fjwynne
Candi Prambanan, merupakan peninggalan kerajaan mataram kuno yang bercorak Hindu.
GridKids.id - Kids, apa yang kamu ketahui tentang masa Hindu-Buddha di Nusantara?
Tahukah kamu bahwa masyarakat Nusantara sudah memiliki kehidupan yang cukup maju sebelum agama dan kebudayaan Hindu-Buddha masuk ke dalamnya?
Keberadaan kerajaan-kerajaan lokal dengan kebudayaan-kebudayaan asli sudah ada dan berkembang dengan baik.
Hal itulah yang menyebabkan ketika ada kebudayaan baru yang masuk ke wilayahnya, enggak langsung diterima begitu saja.
Baca Juga: Mengenal Wayang, Salah Satu Budaya Indonesia yang Masih Bertahan sampai Sekarang
Dalam buku tematik IPS Kelas VII SMP halaman 45-47, terdapat sebuah sub-bab berjudul 'Kehidupan Masyarakat Masa Hindu dan Buddha'.
Masuknya pengaruh budaya asing ke Indonesia melalui berbagai jalur, salah satunya adalah jalur hubungan dagang antara masyarakat Nusantara dan India.
Kebudayaan asing yang dibawa oleh para pedagang ini kemudian mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli setempat.
Berikutnya akan diuraikan tentang peninggalan-peninggalan sejarah masa Hindu-Buddha dalam berbagai bidang, antara lain:
1. Bidang Keagamaan
Sebelum agama dan kebudayaan Hindu-Buddha masuk ke wilayah Nusantara, masyarakat punya keyakinan untuk memuja pada arwah nenek moyang yang disebut dengan animisme dan dinamisme.
Animisme adalah kepercayaan pada benda yang dianggap memiliki jiwa yang mendiaminya.
Sedangkan dinamisme adalah suatu kepercayaan bahwa tiap benda memiliki tuah atau kemampuan gaib.
Pihak elite di sekitar istana adalah golongan pertama yang diketahui memeluk agama Hindu-Buddha, dari situlah masyarakat luas mulai ikut memeluk agama tersebut juga.
Baca Juga: Materi Sejarah Kelas 10: Peradaban Agama Hindu-Budha di Nusantara
2. Bidang Politik
Sistem pemerintahan kerajaan diperkenalkan oleh orang-orang India.
Sistem ini terbentuk dari kelompok-kelompok kecil masyarakat yang bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas.
Kepala suku yang dianggap terbaik dan terkuat dianggap berhak atas tahta kerajaan.
Pemimpin lalu ditentukan berdasarkan keturunan dan hak waris yang sesuai dengan hukum kasta yang berlaku.
Dari situlah mulai lahir kerajaan-kerajaan seperti yang kita tahu yaitu Kutai, Tarumanegara, Mataram Hindu, Singosari, dan lain sebagainya.
3. Bidang Sosial
Masuknya agama dan kebudayaan Hindu membawa aturan kasta yang menentukan kelas dalam masyarakat, yaitu:
Kasta Brahmana (kaum pendeta dan cendekiawan), Kasta Ksatria (pimpinan prajurit, bangsawan, dan pejabat), Kasta Waisya (pedagang, petani, pemilik tanah, dan prajurit), kasta sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar).
Baca Juga: Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia Beserta Contohnya
Sistem kasta yang berlaku di Indonesia berbeda dengan sistem yang berlaku di India.
Hal ini bisa dilihat misalnya pada kerajaan Kutai. Raja Kudungga adalah raja nusantara pertama yang terpengaruh agama dan kebudayaan Hindu yang dibawa para pendatang dari India.
Pada masa pemerintahannya, Kudungga masih melestarikan budaya asli Indonesia karena pengaruh budaya dan agama Hindu belum terlalu terasa dan mendominasi.
Pengaruh tersebut baru terlihat pada masa pemerintahan putranya yaitu Aswawarman yang menggantikannya sebagai raja.
d. Bidang pendidikan
Saesherra
Candi Borobudur merupakan salah satu peninggalan bersejarah di Indonesia yang bercorak Buddha.
Lembaga-lembaga pendidikan berupa asrama pada masa itu menjadi bukti bahwa kebudayaan Hindu-Buddha memengaruhi masyarakat nusantara kala itu. Lembaga pendidikan yang ada mengajarkan tentang agama.
Baca Juga: Sejarah Terbentuknya Kerajaan Sriwijaya, Belajar dari Rumah TVRI 15 September 2020
e. Bidang Sastra dan Bahasa
Pengaruh budaya Hindu-Buddha dalam bidang bahasa terlihat dari penggunaan bahasa sansekerta dan aksara Pallawa.
Pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, bidang seni dan sastra berkembang pesat khususnya pada masa kejayaan kerajaan Kediri.
f. Bidang arsitektur
Salah satu peninggalan bidang masa megalitikum di nusantara adalah punden berundak. Peninggalan ini berpadu dengan budaya Hindu yang terlihat pada proses pembuatan candi.
Contohnya pada candi borobudur yang mencoba membuat bangunan punden berundak untuk umat penganut Buddha Mahayana.
Baca Juga: Peninggalan Budha di Indonesia: Candi, Prasasti, Arca dan Karya Sastra
Sedangkan pada candi-candi di lereng pegunungan, seperti Candi Sukuh, Candi Gedong Songo, pengaruh unsur budaya Hindu enggak terlalu kuat karena candinya hanya berupa punden berundak.
Fungsi candi di nusantara juga berbeda dengan yang dikenal di India, candi bagi masyarakat nusantara bukan sebagai tempat memuja dewa-dewa, namun sebagai tempat pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya.
Baca Juga: 5 Candi Terbesar di Indonesia, Salah Satunya Masuk Daftar UNESCO sebagai Salah Satu Keajaiban Dunia
Arca-arca yang terdapat pada candi merupakan perwujudan raja yang telah meninggal, fungsi ini mirip dengan menhir pada punden berundak.
Nah, Kids, itulah tadi beberapa penjelasan tentang pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Buddha bagi masyarakat Nusantara.
----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Perkembangan Masyarakat di Masa Hindu-Budha Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII) ✓ Sebenarnya bangsa Indonesia telah memiliki kepercayaan dan juga adat istiadat yang dilakukan secara turun menurun sebelum datang pengaruh hindu-budha masuk. Masyarakatnya hidup dalam kelompok kecil maupun besar, namun tersentuh budaya apapun selain dari nenek moyangnya sendiri. Awalnya komunikasi dilakukan dlam kelompoknya sendiri namun seiring waktu terjadi interaksi antar kelompok sehingga dengan alasan tuntutan kebutuhan, maka masyarakat melakukan perdagangan dan bahkan terjadi pelayaran antarpulau dan juga antarbenua.
1. Perkembangan Agama Hindu Dan Budha
- Agama dan Kebudayaan Hindu di India
- Agama Budha di India
2. Proses Masuknya Pengaruh Hindu-Budha Di Indonesia
4. Peninggalan-Peninggalan Sejarah Yang Bercorak Hindu-Budha
Semula bangsa India dihuni oleh bangsa Dravida yang selanjutnya pada perkembangannya muncul di India penduduk dari Asia Tengah yang selanjutnya kita kenal sebagai bangsa Arya yaitu kurang lebih pada tahun 1.500 SM. Kemudian bangsa Arya berhasil mendesak bangsa Dravida, sehingga secara otomatis membawa perubahan pada tata kehidupan di masyarakat India. Untuk selanjutnya bangsa Arya secara bergelombang memasuki lembah Indus, bergerak menuju ke arah tenggara dan memasuki daerah lembah sungai Gangga dan juga Yamuna. Di wilayah lembah sungai Indus (Punjab), bangsa Arya bisa mempertahankan kemurnian keturunannya. Sedangkan yang menempati daerah lembah Gangga dan Yamuna menyatu dengan bangsa Dravida. Dengan adanya penyatuan (integrasi) tersebut maka terjadi percampuran perkawinan antara bangsa Arya dan bangsa Dravida. Integrasi juga masuk ke wilayah agama atau kepercayaannya, sehingga akan lahir agama dan kebudayaan Hindu. Sehingga dapat dikatakan bahwa agama Hindu adalah merupakan percampuran (sinkretisme) antara kepercayaan dari bangsa Arya dan kepercayaan dari bangsa Dravida.
Kitab suci Weda, Brahmana dan Upanisad merupakan sumber dari ajaran agama hindu. Bagian-bagian dari kitab suci weda antara lain
- Reg-Weda, adalah memiliki kandungan mengenai puji-pujian terhadap dewa.
- Sama-Weda, adalah memiliki kandungan tentang nyanyian-nyanyian suci dimana slokanya diambil dari Reg Weda
- Yayur-Weda, adalah memiliki kandungan mengenai penjelasan mengenai sloka-sloka yang diambil dari Reg-Weda.
- Atharwa-Weda, adalah memiliki kandungan mengenai doa-doa yang digunakan untuk pengobatan (mantra-mantra)
Dewa-dewa utama di dalam agama Hindu adalah Trimurti (kesatuan dari tiga dewa) yang memiliki arti tiga berbadan satu atau satu berbadan tiga yaitu:
- Dewa Brahma, adalah memiliki tugas menciptakan alam semesta
- Dewa Wisnu, adalah dewa pemeliharaan alam semesta
- Dewa Syiwa, adalah dewa yang menguasai kematian atau pelebur.
Masayakat dalam memuja dewa tri murti memiliki bobot yang berbeda-beda. Untuk masyarakat yang lebih menekankan pemujaan terhadap dewa Brahma, maka masyarakat tersebut menganut aliran Brahmanisme, jika masyarakat tersebut menekankan pemujaan terhadap dewa Wisnu, maka masyarakat tersebut menganut Vaisnawa, sedang yang menekankan pemujaannya pada dewa Syiwa dinamakan aliran Syiwaisme.
Ajaran di agama Hindu adalah bahwa dalam kehidupan di dunia ini, manusia pada dasarnya dalam keadaan samsara (punarbawa) sebagai akibat dari perbuatannya yang dilakukan di masa sebelumnya (karma). Selain itu manusia yang telah meninggal dunia akan ber-reinkarnasi/ lahir kembali, dengan demikian memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri. Setelah manusia telah mencapai moksa (lepas dari samsara dan masuk nirwana/surga) maka manusia tidak lagi mengalami reinkarnasi.
4 Kasta (kelas) di dalam masyarakat hindu antara lain meliputi :
- Kasta Brahmana, yaitu terdiri dari para pemimpin agama atau para pendeta
- Kasta Ksatria yaitu terdiri dari para bangsawan, raja dan keturunannya serta para prajurit pemerintahan.
- Kasta Waisya yaitu terdiri dari para pengusaha dan para pedagang.
- Kasta Sudra yaitu terdiri dari para petani, para pekerja kasar.
Masih ada kelompok/ kasta yang paling rendah lagi, yaitu Paria yaitu yang terdiri dari para gelandangan, petugas pemukul “bedug” di kuil.
