Doaku untukmu Sahabat (144) Oleh: Siti Ropiah Mendengar sahabat sakit saraf kejepit dari WA grup, membuatku tak kuasa menahan jatuhnya buliran air di pipi. Dia begitu tegar dan sabar. Sakitnya disikapi dengan amat bijak. Terbukti, dia masih tetap menulis dan ikut tantangan menulis. Tantangan menulis saat itu jenis puisi Supraviroli (puisi yang diciptakan oleh 5 sekawan yaitu Surip, Prawiro, Vivi, Rosalina dan Lili) dan Pentigraf. Iim Kamilah namanya. Nama yang indah dengan arti sempurna. Yap, sempurna dalam hadapi hidup ini dengan selalu tebarkan kebaikan, pun dalam kondisi sakit. Tulisan yang dibuatkan selalu sarat makna dan muhasabah diri. Tulisan yang seringkali bikin aku tertampar. Sungguh aku tertonjok oleh perbuatannya. Ketika sakit pun bahkan ketika sedang tak bisa bergerak pun wanita cantik ini tetap menyapa teman-teman di grup. Menurutnya, badannya memang tak boleh bergerak agar tak menambah sakitnya, namun jemarinya masih boleh menari. Kesempatan itu dimanfaatkannya untuk menyapa teman-teman, bahkan mensupport agar memanfaatkan jemari yang masih dapat bergerak untuk terus menulis. Masyaallah. Berbanding terbalik denganku. Aku sehat bugar, bahkan badanku makin melar, gegara Corona yang membuat aku tak dapat berolah raga dan bekerja. Hingga membuat berat badanku bertambah dua kilogram. OMG. Aku pusing tujuh keliling, memikirkan badan yang tak kunjung turun bobotnya. Sementara Bu Iim, begitu kami memanggilnya, berjuang melawan dan menahan sakit, masih memikirkan menulis, bahkan memotivasi teman-teman untuk terus menulis. Aku begitu terpesona dengan sosok seorang Iim. Seorang wanita tangguh dan punya semangat yang luar biasa, terlebih dia memiliki keinginan yang besar untuk terus berbagi pada sesama dan tebarkan kebaikan dalam hidupnya. Pola pikirnya yang luas dan positif membawa aura positif pada teman-teman, terutama padaku. Aku banyak belajar darinya. Belajar dalam hadapi, syukuri dan nikmati hidup yang Allah berikan dengan berbuat kebaikan dan menebarkannya pada siapa pun. Membaca tulisan Bunda "jelita" ini, terkait proses dia menjalani serangkaian pemeriksaan dokter saat kemo, sungguh membuat aku tak kuasa meneteskan air mata. Tak terasa pula, saat setelah shalat, namanya kusebut dan kumohonkan pada Sang Maharahim untuk kesembuhannya. Sejatinya Orang Baik Selalu Tebarkan Kebaikan, pun di Saat Sakit. Salam Perindu Literasi #Grufati Jannati. Cikarang, 4 Juni 2020. Pukul 20.28 WIB
Kunci Jawaban
|