Pemilihan calon calon pemain untuk memerankan tokoh cerita pada pertunjukan teater disebut

1. Teknik seni peran dapat kamu pahami sebagai suatu cara, metode atau cara untuk mengoptimalkan keterampilan potensi pikir, perasaan, vokal dan tubuhnya dalam membawakan peran atau tokoh dengan totalitas dan penuh kesadaran, sehingga diperoleh manfaat dalam mengingkatkan akting atau seni peran dari suatu tokoh atau peran.

2. Kemampuan calon pemain. Berhati-hatilah dalam menempatkan posisi aktor dan aktris. ...

Kesesuaian postur tubuh, tipe gerak, dan suara yang dimiliki calon pemain dengan tokoh yang akan dimainkan. ...

Kesanggupan calon pemain untuk memerankan tokoh dalam drama.

3. Naskah/Lakon. Naskah adalah rangkaian peristiwa atau kisah yang dibawakan dalam suatu pertunjukan. ...

Pemeran/Pemain/Aktor. ...

Sutradara. ...

Pentas / Panggung. ...

Staf Produksi. ...

Stage Manager. ...

Desainer. ...

Sutradara.

4. bentuk prosenium: penonton menyaksikan aksi aktor melalui sebuah bingkai atau lengkung procenium bentuk arena : penontonnya melingkar atau mengelilingi panggung

5. Teater Modern

Berikut ini ciri-ciri Teater Modern:

Menggunakann bahsa nasional dalam dialognya.Kebanyakan dari dialognya sesuai dengan naskah, namun tetap boleh berimprovisasi.Pertunjukan diselenggarakan dipentas tertutup dengan penggung dan segala properti pendukungnya.Berisi kritik sosil yang ada diera sekarang.Bertujuan untuk hiburan dan mendapatkan apresiasi saja.

Teater Kontemporer

Berikut adalah ciri-ciri dari Teater Kontempoer :

Menggunakan bahasa nasional atau internasional dalam dialognya.Dialognya sebagian dari naskah, sebagian improvisasi.Pertunjukan diselenggarakan dipentas tertutup atau pentas terbuka, tanpa atau dengan panggung.Berisi nilai atau pesan dari sutradara yang ingin disampaikan pada penonton tertargetnya.Merupakan buah pikir atau ide dari sutradara pribadi.

maaf Jika ada yang salah #

Semoga Terbantu #

ActingAktingteater

Casting by Ability

Pemilihan pemeran berdasarkan kecakapan atau kemahiran yang sama atau mendekati peran yang dibawakan. Kecerdasan seseorang memegang peranan penting dalam membawakan peran yang sulit dan dialog panjang. Tokoh utama suatu lakon di samping persyaratan fisik dan psikologis juga dituntut memiliki kecerdasan yang cukup tinggi sehingga daya hafal dan daya tanggap cukup cepat.

Casting to Type

Pemilihan pemeran berdasarkan kecocokan fisik si pemain. Tokoh tua diperankan oleh orang tua, tokoh pedagang diperankan oleh orang yang berjiwa dagang, dan seterusnya.

Antitype Casting

Pemilihan pemeran bertentangan dengan watak dan ciri fisik yang diperankan. Teknik ini sering disebut educational casting. Maksudnya, mendidik seseorang memerankan watak dan tokoh yang berlawanban dengan wataknya sendiri dan ciri fisiknya sendiri.

Casting to Emotional Temperament

Pemilihan pemeran berdasarkan observasi kehidupan pribadi calon pemeran. Mereka yang mempunyai banyak kecocokan dengan peran yang dibawakan dalam hal emosi dan temperamennya, akan terpilih memerankan tokoh itu. Pengalaman masa lalu dalam hal emosi akan memudahkan pemeran tersebut dalam menghayati dan menampilkan dirinya sesuai dengan tuntutan cerita. Temperamen yang cocok juga akan membantu proses penghayatan diri peran yang dibawakan.

Therapeutic Casting

Pemilihan pemeran dengan maksud untuk penyembuhan terhadap ketidakseimbangan psikologis dalam diri seseorang. Biasanya watak dan temperamen pemeran bertentangan dengan tokoh yang diperankan. Misalnya, orang yang selalu ragu-ragu harus berperan sebagai orang yang tegas, cepat memutuskan sesuatu. Seorang yang curang memerankan tokoh yang jujur atau penjahat berperan sebagai polisi. Jika kelainan jiwa cukup serius, bimbingan khusus sutradara akan membantu proses therapeutic itu.

Pemilihan calon calon pemain untuk memerankan tokoh cerita pada pertunjukan teater disebut
Pemilihan calon calon pemain untuk memerankan tokoh cerita pada pertunjukan teater disebut
Pemilihan calon calon pemain untuk memerankan tokoh cerita pada pertunjukan teater disebut

Copyright © 2021 Bintang Makmur

tirto.id - Seni teater disebut juga seni pertunjukan yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam sebuah cerita pergulatan tentang kehidupan manusia.

Teater sendiri berasal dari bahasa Yunani, theatron yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya, kata teater memiliki arti yang lebih luas dan diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukan di depan orang banyak.

Seni teater bisa diartikan segala keseluruhan yang mencakup gedung, pekerja (pemain dan kru panggung), sekaligus kegiatannya (isi pementasan atau peristiwanya).

Ada juga pihak yang mengartikan seni teater sebagai semua jenis dan bentuk tontonan, baik di panggung maupun arena terbuka.

Peristiwa tontonan mencakup tiga kekuatan, yaitu pekerja, tempat, dan komunitas penikmat atau penonton, serta terdiri dari tiga unsur, yaitu kebersamaan, saat, dan tempat, sehingga peristiwa itu disebut sebagai teater.

Mengutip modul Seni Budaya Kelas VIII (2016), pada pelaksanaannya, seni teater memang selalu membutuhkan banyak orang. Teater dikenal sebagai seni kolektif, satu dengan yang lain saling membutuhkan.

Unsur-Unsur Seni Teater

Mengutip modul Penerapan Teater (2017), unsur-unsur di dalam seni teater ada dua yaitu dari dalam dan dari luar. Akan tetapi, unsur inti dari teater yaitu:

1. Naskah atau Skenario

Naskah berisi dialog atau kisah yang akan dipentaskan dan yang akan diperankan oleh seseorang, untuk kemudian dipentaskan. Dari naskah seorang sutradara dapat menentukan kondisi dalam cerita, setting tempat, karakter tokoh, kostum, dan tata pentas.

2. Pemain

Pemain adalah seseorang yang memainkan peran seorang tokoh yang terdapat dalam naskah. Pemain merupakan unsur yang sangat penting dalam pementasan.

Ada tiga jenis pemain yaitu, peran utama, peran pembantu dan peran figuran. Namun ketiga pemain ini sama-sama memiliki arti penting dan juga menentukan sukses dan tidaknya sebuah pementasan.

3. Sutradara

Sutradara adalah orang yang memimpin atau mengatur pembuatan atau pementasan teater.

Sutradara menjadi otak dari jalannya cerita, sekaligus tempat bertanya semua anggota yang terlibat dalam pembuatan teater tersebut, misalnya mengarahkan para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-lain.

4. Pentas

Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkaitan dengan pentas.

5. Properti

Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.

6. Penataan

Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:

  1. Tata rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih sesuai dengan karakter yang akan diperankan.
  2. Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda dengan pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga.
  3. Tata lampu adalah pencahayaan dipanggung.
  4. Tata suara adalah pengaturan pengeras suara.

Fungsi Seni Teater

Peranan seni teater telah mengalami pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi. Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan, namun juga sebagai sarana pendidikan.

Sebagai seni, teater tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat sebagai hiburan semata, namun juga berperan dalam nilai afektif masyarakat.

Adapun beberapa fungsi seni teater, di antaranya meliputi:

1. Teater sebagai Sarana Upacara

Teater yang berfungsi untuk kepentingan upacara tidak membutuhkan penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri. Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater tradisional.

2. Teater sebagai Media Ekspresi

Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.

3. Teater sebagai Media Hiburan

Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal. Sehingga harapannya penonton akan terhibur dengan pertunjukan yang digelar.

4. Teater sebagai Media Pendidikan

Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual, melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis.

Jika suatu teater dipentaskan diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton.

Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.

Baca juga:

  • Apa Itu Seni Teater: Pengertian, Jenis dan Aspeknya
  • Pengertian Drama Musikal Sebagai Seni Teater: Unsur & Ciri-cirinya
  • Bagaimana Langkah-Langkah Membentuk Tim Pementasan Teater Modern?

Baca juga artikel terkait SENI TEATER atau tulisan menarik lainnya Maria Ulfa
(tirto.id - ulf/ulf)


Penulis: Maria Ulfa
Editor: Addi M Idhom

Subscribe for updates Unsubscribe from updates