Siapa yang harus memelihara laut agar ikan tidak musnah

Tidak terasa kita telah sampai di penghujung tahun 2018. Pada bulan Desember,

Kegiatan pelatihan ketrampilan pembuatan ecobricks kepada seluruh ASN dan Non ASN Dinas

Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menghadiri Launching Gerakan “Semarang Pilah

Hari peduli sampah nasional pertama kali ditetapkan pada 21 Februari 2006 setelah

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki laut yang dapat dikelola sebesar 5.8 juta km² dan memiliki potensi serta keanekaragaman sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat besar.

Perikanan, salah satu sektor yang diandalkan untuk pembangunan nasional serta sumber mata pencaharian nelayan, perlu dipertahankan keberlanjutannya. Bukan sekedar tingkat penangkapan perikanan, namun juga aspek-aspek lain seperti ekosistem, struktur sosial ekonomi, komunitas nelayan dan pengelolaan kelembagaannya.

Pengembangan perikanan haruslah mempertimbangkan bio-technico-socio-economic approach yaitu secara biologi tidak merusak atau mengganggu kelestarian sumber daya ikan, secara teknis alat tangkap harus efektif untuk dioperasikan, secara sosial alat tangkap dapat diterima oleh masyarakat nelayan, secara ekonomi harus menguntungkan.

Adapun alat penangkap ikan yang dilarang menurut peraturan perundangan :

UU No. 45 Tahun 2009

  1. Bahan peledak
  2. Bahan Kimia (contoh: Potasium Sianida)
  3. Bahan Biologis (contoh: racun tumbuhan)
  4. Alat, cara, bangunan yang dapat merugikan atau membahayakan kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan (contoh: setrum)

Permen KP No. 2 Tahun 2015

  1. Pukat Hela (trawls)
  2. Pukat Tarik
  3. Lampara, Dongol, Cantrang, Payang

Permen KP No. 71 Tahun 2016

  1. Pukat Hela
  2. Pukat Tarik
  3. Perangkap (Aerial dan Muro Ami)

Namun apalah arti diterapkannya kebijakan jika pelaku utama kebijakan tersebut tidak mengerti sepenuhnya mengapa kebijakan tersebut dibuat?

Oleh karena itu, langkah utama haruslah dengan dilakukan pencerdasan terhadap masyarakat nelayan tentang keberlanjutan ekosistem laut, meliputi tingkat dan teknik penangkapan, ukuran ikan layak tangkap, keragaman spesies tangkapan, dan pemahaman tentang ekosistem bawah laut.

Alat Penangkapan Ikan yang tidak ramah lingkungan antara lain :

  1. Bom
  2. Potasium Sianida
  3. Setrum
  4. Pukat Harimau
  5. Cantrang
  6. Perangkap ikan peloncat (Aerial traps)

Kriteria Alat Penangkap Ikan yang Ramah Lingkungan (berdasarkan Code of Conduct for Responsible Fisheries, FAO 1995) :

  1. Selektivitas Tinggi
    • Diupayakan hanya menangkap ikan target
  2. Tidak Merusak Habitat
    • Alat tangkap tidak merusak habitat, tempat tinggal dan perkembangbiakan ikan
  3. Aman Bagi Nelayan
    • Alat tangkap tidak membahayakan pemakai
  4. Menghasilkan Ikan Bermutu Baik
    • Ikan yang ditangkap dalam keadaan hidup/segar
  5. Produk Tidak Membahayakan Kesehatan Konsumen
    • Ikan yang ditangkap aman dimakan, tidak menyebabkan gangguan kesehatan
  6. Hasil Tangkapan Sampingan Rendah
    • Hasil tangkapan sampingan kurang dari 3 jenis dan berharga tinggi
  7. Memberikan Dampak Minimum Terhadap Biodiversity
    • Alat tangkap aman bagi keanekaragaman sumberdaya hayati
  8. Tidak Menangkap Spesies Yang Dilindungi
    • Alat tangkap tidak menangkap jenis yang dilindungi undang-undang atau yang terancam punah
  9. Diterima Secara Sosial
    • Tidak bertentangan dengan budaya setempat, dan peraturan yang ada

Kondisi lautan yang baik juga berdampak pada hasil penangkapan yang baik pula. Maka dari itu, nelayan juga harus menjaga laut dari pencemaran dengan memulai kebiasaan penggunaan alat penangkap ikan yang ramah lingkungan.

(CW/Sekret)

Lihat Foto

KOMPAS.com/MARKUS MAKUR

Ahli waris Ritus adat Kebhu, Donatus Jimung melempar Ndala sebagai tanda tradisi Kebhu dimulai di Muara Limbu Lea, Nangarawa, Minggu (28/10/2018).

KOMPAS.com - Kelestarian ekosistem laut dapat terjaga, jika nelayan menggunakan cara-cara yang sifatnya lebih ramah lingkungan.

Artinya nelayan tidak hanya mementingkan hasil tangkapan saja, tetapi juga mengutamakan kelestarian ekosistem beserta sumber dayanya.

Menurut Yulia A. Hasan dalam buku Hukum Laut Konservasi Sumber Daya Ikan di Indonesia (2020), menjaga kelestarian ekosistem laut atau perairan merupakan tanggung jawab pengguna sumber daya laut.

Sudah menjadi hak nelayan untuk menangkap dan memanfaatkan sumber daya, berupa ikan atau hasil tangkapan laut. Sebagai bentuk tanggung jawab, nelayan harus menjaga kelestarian ekosistem beserta sumber dayanya.

Baca juga: Cara Agar Lingkungan Sehat dan Terhindar dari Bencana Alam

Cara nelayan mencari ikan

Dilansir dari situs Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Klungkung, ada beberapa cara untuk mencari ikan dengan cara yang ramah lingkungan.

Adapun cara yang disebutkan ini didasarkan pada Code of Conduct for Responsible Fisheries, FAO 1995. Berikut penjelasannya:

  1. Diusahakan untuk menangkap ikan yang telah ditargetkan.
  2. Gunakan alat tangkap yang tidak merusak habitat, tempat tinggal, serta lokasi perkembangbiakan ikan.
  3. Menggunakan alat tangkap yang aman bagi nelayan.
  4. Ikan ditangkap dalam kondisi segar atau hidup.
  5. Ikan harus aman dikonsumsi atau tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
  6. Alat tangkap aman untuk kelestarian sumber daya hayati.
  7. Tidak menangkap spesies yang dilindungi undang-undang atau terancam punah.
  8. Tidak bertentangan dengan budaya masyarakat sekitar.

Lalu, bagaimana seharusnya para nelayan mencari ikan supaya kelestarian ekosistem tetap terjaga?

Untuk menjaga kelestarian ekosistem, nelayan seharusnya menggunakan cara yang ramah lingkungan. Cara ini tidak hanya mencakup metode, tetapi juga termasuk peralatan yang digunakan, seperti alat tangkap dan perahu.

Baca juga: Alasan Air Penting bagi Kehidupan Manusia dan Lingkungan

Cara yang ramah lingkungan berarti tidak merusak ekosistem dan sumber daya yang ada. Contohnya menggunakan sampan dan jaring khusus, seperti jaring insang, jaring lingkar, dan jaring angkat.

Selain itu, nelayan tidak seharusnya menangkap ikan secara berlebihan atau mengeksploitasinya. Karena hal ini dapat menurunkan jumlah ikan dan nantinya akan berdampak pula pada kelestarian ekosistem.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Panas dan Perpindahannya kunci jawaban tema 6 kelas 5 halaman 108

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kunci Jawaban Buku Tematik Kelas 5 Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 4 Halaman 107, 108, 109, 110, 111, 112.

Pada kunci jawaban ini terdapat pembahasan jawaban soal-soal dari buku tematik kurikulum 2013 edisi revisi terbaru dengan judul sesuai tema dan subtemanya.

Tema 6 ini memiliki judul Panas dan Perpindahannya pada Subtema 2 memiliki judul Perpindahan Kalor di Sekitar Kita.

Seluruh kunci jawaban ini guna membantu program belajar dari rumah bagi siswa serta orang tua dalam mengoreksi hasil belajar anak.

Sehingga seluruh siswa sebelum menggunakan kunci jawaban ini diharapkan untuk membaca dan memahami seluruh materi dalam buku tematik agar dapat menjawab soal sendiri.

Selanjutnya kunci jawaban bisa dijadikan sebagai pembanding.

Berikut kunci jawaban tema 6 kelas 5 SD/MI Subtema 2 Pembelajaran 4 halaman 107, 108, 109, 110, 111, 112

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 171 172 174 175 & 167 169 Buku Tematik SD MI Pengaruh Kalor

Kehidupan Nelayan Indonesia

Perhatikanlah gambar di atas. Para nelayan dan pedagang ikan bertemu di sebuah tempat pelelangan ikan di salah satu tempat di Banda Aceh, Provinsi Nangroe Aceh Darusalam. Tempat pelelangan ikan merupakan tempat bertemunya para pembeli ikan dan para nelayan yang telah menangkap ikan. Para pembeli di pelelangan ikan, biasanya adalah para pedagang. Mereka akan menjual kembali hasil tangkapan para nelayan ini, kepada para konsumennya.

Tempat pelelangan ikan ramai setiap hari pada musim tangkap ikan. Akan tetapi, jika gelombang laut sedang besar dan cuaca buruk, tempat ini menjadi sepi. Para nelayan tidak dapat melaut, sehingga mereka tidak punya hasil tangkapan yang bisa dijual. Begitulah kehidupan para nelayan.

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Tribun Pontianak

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA