Setelah selesai kerja bakti di lingkungan warga membakar sampah yang akan menyebabkan

Nangkasawit, 05/06/2020 (PemdesNangkasawit) – Salah satu kebudayaan yang menjadi identitas masyarakat desa adalah kerja bakti. Kegiatan ini biasanya dilakukan masyarakat sekitar secara bersama-sama, dengan tujuan melakukan kegiatan tertentu salah satunya adalah  kerja bakti bertujuan untuk membangun infrastruktur atau membersihkan lingkungan sekitar yang dilaksanakan secara gotong royong.

Di Desa Nangkasawit khususnya kerja bakti masih sering dilaksanakan meskipun dalam pelaksanaanya belum rutin tiap minggu atau tiap bulan , seperti membangun rabat jalan, membersihkan jalan ataupun lingkungan sekitar, membersihkan saluran irigasi dan kegiatan kegiatan lainnya.

Bertepatan hari Minggu kemarin tanggal 05 Juli 2020 perangkat desa sendangrejo, bersama dengan ketua Rt dan juga warga lingkungan sekitar melakukan kegiatan kerja bakti membersihkan jalan poros desa.

  • Setelah selesai kerja bakti di lingkungan warga membakar sampah yang akan menyebabkan
Kegiatan Membersihkan Jalan Desa

Kerja bakti membersihkan lingkungan dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang sehat, bebas dari kotoran, sampah dan rumput, pohon yang sudah rimbun. Dengan lingkungan yang sehat, kita tidak akan mudah terserang berbagai penyakit. Kebersihan lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap kenyamanan, keindahan dan keasrian lingkungan. 

Kepala Desa Nangkasawit, Heri Sucipto mengatakan “Tujuan dari diadakannya kegiatan bersih-bersih ini adalah membersihkan lingkungan Desa Nangkasawit agar selalu asri dan nyaman bagi kita semua. Karena di musim panca roba seperti ini banyak penyakit yang timbul, sehingga dengan mengadakan kegiatan seperti ini, sedikit tidaknya kita bersama-sama mengurangi sumber penyakit dari lingkungan yang kotor”

“Selain untuk menjaga kebersihan,  kegiatan ini juga bertujuan untuk membina hubungan sosial masyarakat khususnya di desa nangkasawit ini” jelasnya. Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB.  Dengan penuh semangat warga Desa Nangkasawit membersihkan lingkungan di sepanjang jalan lingkungan Desa Nangkasawit

Terdapat beberapa titik lokasi yang menjadi pusat perhatian yang perlu dibersihkan. Salah satunya adalah tepi jalan Mbah Tro yang merupakan area depan makam Desa Damarsi, namun digunakan warga untuk membuang sampah sehingga terjadi penumpukan sampah dan rumput liar.

“Saya berpesan kepada semua mahasiswa yang KKN di desa ini agar menggangap seperti memiliki desa ini dan apabila perlu bantuan untuk kerja bakti saya siap membantu” ujar Miftahul Anwaruddin, Kepala Desa Damarsi saat acara Pembukaan KKN. Ia juga menambahkan bahwa ia mengaku senang dengan adanya kerja bakti karena memang jalan ini merupakan tempat yang sering digunakan warga untuk membuang sampah dan berharap kegiatan ini dapat berlangsung setiap hari Minggu.

Kegiatan kerja bakti ini dilaksanakan di hari Minggu dengan harapan semua warga Desa Damarsi dapat ikut serta dalam kegiatan ini. Kegiatan ini mendapat dukungan dan bantuan dari beberapa pihak antara lain Kepala Desa Damarsi, Karang Karuna, Mahasiswa KKN dari Universitas Negeri Surabaya dan warga Desa Damarsi.

“Kita sebenarnya ingin menggugah semangat gotong royong dan kepedulian masyarakat tehadap lingkungan dengan mengadakan kegiatan kerja bakti, seperti yang kita tahu tempat yang kotor dan kumuh merupakan sarang penyakit jadi kita harus membiasakan diri untuk hidup sehat dan bersih salah satunya dengan cara membersihkan lingkungan sekitar “ujar Angga, ketua KKN kelompok 19.

Ia juga menambahkan bahwa ia berharap kegiatan ini tidak hanya diadakan oleh mahasiswa KKN saja tapi juga warga Desa Damarsi itu sendiri. Namun, karena adanya program KKN mengajar maka kegiatan kerja bakti tersebut dilanjutkan pada hari Jum’at. Tim pun melakukan penanaman serai di sekitar Jalan Mbah Tro dengan harapan tanaman tersebut dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar dan tidak lagi membuang sampah di tepi jalan.

23 August | Umum | Administrator

Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan Soal Bakar Sampah  

Setelah selesai kerja bakti di lingkungan warga membakar sampah yang akan menyebabkan

Membakar sampah rumah tangga sepertinya menjadi suatu yang lumrah karena tujuannya menghilangkan sampah. Namun ternyata alih-alih menyelesaikan persoalan sampah tindakan membakar sampah justru menimbulkan cukup banyak keburukan. Tak hanya berbahaya bagi kesehatan manusia, membakar sampah juga berdampak buruk terhadap lingkungan.

Dikutip dari kompas.com yang melansir dari DNR Wisconsin, Selasa (6/7/2021). Ada beberapa dampak sampah terhadap lingkungan. Membakar sampah rumah tangga, plastik, dan kayu yang dicat berbahaya bagi lingkungan, karena bahan-bahan tersebut melepaskan bahan kimia beracun yang mencemari udara.

Udara yang tercemar karena asap pembakaran sampah dapat dihirup oleh manusia dan hewan, disimpan di tanah, serta terpapar ke permukaan air dan tanaman. Residu dari pembakaran mencemari tanah dan air tanah, hingga dapat memasuki rantai makanan manusia melalui tanaman dan hewan ternak.

Bahan kimia tertentu yang dilepaskan oleh asap pembakaran sampah dapat terakumulasi dalam lemak hewan, yang bisa berbahaya saat manusia mengonsumsi daging, ikan, dan produk susu.

Asap dan jelaga dapat menempuh jarak yang jauh. Asap dan bau dari pembakaran sampah juga bisa mengganggu orang. Bau dan residu asap dapat masuk ke dalam rumah atau berdampak pada apa pun di luar rumah, seperti mobil atau cucian yang menggantung. Gas yang dilepaskan oleh pembakaran sampah terbuka juga dapat menimbulkan korosi pada dinding logam dan merusak cat pada bangunan.

Beberapa bahan kimia paling berbahaya yang dibuat dan dilepaskan selama pembakaran adalah yang berasal dari pembakaran plastik, seperti dioksin. Dioksin adalah zat berbahaya yang terbentuk saat produk yang mengandung klorin dibakar. Bagian plastik yang tidak terbakar menjadi sampah di tanah, danau dan sungai. Saat hancur, hewan dapat memakan plastik dan menjadi sakit.

Potongan plastik yang lebih besar dapat menjadi tempat berkembang biaknya penyakit, seperti dengan menjebak air yang menjadi habitat nyamuk. Dampak membakar kayu dan daun yang berguguran Ketika limbah rumah tangga, seperti kayu dan daun dibakar, mereka menghasilkan asap, yang mengandung uap dan partikel (tetesan padat dan cair tersuspensi di udara).

Polusi udara dari asap dapat berdampak pada kesehatan manusia. Orang yang terpapar polutan udara ini dapat mengalami iritasi mata dan hidung, kesulitan bernapas, batuk, dan sakit kepala. Orang dengan penyakit jantung, asma, emfisema atau penyakit pernapasan lainnya sangat sensitif terhadap polusi udara.

Masalah kesehatan lain yang diperburuk oleh pembakaran sampah termasuk infeksi paru-paru, pneumonia, bronkiolitis dan alergi.

Membakar sampah rumah tangga dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Bahan kimia beracun yang dilepaskan selama pembakaran sampah, termasuk nitrogen oksida, sulfur dioksida, bahan kimia organik yang mudah menguap (VOC) dan bahan organik polisiklik (POM). Pembakaran plastik dan kayu olahan juga melepaskan logam berat dan bahan kimia beracun, seperti dioksin.

Bahan kimia lain yang dilepaskan saat membakar plastik termasuk benzo(a)pyrene (BAP) dan polyaromatic hydrocarbon (PAH), yang keduanya terbukti menyebabkan kanker. Jika tas atau wadah pertanian terkontaminasi dengan pestisida atau zat berbahaya lainnya, itu juga akan terlepas ke udara.

Sementara itu dikutip dari alodokter.com, tak hanya berdampak pada lingkungan, bahaya membakar sampah sembarangan juga bisa mengancam kesehatan manusia dan menyebabkan berbagai masalah, mulai dari gangguan pernapasan hingga penyakit kronis.

Meski sekilas terlihat praktis dan sampah langsung lenyap, membakar sampah secara terbuka bisa membahayakan kesehatan dalam jangka panjang. Pasalnya, asap hasil pembakaran sampah mengandung bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat mengakibatkan polusi udara.

Asap dari membakar sampah jenis apa pun, baik plastik, kayu, kertas, daun, maupun kaca, melepaskan banyak polutan beracun, yakni karbonmonoksida, formaldehida, arsenik, dioksin, furan, dan VOC.

Orang-orang yang berada di sekitar lokasi pembakaran, terutama anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang yang memiliki riwayat penyakit jantung dan paru, berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan akibat menghirup bahan-bahan tersebut. Hal ini juga tergantung pada seberapa lama dan seberapa sering mereka terpapar asap hasil pembakaran sampah.

Gangguan kesehatan yang muncul bisa beragam, seperti batuk, mata merah atau berair, hidung terasa perih seperti terbakar, ruam, mual, sakit kepala, serangan asma pada penderita asma. Tak hanya itu, salah satu kekhawatiran terbesar dari pembakaran sampah secara terbuka adalah risiko kesehatan yang timbul akibat paparan dioksin ke udara.

Paparan zat ini dalam jangka panjang berisiko menyebabkan jenis kanker tertentu, sangguan hati, sangguan sistem kekebalan tubuh, gangguan sistem reproduksi, mengonsumsi makanan yang terkontaminasi abu dan asap.

Selain asap, membakar sampah secara terbuka akan menghasilkan residu abu yang dapat mengandung logam beracun, seperti merkuri, timbal, dan arsen.

Karena tidak menyadari potensi bahaya, beberapa orang mungkin akan menguburkan abu sisa pembakaran di tanah, sehingga bisa terserap oleh tanaman sayuran atau buah yang tumbuh di sekitarnya. Akibatnya, manusia bisa ikut terpapar jika mengonsumsi sayuran dan buah tersebut.

Tak hanya pada tanaman, zat berbahaya ini bahkan bisa terkandung dalam susu, daging, dan telur dari hewan yang terpapar. Makanan ini kemudian bisa memengaruhi kesehatan manusia, jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Gangguan kesehatan tersebut meliputi tekanan darah tinggi, gangguan kardiovaskular, kerusakan ginjal, dan kerusakan otak.

Bermain di sekitar area sisa pembakaran juga bisa membahayakan anak-anak yang bermain di sekitar area. Mereka bisa saja secara tidak sengaja menelan tanah yang sudah terkontaminasi abu beracun. Bahkan, abu tersebut dapat tetap tinggal dalam waktu yang lama di sekitar lingkungan tempat pembakaran, termasuk di rumah.

Selain itu, bahaya membakar sampah secara terbuka tanpa pengawasan juga bisa menyebabkan kebakaran yang tidak direncanakan.(*)

Jumlah Pengunjung: 11,511

Apa dampak dari pembakaran sampah?

Membakar sampah rumah tangga, plastik, dan kayu yang dicat berbahaya bagi lingkungan, karena bahan-bahan tersebut melepaskan bahan kimia beracun yang mencemari udara. Udara yang tercemar karena asap pembakaran sampah dapat dihirup oleh manusia dan hewan, disimpan di tanah, serta terpapar ke permukaan air dan tanaman.

Kapan warga mengadakan kerja bakti?

desa.id (29/07) Kerja bakti merupakan kegiatan warga yang dilakukan swadaya oleh masyarakat di daerah tertentu. Kegiatan ini pada umumnya dilaksanakan pada hari minggu, saat warga libur dengan segala kesibukan dan pekerjaannya.

Dimana kita dapat melakukan kerja bakti?

Kerja bakti merupakan kegiatan yang dilakukan bersama-sama dengan orang lain untuk mewujudkan lingkungan yang asri. Biasanya kerja bakti dilakukan di lingkungan terdekat, seperti rumah, sekolah, atau masyarakat.

Mengapa membakar sampah merupakan perbuatan yang tidak bertanggung jawab?

Orang yang membakar sampah tersebut tidak memenuhi tanggung jawabnya sebagai warga masyarakat karena tindakannya tidak menjaga kenyamanan lingkungan. Akibat dari tindakan yang dilakukan adalah pencemaran udara. Membakar sampah akan menimbulkan asap yang banyak dan tebal untuk lingkungan sekitar.