Di bangsa India juga muncul agama Budha, yang mana kelahiran dari agama Budha tersebut adalah merupakan reaksi terhadap agama Hindu yang melakukan ritual melalui kurban. Karena dengan menggunakan kurban maka berarti telah terjadi pembunuhan terhadap binatang yang dijadikan sebagai kurban dalam upacara. Sidharta Gautama merupakan pelopor dari kelompok masyarakat yang tidak setuju dengan adanya kurban tersebut. Mereka justru menentang terhadap adanya kurban dengan sebutan ahimsa (dilarang membunuh). Sidharta Gautama lahir di tahun 563 SM, dan merupakan putra dari Raja Sudodana yang berasal dari kerajaan Kosala di Kapilawastu. Mereka adalah termasuk kasta Ksatria yang berasal dari suku Suku Sakya. Sidharta diramal oleh seorang Brahmana yang menyatakan bahwa Sidharta kelak akan menjadi pendeta besar dan juga termasyhur. Dari ramalan tersebut membuat cemas istana, karena ayah Sidharta menginginkan supaya dia menjadi raja. Kehidupan Sidharta kecil penuh dengan kemwahan isatana, namun tanpa sepengetahuan keluarga istana dia keluar untuk melihat kenyataan hidup manusia. Banyak anak-anak yang sakit, orang tua sakit dan meninggal. Hal tersebut membuat kecemasan Sidharta, apakah semua orang mengalami seperti iti? Jadi hidup adalah merupakan penderitaan. Kemudian Sidharta bertekad menjadi pertapa supaya menemukan jawaban dari segala sesuatunya. Selanjutnya dia meninggalkan istana dalam rangka mencari kebahagiaan batinnya, dan menuju ke dalam hutan di Bodh Gaya. Dia melakukan pertapaan di bawah pohon dan memperoleh bodhi, yaitu semacam penerangan atau kesadaran yang sempurna. Sehingga pohon tersebut dikenal sebagai pohon Bodhi. Semenjak tahun 531 SM, Sidharta Gautama dikenal sebagai Sang Budha (artinya yang disinari) pada usianya 35 tahun . Di dalam ajaran Budha, manusia akan mengalami reinkarnasi, hidup adalah samsara, yang mana samsara dikarenakan oleh adanya hasrat/ nafsu akan kehidupan. Cara untuk menghentikan penderitaan adalah dengan menindas hawa nafsu melalui 8 jalan (astavidha) antara lain :
- Memiiki pemandangan (ajaran) yang benar.
- :Memiiki niat atau sikap yang benar.
- Berbicara yang benar.
- Melakukan perbuatan atau bertingkah laku yang benar.
- :Memiiki penghidupan yang benar.
- Bersemedi yang benar.
- Berusaha yang benar.
- Memperhatikan hal-hal yang benar.
- Budha Mahayana (kendaraan besar), Adalah apabila seorang telah bisa mencapai nirwana, sebaiknya memikirkan orang lain yang masih dalam kegelapan (bersifat terbuka).
- Budha Therawadha atau Budha Hinayana (kendaraan kecil), Adalah bagaimana setiap individu dbisa mencapai nirwana untuk dirinya sendiri (bersifat tertutup).
- Taman Lumbini di Kapilawastu, merupakan tempat kelahiran Budha yaitu pada tahun 563 SM.
- Bodh-Gaya, merupakan tempat Budha memperoleh penerangan, kesadaran tinggi atau bodhi.
- Sarnath di dekat -Benares, merupakan tempat Budha untuk pertama kalinya memberikan kotbah ajarannya.
- Kusinagara, merupakan tempat Budha wafat pada tahun 482 SM.
Proses dari masuk dan berkembangnya pengaruh India di Indonesia dinamakan sebagai proses penghinduan atau Hinduisasi. Teori yang berkaitan dengan proses penyebaran Hindu-Budha:
- Teori Waisya : Para pedagang merupakan pembawa dan penyebar Hinduisme yang masuk ke Indonesi.
- Teori Brahmana : Para Brahmana merupakan penyebar agama Hindu ke Indonesia karena mereka yang menguasai seluk beluk keagamaan.
- Teori Ksatria : Para ksatria yang melakukan penaklukan sambil menyebarkan Hinduisme, karena para ksatria India sudah mendirikan koloni di Indonesia ataupun di Asia Tenggara.
- Teori Arus Balik orang Indonesia. Sesudah melakukan pembelajaran di India kemudian pulang ke Indonesia dan menyebarkan agama dan budaya India.
- Berisi silsilah. Kundungga berputera Acwawarman yang seperti dewa matahari, dan Acwawarman berputera tiga – seperti api tiga. Dari ke-3 putra tersebut, Mulawarman raja yang baik, kuat dan juga kuasa. Mulawarman telah melaksanakan kenduri (selamatan), mengadakan korban, maka didirikanlah tugu oleh para Brahmana.
- Tempat sedekah. Mulawarman adalah merupakan raja yang mulia dan juga terkemuka telah memberi sedekah kepada para Brahmana sebanyak 20.000 ekor lembu di tempat tanah yang sangat suci “Waprakecvara”.
- Macam-macam sedekah yang lainnya misalnya : wijen, malai bunga, lampu dan lain-lain.
- Raja Mulawarman merupakan raja yang terbesar di Kutai, karena telah menaklukkan raja-raja yang ada sekitarnya.
- Segi sosial Kutai, masyarakatnya mengenal kasta-kasta karena adanya pengaruh dari India. Keluarga Kundungga pernah melaksanakan upacara Vratyastoma, yaitu suatu upacara penyucian diri untuk masuk di kasta Ksatria.
- Segi ekonomi, Raja telah menyedekahkan sebanyak 20.000 ekor lembu, ini dapat diartikan bahwa peternakan di Kutai telah maju, termasuk dalam bidang pertaniannya, sebab kerajaan Kutai terletak di tepi sungai. Sehingga dapat dikatakan bahwa Kutai merupakan kerajaan yang makmur. Tetapi perlu diketahui bahwa Kerajaan Kutai lepas dari perhatian Cina.
- Prasasti Ciaruteun
- Prasasti Pasir Awi
- Prasasti Kebon Kopi
- Prasasti Jambu
- Prasasti Tugu
- Prasasti Lebak
- Prasasti Muara Cianten.
- Kerajaan Taruma berkembang sekitar pada abad V M.
- Memerintah dalam waktu cukup lama.
- Nama rajanya yang paling terkenal adalah Purnawarman.
- Rajanya memikirkan rakyatnya dan dekat dengan para Brahmana.
- Penganut agama Hindu, aliran Vaisnawa.
- Faktor geografis. Memiliki letak yang strategis di jalur dagang antara India dan Tiongkok.
- Muara sungai di Sumatera lebar dan juga landai sehingga mudah untuk dilayari.
- Faktor ekonomis. Wilayah Sumatera mempunyai banyak hasil yang dapat diperdagangkan, sebagai contoh adalah penyu, gading, kapur barus dan lain sebagainya.
- Keruntuhan dari kerajaan Funan di Vietnam sebagai akibat dari serangan Kamboja kemudian digantikan oleh Kerajaan Sriwijaya, cepat berkembang sebagai negara maritim.
Urutan Raja Mataram Kuno |
- Sarvecvara
- Aryyaecvara
- Kracaradipagandra.
- Kamecvara
- Raja Kertajaya 1194 – 1222, adalah raja yang terakhir dari Kerajaan Kediri yang dikalahkan Ken Arok.
- Pararaton/ Katuturanira Ken Arok menceritakan riwayat dari Ken Arok dari lahir hingga Ken Arok menjadi raja dan urutan raja-raja yang telah memerintah di Kerajaan Singasari.
- Negarakertagama (penulis Prapanca) menceritakan mengenai pandangan filsafat, keindahan kraton Majapahit, perjalanan suci dari Hayam Wuruk ke tempat percandian leluhurnya antara lain ke Singasari. Di dalamnya juga memuat riwayat dari Ken Arok.
- Melakukan perluasan wilayah dan melakukan hubungan dengan luar negeri. Kertanegra melakukan pengiriman ekpedisi menuju ke daerah Sumatra yang kemudian kita kenal sebagai ekspedisi Pamalayu yaitu di tahun 1275 M. Selain itu Raja Kertanegara melakukan kerjasama dengan Campa untuk secara bersama-sama menghadapi Ku Bilai Khan yang berasal dari Cina karena dianggap sebagai ancaman oleh Raja Kertanegara.
- Struktur Pemerintahan Singasari sudah lengkap. Raja adalah penguasa tertinggi yang didampingi oleh dewan penasehat. Kemudian di bawahnya terdapat pegawai-pegawai yang mengawasi di berbagai bidang, misalnya di bidang pertahanan, agama dan bidang lainnya.
- Kehidupan Agama. Secara bersama-sama Agama Hindu dan Agama Budha berkembang di Singasari di masa pemerintahan raja Kertanegara. Raja Kertanegara memeluk Ciwa-Budha, terjadi sinkretisme (penyatuan) antara agama Hindu-Budha. Kertanegara menganut aliran Tantrayana.
- Berita-berita Cina, contohnya kitab Ying Yai Sheng Lan karangan Ma Huan dan juga catatan-catatan dalam tambo dinasti Ming.
Sesudah kerajaan Singasari hancur, kemudian Raden Wijaya dengan bersama-sama para pengikutnya lari sebab dikejar oleh tentara Kediri. Sampai di desa Kudadu memperoleh bantuan dari kepala desa Kudadu, lalu Raden Wijaya melanjutkan perjalanannya menuju ke Madura dan meminta perlindungan kepada Aria Wiraraja. Raden Wijaya disuruh untuk berpura-pura menyatakan tunduk dan takluk, kemudian setelah dipercaya oleh Jayakatwang agar minta daerah di hutan Tarik. Kemudian di Tarik itulah Raden Wijaya mendirikan suatu kerajaan yang kemudian dikenal dengan sebutan Kerajaan Majapahit
- Raja yang pertama adalah Raden Wijaya. Beliau bergelar Kertarajasa Jaya Wardana (1293-1309 M). Raden wijaya menikah dengan ke empat puteri dari Kertanegara yaitu bernama 1). Dyah Dewi Tribuwaneswari (permaisuri), 2). Dyah Dewi Narendraduhita, 3). Dyah Dewi Prajnaparamita, dan 4). Dyah Dewi Gayatri. Diduga Raden Wijaya mengawini putri Kertanegara adalah berlatar belakang politik, supaya tidak terjadi perebutan kekuasaan.
- Setelah Raden Wijaya meninggal, kemudian digantikan oleh Jayanegara atau Kala Gemet di tahun 1309. Pada masa pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan karena beliau merupakan raja yang lemah. Adapun pemberontaan yang terjadi antara lain:
- Pemberontakan Ronggolawe, bisa diatasi
- Pemberontakan Lembu Sora, bisa dipadamkan.
- Pemberontakan Nambi, bisa diatasi
- Pemberontakan Kuti pada tahun 1319, bisa diatasi berkat jasa dari Gajah Mada, kemudain Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan dan di tahun 1321 Gajah Mada diangkat menjadi Patih Daha.
- Tribuwanatunggadewi (1328-1350 M). Dikarenakan Jayanegara tidak memiliki putra, tahta seharusnya jatuh ke Gayatri. Namun Gayatri memilih menjadi Biksuni, maka Tribuwanatunggadewi putrinya ditunjuk sebagai wakil dan diangkatlah menjadi raja yang mempunyai gelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardani. Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan Sadeng dan pemberontakan Keta, namun semuanya bisa diatasi oleh Gajah Mada yang telah diangkat sebagai patih Majapahit. Pada waktu upacara pelantikan dari Gajah Mada sebagai Patih dari kerajaan Majapahit tahun 1331, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang kita kenal sebagai Sumpah Palapa yaitu bahwa Patih Gajah Mada tidak akan makan Palapa, tidak akan bersenang-senang/ istirahat sebelum seluruh Nusantara dapat bersatu dibawah kekuasaan Majapahit.
Karena di tahun 1350 Gayatri telah wafat, maka Tribuwanatunggadewi yang merupakan wakil dari ibunya segera turun tahta, kemudian beliau menyerahkan tahtanya kepada putranya yang bernama Hayam Wuruk.
- Hayam Wuruk (1350-1389 M)
Masa keemasan dari Kerajaan Majpahit adalah di masa pemerintahan Hayam Wuruk karena sumpah palapa yang diucapkan Gajah Mada dapat tercapai dan sering disebut sebagai Wawasan Nusantara II. Wilayah kekuasaan dari kerajaan Majapahit, hampir sama dengan wilayah Republik Indonesia, maka dari itu Majapahit disebut sebagai Negara Maritim Nasional II.
Majapahit adalah sebagai pusat perniagaan di Asia Tenggara pada saat itu. Terdapat hubungan dengan negara lain misalnya Siam, Ligor, Birma, Kamboja dan Annam.
Hasil sastra pada jaman Majapahit yaitu:
- Kitab Negarakertagama karangan Prapanca
- Kitab Sutasoma karangan Tantular.
Terdapat Kitab “Kutaramanawa” yang di dalamnya mengenai aturan hukum yang ada di Majapahit. Sepeninggal dari Prabu Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran. sebagai penggantinya adalah puterinya yang bernama Kusumawardhani.
- Ratu Kusumawardhani (1389-1429 M)
Di masa pemerintahan Ratu Kusumawardhani telah terjadi perang saudara dengan Wirabhumi yang dikenal sebagai perang Paregreg da berakhir dengan terbunuhnya Wirabhumi. Sesudah Kusumawardhani, selanjutnya berturut-turut adalah sebagai berikut:
1). Dewi Suhita (1429-1447 Masehi) 2). Bhre Tumapel (1447-1451 Masehi) 3). Bhre Kahuripan (1451-1453 Masehi) 4). Purwawisesa (1457-1467 Masehi)
5). Pandanalas (1467-1478 Masehi)
Berakhirnya pemerintahan Pandanalas, kemudian diganti dengan pemerintahan Giridrawardhana. Pada masa inilah Kerajaan Majapahit mulai mundur dan kemudian mengalami keruntuhan. Adapun sebab-sebab runtuhnya kerajaan Majapahit adalah sebagai berikut:
a. Faktor Politik.
DSetelah Gajah Mada meninggal daerah yang luas tidak bisa dipertahankan.
b. Faktor Ekonomi
Majapahit bisa menyatukan daerah pertanian dengan bandar, kemudian setelah ada ekspedisi dari Cina, maka para bandar lebih suka langsung berhubungan dengan luar negeri. Bandar lebih demokratis, berusaha untuk melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Majapahit.
c. Faktor Agama Penyebaran Islam di wilayah Asia Tenggara lewat jalur perdagangan mempengaruhi para bandar, mereka beragama Islam, sedangkan Majapahit masih Hindu. Para bandar menentang Majapahit. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa adanya serangan dari Kerajaan Demak. Di dalam serat Kondo dan Babad Tanah Jawi runtuhnya Majapahit ditengarai dengan candra sangkala: Sirna Ilang Kertaning Bumi : 1400 C = 1478 M.
Seni bangun
Adapun peninggalan-peninggalan dari sejarah banyak jenisnya, misalnya saja komplek percandian, pemandian, keraton, makam. Candi merupakan peninggalan yang berwujud komplek bangunan yang memiliki sifat Hindu, sedangkan untuk yang memiliki sifat Budhis dinamakan Stupa, Stupika. Contoh candi Hindu yang terdapat di Jawa Tengah adalah Candi Prambanan. Fungsi candi prambanan adalah merupakan sebagai tempat pemujaan (kuil). Candi ini terdiri atas Candi Siwa, Candi Brahma dan Candi Wisnu. Bangunan candi prambanan yang tertinggi terletak di tengah yang bersifat Siwa. Pada ruangan candi kita menemukan arca Durga Mahisasuramardini dan dikenal dengan nama Roro Jongrang. Cerita ramayana terdapat di relief dari candi prambanan. Contoh candi hindu di Jawa Tengah yang lainnya adalah candi Gedong Sango, Ratu Baka, Candi Kalasan, percandian Dieng dan lain-lain. Sedangkan di wilayah Jawa Timur misalnya candi Kidal, Candi Panataran, candi Singasari, dan juga kompleks percandian di Trowulan Mojokerto.
Contoh candi yang bersifat budhis misalnya candi Muara takus di daerah Jambi sebagai peninggalan kerajaan Sriwijaya, Candi Borobudur, candi Mendut dan candi Pawon. Fungsi bangunan seperti ini adalah untuk tempat ibadah. Jaman sekarang ini candi-candi tersebut masih dipergunakan bagi umat Budha untuk upacara memperingati hari Waisak.
Di samping ke-2 bangunan yang bersejarah tersebut, berikut beberapa peninggalan sejarah dari masa Hindu dan Budha yang sudah pernah ditemukan seperti yang tertera dalam tabel berikut:
Pengaruh dari India membawa perkembangan di bidang seni rupa dan bidang seni ukir/ pahat karena adanya proses akulturasi. Sebagai contoh adalah relief yang terdapat di dinding candi Borobudur yang merupakan relief tentang riwayat dari Budha, relief ini dikenal dengan nama Karma Wibangga.
Sistem kasta adalah penggolongan dari masyarakat yang didasarkan pada tingkat atau derajad orang yang bersangkutan. Setiap orang telah ditentukan kastanya. Terdapat 4 kasta yaitu kasta Brahmana, kasta Ksatria, kasta Weisya dan kasta Sudra.
Filsafat dan Sistem Kepercayaan.
Kepercayaan asli dari bangsa Indonesia adalah animisme dan dinamisme. Percaya adanya kehidupan setelah mati, yaitu sebagai roh halus. Karena kehidupan roh halus tersebut mempunyai kekuatan maka roh nenek moyang dipuja. Walaupun telah masuk pengaruh dari India tidak menyebabkan pemujaan terhadap roh nenek moyang hilang yang dapat terlihat pada fungsi candi. Fungsi candi di India adalah sebagai tempat pemujaan, tetapi di Indonesia fungsi dari candi selain sebagai tempat pemujaan, juga mempunyai fungsi sebagai makam raja dan untuk menyimpan abu jenazah raja yang sudah wafat. Bisa terlihat adanya pripih tempat untuk menyimpan abu jenazah, dan di atasnya didirikan patung raja yang berbentuk mirip dewa. Hal ini adalah merupakan perpaduan antara fungsi candi di India dengan pemujaan roh nenek moyang yang ada di Indonesia. Sesudah pengaruh dari India masuk ke Indonesia, kedudukan dari pemimpin diubah menjadi raja dan wilayahnya dinamakan kerajaan. Rajanya dinobatkan dengan melalui upacara Abhiseka, dan biasanya namanya akan ditambah “warman”. Untuk contohnya adalah di Kerajaan Kutai, Taruma dan lain-lain. Bukti adanya akulturasi di bidang pemerintahan, contohnya adalah raja harus memiliki wibawa dan dipandang memiliki kesaktian (kekuatan gaib), seperti para Raja disembah menunjukkan adanya pemujaan Dewa Raja.
Hasil sastra yang mempunyai bentuk prosa atau puisi isinya antara lain mengenai tutur (pitutur : kitab keagamaan), kitab Hukum (Undang-Undang), dan wiracarita (kepahlawanan). Wiracarita yang cukup terkenal adalah Kitab Ramayana dan Mahabarata. Muncul wiracarita gubahan dari pujangga Indonesia contohnya adalah Kitab Baratayuda yang digubah oleh Mpu Sedah dan juga Mpu Panuluh. Dengan perkembangan huruf Pallawa dari India ke Indonesia, menyebabkan berkembangnya karya-karya sastra. Contohnya adalah karya-karya sastra Jawa kuno. Huruf Nagari (dari India) yang disertai huruf Bali kuno (dari Indonesia).
Baca juga : Gejala-Gejala di Atmosfer dan Hidrosfer dan Kondisi Geografis dan Penduduk Di Indonesia (Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII)*) Semua Materi IPS SMP dapat dilihat di : Rangkuman Materi Pelajaran IPS SMP/ MTs Kelas VII
Demikianlah artikel IPS di blog Aanwijzing.com tentang Perkembangan Masyarakat Pada Masa Hindu-Budha Di Indonesia yang semoga bermanfaat.