Planet bulan dalam agama hindu dikenal dengan nama

Tolong buatin materi muhadhoroh

Gladhen 3: 1. Tembung-tembung ing sajroning ukara iki pilah-pilahen miturut jinising tembung. !tolong dibantu pliss ​

tolong bantu kaaa, yang paham bantu.1. Apa yang kita dapat pelajari dari lagu "ghost" Justin Bieber?? Jangan singkat2. Apa tujuan lagu "ghost" Justin … Bieber?3. Bagaimana perasaan saat mendengar lagu "ghost" Justin Bieber??note : jangan ngasal, boleh liat google.​

dadi lare cilik ojo gampang ngerokok cedhek. ngerokok cedhek artine?​

Ibu Kris memberikan pelajaran kepada siswa di kelas 7G tentang kedisiplinan. Salah satu tips untuk bisa disiplin adalah merasa lapar dan haus untuk di … siplin. Firman Tuhan yang berhubungan dengan hal tersebut terdapat dalam....​

18. Titénan gambar di handap! Dina gambar di luhur, bagian suku nu ditunjuk ku huruf (é) nyaéta....a. keuneung b. cécékolan c. mumcangan d. bincurangN … O NGASAL​

18. Titénan gambar di handap! Dina gambar di luhur, bagian suku nu ditunjuk ku huruf (é) nyaéta... a. keuneung b. cécékolan c. mumcangan d. bincurangn … o ngasal​

Ok soo If you're a FNaF fan you should answer this correctly :))Questions : 1. Who possesed Freddy, Bonnie, Chica, and Foxy?2. Who got bitten in the b … ite of "83's"?3. Who do you think bite "Jeremy Fitzgerald" ?4. Who is foxybro's real name?5. Who is the "Purple Guy" ?6. Who are the members of "The Afton Family" ? 7. How did "Charlotte Emily" die?8. Who is Charlotte's dad?Thats all I can think of-Thankyou For Depositing 5 Coins​

Cerita dewi sinta .......................

Guru lagu teh nyaeta...​

Astronomi merupakan salah satu cabang ilmu sains yang mempelajari tentang angkasa luar. Ilmu astronomi banyak dikemukakan oleh ahli di beberapa Negara, seperti Yunani, Italia dan lainnya. Beberapa kitab suci juga menjelaskan astronomi berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Dalam kitab suci weda yang dimiliki oleh agama Hindu, ilmu astronomi dikenal dengan nama Jyotisha. Jyotisha (jyotiṣa, dalam Bahasa Hindi, dan dalam Bahasa Inggris: Jyotish) adalah ilmu astrologi dalam Hindu, yang merupakan salah satu bagian dari Wedangga, dan juga dikenal sebagai salah satu ilmu perbintangan kuno yang paling tua, yang memberi pengaruh terhadap ilmu-ilmu perbintangan lainnya di India.

Dikutip dari pendapat Sutarya pada laman baliexpress, Jyotisha adalah Ilmu Astrologi sekaligus Ilmu Astronomi Hindu Kuno. Berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Jyoti yang berarti cahaya, dan Ish bermakna Tuhan. Sehingga Jyotisha bermakna Tuhan pengendali cahaya. Jyotisha masuk dalam percabangan Wedangga yang merupakan bagian tubuh dari kitab suci Weda. Pengunaan Jyotisha bisa dilihat juga dalam film bertemakan Hindu, seperti Mahabahrata saat Rsi Jaimini memprediksi hasil perang Mahabharata dengan Marahaja Drestarata dan Maharani Gandari. Penggunaan Jyotisha biasanya untuk penentuan posisi bintang dilakukan oleh para Maharsi terdahulu dengan melakukan pengamatan, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan. Perhitungan Astronomi ini akan menghasilkan waktu kapan sesuatu terjadi, seperti hari raya apa saja yang akan jatuh dari tilem (bulan mati) sampai tilem berikutnya, dan kapan terjadinya gerhana matahari ataupun gerhana bulan.

Perhitungan di Jyotisha menggunakan bumi sebagai patokan, dimana planet lain mengitarinya. Hal ini semata-mata digunakan untuk penyederhanaan perhitungan Astronomi yang dilakukan, sebab dalam Weda  menganut Heliosentris (matahari sebagai pusat tata surya), bukan geosentris (bumi sebagai pusat tata surya), seperti termuat dalam  kitab Sama Weda 121. “Matahari tidak pernah terbenam ataupun terbit, sebab bumi yang berotasi. Pengamatan dari posisi planet, matahari, bulan dan bintang menimbulkan pemaknaan, yang akhirnya menjadi Ilmu Astrologi. Melihat posisi planet dan bintang, para Maharsi pada zaman dahulu bisa memprediksi hadirnya kehancuran, bencana, hadirnya raja baru, dan lain sebagainya

Planet berasal dari pecahan matahari;

Dimana pada zaman dahulu perputaran planet - planet pada porosnya yang disebut sebagai benda-benda brahmanda dalam Hindu Dharma dalam mitologinya dikisahkan pada awalnya pecahan-pecahan tersebut terbang melayang-layang di awang-awang mengitari matahari.
Dalam Wariga dikatakan :

Hari rabu (Budha Wara) adalah hari suci untuk Planet Budha (Mercuri) yang dihubungkan dengan Brhaspati (Yupiter yang berasal dari Tara (Bintang).
Seperti dalam pandangan aliran Surya-Sidhanta dalam astronomi Hindu (ref) menyebutkan terdapat tujuh planet, yakni planet Aditya, Soma, Budha, Sukra, Angaraka, Brihaspati, dan Saniscara. 

Jika dikaitkan dengan nama planet-planet modern, akan tampak. 

  • Planet Matahari dikenal dengan nama Aditya. 
  • Planet Bulan dikenal dengan nama Soma. 
  • Planet Merkurius dikenal dengan nama Budha. 
  • Planet Venus dikenal dengan nama Sukra. 
  • Planet Mars dikenal dengan nama Angaraka. 
  • Planet Jupiter dikenal dengan nama Brihaspati. 
  • Planet Saturnus dikenal dengan nama Saniscara. 
Planet Neptunus dan Uranus atau pun Pluto tidak disebutkan dalam pandangan aliran Surya Sidhanta, Aliran ini menyebut adanya planet Rahu dan Ketu. 

Dan sejatinya dalam kosmologi Hindu disebutkan bahwa pada mulanya wujud keduanya adalah tunggal, yaitu Sang Hyang Kala yang berwujud dua yaitu Sang Hyang Rahu dan Sang Hyang Ketu.

Sang Hyang Rahu menciptakan para kala dan
Sang Hyang Ketu menciptakan para dewa dan wawaran.

Selain itu sebagai tambahan, menurut para ahli ilmu bumi dikatakan dalam salah satu pengantar Agama Hindu disebutkan bahwa :

Matahari sebagai simbul kekuasaan Ida Sang Hyang Widhi.
    • Keseimbangan dan perputaran Bumi (Cakrawala) diatur sedemikian rupa oleh Sanghyang Widhi dengan swabawa Nya yang disebut dengan Sang Hyang Eka Bumi sebagai pengatur keserasian planet-planet tersebut.
    • Dan kekuatan matahari menyebabkan bumi sebagai bagian planet kita ini menjadi berputar, angin bertiup dan air mengalir.
Dengan sinar matahari semua makhluk bisa hidup di bumi ini, namun jika matahari tidak ada maka bumipun akan mati.

Pengamatan dari posisi planet, matahari, bulan dan bintang menimbulkan pemaknaan tersendiri dimana dalam Jyotisha Hindu Kuno disebutkan akhirnya menjadi Ilmu Astrologi yang di Bali dikenal dengan Ilmu Wariga secara umum.

Patokan yang digunakan di Bali adalah perhitungan Surya Chandra Pramana atau yang akrab di telinga sebagai solar dan lunar system yang sampai sekatang tetap dipakai di kalender khas Bali.


Penggunaan itu salah satunya pada saat menentukan jatuhnya Hari Raya Nyepi, yakni menentukan sasih kasanga melalui perhitungan Surya Pramana (jatuh setiap sasih yang sama) dan menentukan jatuhnya tilem melalui perhitungan Candra Pramana.
Dan kini disebutkan dalam Fb, Bali Sebagai Pusat Pemurnian Planet Bumi;
“Arteri Ley feminin dan maskulin dari Great Dragon berpotongan di dua titik di Bumi, yaitu di Danau Titicaca (pegunungan Andes,Perbatasan Peru dan Bolivia), dan di Pulau Bali.

Dimana situs suci Bali bertindak untuk memurnikan energi sistem planet Bumi.

Kami datang dari energi Planet Sacrum: 

Emosi, dualitas, energi kreatif /destruktif dari dunia kita, dan Bali disebutkan merupakan titik balik dimana semua energi dari Chakra Dasar dan Sakrum mulai dimurnikan, dengan niat memberikan pembersihan utama.
Ada enam wilayah di Bali yang didedikasikan untuk memurnikan Bumi. Empat dari situs ini bertindak sebagai pivot untuk mengubah persimpangan dua naga dalam pola swastika.
Pusat kelima berkembang dari area tengah swastika dari sumber paling suci di Bali.

Pusat planet keenam berada di bagian barat Bali yang beroperasi dari bidang yang bahkan lebih tidak terlihat.
Swastika adalah simbol aliran energi setua umat manusia itu sendiri, yang mewakili siklus dan transmutasi energi, membersihkan 4 elemen dan berfungsi sebagai poros untuk regenerasi semua pengotor planet.

***

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA