Sultan ageng tirtayasa merupakan raja yang anti voc. Pada pertengahan abad

Pada pertengahan abad 17 Sultan Ageng Tirtayasa memimpin perlawanan rakyat Banten terhadap VOC. Perlawanan tersebut berhasil diatasi dengan cara?

  1. Meminta bantuan Kerajaan Demak
  2. Menerapkan strategi Benteng Stelsel
  3. Menerapkan politik adu domba
  4. Menguasai pelabuhan Sunda Kelapa
  5. Semua jawaban benar

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: C. Menerapkan politik adu domba.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban C benar, dan 0 orang setuju jawaban C salah.

Pada pertengahan abad 17 Sultan Ageng Tirtayasa memimpin perlawanan rakyat Banten terhadap VOC. Perlawanan tersebut berhasil diatasi dengan cara menerapkan politik adu domba.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. Meminta bantuan Kerajaan Demak menurut saya kurang tepat, karena kalau dibaca dari pertanyaanya jawaban ini tidak nyambung sama sekali.

Jawaban B. Menerapkan strategi Benteng Stelsel menurut saya ini 100% salah, karena sudah melenceng jauh dari apa yang ditanyakan.

Jawaban C. Menerapkan politik adu domba menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban D. Menguasai pelabuhan Sunda Kelapa menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan.

Jawaban E. Semua jawaban benar menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah C. Menerapkan politik adu domba

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

Lihat Foto

kemdikbud.go.id

Ilustrasi perlawanan Banten terhadap VOC

KOMPAS.com - Banten menjadi salah satu kesultanan yang sangat maju, sehingga menarik banyak pedagang untuk singgak ke Banten. 

Banten menjadi salah satu daerah yang menjadi pilihan para pedagang untuk melabuhkan kapal dagangnya, baik pedagang dari Eropa maupun Asia. 

Hal ini membuat Banten mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menjadi daerah yang populer pada masa Sultan Ageng Tirtayasa sekitar tahun 1650 Masehi. 

Latar belakang perlawanan banten

Dalam buku Arkeologi Islam Nusantara (2009) karya Uka Tjandrasasmita, latar belakang perlawanan Banten didasarkan pada dua hal, yaitu:

  1. Adanya keinginan VOC untuk memonopoli perdagangan di kawasan pesisir Jawa.
  2. Adanya Blokade dan gangguan yang dilakukan VOC terhadap kapal dagang dari China dan Maluku yang akan menuju Banten.

Baca juga: Penyebab Terjadinya Perlawanan Terhadap Bangsa Portugis

VOC melakukan Devide et Impera atau politik adu domba untuk mengambil alih daerah Banten. VOC memanfaatkan putra mahkota bernama SUltan Haji untuk mendapatkan kelemahan Sultan Ageng Tirtayasa. 

VOC melihat ambisi Sultan Haji untuk memimpin Banten, sehingga VOC menghasut Sultan Haji untuk merebut kekuasaan dari ayahnya. 

Agar mendapat bantuan VOC, Sultan Haji membuat perjanjian dengan VOC untuk menyingkirkan ayahnya dari Kesultanan Banten. Hal ini dilakukan Sultan Haji karena dirinya takut bahwa takhta kerajaan akan dilimpahkan kepada Pangeran Purbaya selaku saudara laki-lakinya. 

Perlawanan Banten

Pada tahun 1681, Istana Surosowan berhasil direbut Sutan Haji dan VOC dan Sultan Ageng Tirtayasa pindah ke daerah Tirtayasa untuk mendirikan keraton baru. 

Di Istana baru tersebut, Sultan Agung Trtayasa mengumpukan bekal dan kekuatan untuk merebut kembali Istana Surosowan. 

Dikutip dari buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (1981) karya M.C Ricklefs, Pasukan Sultan Ageng mampu mendesak pasukan Sultan Haji dalam penyerangan tahun 1682, sehingga Sultan Haji meminta bantuan VOC.

Baca juga: Ciri Perlawanan Bangsa Indonesia pada Abad Ke-19

Sultan Haji dan VOC mampu meredam perlawanan dan berhasil memukul mundur pasukan Sultan Ageng dan Pangeran Purbaya hingga ke Bogor.

Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya ditangkap oleh VOC pada 1683 dan ia dibawa ke Batavia sebagai tahanan.

VOC juga berhasil menjadikan Sultan Haji sebagai ‘’raja boneka’’ di kesultanan Banten, sehingga secara tidak langsung VOC dapat menaklukan Banten serta memonopoli perdagangan di kawasan pesisir Jawa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Lihat Foto

kemdikbud.go.id

Ilustrasi perlawanan Banten terhadap VOC

KOMPAS.com - Sejak abad ke-16, Banten dikenal sebagai bandar internasional dengan komoditas utama berupa lada.

Dalam buku berjudul Suma Oriental yang ditulis oleh Tome Pires, Banten disebut sebagai salah satu pelabuhan penting di pantai utara Pulau Jawa sejak abad ke-16.

Kemajuan Banten tersebut tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa, yang berkuasa antara 1651-1683.

Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Banten dapat mengungguli Makassar dan Aceh sebagai bandar perdagangan lada terbesar di Kepulauan Indonesia.

Kondisi ini memicu konflik kepentingan dengan VOC di Batavia. Bahkan Sultan Ageng Tirtayasa cenderung menjalankan politik pemerintahan yang anti-VOC.

Lantas, apa alasan perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC?

Baca juga: Perlawanan Terhadap VOC di Maluku, Makassar, Mataram, dan Banten

Sultan Ageng Tirtayasa berperang melawan VOC karena beberapa sebab, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Adanya Blokade dan gangguan yang dilakukan VOC terhadap kapal dagang dari Cina dan Maluku yang akan menuju Banten.
  • Adanya keinginan VOC untuk memonopoli perdagangan di kawasan pesisir Jawa.
  • VOC menghalangi kegiatan perdagangan di Banten

Untuk memperkuat posisinya sebagai bandar perdagangan internasional dan mengalahkan dominasi VOC di Batavia, Banten kemudian menjalin persahabatan dengan Inggris, Denmark, China, Persia, dan Perancis dalam memperkuat pertahanan negerinya.

Karena merasa terganggu dengan sikap Sultan Ageng Tirtayasa, VOC melakukan blokade terhadap aktivitas perdagangan di Banten.

Di saat yang sama, tindakan itu semakin membuat Sultan Ageng Tirtayasa tidak menyukai VOC.

Sultan Ageng Tirtayasa pun memimpin rakyat Banten untuk menyerang VOC ke Batavia pada 1656.

Referensi:

  • Makfi, Samsudar. (2019). Perlawanan terhadap Penjajah di Sumatra dan Jawa. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

IPS: pertanyaan baru

IPS, 19.08.2019 15:46, syahida58

Sebutkan danau,sungai,gunung dan laut yang ada di afrika timur!

Jawaban:

IPS, 08.01.2016 03:56, akudandia321

Sebutkan faoktor faktor yang memengaruhi proses pembentukan tanah

Jawaban:

IPS, 21.02.2016 14:21, syifa2914

Dengan beroperasinya perusahaan di indonesia, negara kita akan mendapatkan?

Jawaban:

IPS, 07.02.2018 15:54, hhzjzhx

Harga yg disepakati oleh penjual dan pembeli disebut

Jawaban:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA