan Julius Caesar.[3]
  • 193 – Senat memilih Pertinax di luar keinginannya untuk menggantikan Commodus sebagai Kaisar Romawi.[4]
  • 404 – Saint Telemachus mencoba menghentikan pertarungan gladiatorial di amphitheater Romawi, dan dirajam sampai mati oleh orang banyak. Tindakan ini mengesankan Kaisar Kristen Honorius, yang mengeluarkan larangan bersejarah pada pertarungan gladiator.[5]
  • 417 – Kaisar Honorius memaksa Galla Placidia menikah dengan Constantius, jenderalnya yang terkenal (magister militum) (kemungkinan).[6]
  • 1001 – Pangeran Agung Stephen I dari Hongaria dinobatkan sebagai Raja Hongaria pertama oleh Paus Sylvester II (kemungkinan).[7]
  • 1068 – Romanos IV Diogenes menikah dengan Eudokia Makrembolitissa dan dimahkotai Kaisar Bizantium.[8]
  • 1259 – Michael VIII Palaiologos diproklamasikan sebagai kaisar bersama Kekaisaran Nicea dengan perwalian John IV Laskaris.[9]
  • 1438 – Albert II dari Habsburg dinobatkan sebagai Raja Hongaria.[10]
  • 1500 – Penjelajah Portugis Pedro Alvarez Cabral menemukan pantai Brasil.[11]
  • 1502 – Lokasi yang saat ini menjadi Rio de Janeiro, Brasil, pertama kali dijelajahi oleh Portugis.[12]
  • 1515 – Francis, Adipati Brittany yang berusia dua puluh tahun, menggantikan takhta Prancis setelah kematian ayah mertuanya, Louis XII.[13]
  • 1527 – Bangsawan Kroasia memilih Ferdinand I, Adipati Agung Austria sebagai Raja Kroasia dalam pemilihan 1527 di Cetin.[14]

1601–1900

  • 1600 – Skotlandia mengakui 1 Januari sebagai awal tahun, bukan 25 Maret.[15]
  • 1604 – The Mask of Indian and China Knights dibawakan oleh punggawa James VI dan I di Hampton Court.[16]
  • 1651 – Charles II dinobatkan sebagai Raja Skotlandia.[17]
  • 1700 – Rusia mulai menggunakan era Anno Domini alih-alih era Anno Mundi peninggalan Kekaisaran Bizantium.[18]
  • 1707 – John V diproklamasikan sebagai Raja Portugal dan Algarves di Lisbon.[19]
  • 1739 – Pulau Bouvet, pulau terjauh di dunia, ditemukan oleh penjelajah Prancis Jean-Baptiste Charles Bouvet de Lozier.[20]
  • 1772 – Cek perjalanan pertama, yang dapat digunakan di 90 kota di Eropa, diterbitkan oleh London Credit Exchange Company.[21]
  • 1773 –Himne yang kemudian dikenal sebagai "Amazing Grace", kemudian berjudul "1 Chronicles 17:16–17", pertama kali digunakan untuk mengiringi khotbah yang dipimpin oleh John Newton di kota Olney, Buckinghamshire, Inggris.[22]
  • 1776 – Perang Revolusi Amerika: Norfolk, Virginia dibakar oleh gabungan aksi Angkatan Laut Kerajaan dan Tentara Kontinental.[23]
  • 1776 – Jenderal George Washington mengibarkan bendera Amerika Serikat pertama, Grand Union Flag, di Prospect Hill.[24]
  • 1781 – Perang Revolusi Amerika: Seribu lima ratus tentara Resimen Pennsylvania ke-6 di bawah komando Jenderal Anthony Wayne memberontak melawan kamp musim dingin Tentara Kontinental di Morristown, New Jersey dalam Pemberontakan Garis Pennsylvania tahun 1781.[25]
  • 1788 – Edisi pertama The Times London, sebelumnya The Daily Universal Register, diterbitkan.[26]
  • 1801 – Persatuan legislatif Kerajaan Britania Raya dan Kerajaan Irlandia selesai, dan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia diproklamasikan.[27]
  • 1801 – Ceres, objek terbesar dan pertama yang diketahui di Sabuk Asteroid, ditemukan oleh Giuseppe Piazzi.[28]
  • 1804 – Kekuasaan Prancis berakhir di Haiti. Haiti menjadi republik mayoritas kulit hitam pertama dan negara merdeka kedua di Amerika Utara setelah Amerika Serikat.[29]
  • 1806 – Kalender Republik Prancis dihapuskan.[30]
  • 1808 – Amerika Serikat melarang impor budak.[31]
  • 1810 – Mayor Jenderal Lachlan Macquarie resmi menjadi Gubernur New South Wales.[32]
  • 1822 – Konstitusi Yunani tahun 1822 diadopsi oleh Majelis Nasional Pertama di Epidaurus.[33]
  • 1834 – Sebagian besar Jerman membentuk Zollverein serikat pabean, serikat semacam ini yang pertama antara negara-negara berdaulat.[34]
  • 1847 – "Mercy" Hospital pertama di dunia didirikan di Pittsburgh, Amerika Serikat, oleh sekelompok Sisters of Mercy dari Irlandia;[35] namanya akan terus menghiasi lebih dari 30 rumah sakit besar di seluruh dunia.
  • 1860 – Prangko Polandia pertama diterbitkan, menggantikan Prangko Rusia yang sebelumnya digunakan.[36]
  • 1861 – Pasukan liberal yang mendukung Benito Juárez memasuki Kota Meksiko.[37]
  • 1863 – Perang Saudara Amerika: Proklamasi Emansipasi berlaku di wilayah Konfederasi.[38]
  • 1877 – Ratu Victoria dari Kerajaan Inggris diproklamasikan sebagai Permaisuri India.[39]
  • 1885 – Dua puluh lima negara mengadopsi proposal Sandford Fleming untuk waktu standar (juga merupakan zona waktu).[40]
  • 1890 – Eritrea dikonsolidasikan menjadi koloni oleh pemerintah Italia.[41]
  • 1892 – Pulau Ellis mulai memproses imigran ke Amerika Serikat.[42]
  • 1898 – New York, New York mencaplok tanah dari county di sekitarnya, menciptakan City of Greater New York. Empat borough pertamanya, Manhattan, Brooklyn, Queens, dan The Bronx, bergabung pada 25 Januari dalam Staten Island untuk menciptakan kota modern dari lima borough.
  • 1899 – Kekuasaan Spanyol berakhir di Kuba.[43]
  • 1900 – Nigeria menjadi protektorat Inggris dengan Frederick Lugard sebagai komisaris tinggi.[44]

1901–2000

  • 1912 – Republik Tiongkok dideklarasikan sebagai sebuah negara.
  • 1915 – Perusahaan farmasi terkenal dari Jerman, Bayer, membuat aspirin dalam bentuk tablet, setelah sebelumnya dunia kedokteran menggunakannya dalam format puyer. Felix Hoffman, ahli kimia Jerman, yang bekerja di Bayer, menemukan formula untuk obat tersebut yang kemudian diberi nama Aspirin, obat penghilang rasa sakit terpopuler di dunia.
  • 1916 – Untuk pertama kalinya, darah yang telah disimpan dan didinginkan digunakan untuk transfusi darah. Transfusi yang berlangsung sukses ini dilakukan oleh The Royal Army Medical Corps (R.A.M.C), yang telah melakukan percobaan sejak tahun 1913. Transfusi darah memudahkan dan mempercepat proses pengobatan.
  • 1945 – Serangan Jerman untuk membebaskan kepungan atas kota Budapest, Operasi Konrad, dimulai.
  • 1947 – Perang lima hari lima malam antara tentara Indonesia melawan Belanda di Kota Palembang.
  • 1957 – Terbentuknya Provinsi Kalimantan Timur.
  • 1959 – Revolusi Kuba: Diktator Fulgencio Batista yang didukung oleh Amerika Serikat. melarikan diri ke Republik Dominika, setelah pasukannya mengalami kekalahan dalam Pertempuran Santa Clara dari pasukan gabungan gerilyawan komunis Kuba pimpinan Che Guevara dan pasukan Directorio Revolucionario Estudantil (DRE).
  • 1966 – Dua pesawat Dakota DC-3 milik Garuda Indonesia Airways (GIA), PK-GDU dan PK-GDE, bertabrakan di udara menjelang mendarat di Bandara Palembang dan jatuh di kawasan rawa di luar kota Palembang. Seluruh awak dan penumpangnya tewas.
  • 1973 – Britania Raya, Republik Irlandia dan Denmark bergabung di Uni Eropa.
  • 1981 – Yunani bergabung di Uni Eropa.
  • 1983 – Bandar Udara Kemayoran mulai berhenti beroperasi.
  • 1984 – Brunei menjadi negara merdeka penuh.
  • 1984 – Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dibuka secara resmi.
  • 1986 – Spanyol dan Portugal bergabung di Uni Eropa.
  • 1986 – Aruba merdeka dari Curaçao, tetapi masih berasosiasi secara bebas dengan Belanda.
  • 1993 – Cekoslowakia pecah menjadi dua negara: Ceko dan Slowakia.
  • 1995 – Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) didirikan.
  • 1995 – Austria, Finlandia dan Swedia bergabung di Uni Eropa.
  • 1999 – Mata uang Euro mulai digunakan secara elektronik.

2001–sekarang

  • 2002 – Mata uang Euro digunakan secara resmi dalam perdagangan di 12 negara anggota Uni Eropa.
  • 2002 – Peristiwa ledakan bom setelah malam tahun baru 2002.
  • 2007 – Adam Air Penerbangan 574 jatuh di Selat Makassar. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 102 tewas. Hingga saat ini korban dan bangkai pesawat tidak ditemukan.
  • 2007 – Rumania dan Bulgaria bergabung di Uni Eropa.
  • 2009 – Kebakaran di sebuah klub malam di Bangkok, Thailand yang menyebabkan 61 orang tewas.
  • 2017 – Kapal Zahro Express terbakar di Kepulauan Seribu, 23 orang tewas.
  • 2019 – Longsor di Cisolok, Sukabumi terjadi beberapa saat setelah malam Tahun Baru dan menewaskan setidaknya beberapa orang dan sisanya hilang.
  • 2019 – Serangan penabrakan kendaraan di Tokyo.
  • 2020 – Banjir melanda setelah seluruh Jabodetabek diguyur hujan selama 31 Desember 2019.

Kelahiran

  • 1431 – Paus Aleksander VI, Paus (m. 1503).
  • 1484 – Huldrych Zwingli, tokoh gerakan Reformasi Protestan dari Swiss (m. 1531).
  • 1892 – Manuel Roxas, Presiden Filipina ke-5 (m. 1948).
  • 1911 – Achmad Nawir, kapten Hindia Belanda pada Piala Dunia 1938 (w. 1995).
  • 1930 – Gaafar M. Nimeiri, Presiden Sudan.
  • 1935 – Paul Revere, pahlawan perbudakan Amerika Serikat.
  • 1946 – Roberto Rivelino, pemain sepak bola legendaris Brasil.
  • 1957 – Ray Sahetapy, aktor Indonesia.
  • 1977 – Jerry Yan, personel grup musik F4.
  • 1981 – Mladen Petrić, pemain sepak bola Kroasia.
  • 1986 – Lee Sung-min, salah satu anggota boyband Super Junior.
  • 1988 – Marcel Gecov, pemain sepak bola Republik Ceko.
  • 1995 – Rachel Amanda, aktris Indonesia.
  • 1998 – Bio One, aktor Indonesia.
  • 2000 – Melati Putri Rahel Sesilia, anggota grup idola Indonesia JKT48
  • 2001 – Kim Min-Jeong, anggota Girlband Korea Selatan, Aespa

Meninggal

  • 1748 – Johann Bernoulli, matematikawan Swiss (l. 1667)
  • 1894 – Heinrich Hertz, fisikawan Jerman (l. 1857)
  • 1966 – Vincent Auriol, Presiden Republik Prancis ke-16 (l. 1884)
  • 1990 – T.B. Simatupang
  • 1992 – Grace Hopper, ilmuwan komputer dan perwira angkatan laut Amerika Serikat (l. 1906)
  • 1995 – Eugene Wigner, fisikawan dan matematikawan Amerika-Hungaria penerima Nobel (l. 1902)
  • 2013 – Patti Page, aktris dan penyanyi Amerika Serikat (l. 1927)

1 Januari

  • Tahun Baru Masehi
  • Hari Domain Publik
  • HUT Kodam II Sriwijaya
  • HUT Kabupaten Jember
  • Haiti – Hari Kemerdekaan
  • Sudan – Hari Kemerdekaan
  • Kuba – Hari Pembebasan
  • Hari Terbentuknya Republik Tiongkok
  • Hari Terbentuknya Slowakia
  • Hari Keluarga Sedunia

Referensi

  1. ^ Gordon, Arthur Ernest (1983). Illustrated Introduction to Latin Epigraphy. University of California Press. hlm. 229. ISBN 978-0-520-03898-1. 
  2. ^ Origines Kalendariae Italicae Nundinal Calendars of Ancient Italy, Nundinal of Calendar of Romulus, Calendar of Numa Pompilius, Calendar of the Decemvirs, Irregular Roman Calendar, and Julian Correctio Tables of the Roman Calendar, from V. C. 4 of Varro, B. C. 750, to V. C. 1108 A. D 355. 4 by Edward Greswell, B.D: Vol. 4. University Press. 1854. hlm. 103. 
  3. ^ Koortbojian, Michael (2013). The Divinization of Caesar and Augustus. Cambridge University Press. hlm. 29. ISBN 978-0-521-19215-6. 
  4. ^ Birley, Anthony R (6 December 2012). Marcus Aurelius: A Biography. Routledge. hlm. 15. ISBN 978-1-134-69569-0. 
  5. ^ The Catholic Worker. 1991. hlm. 6. 
  6. ^ Sivan, Hagith (15 September 2011). Galla Placidia: The Last Roman Empress. OUP USA. hlm. 67. ISBN 978-0-19-537912-9. 
  7. ^ Zsoldos, Attila (2001). Saint Stephen and his country: a newborn kingdom in Central Europe: Hungary. Lucidus. ISBN 9789638616395. 
  8. ^ Beihammer, Alexander Daniel (17 February 2017). Byzantium and the Emergence of Muslim-Turkish Anatolia, Ca. 1040-1130. Taylor & Francis. hlm. 134–. ISBN 978-1-351-98386-0. 
  9. ^ The Cambridge Medieval History Series volumes 1-5. Plantagenet Publishing. hlm. 1682–. GGKEY:G636GD76LW7. 
  10. ^ Henry Melvill Gwatkin; James Pounder Whitney; Joseph Robson Tanner (1936). The Cambridge Medieval History. Macmillan. hlm. 134. 
  11. ^ Legrand, Jacques (1989). Chronicle of the World. Eca, Publication. hlm. 444. ISBN 0-13-133463-8. 
  12. ^ Higgs, David (4 January 2002). Queer Sites: Gay Urban Histories Since 1600. Routledge. hlm. 138–. ISBN 978-1-134-72467-3. 
  13. ^ Bacon, James (1830). The Life and Times of Francis the First, King of France. E. Bull. hlm. 116–. 
  14. ^ Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica, inc., William Benton Publisher. 1973. ISBN 978-0-85229-173-3. 
  15. ^ Lindsay, Robert (1899). The Historie and Cronicles of Scotland: From the Slauchter of King James the First to the Ane Thousande Fyve Hundreith Thrie Scoir Fyftein Zeir. Society. 
  16. ^ Martin Butler, The Stuart Court Masque and Political Culture (Cambridge, 2008), p. 63.
  17. ^ Knight, Charles (1865). Charles Knight's school history of England, abridged from the Popular history of England. [With] Questions. hlm. 360–. 
  18. ^ The Lancet. J. Onwhyn. 1900. hlm. 351. 
  19. ^ De Puy, William Harrison (1908). The world-wide encyclopedia and gazetteer. The Christian herald. 
  20. ^ Simpson-Housley, Paul (11 March 2002). Antarctica: Exploration, Perception and Metaphor. Routledge. hlm. 69–. ISBN 978-1-134-89121-4. 
  21. ^ Robertson, Patrick (1974). The book of firsts. C. N. Potter : distributed by Crown Publishers. ISBN 9780517515778. 
  22. ^ Aitken, Jonathan (2007). John Newton: From Disgrace to Amazing Grace. Continuum. ISBN 978-0-8264-9383-5. 
  23. ^ Lossing, Benson John (1857). A Pictorial History of the United States: For School and Families. Mason Bros. hlm. 182. 
  24. ^ Almanac, Old Farmer's. "Flag Day 2020: Celebrating the American Flag". Old Farmer's Almanac. 
  25. ^ Watt, Gavin K. (1 March 1997). The Burning of the Valleys: Daring Raids from Canada Against the New York Frontier in the Fall of 1780. Dundurn. hlm. 269. ISBN 978-1-55488-312-7. 
  26. ^ Macmillan's Magazine. Macmillan and Company. 1879. 
  27. ^ Annual Register. 1802. hlm. 41. 
  28. ^ Schmadel, Lutz (2003). Dictionary of minor planet names (edisi ke-5th). Germany: Springer. hlm. 15. ISBN 978-3-540-00238-3. 
  29. ^ Finkelman, Paul (6 April 2006). Encyclopedia of African American History, 1619-1895: From the Colonial Period to the Age of Frederick Douglass Three-volume Set. Oxford University Press, USA. hlm. 1–. ISBN 978-0-19-516777-1. 
  30. ^ Brissaud, Jean (2001). A History of French Public Law. Beard Books. hlm. 551. ISBN 978-1-58798-101-2. 
  31. ^ Colton, George Hooker; Whelpley, James Davenport (1849). The American Review: A Whig Journal of Politics, Literature, Art, and Science. Wiley and Putnam. hlm. 565. 
  32. ^ "GOVERNOR MACQUARIE". The Sydney Morning Herald. National Library of Australia. 1 March 1913. hlm. 7. 
  33. ^ Blaustein, Albert P.; Flanz, Gisbert H. (1976). Constitutions of the Countries of the World. Oceana Publications. ISBN 9780379004670. 
  34. ^ Ploeckl, Florian (2019). "A Novel Institution: The Zollverein and the Origins of the Customs Union" (PDF). 
  35. ^ Brignano, Mary (September 2009). Beyond the Bounds: A History of UPMC. Dorrance Publishing. hlm. 159–. ISBN 978-1-4349-0283-2. 
  36. ^ The Stamp-collector's magazine. 1863. hlm. 1–. 
  37. ^ Kirkwood, Burton (2000). History of Mexico
    Surat kabar pertama yang terbit di Indonesia adalah brainly
    . Westport, CT: Greenwood Publishing Group, Incorporated. hlm. 103. ISBN 978-1-4039-6258-4. 
  38. ^ Masur, Louis P. (22 September 2012). Lincoln's Hundred Days. Harvard University Press. ISBN 978-0-674-07133-9. 
  39. ^ "Proclamation of Queen Victoria as Empress of India at the Imperial Assemblage, Delhi". The National Archives. Diakses tanggal 25 October 2018. 
  40. ^ Bartky, Ian R. (2007). One Time Fits All: The Campaigns for Global Uniformity. Stanford University Press. hlm. 272. ISBN 978-0-8047-5642-6. 
  41. ^ Tecle-Misghina, Belula (11 February 2015). Asmara - an urban history: Rivista L'architettura delle città - UNESCO Chair Series n. 1. Edizioni Nuova Cultura. hlm. 30–. ISBN 978-88-6812-354-3. 
  42. ^ Loughrey, Eithne (1999). Annie Moore: First in Line for America. Mercier Press Ltd. ISBN 978-1-85635-245-1. 
  43. ^ Steinberg, S. (26 December 2016). The Statesman's Year-Book 1965-66: The One-Volume ENCYCLOPAEDIA of all nations. Springer. hlm. 912–. ISBN 978-0-230-27094-7. 
  44. ^ Legrand, Jacques (1987). Chronicle of the 20th Century. Ecam Publication. hlm. 10. ISBN 0-942191-01-3. 

Pranala luar

Surat kabar pertama yang terbit di Indonesia adalah brainly

  • BBC: On This Day
  • The New York Times: On This Day
  • Historical Events on January 1
  • Today in Canadian History[pranala nonaktif permanen]

31 Desember - 1 Januari - 2 Januari

Surat kabar pertama yang terbit di Indonesia adalah brainly

Surat kabar pertama yang terbit di Indonesia adalah brainly

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=1_Januari&oldid=21898004"