Penyakit yang ditandai dengan tekanan darah penderita yang sangat tinggi disebut

Hipertensi maligna adalah kondisi darurat medis yang terjadi ketika tekanan darah meningkat drastis hingga jauh melebihi ambang batas normalnya. Kondisi ini bisa muncul secara cepat dan tiba-tiba. Jika tidak segera ditangani, hipertensi maligna dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh, bahkan kematian.

Hipertensi maligna merupakan kondisi hipertensi berat yang bersifat darurat. Hipertensi maligna ditandai dengan melonjaknya tekanan darah hingga mencapai 180/120 mmHg atau lebih tinggi dari angka tersebut.

Penyakit yang ditandai dengan tekanan darah penderita yang sangat tinggi disebut

Padahal, tekanan darah normal orang dewasa sekitar 120/80 mm Hg. Angka 120 mmHg menunjukkan tekanan sistolik, sedangkan 80 mmHg menunjukkan tekanan diastolik.

Hipertensi sering kali tidak bergejala, sehingga banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hipertensi bisa menjadi semakin parah dan berkembang menjadi hipertensi maligna.

Ketika sudah mengalami hipertensi maligna, penderita kondisi ini bisa mengalami kerusakan berbagai organ tubuh, seperti otak, ginjal, jantung, mata, dan paru-paru. Akan tetapi, pada sebagian kasus, penyebab hipertensi maligna sering kali tidak diketahui dengan jelas.

Gejala dan Kompilkasi Hipertensi Maligna

Sebagian penderita hipertensi maligna bisa saja tidak mengalami keluhan apa pun. Akan tetapi, sebagian lainnya dapat mengalami beberapa gejala berikut ini:

  • Penglihatan kabur
  • Sakit kepala berat
  • Mual dan muntah
  • Nyeri dada dan dada berdebar kencang
  • Kesemutan atau mati rasa
  • Jumlah urine berkurang atau sedikit
  • Mimisan
  • Sesak napas
  • Perubahan status mental, misalnya linglung, gelisah, sulit konsentrasi, dan sering mengantuk
  • Kejang
  • Pingsan

Jika tidak segera diobati, hipertensi maligna bisa menyebabkan berbagai kompilkasi, seperti:

  • Pembengkakan atau edema paru
  • Stroke
  • Serangan jantung
  • Gagal jantung
  • Gagal ginjal
  • Kematian

Orang-Orang yang Berisiko Mengalami Serangan Hipertensi Maligna

Hipertensi maligna sebetulnya tergolong jarang terjadi. Kondisi ini diperkirakan hanya terjadi pada sekitar 1–2 orang dari 1 juta penderita tekanan darah tinggi. Meski tergolong jarang terjadi, hipertensi maligna adalah kondisi darurat medis yang sangat berbahaya.

Hingga saat ini, penyebab terjadinya hipertensi maligna masih belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa kerusakan pembuluh darah di organ-organ tubuh kerap menjadi salah satu faktor yang dapat memicu hipertensi maligna.

Selain itu, ada beberapa kondisi yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi maligna, yaitu:

  • Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dengan baik, misalnya karena kurang teratur minum obat
  • Gaya hidup tidak sehat, misalnya sering merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, serta sering mengonsumsi makanan tinggi garam dan lemak
  • Penyakit ginjal, misalnya gagal ginjal
  • Gangguan autoimun, seperti skleroderma
  • Tumor pada kelenjar adrenal, termasuk pheochromocytoma
  • Preeklamsia
  • Cedera tulang belakang
  • Efek samping obat-obatan tertentu, seperti pil KB, obat antidepresan, obat golongan NSAID, kortikosteroid, serta obat-obatan terlarang seperti kokain dan amfetamin.

Diagnosis dan Pengobatan Hipertensi Maligna

Hipertensi maligna penting untuk dideteksi sejak dini agar tidak menimbulkan komplikasi yang fatal. Untuk mendiagnosis hipertensi maligna, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pengukuran tekanan darah, dan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes darah dan urine
  • Pemeriksaan fungsi ginjal
  • Pemeriksaan radiologi, seperti foto Rontgen, angiografi, USG, CT Scan, dan MRI
  • Ekokardiogram dan elektrokardiogram

Jika hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa penderita mengalami hipertensi maligna, penanganannya perlu dilakukan di rumah sakit. Bila hipertensi maligna telah mengakibatkan kerusakan berat pada organ tubuh, penderitanya mungkin perlu menjalani perawatan di ICU (intensive care unit).

Tujuan utama penanganan hipertensi maligna adalah untuk menurunkan tekanan darah tinggi penderita secara bertahap. Untuk menangani hipertensi maligna, dokter dapat memberikan penanganan berikut ini:

Pemberian obat-obatan

Hipertensi maligna perlu diobati dengan obat antihipertensi secepat mungkin. Umumnya, dokter akan memberikan obat penurun tekanan darah atau antihipertensi melalui suntikan pada infus.

Setelah tekanan darah mulai menurun dan stabil, dokter dapat mengganti pemberian obat antihipertensi suntikan dengan obat antihipertensi dalam bentuk obat minum. Obat antihipertensi juga diberikan saat penderita sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Selain itu, dokter juga mungkin akan memberikan obat-obatan lain, misalnya obat diuretik, bila penderita mengalami edema paru atau pembengkakan otak.

Terapi oksigen

Penderita hipertensi maligna bisa mengalami gangguan pernapasan, pingsan, atau bahkan koma. Hal ini bisa menyebabkan penderita mengalami kekurangan oksigen. Oleh karena itu, dokter dapat memberikan terapi oksigen melalui selang atau masker oksigen.

Jika penderita koma atau tidak dapat bernapas, dokter mungkin akan memberikan terapi oksigen melalui ventilator.

Cuci darah

Jika sudah menyebabkan kerusakan ginjal parah atau gagal ginjal, penderita hipertensi maligna mungkin perlu menjalani prosedur cuci darah. Namun, tindakan ini biasanya baru dilakukan jika tekanan darah sudah terkontrol dan penderita dinyatakan bisa menjalani cuci darah.

Cegah Hipertensi Maligna dengan Cara-Cara Ini

Guna mencegah serangan hipertensi yang berbahaya ini, Anda perlu rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala di rumah sakit maupun di rumah dengan alat pengukur tekanan darah (tensimeter).

Jika sudah menderita hipertensi, jangan lupa untuk minum obat yang diresepkan dokter secara teratur dan jangan kurangi dosis atau melewati waktu minumnya.

Selain itu, Anda juga disarankan untuk menjalani pola hidup sehat, seperti:

  • Perbanyak konsumsi buah dan sayur serta batasi atau kurangi konsumsi makanan tinggi garam dan tinggi lemak jenuh
  • Olahraga secara teratur
  • Berhenti merokok dan jauhi asap rokok
  • Istirahat yang cukup
  • Kurangi stres

Agar tidak mengalami hipertensi maligna, Anda bisa menjaga tekanan darah agar tetap stabil dengan beberapa cara di atas. Jika Anda memang memiliki hipertensi, jangan lupa untuk rutin minum obat antihipertensi dan jalani pemeriksaan kesehatan ke dokter secara teratur.

Jika sudah mengalami beberapa tanda dan gejala hipertensi maligna, segera periksakan diri ke dokter di rumah sakit. Hal ini bertujuan agar hipertensi maligna dapat diatasi dengan cepat, sehingga komplikasi berbahaya akibat serangan ini dapat dicegah.

12 Mei 2018

Penyakit yang ditandai dengan tekanan darah penderita yang sangat tinggi disebut

Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik  ≥ 90 mmHg.


Hipertensi The Silent Killer

Hipertensi sering disebut “the silent killer” karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap hipertensi, tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau komplikasi dari hipertensi.


Diketahui bahwa hanya sepertiga penderita hipertensi (36,8%) yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan hanya 0,7% yang minum obat.

Baca Juga Diet pada Hipertensi

Penyakit Tekanan Darah Tinggi/Hipertensi

Oleh: dr. Rina Yuda Novira, SpJP, dr Angela Djunaedi

Tim PKRS RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar

Pendahuluan

"Apakah anda memiliki riwayat darah tinggi ?"

Sepertinya pertanyaan tersebut tidak asing lagi ditelinga, terutama ketika anda  memeriksakan diri kefasilitas kesehatan, atau ketika menemani sanak saudara dan kerabat anda untuk berobat.

Di dalam tubuh kita ini, darah mengalir melalui pembuluh darah yag terdapat mulai ujung kepala hingga ujung kaki. Fungsi dari darah adalah menghantarkan zat-zat gizi makanan ke sel-sel tubuh, dan pembuluh darah ini bertugas sebagai pipa penyalur darah untuk tiba di sel-sel tubuh.

Tahukah anda bahwa pipa - pipa yang ada di dalam tubuh kita atau pembuluh darah kita ini memiliki sebuah tekanan di dalamnya? Ya, tekanan ini berfungsi agar darah tetap dapat mengalir terus menerus setiap detiknya. Tekanan ini memiliki suatu nilai batas normal dan tidak normal. Normalnya, tekanan darah kita adalah kurang dari 140/90 mmHg (milimeter air raksa). Tekanan darah di atas 140/90 mmHg dikategorikan sebagai tekanan darah tinggi atau yang biasa disebut sebagai hipertensi. Tekanan ini dapat diketahui setelah diukur menggunakan sebuah alat medis yang sering dikenal dengan tensimeter dan dilakukan pengukuran minimal 2x dengan jarak satu minggu.

Seberapa banyak angka kejadian hipertensi di dunia?

World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menyatakan data bahwa sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, hal ini dapat diibaratkan 1 dari 3 orang di dunia menderita hipertensi. Jumlah ini  diprediksikan akan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi. Setiap tahunnya ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Dengan demikian,  penyakit hipertensi  tidak boleh kita remehkan dan harus ditatalaksana sebaki-baiknya untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian.

Apa saja yang menjadi penyebab seseorang mengalami hipertensi ?

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua, hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

  • Yang pertama yaitu hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, hal ini terjadi pada 90% atau sebagian besar kasus hipertensi. 
  • Lalu yang kedua yaitu Hipertensi sekunder. Berbeda dengan hipertensi primer yang tidak diketahui sebabnya, hipertensi sekunder ini dapat diketahui penyebabnya misalnya kelainan pada kelenjar tiroid atau gondok, dan mungkin penggunaan KB hormon, kelainan pada ginjal dan kelenjar anak ginjal. Hipertensi sekunder ini terjadi pada 10% kasus hipertensi.

Lalu bagaimana bila penyebab hipertensi primer tidak dapat diketahui? jangan khawatir, walau penyebabnya tidak dapat diketahui, ada beberapa faktor resiko yang dapat diketahui turut andil menjadi pendukung terjadinya kondisi hipertensi .

Apa itu faktor resiko ?

 Yang dimaksud dengan faktor resiko adalah keadaan-keadaan yang dapat meningkatkankan potensi seseorang untuk terkena suatu penyakit. faktor resiko kejadian hipertensi bisa kita bagi dua yaitu menjadi faktor resiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah.

Faktor risiko hipertensi yang dapat diubah berupa :

 1) Kebiasaan Merokok

Bagaimana hubungan merokok dan tekanan darah tinggi ?

Hal ini kembali kepada zat-zat kimia beracun dalam rokok seperti nikotin dan karbon monoksida, zat- zat ini dapat memacu pengeluaran hormon yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga muncul peningkatan tekanan darah. Rokok yang dimaksud berlaku kepada seluruh jenis rokok yang ada termasuk rokok linting, kretek, dan tidak menutup kemungkinan rokok elektrik.

2) Kegemukan

Status gizi berlebih pada kegemukan memiliki pengaruh terhadap penumpukan lemak-lemak di pembuluh darah, sehingga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Anda dapat mengukur status gizi anda ketika anda memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Di rumah,  anda dapat mengukur sendiri lingkar perut serta indeks massa tubuh. Lingkar perut optimal diharapkan < 80 cm pada wanita dan < 85 cm pada pria. Sedangkan indeks massa tubuh (IMT) didapat dengan cara mengukur tinggi badan serta berat badan. IMT normal adalah 18.5-24.9 kg/m2

3) Stres

Respon stress dalam tubuh akan menyebabkan peningkatan detak jantung disertai dengan penyempitan pembuluh darah. Stress yang dimaksud merupakan semua tekanan yang membuat pikiran maupun fisik kita bekerja secara berlebih.

4) Faktor Asupan Garam

Garam memiliki kemampuan mengatur keseimbangan air di dalam sistem pembuluh darah.  Konsumsi garam berlebih akan memiliki efek langsung terhadap peningkatan tekanan darah. Hal ini terjadi karena garam memiliki kemampuan menahan air didalam tubuh. Dengan adanya peningkatan cairan didalam tubuh maka tekanan dalam darah juga akan meningkat. Namun hal ini bukan berarti tidak boleh mengkonsumsi garam sama sekali. Konsumsi garam diperbolehkan, namun jumlah yang dianjurkan tidaklah boleh berlebihan.

5) Faktor Tingkat Konsumsi Karbohidrat dan Lemak

Konsumsi lemak dan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan tapi tidak dimbangi aktifitas fisik maupun olah raga yang cukup,  akan menimbulkan resiko terjadinya kerak di pembuluh darah. Normalnya karbohidrat di dalam tubuh akan dicerna untuk menghasilkan energi. Bila energi tidak diperlukan maka karbohidrat disimpan menjadi cadangan makanan berupa lemak. Lemak yang berlebihan akan menumpuk pada dinding pembuluh darah dan membentuk kerak sehingga membuat sempit pembuluh darah dan terjadi peningkatan tekanan darah.

Selanjutnya untuk faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah yaitu :

1. Usia

Semakin tua usia seseorang maka resiko terkena hipertensi menjadi lebih besar, terutama diatas 65 tahun.Hal ini disebabkan seiring berjalannya usia, pembuluh darah mengalami perubahan struktur menjadi lebih kaku sehingga cenderung menyebabkan tekanan yang lebih tinggi pada aliran darah di pembuluh.

2. Jenis kelamin laki-laki

Mengapa resiko pada laki-laki lebih tinggi? Hal ini terkait oleh pengaruh hormonal.

3. Keturunan atau genetik

Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

Tanda dan Gejala Hipertensi

Seperti apa gejala hipertensi? Seringkali hipertensi tidak memiliki gejala yang khas, oleh karena itu hipertensi memiliki julukan "the silent killer" alias pembunuh dalam diam. Namun pada beberapa orang yang mengalami hipertensi sering menunjukan gejala seperti kepala terasa nyeri, terutama di bagian tengkuk, pusing, sering mimisan, telinga berdenging, pandangan kabur. Satu satunya cara untuk meyakinkan bahwa ini merupakan sebuah gejala hipertensi atau bukan adalah dengan memeriksakan tekanan darah menggunakan tensimeter.

Komplikasi Hipertensi

Hipertensi tentu memiliki komplikasi, komplikasi yang sering didapat adalah serangan jantung , gagal jantung, gagal ginjal, hingga stroke, serta kebutaan. Apakah itu semua berbahaya ? tentu. apakah komplikasi bisa diobati ? bisa, namun tidak menjanjikan kesembuhan secara keseluruhan.

Mari kita mengenali komplikasi dari hipertensi ini.

  • Yang pertama adalah serangan jantung. Apa itu serangan jantung? Serangan jantung adalah adanya penyumbatan pada pembuluh darah jantung sehingga aliran darah yang mengantarkan zat-zat makanan ke otot jantung menjadi terhambat dan jantung tidak dapat bekerja. hal ini dapat mengakibatkan kematian dari sel otot jantung.
  • Yang kedua adalah gagal jantung. Kondisi tekanan darah yang tinggi secara terus menerus,  lambat laun akan membuat otot jantung menjadi melar sehingga jantung membesar. Lambat laun akan menyebabkan sesak karena ada banyak penumpukan cairan di paru-paru akibat dari kinerja jantung yang tidak maksimal dalam memompa darah.
  • Yang ketiga adalah gagal ginjal. Tekanan darah yang tinggi lambat laun juga akan merusak pembuluh darah di ginjal sehingga kinerja dari ginjal kita akan memburuk
  • Komplikasi lain yang tak kalah menyeramkan adalah serangan stroke. Serangan stroke memiliki dua jenis yaitu stroke penyumbatan dan stroke perdarahan. Pada penderita darah tinggi yang sering terjadi adalah serangan stroke perdarahan. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah di otak yang pecah akibat tekanan darah yang tinggi terus menerus. Seringkali stroke perdarahan berakibat pada kematian. Sedangkan Stroke penyumbatan terjadi akibat endapan lemak yang lepas dari pembuluh darah dan menyumbat pembuluh otak, gumpalan lemak ini sendiri terbentuk dari faktor resiko konsumsi lemak berlebihan ditambah faktor hipertensi. Yang kemudian terjadi adalah timbul keluhan mulut mencong hingga lumpuh sebelah.
  • Komplikasi lain adalah bisa terjadi kebutaan. Hal ini disebabkan karena tekanan darah yang tingi dapat membuat kerusakan pada pembuluh darah di mata yang cenderung tipis dan ringkih

Penanganan Hipertensi

Bagaimana penanganan pada hipertensi? Penanganan pada hipertensi dilakukan dengan berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu.

  1. Anda akan dianjurkan untuk melakukan modifikasi gaya hidup. Seperti apa modifikasi gaya hidup? perubahan menjadi gaya hidup yang lebih sehat seperti mempebanyak konsumsi buah dan sayuran, menghindari makanan yang asin.
  2. Jika modifikasi gaya hidup tidak menurunkan tekanan darah ke tingkat yang diinginkan, maka penanganan akan dilakukan dengan obat-obatan. Pemilihan jenis obat-obatan didasarkan pada kondisi individual.

Penanganan hipertensi membutuhkan waktu yang lama, bahkan seumur hidup dan harus terus menerus konsisten, hal ini membutuhkan komitmen yang tinggi untuk hasil yang baik. Itulah mengapa dokter anda tidak akan bosan mengingatkan anda untuk terus menaati jadwal minum obat darah tinggi anda, sekali lagi ini untuk kebaikan anda

Pencegahan dan anjuran

Ada pepatah mencegah lebih baik daripada mengobati. Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk mencegah hipertensi .

  1. mengurangi konsumsi garam ataupun makanan asin. Garam dibatasi menjadi kurang dari 5 gram sehari yaitu sekitar 1 sendok teh per harinya. Takaran tersebut tidak serta merta jumlah garam yang ditambahkan ketika di meja makan melainkan seluruh garam yang mengandung di dalam makanan.
  2. Perbanyak sayuran dan buah-buahan. Makanan sayur dan buah-buahan seperti sayur bayam, kangkung, terong,pare dan sebagainya diketahui memiliki banyak serat dan kaya akan vitamin serta mineral. Hal ini baik untuk membantu menjaga tekanan darah tetap normal
  3. Aktif secara fisik dengan berolahraga secara rutin minimal 30 menit sehari dalam 5 hari seminggu.
  4. Berhenti merokok dan hindari  konsumsi alkohol. Memang tidak mudah membatasi rokok. Hal ini dapat dilakukan dengan secara bertahap mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi.
  5. Batasi asupan makanan berlemak seperti santan,dan gorengan. Hal ini untuk kembali menghindari penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh. Alangkah baiknya anda menghindari makanan yang digoreng terutama makanan siap saji, serta makanan yang berupa daging merah seperti sapi, bebek. Sebaliknya perbanyak makanan daging putih seperti ikan, dan dada ayam. Untuk alternatif lainnya anda dapat mengganti makanan yang digoreng dengan yang direbus atau dipanggang.
  6. Hindari makanan tinggi karbohidrat yang berlebih, seperti makanan yang mengandung banyak tepung-tepungan seperti kerupuk, mie. Makanan yang mengandung karbohidrat berlebih dapat memicu tingginya trigliserida dan serta penumpukan lemak.
  7. Hindari stress. Jika anda sulit menghindari faktor stress tersebut cobalah untuk rehat sejenak dan relaksasikan pikiran anda.

Semua anjuran yang sudah dibacakan ini merupakan bagian dari pola hidup sehat. dengan pola hidup yang sehat maka mudah-mudahan terhindari dari hipertensi serta komplikasinya. Pantau kesehatan diri anda dengan mengukur tekanan darah anda di rumah apabila anda memiliki alat tensimeter. Catatlah tekanan darah anda setidaknya saat pagi hari dan malam hari. Serta 3 hari berturut-turut sebelum jadwal anda kontrol ke dokter. Hal terakhir yang perlu diingatkan adalah jangan pernah anda mengubah sendiri dosis serta cara minum obat darah tinggi anda tanpa sepengetahuan dokter anda, bertanyalah terlebih dahulu atau sampaikan keluhan anda terkait program obat darah tinggi anda. Demikian informasi dan anjuran yang dapat kami sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi anda sekalian. Salam jantung sehat!